You are on page 1of 38

Tulisan yang ringkas bertenaga.

Sebuah
kalimat seyogyanya tidak berisi kata-kata
yang tidak diperlukan, sebuah paragraf tidak
berisi kalimat yang tidak diperlukan, seperti
halnya lukisan tidak ada garis-garis yang
tidak diperlukan, dan sebuah mesin tanpa
bagian yang tidak diperlukan.

--- William Strunk Jr, The Elements of Style


(1918)
REDUNDANCY
 Tautologi
 Pleonasme
 Prolixity
 Repetisi
 Sirkumlokusi (Circumlocution)
REDUNDACY
 Redundancy ialah penggunaan kata-kata
lebih banyak daripada yang diperlukan
untuk menyatakan satu pikiran atau
gagasan. Bila kata yang tidak diperlukan
itu ditiadakan, arti kalimat tidak berubah.
Tautologi
 Berasal dari bahasa Latin tautologia.
 Frasa yang mengulang suatu makna atau
gagasan dengan kata berbeda. Jika kata yang
merupakan pengulangan arti itu dihilangkan, arti
frasa atau kalimat tidak berubah. Contoh:
”cukup memadai” , ”bonus tambahan ekstra” ,
”sejarah masa lalu” , ”globe bundar”.
 Pengulangan kata yang sama atau
menggunakan sinonim kata yang diulang.
Contoh lain tautologi:
 Buket bunga
 Variasi berbeda
 Persyaratan yang diminta
 Hadiah cuma-cuma
 Konsensus pendapat
 Memanjat naik
 Awal mula
 Gunung Fujiyama
 Gurun Gobi
 Gurun Sahara
 Pegunungan Sierra Nevada
 Mesin ATM
 Nomor PIN
 Virus HIV
Pleonasme

Frasa atau kalimat yang mengandung kata-kata yang


berlebihan atau kata yang tidak diperlukan. Bila kata
yang berlebihan itu dihilangkan, artinya tetap utuh.

Contoh:
 Darah yang merah itu melumuri seluruh tubuhnya.
 Darah melumuri seluruh tubuhnya.
 Saya tahu bahwa kamu datang.
 Saya tahu kamu datang.
 Kata bahwa sifatnya pilihan: boleh dipakai, boleh
dihilangkan.
Contoh Lain Pleonasme
 Pemikir lain barangkali hanya memikirkan
soal kebangsaan saja.
 Pemikir lain barangkali memikirkan soal
kebangsaan saja.
 Pemikir lain barangkali hanya memikirkan
soal kebangsaan.
Pleonasme sebagai Gaya Bahasa
Pleonasme sebagai gaya bahasa untuk
memberikan efek atau penekanan khusus.
 Saya telah mendengar hal itu dengan
telinga saya sendiri.
 Saya telah melihat kejadian itu dengan
mata kepala saya sendiri.
Prolixity
 Berasal dari bahasa Latin: prolixus, artinya
bersebambangan (kelihatan luas
membentang). Bahasa Inggris extended)
 Frasa atau kalimat yang memiliki atau
mendapat tambahan kata tidak relevan
atau tidak logis atau tidak mempunyai
makna apa-apa.
Prolixity dapat berbentuk:
 Deskripsi berlebihan
 Pernyataan yang sudah sangat jelas
 Penggunaan metafora yang berlebihan
 Frasa panjang
Deskripsi berlebihan
 Anggur (wine) dideskripsikan secara berlebihan
dengan frasa: minuman dewa yang sangat lezat
("a nectarian beverage")
 Hari sudah gelap dan malam menggempur;
hujan turun dengan derasnya—hanya sesekali
reda, ketika dihalangi oleh angin kencang yang
menyapu jalanan—mengguntak seluruh atap
rumah, dan mengguncang dengan galaknya
nyala api kecil sebuah lampu yang berjuang
melawan kegelapan.
Simile dan metafora berlebihan

 Jika digunakan secara pantas, simile dan


metafora dapat menambah komunikasi
lebih hidup. Tapi, jika penggunaannya
berlebihan, bisa membosankan.
 Bibirmu bagai delima merekah, gigimu
seperti biji timun, rambutmu laksana
mayang terurai
Pernyataan yang sudah sangat jelas

Ia tersenyum dengan bibirnya.

