Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 9
Pengkajian pada anak usia neonatus
1. Skoring APGAR
2. Pengkajian Klinis Usia Gestasional
3. Pengkajian Transisional: Periode
Reaktivitas
4. Pengkajian Tingkah Laku
5. Pemeriksaan Fisik
Skoring APGAR
Skor ini didasarkan pada observasi
denyut jantung, usaha bernapas,
tonus otot, reflek iritabilitas, dan
warna. Setiap item diberi skor 0, 1,
atau 2. Evaluasi kelima kategori
tersebut dibuat pada menit 1 dan 5
setelah kelahiran dan diulang
sampai kondisi bayi stabil.
Tanda 0 1 2
Appereance Warna Badan Merah ,
Biru, Pucat Semua Merah
Kulit Ekst. Biru
Sedikit gerakan
Grimace refleks Tidak ada Menangis kuat
mimic
Ada refleksi
Activity tonus otot Lemas Gerakan aktif
Ekstremitas
Respirationeffort Lambat/ tidak
Tidak ada Baik/ menangis
usaha napas teratur
Pengkajian Klinis Usia
Gestasional
Skala ini, merupakan
ringkasan dari skala
Dubowitz, dapat digunakan
untuk mengukur usia
gestasional bayi antara 35
hingga 43 minggu. Skala
ini mengkaji enam tanda
fisik eksternal dan enam
tanda pada bayi usia
gestasi 20 minggu.
Uji yang digunakan untuk mengkaji usia
gestasional
1. Postur
2. Siku Jendela
3. Recoil lengan
4. Sudut popliteal
5. Tanda scarf
6. Tumit ke lengan
PENGKAJIAN REFLEKS
Pengkajian Transisional: Periode Reaktivitas
• Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan pada saat makan. Hindarai anak makan sambil
berbaring atau tergesa-gesa, agar saluran cerna mempunyai kesempatan yang cukup untuk
mencerna makanan yang masuk.
• Ajarkan pola makan yang benar dan hindari makan yang merangsang serta menimbulkan alergi.
Pemberian makanan juga harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak, dengan
memerhatikan menu gizi seimbang, yaitu makanan yang bervariasi dan mengandung unsur
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Protein dari susu, telor, kacang-kacangan, dan
ikan laut kadang-kadang menyebabkan alergi. Untuk itu orang tua harus hati-hati dan bila perlu
diganti dengan bahan makanan yang lain.
• Ciptakan hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Orang tua yang mengabaikan
kehadiran anak menciptakan situasi yang menegangkan. Situasi tersebut merupakan situasi yang
tidak menyenangkan anak dan dapat berdampak pada fisik anak. Oleh karena itu, kasih sayang
yang mencukupi dan bimbingan yang bijaksana dari orang tua merupakan hal yang sangat
diperlukan.
• Lakukan kolaborasi. Apabila muntah disertai dengan gangguan fisiologis, seperti warna muntah
yang kehijauan, muntah secara proyektil, atau gangguan lainnya, segeralah bawa anak ke dokter
untuk mendapatkan penanganan secepatnya. Selain itu, pemeriksaan penunjang juga sangat
diperlukan.
Askep Pada anak dengan gumoh
Pengertan : Pengkajian :
Regurgitasi adalah • Usia timbul gumoh
keluarnya kembali • Cara dan bahan
sebagian susu yang telah makanan yang keluar.
ditelan melalui mulut dan
tanpa paksaan, beberapa • Pola minum
saat setelah minum susu • Suasana saat minum.
Perencanaan
Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi
menempel pada sebagian areola dan dagu menempel payudara ibu.
• Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol susu diatur
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus
masuk seluruhnya ke dalam mulut bayi.
• Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan
langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan terlebih dahulu. Sendawa
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
• Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) dengan kepala bersandar di pundak
ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara
bersendawa.
• Menelungkupkan bayi dipangkuan ibu, lalu usap/tepuk punggung sampai
terdengar suara bersendawa.
Askep Pada Anak Dengan Ruam Popok
• Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara
langsung atau tidak langsung oleh pemakaian popok (
Wong, 1993,1044)
• Merupakan dermatitis kontak iritan karena bahan kimia
yang terkandung dalam urine dan faeces ( Agus
Harianto,1998)
• Akibat akhir karena kontak yang terus menerus dengan
keadaan lingkungan yang tidak baik, sehingga
menyebabkan iritasi/dermatitis pada daerah perianal
(Depkes RI,1994)
Pengkajian
• Umur
• Pola kebersihan cenderung kurang, terutama pada daerah perianal,
bokong dan perut bagian bawah.
• Bayi sering menggunakan popok plastik yang kedap air dan
disposable yang terbuat dari bahan sintetis, dalam waktu lama.
• Perlu dikaji bagaimana cara ibu mencuci pakaian dan popok.
• Pada pemereriksaan daerah bokong terdapat bintik-bintik kemerahan
yang kadang-kadang berisi nanah. Demikian juga pada daerah bagian
perut.
• Anamnesa faktor alergi.
Diagnosis/ Masalah
Miliaria Crystalline
• Lesi yang jelas, vesikula dangkal yang berdiameter 1-2 mm.
• Lesi yang terjadi sering bertemu (confluent), tanpa eritema sekitarnya.
• Pada bayi, lesi cenderung terjadi pada kepala, leher, dan bagian atas tubuh.
• Lesi pecah dengan mudah dan sembuh dengan desquamation dangkal.
Miliaria Rubra
• Lesi seragam, kecil, vesikula eritem dan veskular papula pada latar
belakang atau dasar eritema.
• Lesi terjadi dalam distribusi nonfollicular dan tidak menjadi kon\fluen.
• Pada bayi, lesi terjadi pada leher dan di pangkal paha dan ketiak
Miliaria Profunda
• Lesi tegas, berwarna daging, papula nonfollicular yang
berdiameter 1-3 mm.
• Lesi terjadi terutama pada tubuh, tetapi mereka juga dapat
muncul pada ekstremitas.
• Lesi sementara waktu ada setelah melakukan aktifitas atau
rangsangan lain yang mengakibatkan berkeringat.
• Kulit yang terkena menunjukkan penurunan produksi atau tidak
ada keringat.
• Pada kasus yang parah yang menyebabkan kelelahan panas,
hyperpyrexia dan takikardia dapat diamati.
Penatalaksanaan
Terbagi menjadi medika mentosa dan non medika
mentosa. Untuk pencegahan ataupun mengurangi
gejala (khususnya pada miliaria kristalina yang jarang
membutuhkan pengobatan) yaitu dapat dengan
mengusahakan ventilasi yang baik antara lain dengan
pengguanaan bahan pakaian tipis dan menyerap
keringat, menghindari panas berlebih
Askep pada anak dengan SIDS (Sudden Infant
Death Syndrome)
SIDS didefinisikan sebagai kematian mendadak pada bayi yang
berusia kurang dari 1 tahun yang tetap tidak dapat dijelaskan
setelah dilakukan penyelidikan kasus secara menyeluruh,
termasuk pemeriksaan otopsi lengkap, pemeriksaan
menyeluruh terhadap kejadian kematian, dan peninjauan
riwayat klinis bayi dan keluarga.
Etilologi
Kaji dan catat area tanda-tanda Untuk mendapatkan data dasar untuk
khas bercak kebiruan pada mengetahui seberpa banyak dan luas
seluruh badan bercak kebiruan yang dialami bayi.