Professional Documents
Culture Documents
Endang Ediningsih
Lab.Farmakologi FK UNS
2010
PENDAHULUAN
Analgesik opioid merupakan kelompok obat yg me-
miliki sft spt opiumistilah analgesik narkotika da-
hulu sering digunakan utk kelompok obat ini, akan
ttp gol.obat2 ini dpt menimbulkan analgesia tanpa
menyebabkan sedasi atau menurunnya kesadaran ma
-ka istilah analgesik narkotika jd tak tepat.
* Opium dihslkan dr opium popy dgn membelah biji dr
kelopak bunga,getah putih yg keluar berubah wrn co
klat & mengeras lengket dr tmban papaver somnife-
rum.Opium ini mengandung sekitar 20 alkaloida,ter-
mskmorfin,codein,narkotin,papaverin,narsein,tebain
PENDAHULUAN
• Tebain & papaverin bukan agen analgesik;ttp tebain
merupakan prekursor bbrp agonis opioid semisintetis
a.l.etorfin sebuah agen veterinaria 500-1000x >poten
dr morfin & antagonis semisintetis naloxon.
• Papaverin adalah vasodilator yg fs ini tak digunakan
secara klinis, yg dipakai utk menenangkan usus pd
diare bahkan bisa menimbulkan obstipasi atonik,mes
-kipun dmk menyebabkan berkembangnya verapa-
mil.obat penting yg menyakat kanal kalsium.
• Obat2 analgesik opioid kerjanya meniru opioid endo
-gen dgn memperpanj.aktivasi dr reseptor2opioid.
PENDAHULUAN
• Zat2 ini bekerja pd reseptor opioid khas di SSP(bia-
sanya mu reseptor), shg persepsi nyeri & respons e-
mosional thd nyeri berubah(dikurangi).Daya kerja-
nya diantagonir oleh a.l.naloxon.
• Yg termasuk gol.opioid adalah alkaloid opium,deri-
vat semisintetik alkaloid opium,senyawa sintetik dgn
sft farmakologik menyerupai morfin.
• Minimal ada 4 jenis reseptor, jika terikat pdnya me-
yg menimbulkan analgesia.Tbh dpt mensintesa pep-
tida opioid endogen(dulu dipakai istilah endorfin)yg
bekerja melalui reseptor-opioid tsb.
PENDAHULUAN
• Peptida Opioid Endogen.adalah kelompok polipeptida yg
terdpt di CCS & dpt menimbulkan efek yg menyerupai efek
morfin(=morfin endogen)zat2 ini dpt dibedakan antara
beta-endorfin, dinorfin & enkefalin yg menduduki reseptor
yg berbeda.
• Secara kimiawi zat2 ini berkaitan dgn hormon2 hipofisis &
berdaya menstimulasi pelepasan dr kortikotropin(ACTH),
juga somatropin & prolaktin:Sebalik nya pelepasan LH &
FSH dihambat oleh zat2 ini.
• Peptida opioid yg luas didistribusi & memiliki aktivitas
analgesik adalah pentapeptida metionin-enkefalin & leusin-
enkefalin, salah satu dr ke2 pentapeptida tsb terdpt di dlm
ke3 protein prekursor utama yi prepro-opiomelanokortin,
preproenkefalin & preprodinorfin. Prekursor opioid endo-
gen yg terdpt pd daerah otak berperan dlm modulasi nyeri &
juga ditemukan di medula adrenal & plexus saraf di usus.
• Molekul prekursor opioid endogen dpt dilepaskan selama
stres spt adanya nyeri atau antisipasi nyeri.
PENDAHULUAN
• Penelitian baru2 ini juga menunjukkan bhw bbrp
opioid fenantren(morfin,kodein) dpt juga ditemukan
sbg seny.endogen pd kdr yg sangat rendah (pikomo-
lar) pd jar.mamalia, akan ttp perannya belum diketa-
hui secara pasti.
• Reseptor opioid.ada 3 jenis utama reseptor opioid
yaitu mu,delta,kappa(ke3nya termasuk jenis resep-
tor yg berpasangan dgn proteinG)punya subtipe
a.l. mu1,mu2, delta1,delta2, kappa1, kappa2 &
kappa3.
