You are on page 1of 33

PENGENDALIAN KUALITAS

- pertemuan 05 -

Anom Yudistira
E-mail: anom1392@lecturer.binus.ac.id
Pengantar Bagan Kendali
Variabel dan Atribut
 Bagan Kendali Variabel: digunakan bila
karakteristik kualitas dapat diukur dan
dinyatakan dalam angka
 Panjang, Berat, Volume, Suhu, Waktu
 Contoh Bagan Kendali Variabel
 X dan R
 X dan S
 Delta
 X dan Moving Range
Pengantar Bagan Kendali
Variabel dan Atribut (sambungan)

 Bagan Kendali Atribut: digunakan untuk


karakteristik produk yang dievaluasi dengan
ukuran diskret (lolos/gagal, ya/tidak, baik/buruk,
jumlah cacat)
 Contoh Bagan Kendali Atribut
 Bagan p
 Bagan np
 Bagan c
 Bagan u
Variabel vs. Atribut
 Bagan Kendali Variabel memiliki
keterbatasan-keterbatasan
 Karakteristik kualitas harus dapat diukur dalam
bentuk angka
 Bisa jadi tidak praktis dan tidak ekonomis
 Misal, perusahaan manuf. Harus mengukur
100.000 dimensi kualitas
 Bagan Kendali Atribut
 Secara umum lebih murah dalam hal pengumpulan
datanya
 Dapat mem-plot beberapa karakteristik dalam satu
bagan
 Tetapi, ada informasi yang hilang vs. variabel
Bagan Kendali?

“Tidak ada sesuatu apapun dalam dunia nyata


yang sifatnya serbasama atau tetap/konstan.
Walaupun semua itu dihasilkan oleh suatu
sistem yang sifatnya konstan/sama. Hasil
dari sistem ini selalu bervariasi/berragam.
Keragamannya ada yang lebar atau ada pula
yang sempit. Walaupun bervariasi, sesuatu
itu biasanya stabil. Mengapa menggunakan
istilah konstan dan stabil untuk suatu sistem
yang memproduksi hasil yang bervariasi?“
Bagan Kendali?
“…Karena dalam persentase yang sama sesuatu
hasil yang bervariasi tersebut akan jatuh di-
antara sepasang nilai batas, demikian sete-
rusnya berlanjut dari jam ke jam, hari ke hari
sepanjang sistem tersebut terus bekerja.
Sesuatu hasil ini dikatakan menyebar/ber-
distribusi konstan atau stabil. Suatu proses
manufaktur dapat dipandang sebagai sistem
penyebab, yang menghasilkan sesuatu yang
bersifat stabil, maka dikatakanlah ia terken-
dali secara statistik. Bagan Kendali akan
memperlihatkan pada anda apakah suatu
proses tersebut terkendali…”
Konsep Bagan Kendali

 Bagan Kendali didasari atas suatu


sebaran. Bagan X-bar dilandasi atas
sebaran normal.
 Seandainya suatu sebaran normal
merujuk pada suatu populasi dan
sebaran sampling yang mengandung
sederetan sampel-sampel acak yang
berasal dari populasi tersebut, maka
digambarkanlah sebagai berikut …
Sebaran Normal

 = Simpangan baku
Sebaran Sampling dan
Sebaran Populasi
Sebaran rata-rata
sampel

Sebaran
Populasi

Rata-rata (mean) sebaran sampling dan sebaran populasi


adalah sama. Simpangan baku sebaran sampling lebih kecil
daripada simpangan baku sebaran populasinya.
Sebaran Sampling vs. Populasi

 Hubungan antara simpangan baku


sebaran sampling dan sebaran populasi
dinyatakan oleh rumus berikut:

X
X 
n

 Yang mana n adalah banyaknya


pengamatan pada setiap sampel yang
diambil dari populasi tersebut
Sebaran Sampling vs. Populasi

 Teorema Limit Pusat menyatakan bahwa


sebaran rata-rata sampel akan mendekati
(approximately) normal, walaupun sebaran
populasi asalnya tidak menyebar normal
(semakin tak normal sebaran suatu popu-
lasi, maka semakin besar ukuran sampel
yang diperlukan agar teorema ini terpe-
nuhi).

Dalam SPC, sebaran populasi disebut juga


dengan sebaran proses
Bagan Kendali X-bar

Bagan Kendali X-bar merupakan sebaran sampling.


