You are on page 1of 18

ACARA 1

Simulasi Pengenalan
Beberapa Unsur Interpretasi
Aturan Kegiatan Praktikum

 Keterlambatan
• Maksimal keterlambatan
• Pre-test dapat diberikan sesuai dengan sisa waktu yang ada akibat keterlambatan
• Praktikan tidak mendapatkan nilai pre-test jika terlambat lebih dari waktu yang
ditentukan
 Inhal
• Maksimal inhal
• Alasan inhal yang diperbolehkan dan yang tidak diperbolehkan
 Nilai
• Copy paste, Sitasi Karya Ilmiah, Buku, dsb
• Protes nilai
 Aturan lain yang belum ada akan dibuat sambil berjalannya praktikum
Format Penulisan dan Penilaian Laporan
Praktikum
1. Judul (0)
2. Tujuan (5)
3. Tinjauan Pustaka (15)
4. Cara Kerja (Diagram Alir) (10)
5. Hasil Praktikum (25)
6. Pembahasan (35)
7. Kesimpulan (7)
8. Daftar Pustaka (3)
Buku Referensi
 Sutanto. 1995. Penginderaan Jauh Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, Jurusan
Kartografi dan Penginderaan Jauh

 Sutanto. 2013 . Metode Penelitian Penginderaan Jauh. Yogyakarta: Universitas Gadjah


Mada, Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh

 Lillesand, T. M. & Kiefer, R. W. 1990. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra (Dialih-
bahasakan oleh Prof. Dr. Sutanto). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

 Campbell, J.B. & Wynne, R. H. 2001. Introduction to Remote Sensing, 5th Edt. New
York: The Guildford Press

 Dan buku-buku lainnya tentang Penginderaan Jauh Dasar


Pengenalan Penginderaan Jauh
 Penginderaan jauh merupakan aktivitas penyadapan informasi tentang
objek atau gejala di permukaan bumi (atau dekat permukaan bumi) tanpa
melalui kontak langsung. (Sutanto, 1995)

 Media yang digunakan untuk memperoleh informasi tanpa kontak


langsung dengan Citra (image atau gambaran)

 Citra dapat diperoleh dengan perekaman fotografis (menghasilkan Foto


udara) dan citra non foto (Citra digital)
Foto Udara Parangendog tahun 2012, Asisten PJ fotografi
Citra Digital,
Citra SPOT 4 Komposit 432
sebagian Pulau Lombok
tahun 2012,
LAPAN
Kunci Interpretasi
 Perolehan informasi objek dapat dilakukan dengan interpretasi citra, yang
didalamnya terdapat unsur-unsur interpretasi yang disebut kunci interpretasi.
Menurut Lillesand and Kiefer, (1998) terdapat 7 kunci interpretasi, namun
pada Sutanto, (2013) ditambahkan menjadi 9 pada kunci interpretasi citra,
dan merupakan acuan yang dipegang untuk interpretasi data penginderaan
jauh hingga saat ini.

 Kunci interpretasi meliputi Rona, Warna, Bentuk, Ukuran, Pola, Bayangan,


Tekstur, Situs, Asosiasi.
9 Kunci Interpretasi
 Rona

Rona mengacu pada derajat kecerahan relatif objek pada citra, biasanya dinyatakan dalam
keabuan (grey scale). Derajat keabuan tersebut misalnya Sangat gelap, Gelap, Agak gelap, Cerah,
dan Sangat Cerah.

 Warna

Warna mengacu pada wujud yang tampak oleh mata, yang dihasilkan oleh pentulan panjang
gelombang sinar rata-rata. Warna memiliki intensitas dan tingat kejenuhan (saturasi). Penyebutanya
masih terkombinasi dengan rona: misalnya merah, biru, coklat-kekuningan, biru kehijauan agak
gelap
9 Kunci Interpretasi
 Bentuk

Unsur interpretasi ini


mengacu ke bentuk secara
umum, konfigurasi, garis besar
wujud objek secara individual.
Bentuk beberapa objek tersebut
sangat khas dan dapat dikenali
langsung. Interpretasi bentuk
semata-mata dilihat dari unsur
bentuknya saja.
9 Kunci Interpretasi

 Ukuran
Ukuran objek pada foto juga
harus dipertimbangkan dalam
konteks skala yang ada. Penyebutan
ukuran juga tidak selalu dapat
dilakukan untuk semua jenis objek.
9 Kunci Interpretasi
 Pola

Pola biasanya terkait dengan adanya


pengulangan bentuk umum dari satu atau
beberapa kelompok objek dalam ruang.
Istilah-istilah yang digunakan untuk
menyatakan pola misalnya adalah teratur,
kurang tertatur, atau dengan istilah yang
berbeda, yaitu melingkar, terputus-putus,
konsentris,dan tidak jelas. Pola
menunjukkan hubungan spasial/susunan
keruangan antar objek.
9 Kunci Interpretasi
 Bayangan

Bayangan merupakan kunci yang


juga penting bagi interpreter. Bayangan
mampu menegaskan bentuk objek pada
citra, karena outline objek menjadi
lebih tajam/jelas, Begitu pula pada
kesan ketinggian.
9 Kunci Interpretasi
 Tekstur

Tekstur pada citra merupakan ukuran frekuensi perubahan rona pada gambar
objek. Tekstur dapat dihasilkan oleh pengelompokan satuan kenampakan yang terlalu
kecil. Kesan tekstur juga bersifat relatif, seperti misalnya penglihatan pada dedaunan
pada pohon dan bayangannya. Sifat relatif tekstur juga bergantung pada skala. Pada
skala besar suatu objek akan terlihat lebih kasar, sedangkan pada skala kecil suatu
objek akan terlihat lebih halus

Kasar Agak Kasar Halus


9 Kunci Interpretasi
 Situs

Situs merupakan letak yang menunjukkan frekuensi perubahan. Situs


menjelaskan tentang lokasi relatif objek terhadap lingkungannya.

 Asosiasi

Asosiasi, merupakan unsur yang memperhatikan keterkaitan antara suatu


objek dengan objek atau fenomena dengan fenomena lain. Misalnya dapat
bangunan lebih besar dari rumah memiliki halaman terbuka, di tepi tiang
bendera maka bangunan tersebut dapat ditafsirkan sebagai kantor pemerintahan
Tips Mengenali Objek

 Dalam mengenali objek, tidak semua unsur perlu digunakan secara


bersama-sama, hanya beberapa unsur interpretasi saja yang digunakan
sesuai dengan pengamatan visual terhadap suatu objek

 Pada data penginderaan jauh yang memiliki skala besar, biasanya unsur
interpretasi yang digunakan lebih banyak daripada data penginderaan
jauh yang memiliki skala kecil
Kegiatan Praktikum

 Pengamatan rona dan warna


1. Presentase tingkat kecerahan
2. Presentase warna RGB

 Pengamatan tekstur
1. Mendefinisikan tingkat kekasaran tekstur

 Pengamatan pola
1. Pengamatan contoh definisi pola dengan memperhatikan tingkat keteraturan, bentuk, arah, serta
jarak antar komponen penyusun pola

 Pengamatan kombinasi rona, warna, tekstur, dan pola


Terimakasih atas perhatiannya,
semoga dimudahkan kerjaannya,
senang bertemu dengan dedek 

You might also like