• Suatu opioid dpt berfs dgn potensi yg berbeda sbg
suatu agonis,agonis parsial atau antagonis >dr1resep
-tor atau subtipe reseptorsenyawa yg tergolong o-
pioid dpt memiliki efek farmakologi yg beragam.
Tabel.1. Kerja opioid pd reseptor opioid
Obat Reseptor
_______________________________________________________________________________________________________________________________
mu /µ delta/δ kappa/К
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________-_
Peptida2 opioid
Enkefalin agonis agonis
Beta-Endorfin agonis agonis
Dinorfin agonis lemah agonis
Agonis
Kodein agonis lemah agonis lemah
Morfin agonis agonis lemah agonis lemah
Metadon agonis
Fentanil agonis
Agonis-antagonis
Buprenorfin agonis parsial
Pentazosin antagonis/agonis parsial agonis
Nalbufin antagonis agonis
Antagonis
Nalokson antagonis antagonis antagonis
PENDAHULUAN
Reseptor mu memperantarai efek analgesik mirip
morfin,euforia,depresi nafas,miosis,berkurangnya
motilitas saluran cerna.
Reseptor kappa diduga memperantarai analgesia spt
yg ditimbulkan pentazosin,sedasi serta miosis & dep
-resi nafas yg tdk sekuat reseptor mu
• Selain itu di SSP juga didptkan Reseptor delta yg se
-lektif pd Enkefalin & Reseptor Epsilon yg sangat se
-lektif pd beta-endorfin ttp tdk mempunyai afinitas
terhdp enkefalin.
• Pentazosin &analgesik opioid yg menonjol kappa-
nya spt nalbufin & butorfanol memperlihatkan efek
analgesi yg secara signifikan lbh kuat pd wanita
drpd pria.
PENGGOLONGAN
Atas dsr kerjanya, obat2 ini dpt dibagi dlm 3 kelompok yi:
1.Agonis opioid, yg dpt dibagi dlm
- alkaloida candu: morfin,kodein,heroin,nikomorfin
- zat2 sintetis: metadon & derivatnya(dektromorami da,pro-
pok sifen,bezitramida),petidin & derivatnya( fentanil, sufen-
tanil) & tramadol.
Cara kerja obat2 ini sama dgn morfin,hanya berbeda poten-
si & lama kerjanya, efek samping & resiko akan kebiasaan
dgn ketergantungan fisik.
2.Antagonis opioid:nalokson,nalorfin,pentazosin &buprenor
-fin(temgesic).Bila digunakan sbg analgetikum, obat2 ini
dpt menduduki salah satu reseptor.
PENGGOLONGAN
3. Campuran: nalorfin, nalbufin(nubain) zat2 ini
dgn kerja campuran juga mengikat pd reseptor-opi-
oid ttp tdk atau hanya sedikit mengaktivasi dayaker
-janya. Kurve dosis /efeknya memperlihatkan pla-
fon, sesudah dosis ttt peningkatan dosis tdk mem-
perbesar lagi efek analgesiknya. Praktis tdk menim-
bulkan depresi pernafasan.
• Berdsrkan rumus bangunnya obat golongan opioid
dibagi nenjadi derivat fenantren, fenilheptilamin,fe-
nilpiperidin,morfinan & benzomorfan.
Tabel.2. Klasifikasi obat golongan opioid
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
--
Benzomorfan pentazosin
POTENSI ANALGESIK
• Alkaloida yg penting dlm opium adalah Morfin,konsentrasi-
nya 10% & Kodein <5%
• Khasiat analgesik morfin oral 30-60mg dpt disamakan dgn
dekstromoramida 5-10mg, metadon 20mg, pentazosin 100/
180mg & kodein 200mg.
• Khasiat analgesik dr morfin sukutan/i.m.10mg ada- lah k.l.
ekivalen dgn fentanil 0,1mg, heroin 5mg, metadon 10mg,
nalbufin 10mg, petidin 75/100mg & tramadol 100mg.