Saat subuh pagi itu, ia menunaikan salat.


Saat senja sore harinya, ia pergi ke masjid
untuk salat magrib.
Frasa panjang
 Dengan penuh rasa tanggung jawab yang
tak yang bisa dibelokkan, ia melaksanakan
perintah ibunya membersihkan kamar.
Sirkumlokusi (Circumlocution)

 Penggunaan kata yang terlalu banyak untuk suatu


maksud sehingga gagasan yang disampaikan menjadi
kabur.

 Definisi keliling, termasuk sirkumlokusi, yaitu definisi


yang mengulang kata yang dibatasi atau mengulang
gagasan yang sama, yaitu sinonimnya, dalam
definiensnya.
 Contoh:
 Psikolog adalah seorang yang memiliki profesi dalam
bidang psikologi.
Contoh lain sirkumlokusi:
 Sesudah menjelang tahap terakhir
pertandingan itu, terjadilah keributan
antara dua kesebelasan.
Perbaikan:
 Menjelang akhir pertandingan, terjadilah
keributan antara dua kesebelasan.
 Hak interpelasi adalah hak di mana untuk
mengajukan hak ini sekurang-kurangnya 30
anggota dewan ini yang tidak hanya terdiri dari
satu fraksi dapat mengajukan usul kepada DPR
untuk mengajukan hak ini kepada Presiden
tentang suatu kebijaksanaan pemerintah.

Perbaikan:
 Hak interpelasi adalah hak DPR untuk
mengajukan suatu pertanyaan mengenai
kebijaksanaan pemerintah kepada presiden.
Usul interpelasi sekurang-kurangnya diajukan
oleh 30 anggota dewan dari satu fraksi atau
lebih.
 Tolong sambungkan telepon Anda dan telepon saya dengan
nomor....
Perbaikan:
 Hubungi saya melalui nomor ....
 Telepon saya melalui nomor....

 Itu selalu menjadi masalah baginya bahwa pada saat musim


kemarau tiba pada setiap tahunnya ia merindukan kota di mana ia
dilahirkan.
Perbaikan:
 Setiap kemarau tiba, ia rindu kota kelahirannya.

 Kakaknya, yang adalah seorang mahasiswa di sekolah hukum, suka


membawa topik kontroversial yang setiap orang memiliki pendapat
berbeda tentang hal itu.
Perbaikan:
 Kakaknya, mahasiswa hukum, suka membawa topik kontroversial.
Repetisi

 Repetisi adalah perulangan bunyi, suku


kata, kata atau bagian kalimat.

 Repetisi yang tidak diperlukan


 Repetisi yang diperlukan
Contoh repetisi yang tidak perlu
 Ia adalah seorang pelajar yang
mempelajari bidangnya dengan tekun.
 Mereka melakukan perombakan-
perombakan untuk merombak peraturan-
peraturan yang lama.
 Persoalan-persoalan yang penting yang
perlu dibahas adalah persoalan SARA,
yaitu persoalan yang penting diperhatikan
oleh seluruh anggota masyarakat.
Repetisi yang efektif
 Repetisi kadang diperlukan untuk memberi
tekanan dalam sebuah konteks yang
sesuai. Seorang orator mungkin sengaja
mengulang kata, frasa, atau bagian
kalimat yang dianggap penting untuk
memberi efek khusus.
 Repetisi sebagai gaya bahasa
Repetisi berdasarkan gagasan yang
ditampilkan secara simetris:
 Paralel
 Alternatif
 Kontras
Paralel
 Kita tidak dapat mempersembahkan,
kita tidak dapat menasbihkan,
kita tidak dapat menyucikan tanah ini.
(Abraham Lincoln dalam Gettysburg Address )
Alternatif
 Beri aku kemerdekaan, atau beri aku
kematian.
(Give me liberty, or give me death. –Patrick Henry).
Kontras
 Jangan tanyakan apa yang bisa dilakukan
negara untukmu, tapi tanyakan apa yang
bisa kamu lakukan untuk negerimu.
(Ask not what your country can do for you, but ask what you can do
for your country. John F. Kennedy )
Repetisi berdasarkan letak kata
yang diulang dalam baris, klausa,
atau kalimat

