You are on page 1of 25

THANKS U FOR ALL ATTENTION

PROSES PERSALINAN KALA II

* Kala II : Dimulai ketika pembukaan


serviks sdh lengkap (+10 cm) &
berakhir dgn lahirnya bayi
* Kala II : juga dapat di sebut sebagi
kala pengeluaran bayi
Kala II

 Dimulai saat pembukaan serviks


mencapai maksimum diakhiri dengan
lahirnya janin
 Pembukaan cerviks yg lengkap & tjd
penurunan kepala
 Kontraksi uterus berlangsung selama 1 ½
menit dan fase istirahat miometrium tidak
lebih dari satu menit.
 Kala 2 memakan waktu kurang dari 30 menit
 Menurut WHO :
 Primipara 1 - 2 jam
 Multipara 30 - 1 jam
Tanda gejala kala II

 DORAN (Dorongan meneran)


 TEKNUS (Tekanan pada Anus)
 PERJOL (Perenium Menonjol)
 VULKA (Vulva membuka)
Perubahan fisiologis pada kala II
persalinan

 Keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim


Sejak kehamilan lanjut uterus terdiri dari 2 bagian :
1. segmen atas rahim yang dibentuk oleh korpus uteri
2. segmen bawah rahim yang terjadi dari isthmus uteri.
Dalam persalinan Segmen atas berkontraksi dan
dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan.
Sebaliknya, segmen bawah rahim dan serviks
mengadakan relaksasi dan dilatasi menjadi saluran tipis
dan teregang yang akan dilalui bayi.
Segmen atas makin lama makin mengecil, sedangkan
segmen bawah makin diregang dan makin tipis dan isi
rahim sedikit demi sedikit pindah ke segmen bawah.
Karena segmen atas makin tebal dan segmen bawah
makin tipis, maka batas antara segmen atas dan
segmen bawah menjadi jelas. Batas ini disebut lingkaran
retraksi yang fisiologis. Kalau segmen bawah sangat
diregang maka lingkaran retraksi lebih jelas lagi dan naik
mendekati pusat dan disebut lingkaran retraksi yang
patologis (Lingkaran Bandl). Lingkaran Bandl adalah
tanda ancaman robekan rahim dan terjadi jika bagian
depan tidak dapat maju misalnya panggul sempit.
 Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah
panjang sedangkan ukuran melintang maupun ukuran
muka belakang berkurang.
 Faalligamentum rotundum dalam
persalinan
Ligamentum rotundum mengandung
otot–otot polos dan kalau uterus
berkontraksi, otot–otot ligamentum
rotundum ikut berkontraksi hingga
ligamentum rotundum menjadi
pendek.
 Perubahan serviks
Serviks akan mengalami pembukaan yang biasanya didahului oleh
pendataran serviks yaitu pemendekan dari kanalis servikalis, yang
semula berupa sebuah saluran yang panjangnya 1-2 cm, menjadi
suatu lubang saja dengan pinggir yang tipis. Lalu akan terjadi
pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya berupa suatu
lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang
dapat dilalui anak, kira–kira 10 cm. Pada pembukaan lengkap tidak
teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina
telah merupakan satu saluran.
 Perubahan pada vagina
Sejak kehamilan vagina mengalami perubahan–perubahan
sedemikian rupa, sehingga dapat dilalui bayi. Setelah ketuban
pecah, segala perubahan, terutama pada dasar panggul diregang
menjadi saluran dengan dinding–dinding yang tipis oleh bagian
depan anak. Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva
menghadap ke depan atas.
MEKANISME PERSALINAN

Mekanisme persalinan adalah rangkaian gerakan pasif dari janin terutama


yang terkait dengan bagian terendah janin (presenting part). Secara singkat
dapat disimpulkan bahwa selama proses persalinan janin melakukan
gerakan utama yaitu turunnya kepala, fleksi, putaran paksi dalam, ekstensi,
putaran paksi luar, dan ekspulsi. Dalam kenyataannya beberapa gerakan
terjadi bersamaan.
ENGAGEMENT

 Mekanisme yg digunakan oleh diameter biparietal - diameter transversal


terbesar janin pd presentasi oksiput utk lewat PAP
 Tjd pd minggu – minggu terakhir kehamilan atau mungkin tidak terjadi
sampai setelah dimulainya persalinan
 Pada bbrp wanita hamil, kepala janin dapat bebas bergerak di atas PAP
kepala mengambang/floating
 Presentasi kepala kepala lebih besar dan lebih berat serta bentuk uterus
sedemikian rupa volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar
berada di atas (ruang lebih luas) sedangkan kepala berada di bawah di
ruang yang lebih sempit
ASINKLITISMUS

 Defleksi lateral kepala dimana posisi sutura sagitalis (SS) lebih anterior ke
arah simfisis atau posterior ke arah promontorium di dalam panggul.
 SS mendekati promontorium sakrum lebih banyak bagian dari tulang
parietal anterior yg teraba oleh jari-jari pemeriksa asinklitismus anterior.
 SS terletak dekat simfisis lebih banyak tulang parietal posterior yg akan
teraba asinklitismus posterior.
3 faktor penting pada persalinan :
 Kekuatan ibu (POWER)
 Keadaan jalan lahir (PASSAGE)
 Janin (PASSANGER)