• undang2 Narkotika. Dibanyak negara bbrp zat dr kelom-
pok sptpropoksifen,pentazosin & tramadol,tdk termasuk dlm
UU-Narkotika,krn bahaya kebiasaan & adiksinya ringan
sekali, namun penggunaan jangka panjang tdk dianjurkan.
• Sejak thn1978 sediaan dgn kandungan propoksifen>135mg
dimasukkan UU.opium.
• Pengolahan opium poppy skrg dibatasi oleh perjanjian inter-
nasional, ttp dlm pelaksanaannya sangatlah sulit & produksi
opium ilegal tersebar luas
FARMAKOKINETIKA
A.Absorbsi:
Kebanyakan analgesik opioid diserap dgn baik dr
daerah subkutan & intramuskuler,spthalnya dr per-
mukaan mukosa hidung atau mulut ;
Penyerapan dr sal.cerna cepat,ttp bbrp opioid menga
-lami metabolisme lintas pertama dlm hatishg do-
sis oral >dr dosis parenteral utk mencapai efek terapi
; Alat baru yg pemasukan/secara dihirup opioid mela
-lui hidung dgn tingkat efikasi tinggi, kadarnya dlm
drh berguna secara terapeutikmenghindari metabo
-lisme lintas pertama dibanding dosis oral.
FARMAKOKINETIK
B.Distribusi:
-Semua opioid terikat pd protein plasma ttp dgn afi-
nitas yg berbeda, kmd dialirkan mel.drh & cepat me-
nempati jar2 dgn konsentrasi tinggi terutama di jar.
yg perfusinya besar a.l otak,paru,hati,ginjal &limpa
-mungkin otot-skeletal konsentrasinya rendah,ttp jar.
ini merupakan cadangan obat utama krn timbunan-
nya yg besar; dmk juga ditimbun di jar lemak.
-Krn adanya sawar drh otak,konsentrasi di otak >ren
-dah dr kebanyakan organ lain.
-Pd neonatus sawar drh otak thd opioid tdk efektif;
mudah melalui plasentapenggunaan analgesik-
obstetrik menyebabkan kelahiran bayi dgn depresi
FARMAKOKINETIKA
C.Metabolisme:
-Sebgn besar opioid diubah menjadi metabolit-polar yg Seny.2
yg mengandung kelompok hidroksil bebas & dgn segera me-
ngalami konyugasi dgn as.glukoronat (mis.morfin & lenorfa-
nol);ester2(heroin,remifentanil) terhidrolisis cepat oleh este-
rase jar.umum;Bbrp opioid juga mengalami N-dimetilasi oleh
CYP3A & dimetilasi oleh CYP2D6 di hati.
D.Eksresi:-Metabolit2 polar terutama dieksresi lwt urin,Sejml
kecil obat mungkin ditemukan tak berubah& mungkin juga di-
temukan diurin;Konyugat glukoronid ditemukan dlm empedu,
tp pd sirkulasi enterohepatis Hanya menunjukkan sebgn kecil
dr proses eksresi.
Mekanisme Kerja
. Peptida opioid endogen bekerja dgn jln menduduki
reseptor2 nyeri di SSP,hg perasaan nyeri dpt di-
blokir.
• Khasiat analgesik opioid berdsrkan kemampuannya
utk menduduki sisa2 reseptor nyeri yg belum ditem-
pati oleh peptida opioid endogen.
• bila analgesik opioid tsb digunakan terus menerus,
mk pembentukan reseptor baru distimulasi &
produksi peptida opioid endogen di ujung saraf di-
rintangiakibatkan terjadinya kebiasaan &
ketagihan.
• Berdsrkan kerja umum pd reseptor opioid,mk profil
kerja analgesik opioid sangat mirip.Terdpt terutama
juga diantara komponen2 kerja tunggal-perbedaan
kualitatif
Mekanisme Kerja
• Kerja pd pusat dr analgesik opioid/hipnoanalgesia
-Menurunkan rasa nyeri dgn cara stimulasi reseptor opioid
(kerja analgesik),
-Sebaliknya tdk mempengaruhi kualitas indra lain pd dosis
terapi,
-Mengurangi aktivitas kejiwaan(kerja sedasi)
-Meniadakan rasa takut & rasa bermasalah(kerja transkui-
lansia),
-Menghambat pusat muntah & pusat batuk(kerja depresi
pernafasan & kerja antitusiva,
-Seringkali mula2 menyebabkan muntah akibat stimulasi
pusat muntah(kerja emetika), selanjutnya menyebabkan
inhibisi pusat muntah.(kerja antiemetika).
