Professional Documents
Culture Documents
MENINGITIS
ANGGOTA ;
NURLELI
RISNAWATI
RAFIAH
ROSMAWAR
PENGERTIAN
Meningitis adalah peradangan pada selaput
meningen, cairan serebrospinal dan spinal column
yang menyebabkan proses infeksi pada sistem
saraf pusat (Suriadi dan Rita Yuliani, 2007).
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada
meningen, yaitu membran atau selaput yang
melapisi otak dan medulla spinalis, dapat
disebabkan berbagai organisme seperti virus,
bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk ke
dalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak
(Black & Hawk, 2005).
ETIOLOGI
Penyebab-penyebab dari meningitis
meliputi:
Bakteri piogenik yang disebabkan oleh
bakteri pembentuk pus, terutama
meningokokus, pneumokokus, dan hasil
influenza.
Virus yang disebabkan oleh agen-agen
virus yang sangat bervariasi.
Organisme jamur.
KLASIFIKASI
Jenis meningitis ada 3 yaitu :
Meningitis bacterial /purulenta
/septik
Meningitis virus
Meningitis jamur
MANIFESTASI KLINIK
Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi
letargik, tidak responsif, dan koma.
Iritasi meningen
Pemeriksaan
a. Pemeriksaan Umum
- Suhu tubuh lebih dari 38 C.
- Nadi cepat, tapi jika terjadi peningkatan tekanan intra kranial
nadi menjadi cepat.
- Nafas lebih dari 24 x/menit
Pemeriksaan Fisik
- Kepala dan leher : Ubun-ubun besar dan menonjol,
strabismus dan nistagmus (gerakan bola mata capat
tanpa disengaja, diluar kemauan), pada wajah
ptiachiae, lesi purpura, bibir kering,sianosis serta kaku
kuduk.
- Thorak / dada : Bentuk simetris, pernafasan
tachipnea, bila koma pernafasan cheyne stokes,
adanya tarikan otot-otot pernafasan, jantung S1-S2.
- Abdomen : Turgor kulit menurun, peristaltik usus
menurun.
- Ekstremitas : pada kulit ptiachiae, lesi purpura dan
ekimosis, reflek Bruzinsky dan tanda Kernig positif,
tanda hemiparesis.
- Genetalia : Inkontinensia uria pada stadium lanjut.
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan kelelahan, kelemahan dan penurunan tingkat
kesadaran.
Perubahan perfusi jaringan (otak) berhubungan dengan
proses inflamasi adanya peningkatan tekanan intra
kranial
Perubahan volume cairan (defisit) berhubungan dengan
inadekuatnya intake dan kehilangan yang abnormal.
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi (kurang dari
kebutuhan tubuh) berhubungan dengan anoreksia,
kelemahan, mual, muntah.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan
immobilitas, diaforesis dan defisit neurologis.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan
istirahat yang lama dan infasi meningeal.
INTERVENSI
Diagnosa Keperawatan I
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif, pemenuhan kebutuhan O2 sesuai
kebutuhan.
Kriteria Hasil :
1. Tidak ada suara nafas tambahan
2. Frekwensi pernafasan dalam batas normal (20-24 x/menit)
3. Kebersihan jalan nafas terjaga.
Rencana Tindakan :
1. Dengarkan suara nafas setiap 4 jam, segera laporkan adanya suara nafas
tambahan seperti whezing dan ronchi.
R/: Timbulnya akumulasi segera pada saluran nafas ditandai dengan adanya
suara nafas tambahan.
2. Jaga kebersihan jalan nafas, persiapkan peralatan suction didekat pasien.
R/: Penempatan peralatan suscion didekat pasien merupakan salah satu
alternatif untuk kecepatan dalam pemberian tindakan.
3. Lakukan program kolaborasi dan pemberian O2 sesuai dengan kebutuhan.
R/: Pemberian terapi O2 sesuai dengan kebutuhan akan mencegah timbulnya
hipoksia jaringan
Diagnosa Keperawatan II
Tujuan : Perfusi jaringan keotak dapat terjaga.
Kriteria Hasil :
1. Individu dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang meningkatkan
sirkulasi perifer.
2. Terhindar dari trauma.
3. Keluarga dapat melaporkan perubahan pasien dalam peningkatan
kenyamanan.
Rencana tindakan :
1. Observasi gejala-gejala dari peningkatan tekanan intra kranial.
R/: Peningkatan tekanan intra kranial merupakan salah satu
penyebab terjadinya syok
2. Observasi TTV tiap 1 jam.
R/: Perubahan jalan nafas, meningkatnya denyut nadi tanda dari
tekanan intra kranial meningkat
3. Anjurkan pasien untuk bedrest.
R/: Aktivitas menyebabkan meningkatnya metabolisme yang dapat
memperburuk keadaan dan TIK.
Diagnosa Keperawatan III
Tujuan : Tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit dalam darah.
Kriteria Hasil :
1. Keadaan serum dan elektrolit darah dalam batas normal.
2. TTV normal.
3. Kulit lembab, turgor kulit kembali dalam waktu 1 detik.
4. Suhu normal (36,5C-37,5C).
Rencana Tindakan :
1. Obsevasi TTV tiap 4 jam.
R/: Perubahan suhu tubuh dan peningkatan nadi merupakan salah
satu tanda terjadi dehidrasi
2. Deteksi tanda-tanda dari dehindrasi seperti membran mukosa
kering,rasa haus , penurunan BB, penurunan produksi urine.