His menyebabkan servik membuka


mendorong janin ke bawah, masuk
kedalam rongga panggul
DESENSUS

 Nullipara engagement dapat terjadi sebelum


awitan persalinan dan desensus lebih lanjut
mungkin belum terjadi sampai dimulainya
persalinan kala dua.
 Multipara desensus mulai bersamaan dengan
engagement.
DESENSUS

 Desensus terjadi akibat satu atau lebih


dari empat gaya:
Tekanan cairan intra amnion
Tekanan langsung fundus pada bokong
saat kontraksi
Usaha mengejan menggunakan otot-otot
abdomen
Ekstensi dan pelurusan janin
FLEKSI

 Begitu desensus mengalami tahanan, baik dari


serviks, dinding panggul, atau dasar panggul,
biasanya terjadi fleksi kepala
 Dagu mendekat ke dada janin dan diameter
suboksipitobregmatika yang lebih pendek
menggantikan diameter oksipitofrontal yang
lebih panjang
ROTASI INTERNA

 Pemutaran kepala sehingga oksiput perlahan-


lahan bergerak dari posisi asalnya ke anterior
menuju simfisis pubis, atau yang lebih jarang ke
posterior menuju lubang sacrum
 Meski selalu dikaitkan dengan desensus, rotasi
interna biasanya belum tjd sampai kepala
mencapai dasar spina & oleh karenanya sudah
cakap (engaged)
EKSTENSI

 Setelah rotasi interna kepala terfleksi maksimal


mencapai vulva mengalami ekstensi yg esensial utk
kelahiran.
 Dasar oksiput berkontak langsung dengan margo inferior
simfisis pubis.
 Pada saat kepala menekan lorong panggul, tdpt 2
kekuatan :
 Diberikan oleh uterus, bekerja lebih ke posterior
 Ditimbulkan oleh dasar panggul yg resisten & simfisis,
bekerja lebih ke anterior.
ROTASI EKSTERNA

 Kepala yang sudah dilahirkan selanjutnya


mengalami pemulihan.
 Jika oksiput pada mulanya mengarah ke kiri,
bagian ini akan berotasi kearah tuberositas iskhii
kiri, bila asalnya mengarah ke kanan, oksiput
akan berotasi ke kanan.
EKSPULSI

 Segera setelah rotasi eksterna


 Bahu depan akan tampak dibawah simfisis
pubis
 Perineum segera teregang oleh bahu
belakang
 Setelah kedua bahu tersebut lahir, sisa badan
bayi lainnya akan segera terdorong ke luar.
* MENOLONG PERSALINAN SESUAI APN (1–24)
* MANUVER TANGAN DAN LANGKAH – LANGKAH DALAM MELAHIRKAN,
MEMBANTU KELAHIRAN BAHU
1. Melahirkan kepala

Saat kepala bayi membuka vulva (5-6 cm), letakkan kain yang bersih dan kering
yang dilipat 1/3 nya di bawah bokong ibu dan siapkan kain atau handuk bersih di
atas perut ibu (untuk mengeringkan bayi segera setelah setelah lahir). Lindungi
perineum dengan satu tangan (di bawah kain bersih dan kering), ibu jari pada salah
satu sisi perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain dan tangan yang lain pada
belakang kepala bayi. Tahan belakang kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi
pada saat keluar secara bertahap melewati introitus dan perineum.
Melahirkan bahu
- Setelah menyeka mulut dan hidung bayi dan memeriksa tali pusat, tunggu
kontraksi berikut sehingga terjadi putaran paksi luar secara spontan
- Letakkan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu meneran sambil
menekan kepala ke arah bawah dan lateral tubuh bayi hingga bahu melewati
simfisis
- Setelah bahu depan lahir, gerakkan kepala ke atas dan lateral tubuh bayi
sehingga bahu bawah dan seluruh dada dapat dilahirkan.
2. Melahirkan seluruh tubuh bayi
 Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) ke arah
perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan tersebut
 Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan tangan
posterior saat melewati perineum

 Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi saat


lahir
 Secara simultan, tangan atas (anterior) untuk menelusuri dan
memegang bahu, siku dan lengan bagian anterior
 Lanjutkan penelusuran dan memegang tubuh bayi ke bagian punggung,
bokong dan kaki
 Dari arah belakang, sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua
kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jarti
tangan lainnya
 Letakkan bayi di atas kain atau handuk yang telah disiapkan pada perut
bawah ibu dan posisikan kepala bayi sedikit lebih rentan dari tubuhnya
 Segera keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi
dengan kain atau selimut di atas perut ibu. Pastikan bahwa kepala bayi
tertutup dengan baik.
1. Asuhan Sayang ibu
2. Asuhan Sesuai Evidence
Based

You might also like