-Menimbulkan miosis (kerja miotika)
-Meningkatkan pembebasan ADH(kerja diuretika) dan pd
-pemakaian berulang terjadi toleransi & ketergantungan.
Mekanisme kerja
Kerja perifer dr Analgesik opioid
• Memperlambat pengosongan lambung dgn mengkon
-strisi pilorus,
• Mengurangi motilitas & meningkatkan tonus sal.cer-
na(obstipasi spastik),
• Mengkontraksi sfinkter dlm saluran empedu,
si ortostatik, &
• Menimbulkan pemerahan kulit,urtikaria,rangsangan
gatal, serta pd penderita asma suatu bronkospasmus
akibat pembebasan histamin.
PENGGUNAAN
Pd Rasa nyeri hebat(spt pd kanker)
• Ada banyak penyakit yg disertai rasa nyeri spt influensa &
kejang2 (pd otot/organ); artose & reuma(pd sendi) & mig-
rain utk ggn2 ini tersedia obat2 khas (a.l.parasetamol,
AINS,sumatriptan).
• Pd nyeri kanker walau k.l.hanya 2/3dr kasus & pula k.l.70%
disbkan langsung oleh peny.ganas tsb, diluar perasaan sakit
mempunyai etiologi lain mis.artritis.
• Rasa sakit merupakan suatu pengalaman yg rumit & unik,
utk tiap individu yg juga dipengaruhi faktor2 psikososial &
spiritual yg bersangkutan.krnnya pd kasus2 perasaan nye-
ri yg tdk/sukar terkendalikan adalah penting utk memper-
hitungkan faktor2 tsb diatas.
• Shg menghilangkan/mengurangi sakit hrs pertimbangan dgn
seksama pengaruh dr luar & dlm penyebabnya dlm menentu-
kan obat yg layak sesuaikan tangga analgetika & dipantau.
Tangga analgetika(tiga tingkat)
• Disusun WHO utk program penggunaan analgetika
utk nyeri hebat, spt pd kanker yg menggolongkan o-
bat dlm tiga kelas:
a.Non-opioid: AINS termasuk asetosal,parasetamol
& kodein
b.Opioid lemah: d-propoksifen, tramadol & kodein,
atau kombinasi parasetamol dgn kodein.
c.Opioid kuat: morfin & derivatnya(heroin) serta o-
pioid sintetis
Tangga analgetika
• Menurut program pengobatan ini per-tama2 diberi-
kan 4 dd 1g parasetamol, bila efeknya,kurang beralih
4-6 dd parasetamol-kodein 30-60mg. Baru bila lang-
kah ke2 ini tdk menghslkan analgesi yg memuaskan,
dpt diberikan opioid kuatPilihan pertama dlm hal
ini adalah morfin(oral, subkutan kontinu,intravena,
epidural atau spinal).
• Tujuan utama dr program ini adalah utk menghin-
darkan resiko kebiasaan & adiksi utk opioid, bila
diberikan sembarangan.
EFEK SAMPING
Morfin & opioid lainnya menimbulkan sejml efek sam
-ping yg tdk diinginkan a.l.
• Supresi SSP, mis.sedasi, menekan pernafasan & ba
sikasi.
• Khasiat antagonisnya diperkirakan berdsrkan peng-
3.FENTANIL/Fentanyl,Thalamonal
• Derivat-piperidin ini(1963) merupakan turunan dr petidin
(Dolantin) yg jarang digunakan lagi krn efek samping & sft
adiksinya,lagipula daya kerjanya singkat(3jm) shg tdk layak
utk meredakan rasa sakit jangka panjang.
• Efek analgesik zat ini 80X lbh kuat drpd morfin;mula kerja
nya cepat(k.l. 2’-3’)per.i.v, ttp singkat, hanya k.l. 30’. Zat
ini sangat berguna pd anestesi & infark jsantung.