(lihat Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, hal. 127-128)


Epizeuksis
 Repetisi yang bersifat langsung, artinya
kata yang dipentingkan diulang beberapa
kali berturut-turut. Contoh:
Kita harus bekerja, bekerja, sekali lagi
bekerja keras untuk memulihkan
kerusakan akibat gempa.
Tautotes
Repetisi atas sebuah kata berulang-ulang
dalam sebuah konstruksi.
Contoh:
Aku mencintai kamu. Kamu mencintai aku.
Aku dan kamu saling mencintai.
Anafora
Repetisi yang berwujud perulangan kata
pertama pada tiap baris atau kalimat
berikutnya.
Contoh:
 Berdosakah jika aku mencintaimu?
Berdosakah jika aku menyayangimu?
Berdosakah jika aku menikahimu?
Epistrofa
 Repetisi yang berwujud perulangan kata atau
frasa pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh:
 Cincin emas permata yang kuberikan kepadamu
adalah bukti cintaku kepadamu.
 Rumah di Pondok Indah yang kubelikan
untukmu adalah bukti cintaku kepadamu.
 Uang di sampul merah yang kutitipkan
kepadamu adalah bukti cintaku kepadamu.
Simploke
Repetisi pada awal dan akhir beberapa
baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh:
Kamu bilang aku manis. Aku diam saja.
Kamu bilang aku cantik. Aku diam saja.
Kamu bilang aku ayu. Aku diam saja.
Kacian deh lo!
Mesodiploses
Repetisi di tengah-tengah baris atau
beberapa kalimat berurutan.
Contoh:
Pegawai kecil jangan mencuri kertas.
Pejabat jangan mencuri harta negara.
Pengusaha jangan mencuri keringat buruh.
Epanalepsis
Pengulangan yang berwujud kata terakhir
dari baris, klausa atau kalimat, mengulang
kata pertama.
Contoh:
Kita berjuang demi tanah air kita.
Kita berkorban untuk negara kita.
Anadiplosis
 Kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau
kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari
klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh:
dalam laut ada tiram, dalam tiram ada mutiara
dalam mutiara: ah tak ada apa
dalam baju ada aku, dalam aku ada hati
dalam hati: ah tak apa jua yang ada
Repetisi Bunyi

 Aliterasi: perulangan bunyi konsonan


Debar jantungku, denyut nadiku, desah
napasku menggelora bila dekat
denganmu, oh, Deborah.
 Asonansi: perulangan bunyi vokal
Kutahu apa yang kau mau.
Ini muka penuh luka siapa punya.
Latihan membuat repetisi yang
efektif.

 Rumah dan jalanan kita tidak aman dari


ancaman perampok, pemerkosa,
pembunuh. Penjara dan keadilan sebuah
lelucon. Penjahat menertawakan hukum,
pengadilan, masyarakat. Kejahatan lepas
kendali dan penjahat mengendalikan kita.
 Rumah dan jalanan kita tidak aman dari
ancaman perampok, rumah dan jalanan
kita tidak aman dari ancaman pemerkosa,
rumah dan jalanan kita tidak aman dari
ancaman pembunuh.
 Rumah kita tidak aman dari ancaman
perampok, jalanan kita tidak aman dari
ancaman pemerkosa dan pembunuh.
Penjara sebuah lelucon, keadilan sebuah
lelucon. Penjahat menertawakan hukum,
menertawakan pengadilan, menertawakan
masyarakat. Kita tidak bisa mengendalikan
kejahatan, tapi kejahatan mengendalikan
kita.

You might also like