Center Line merupakan rata-ratanya, (UCL) Upper Control
Limit/Batas Kendali Atas adalah +3 simpangan bakunya
dan (LCL) Lower Control Limit/Batas Kendali Bawah
adalah –3 simpangan bakunya
Bagan Kendali X-bar

Bilamana hanya keragaman acak (common cause var.)


saja yang muncul, maka sekitar 99,7% saja rata-
rata sampel dari sampel-sampel yang diambil akan
jatuh diantara UCL dan LCL.
Bagan Kendali X-bar

Keragaman karena sebab-sebab khusus (assignable


cause var.) ditunjukkan dengan adanya pergeseran
nilai rata-ratanya. Keragaman karena sebab-sebab
khusus juga dapat menyebabkan perubahan nilai
dispersi atau bentuk distribusinya
Terkendali vs. Tak
Terkendali
 Suatu Proses dikatakan terkendali (in
control) jika hanya keragaman
acak/sebab-sebab umum (common
cause var.) yang muncul
 Suatu Proses dikatakan tak terkendali
(out-of-control) jika keragaman
karena sebab-sebab khusus
(assignable cause var.) yang muncul
Kapan Suatu Proses
dikatakan Tak Terkendali?
• Ada satu titik terletak di luar batas kendali (UCL atau LCL)

• Ada 8 titik berturut-turut pada satu sisi, di atas atau di bawah CL


Kapan Suatu Proses
dikatakan Tak Terkendali?
• Ada 8 titik berturutan dengan trend meningkat (atau menurun)

• Titik-titik secara bergantian menyusur sekitar CL


Peluang “Error” atas reaksi
sinyal pada Bagan Kendali
Salah janis 1 : adalah peluang sebuah proses sebenarnya
terkendali, tetapi sinyal tak terkendali muncul

Jika menggunakan batas 3 sigma, peluang


bahwa sinyal seperti ini tidak benar adalah
0,0027
Batas Kendali dan “Error”
Salah jenis 2 : Peluang suatu proses sebenarnya tak
terkendali, tetapi bagan kendali tidak memberikan sinyalnya.
Besarnya peluang harus dihitung untuk tiap titik.

Pergeseran rata-rata
proses
Bagan Kendali (Control Chart)

 Apa yang dapat diperlihatkannya?


 Apakah suatu proses itu terkendali?
 (random vs. assignable)
 Apakah pola keragaman stabil atau tak
stabil?
 Apakah ada pergeseran rata-rata
proses?
 Apa yang tidak bisa diperlihatkannya?
 Apakah keluaran proses memenuhi
spesifikasi?
Bagan Kendali; Apa yang
diperoleh darinya?

“…Penghematan dalam biaya pemeriksaan dan


perosonel sering kali dihasilkan dari menerapkan
pengendalian kualitas, hal ini banyak dilaporkan
secara luas, sehingga cendrung menyimpang dari
tujuannya yang sebenarnya, yaitu memperbaiki
kualitas, meningkatkan keseragaman, mengurangi
produk “scrap”, dan menyediakan suatu informasi
rutin tentang kinerja mesin maupun operator, yang
memberikan sesuatu tak ternilai pada pemantauan
di area pabrik atau “shop floor” dan perencanaan
pabrik”
Membuat Bagan Kendali
Variabel

1. Keputusan-keputusan awal yang diperlukan


 Apa tujuannya
 Variabel apa yang akan di plot
 Apa subgrup yang akan digunakan
 Berapa besar ukuran tiap sugrup
 Bentuk formulir yang tepat untuk
mengumpulkan data
 Metode pengukuran (keterandalan (reliability)
dan kemampu-ulangan (repeatability) dari
sistem alat ukur)
Membuat Bagan Kendali
Variabel

2. Mulai membuat Bagan (dengan men “set


up” proses sesuai dengan spesifikasi)
 Lakukan pengukuran --- paling sedikit 25
 Catat hasil pengukuran
 Hitung X untuk setiap sub grup
 Hitung R untuk setiap sub grup
 Plot bagan X-bar
Langkah 3
 Plot bagan R
Membuat Bagan Kendali
Variabel
3. Menghitung Batas Kendali Sementara (trial)
 Tentukan berapa banyak subgrup yang
digunakan
 Hitung R
 Hitung batas kendali atas dan bawah untuk R
 Hitung X
 Hitung batas kendali atas dan bawah untuk X
 Plot batas-batas kendali dan garis tengah (center
line) pada bagan
Membuat Bagan Kendali Variabel