3.FENTANIL
• Efek samping, mirip morfin, termasuk depresi pernafasan,
broncho- spasme & kekakuan otot(thorax).zat ini jarang me
-nimbulkan penghambatan sirkulasi spt penurunan cardiac
output & bradikardia.
• Dosis :Pd infark i.v. 0,05mg+2,5mg droperidol(thalamonal),
bila perlu diulang stl 1/2jm. Plester transdermal(Durogesic)
melepaskan secara kontan seny. Selama 72jm.
*SUFENTANIL/Sufenta/forte
• Adalah derivat(1982) dgn daya analgesiknya k.l.10 lbh kuat,
sft & efek samping nya sama dgn fentanil
*Terutama digunakan pd wkt anestesi & pasca-bedah, pd wkt
his & persalinan(terkombinasi dgn suatu anestetikum)
*SUFENTANIL
• Dosis: Pd wkt his & persalinan epidural 10mcg bupi
-vakain, bila perlu diulang 2X
4.METADON/Amidon,Symoron
• Zat sintetis ini(1947) adalah suatu campuran rase- mis, yg
memiliki daya analgesik 2X lbh kuat drpd morfin & juga
berkhasiat anestetik lokal.
• Resorpsi,di usus baik, PPnya 90%, plasma-t1/2nya
rata2 25jm & efeknya dpt bertahan sampai 48jm pd
terapi pemeliharaan bagi para pecandu.
• Umumnya metadon tdk menimbulkan euforia, shg banyak
digunakan utk menghindari gejala abstinensi stl penghentian
Penggunaan opioid lain.
• Khusus digunakan pd para pecandu sbg obat pengganti he-
roin & morfin pd terapi substitusi.
4.METADON
• Efek samping, kurang dr morfin terutama efek hip-
notis & euforianya lemah, ttp bertahan lama; Peng-
gunaan lama dpt menimbulkan adiksi yg mudah di-
sembuhkan;Efek obstipasi agak ringan, ttp pengguna
-an selama partus hrs hati2 krn dpt menekan perna-
fasan
• Dosis: Pd nyeri,oral 4-6 dd 2,5-10mg grm HCl,max.
150mg/hr;Pd terapi pemeliharaan pecandu: permula-
an 20-30mg, stl 3jm 20mg, lalu 1 dd 50-100mg/hr se
-lama 6bln
DEKSTROMORAMIDA/Palfium
• Adalah opioid sintetis(1956) yg rumusnya mirip me-
tadon.Khasiat analgesiknya sedikit lbh kuat dr mor-
fin. Mula kerjanya cepat, berefek stl 20’- 30’& ber-
han lbh singkat, k.l. 3jm.
• Depresi pernafasan lbh kuat terjadi drpd morfin; Pd
dosis biasapun dpt terjadi apnoe, begitu pula adiksi-
nya. Tidak layak utk terapi nyeri kronis; efek sedasi
& obstipasinya lbh ringan.
• Dosis: oral, s.c. atau i.m. 3-4 dd 2,5-5mg sbg hidro-
gentartrat.Dpt juga diberikan sublingual.
5.TRAMADOL/tramal
• Derivat-sikloheksanol(1977) adalah campuran rase-
mik dr 2 isomer.Khasiat analgetiknya sedang & ber
-daya menghambat reuptake noradrenalin juga be
-kerja sbg antitusif.
• Disbgn negara zat ini dianggap sbg analgesik opio-
id krn bekerja pusat, yi. Melalui pendudukan resep
-tor mu-opioid oleh cis-isomernya.
• Meskipun dmk zat ini tdk menekan pernafasan, prak
-tis tdk mempengaruhi sist.Cardiovasc atau motilitas
lambung-usus.
5.TRAMADOL
• Walaupun zat ini memiliki sifat adiksi ringan, dlm praktek
resikonya hampir nihil shg tdk termasuk daftar narkotika
di banyak negara, termasuk indonesia
• Efek analgesik tramadol 120mg oral setara dgn 30-60mg
morfin oral;Penggunaan utk rasa nyeri sedang sampai hebat
per-rektal & parenteral dikombinasi –kan dgn parasetamol
& AINS kurang efektif atau tdk dpt digunakan; Utk nyeri
akut/kanker umumnya morfin lbh ampuh.
