You are on page 1of 28

Blount Disease

Oleh :
Madrikayanti Anugrah Salfi Putri

Pembimbing :
dr. Andarias Tambolong, Sp.Rad

Kepaniteraan Klinik Radiologi


Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia
RSUD KOTA MAKASSAR
2016
Pendahuluan
Blount disease merupakan penyebab utama
genu varum patologis pada anak. Blount disease
pertama kali dideskripsikan oleh Erlacher dan
McCurdy pada tahun 1922. Kemudian, pada tahun
1935, Blount mengidentifikasi tanda klinis, radiologis,
dan patologis penyakit ini dalam literatur, yang
selanjutnya diberi nama Blount disease. Blount
disease diduga terjadi akibat kombinasi antara
kompresi yang berlebihan dan pembentukan tulang
endokondral yang terganggu.
Definisi
Blount disease adalah suatu kondisi
perkembangan, yang ditandai dengan gangguan
osifikasi endokondral pada bagian medial fisis
(lempeng epifisis) tibia proksimal sehingga
mengakibatkan deformitas multiplanar dari
ekstremitas bawah.
Epidemiologi
 Blount disease relatif jarang terjadi di dunia,
namun umum terjadi di Jamaika, Pulau Indian
Barat, dan Trinidad. Blount disease juga umum
dijumpai pada Negara Skandinavia, Finlandia,
dan Norwegia.
 Blount disease lebih sering terjadi pada anak
perempuan dibandingkan laki-laki, dengan
predisposisi pada anak berkulit hitam, obesitas,
dan anak-anak keturunan Skandinavian
Etiologi
 Saat ini, etiologi dari Blount disease masih belum
diketahui dan mungkin multifaktorial. Faktor
genetik, humoral, biomekanik, dan lingkungan
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
fisis.
Klasifikasi
Secara klinis, Blount disease diklasifikasikan
berdasarkan onset terjadinya deformitas menjadi:
 Onset awal atau infantile type (onset pada usia <4
tahun)
 Onset lanjut, dibagi menjadi dua, yaitu:
 Juvenile type (onset pada usia 4-10 tahun)
 Adolescence type (onset pada usia >10 tahun)
Patogenesis
Obesitas

Kompresi
berlebihan

Gangguan struktur
& fungsi kondrosit

Menghambat
osififkasi dari epifisis

Blount Disease
Manifestasi klinis
Manifestasi klinis Blount disease berbeda
tergantung kepada onset. Pada onset awal (infantile
type), anak mulai berjalan, biasanya pada usia 9-10
bulan. Pasien biasanya tidak mengeluhkan adanya
nyeri.
Berbeda dengan Blount disease onset awal,
pasien dengan Blount disease onset lanjut biasanya
mengeluhkan nyeri pada sisi medial lutut.
Diagnosis

Anamnesis

Pemriksaan
Fisik

Pemeriksaan
Penunjang
Author: Jugesh Cheema, MD; Chief Editor: Felix S Chew, MD, MBA, MEd more...

Updated: Nov 04, 2015

Overview

Pemeriksaan Penunjang
Blount disease (also known as infantile tibia vara) is characterized by bowing
(unilateral or bilateral) and length discrepancy in the lower limbs (see image
below). Approximately 80% of infantile cases and 50% of late-onset cases are
bilateral. A nontender bony protuberance can be palpated along the medial aspect
 Foto Radiologi
of the proximal tibia, representing the deformed medial tibial metaphysis.

Infantile Blount disease. Radiograph in a 21-month-old boy shows bilateral bowing with definitive
medial tibial beaking on the left. On the right, the appearance is consistent with physiologic
bowing or early Blount disease. Follow-up radiographs were required.

Erlacher reported the first case of tibia vara in 1922.[1] In 1937, Blount reported 13
more cases and reviewed all of the 15 cases that were reported in the literature up
Bilateral blount disease. Radiologi pada anak perempuan berumur
2,5 tahun. Menunjukkan deformitas beaking medial yang memiliki
sudut metaphyseal-diaphyseal kiri 24° dan kanan 14°
Anteroposterior (AP) radiograf
dari lutut menunjukkan depresi
dataran medial dan beaking
metaphyseal menonjol
(Langenskiöld tahap II-III) khas
genu varum infantil tanpa
memandang usia presentasi.
Klasifikasi Langenskiold
Langenskiold mendeskripsikan 6 stadium radiografis
perubahan epifisis dan metafisis tibia proksimal pada anak dengan
Blount disease onset awal:

 Stadium I : terjadi osifikasi metafisis ireguler disertai dengan


protrusi dari metafisis medial.

 Stadium II, III, IV : terjadi progresi dari depresi ringan dari


metafisis medial menjadi depresi berat (step-off).

 Stadium V: depresi pada sisi medial dari tibia proksimal menjadi


lebih tajam dan terbentuk cleft yang memisahkan kondilus
medialis dan lateralis dari tibia.

 Stadium VI: terbentuk bony bridge yang melewati lempeng


pertumbuhan.
 Ct- Scan

Ct-scan dari lutut yang


menunjukkan telah
terjadi progresi dari
depresi ringan dari
metafisis medial
menjadi depresi berat
(Langenskiold stadium
2-3)
 MRI

Adolescent blount disease pada


anak laki-laki berumur 11
tahun. Blount disease telah
mempengaruhi seluruh growth
plate pada tibia dan bagian
lateral distal femur.
Scintigraphy
Diagnosis
 Genu Varum Fisiologis
Self-limited. Ditandai dengan
kelengkungan yang ringan dari
femur dan tibia yang pada umumnya
membaik pada usia 18-24 bulan.
 Genu varum kongenital
angulasi dapat terjadi
pada bagian tengah tibia
dengan femur distal dan
tibia proksimal tampak
normal.
 Akondroplasia
dwarfisme/kekerdilan yang
disebabkan oleh gangguan osifikasi
endokondral akibat mutasi gen
FGFR 3 pada lengan pendek
kromosom 4p16.
 Riketsia atau rakitis adalah
penyakit tulang dengan
manifestasi gangguan
pertumbuhan pada anak-anak
dan remaja. Disebabkan oleh
kegagalan deposisi kalsium pada
osteoid.
 Deformitas traumatik. Adanya riwayat trauma
yang mencederai lempeng pertumbuhan dari tibia
proksimal.
Penatalaksanaan
 Pengobatan non operatif
Pada anak yang berumur
lebih dari 2 tahun pengobatan
orthotic digunakan ketika
deformitas meningkat/ jika anak
tersebut memiliki sudut
tibiofemoral lebih besar dari 15 °,
sudut metaphyseal-diaphyseal lebih
besar dari 11 °,dan metaphyseal-
epifisis sudut 25-30 °.
 Pengobatan operatif
Osteotomi adalah
operasi bedah dimana
tulang dipotong untuk
memperpendek,
memperpanjang, atau
mengubah keselarasannya.
Prognosis
 Bergantung pada usia pasien dan keparahan
deformitas pada saat intervensi.
Terima Kasih

You might also like