4. Hasil-hasil awal dari batas kendali


 Jika semua titik ada di dalam batas
kendali sementara ini, maka gunakan
UCL dan LCL tersebut sebagai batas
kendali proses
 Selidiki setiap titik yang ada di luar
batas kendali, carilah penyebabnya jika
mungkin, dan hitung ulang batas
kendali sementara
 Jika sekarang semua titik ada diantara
batas kendali, gunakan sebagai batas
kendali proses
Contoh Kasus Bagan Kendali
Variabel
Plywood, Inc
 Seorang insinyur kualitas bermaksud men “set
up” prosesnya berdasarkan standar yang
ditetapkan. Untuk itu dia mengambil 5 sampel
masing-masing berisi 4 pengamatan, yang
diambil dari proses tersebut pada interval waktu
yang acak. Ukuran yang ditetapkan adalah
ketebalan setiap produk, dan dicatat hasil
pengukurannya.

Banyaknya sampel didalam kasus ini terlalu kecil, hal ini dilakukan
agar mudah dalam mengilustrasikan. Kenyataannya ada sekitar 25
sampel yang mesti digunakan.
Contoh Kasus Bagan Kendali
Variabel
Ketebalan Plywood

Nomor Pengamatan
Sampel 1 2 3 4 Range Rata-rata
1 0,5014 0,5022 0,5009 0,5027
2 0,5021 0,5041 0,5032 0,5020
3 0,5018 0,5026 0,5035 0,5023
4 0,5008 0,5034 0,5024 0,5015
5 0,5041 0,5056 0,5034 0,5039

Insinyur tersebut mencatat setiap pengukurannya ke dalam


worksheet
Contoh Kasus Bagan Kendali
Variabel

Ketebalan Plywood

Nomor Pengamatan
Sampel 1 2 3 4 Range Rata-rata
1 0,5014 0,5022 0,5009 0,5027 0,0018 0,5018
2 0,5021 0,5041 0,5032 0,5020 0,0021 0,5029
3 0,5018 0,5026 0,5035 0,5023 0,0017 0,5026
4 0,5008 0,5034 0,5024 0,5015 0,0026 0,5020
5 0,5041 0,5056 0,5034 0,5039 0,0023 0,5043

Range dan rata-rata sampel dihitung dan dicatat


Contoh Kasus Bagan Kendali
Variabel
Ketebalan Plywood

Nomor Pengamatan
Sampel 1 2 3 4 Range Rata-rata
1 0,5014 0,5022 0,5009 0,5027 0,0018 0,5018
2 0,5021 0,5041 0,5032 0,5020 0,0021 0,5029
3 0,5018 0,5026 0,5035 0,5023 0,0017 0,5026
4 0,5008 0,5034 0,5024 0,5015 0,0026 0,5020
5 0,5041 0,5056 0,5034 0,5039 0,0023 0,5043
R = 0,0021
X = 0,5027

Dihitung Rata-rata Range dan Grand Rata-rata


Contoh Kasus Bagan
Range
 Untuk Bagan Kendali Range, batas atas (UCL)
dan batas kendali bawah (LCL) dihitung
menggunakan persamaan berikut:
UCLR = D4 R
LCLR = D3 R
D4 dan D3 diperoleh dari Tabel, nilainya masing-
masing untuk n=4 adalah 2,282 dan 0.
Jadi untuk kasus ini diperoleh

UCLR = 2,282 (0,0021) = 0,0047922


LCLR = 0 (0,0021) = 0
Contoh Kasus Bagan Range

Plywood, Inc.
Ketebalan Plywood dalam inchi

Bagan Kendali Range ini Terkendali


Contoh Kasus Bagan X-bar

 Untuk Bagan Kendali X-bar, batas atas (UCL)


dan batas kendali bawah (LCL) dihitung
menggunakan persamaan berikut:
UCLX = X + A2 R
LCLX = X – A2 R
A2 diperoleh dari Tabel, nilainya untuk n=4
adalah 0,729.
Jadi untuk kasus ini diperoleh

UCLX = 0,5027 + 0,729 (0,0021) = 0,5042 in.


LCLX = 0,5027 – 0,729 (0,0021) = 0,5012 in.
Contoh Kasus Bagan X-bar
Plywood, Inc.
Ketebalan Plywood dalam inchi

Tak terkendali, ada satu titik di atas UCL

You might also like