• Resorpsinya di usus cepat & tuntas dgn BA rata2 78%, PP-
nya 20%,Plasma t1/2nya 6jm. Efeknya dimulai sesudah
1jm & dpt bertahan 6-8jm.Dlm hati sebgn besar zat diurai
menjadi a.l. o-desmetil,metabolit dgn daya kerja 6Xlbh kuat
melalui pengikatan pd reseptor mu-opioid.
5.TRAMADOL
• Eksresinya lwt urin & kira2 10%nya dlm btk utuh.
• Efek sampingnya,tdk begitu serius & paling sering
berupa ter-mangu2,berkeringat,pusing,mulut kering,
mual&muntah,juga obstipasi,gatal2 & rash, nyeri kpl
& rasa letih.
• Resiko habituasi, ketergantungan & adiksi dianggap
ringan.Namun tdkdianjurlan penggunaannya utk pa-
sien dgn riwayat pernah penyalahgunaan drugs.
• Catatan utk semua reseptor mu-opioid agonis meng
-akibatkan gejala mual&muntah melalui stimulasi
langsung pd reseptor opioid di pusat muntah.
5.TRAMADOL
• Catatan, efek samping gastro-intestinal lainnya ada-
obstipasi yg juga terkait dgn sft opioid yi.penurunan
peristaltik & peningkatan absorpsi air dr usus.
• Ibu hamil & laktasi, opioid dpt melintasi plasenta
& selama ini diketahui tdk merugikan janin bila di-
nakan jauh seblm partus.Hanya 1% dr dosis yg ma-
suk ke dlm ASI. Meskipun dmk tramadol tdk dianjur
-kan selama kehamilan & laktasi.
• Dosis: Diatas 14thn 3-4 dd 50-100mg, max 400mg/
hari; Anak >1thn 3-4 dd 1-2 mg/kgBB
6.NALOKSON/Narsan
• Antagonis morfin ini memiliki rumus morfin dgn
ggs-alil pd atom-N(1969).Zat ini dpt meniadakan se-
mua khasiat morfin & opioid lainnya, terutama dep-
resi pernafasan tanpa mengurangi efek analgesiknya.
• Penekanan pernafasan dr obat2 depresi SSPlain(bar-
bital, siklopropan, eter) tdk ditiadakan, ttp juga tdk –
diperkuat spthalnya nalorfin.
• Merupakan prototipe antagonis opioid yg relatif mur
-ni,bekerja antagonis kompetitif pd reseptor mu,delta
& kappa,ttp afinitas thd reseptor mu paling tinggi.
• Dlm dosis tinggi memperlihatkan efek agonis,walau
klinis tak berarti.
6.NALOKSON
• Penggunaannya sbg antidotum pd overdose opioid
(& barbital),pasca bedah utk mengatasi depresi per-
nafasan oleh opioid. Atau secara diagnostik utk me-
nentukan adiksi seblm dimulai dgn penggunaan dgn
naltrexon.
• Kinetik,stl injeksi i.v. sdh memberikan efek stl 2’yg
bertahan 1-4jm; Plasma t1/2-nya hanya 45’-90’ lama
-kerjanya lbh singkat dr opioid,mk perlu diulang
bbrpkali.
• Efek samping,dpt berupa tachycardia(stl bedah cor)
;jarang reaksi alergi dgn shock & udema paru
6.NALOKSON
• Pd penangkalan efek opioid terlalu pesat dpt terjadi mual,
muntah, berkeringat, pusing2, hipertensi, tremor, serangan
epilepsi & berhentinya jantung.
• Dosis: pd overdose opioid,i.v. permulaan 0,4mg,bila perlu
diulang setiap 2-3’.
* NALORFIN/alinormorfin
- Adalah zat induk nalokson(1952) dgn khasiat sama,kecuali
juga berkhasiat analgesik lemah.
- Mampu meniadakan depresi pernafasan yg hebat krn opioid
- ttp justru memperkuat depresi yg bersft ringan, atau akibat
opioid dgn kerja campuran(agonistis & antagonistis)& zat
2 sentral lain
• Oleh krn itu,zat ini hanya digunakan pd overdose opioid ,
bila nalokson tdk tersedia.
*NALORFIN
• Dosis:pd overdose s.c./i.m./i.v. 5-10mg, bila perlu di
-ulang stl 10-15’ sampai max. 40mg/hari.
*NALTREKSON/Nalorex
# Derivat nalokson yg ggs-alilnya diganti dgn siklopro
-pil (1985).Sftnya antagonis murni tak mengakibat
-kan toleran -si atau ketergantungan fisik & psikis.
# Dlm hati zat ini diubah menjadi a.l. metabolit aktif
6beta- naltreksol yg terut. dieksresi mel.urin;zat ini
mengalami siklus enterohepatik,p. t1/2-nya: 4-12jm.
# Penggunaannya terutama utk menghambat efek2
opioiberdsrkan pengikatan kompetitif pd reseptor
opioid & sebagai obat anti-ketagihan heroin.
*NALTREKSON
# Pd pecandu opioid menimbulkan gejala abstinensi he
-bat dlm wkt 5’,yg dpt bertahan 48jm.
# Obat ini hanya boleh diberikan stl penghentian hero-
in/morfin atau metadon se-kurang2nya masing2 7 &
10hr.
# Dosis: permulaan 25mg, bila tdk terjadi efek absti-
nensi stl 1jm diulang dgn 25mg. Lalu 50mg sehr se-
lama 3bln atau lbh lama.
7.PENTAZOSIN/Fortral
# Merupakan zat sintesis diturunkan dr morfin(1964)
di mana cincin-fenantren diganti oleh naftalen.Ggs-
N-alil memberikan efek antagonis thd opioid lain-
nya
# Khasiatnya,yi.Disamping antagonis lemah, juga
merupakan agonis parsiil.
# Khasiat analgesiknya sedang sampai kuat,k.l.anta
-ra kodein& petidin( 3-6x lbh lemah drpd morfin)
# Di USA seringkali disalahgunakan dlm kombinasi
dgn antihistamin & nalokson
7.PENTAZOSIN
# Resorpsinya di usus baik,ttp BA-nya hanya k.l.20%
akibat FPE besar;Mula-kerja cepat, stl 15-30’& ber-
tahan minimal 3jm.
# Efek rektal sama dgn penggunaan oral; PP-nya 60%
, plasma-t1/2-nya 2-3jm; Dlm hati zat ini diubah ja-
di metabolit yg dieksresi terutama lwt urin.
# Dosis:Pd nyeri sedang-kuat 3-4 dd 50-100mg. Max.
600mg/hari.
8.KANABIS/marihuana,*hashiz,weed,grass
# Pucuk dgn kembang & buah2 muda yg dikeringkan
dr btk betina tmbhan Cannabis sativa(Asia Barat).
Kandungannya 0,3% minyak atsiri dgn zat2 terpen,
terutama tetrahidrokanabinol(THC).
# Khasiat farmakologinya banyak,yg terpenting dianta
-ranya yi.sedatif,hipnotik & analgetik,antimual
&spasmo litik.
# Khasiat analgesik dr THC terjadi di batang otak,
dimana terletak pula titik kerja dr opioid.Hanya me-
kanisme kerja- nya yg berlainan, reseptor morfin tdk
memegang peranan & nalokson tdk melawan efek
analgesiknya.Selain itu ambang nyeri diturunkan.
8.KANABIS
# Dahulu kanabis digunakan sbg obat tidur, sedati-
vum & spasmolitikum pd tetanus,umumnya dlm
btk ekstrak 2-3 dd 30-50mg.
# Sekarang kanabis banyak disalahgunakan sbg zat pe-
nyegar narkotik(“drug”).
# Studi akhir2 ini melaporkan efektifitas & pengguna-
an sbg anti-emetikum(& analgetikum) pd kanker,
apetit stimulans pd pasien AIDS & obat relaksasi
kejang/otot MS.
END