You are on page 1of 25

PEWARNA ALAMI DARI TANAMAN TARUM

(INDIGOFERA TINCTORIA) DENGAN


MENGGUNAKAN TEKNIK FERMENTASI DAN
FIKSASI TERHADAP UJI TAHAN LUNTUR

Disusun oleh:
Chairul Fikri P : 121130003
I Gede Khrisna E.Y : 121130085

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
BAB I
LATAR BELAKANG

Industri tekstil Teknik Pewarnaan

Alami Sintetis

• Tarum
• Naptol
• Soga tingi
• Remasol
• Kayu tegeran
• Indigosol
• Kunyit
• etc
• Teh, etc

Pewarna alami
memiliki kualitas
baik dan sesuai Pencemaran
standar Lingkungan
TUJUAN PENELITIAN

1. Menentukan pengaruh waktu fermentasi terhadap kecerahan warna dari

pewarna alami tanaman Tarum (Indigofera tinctoria).

2. Menentukan pengaruh bahan fiksasi (tunjung, tawas, soda ash) terhadap

ketahanan luntur dan penodaan.

3. Menentukan pengaruh jenis kain (katun, polyester) terhadap ketahanan

luntur dan penodaan.


BATASAN

1. Bahan baku pembuatan perwarna alami yang digunakan adalah tanaman

Tarum (Indigofera tinctoria).

2. Pada penelitian ini variabel yang di tinjau adalah jenis kain, bahan

fiksasi (tunjung, tawas, soda ash) dan membandingkan tingkat

kelunturan antara pewarna alami (Indigofera tinctoria) dengan pewarna

sintetis (naptol).
HIPOTESIS

1. Waktu fermentasi mempengaruhi kualitas pewarna alami tanaman

Tarum (Indigofera tinctoria).

2. Dengan menggunakan bahan fiksasi (tunjung, tawas, soda ash) maka

mampu menahan kelunturan.

3. Jenis kain mempengaruhi ketahanan luntur karena perbedaan daya serap

dari jenis kain itu sendiri.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Indigofera
Indigofera adalah tanaman kecil yang bisa digunakan untuk pewarna alami.
Senyawa yang terkandung di dalam daun tanaman indigofera merupakan
turunan dari glukosida bewarna dan berbentuk enol dari indoxyl yang
dikenal dengan indikan (indoxyl-β-D-glucoside).
TINJAUAN PUSTAKA

Pemungutan Zat Warna Indigofera Tinctoria


Zat pewarna alam dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari
berbagai bagian tanaman menggunakan pelarut air pada suhu

tinggu maupun rendah.


TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Fiksasi
 Bahan fiksasi  bahan yang digunakan untuk memperkuat atau
mengunci pewarna alami yang telah diaplikasikan pada kain serta
memberikan efek warna (arah warna) yang berbeda-beda sesuai
dengan zat fiksasi yang digunakan.
 Contoh : tunjung, tawas dan soda ash

Proses Fermentasi
 Proses fermentasi tanaman indigofera yaitu proses perendaman
daun indigofera segar yang telah di bersihkan dari pengotor yang
selanjutnya di rendam dalam bak selama 24 jam
TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh dari Jenis Kain


Setiap jenis kain memiliki sifat yang berbeda sehingga hasil pewarnaan
yang dihasilkan juga berbeda. Untuk itu harus mengenal sifat kain agar
dapat memperoleh hasil pewarnaan yang diinginkan.
 Contoh : kain katun dan kain polyester

Uji Grey Scale


Grey scale adalah alat yang digunakan untuk menguji ketahanan luntur
yang terjadi pada kain yang sudah diwarnai
Uji Staining scale
Staning scale adalah alat yang digunakan untuk menguji penodaan warna
pada kain putih yang dicuci dengan
BAB III
METODE PENELITIAN
• Bahan baku • Alat
1. Daun dan batang segar 1. Beker glass
tanaman Indigofera 2. Labu takar
Tinctoria 3. Gelas ukur
2. Air 4. Gelas arloji
3. Tawas 5. Pengaduk kaca
4. Tunjung 6. Timbangan analitik
5. Soda ash 7. Spatula
6. Tawas 8. Pipet tetes
7. Minyak jarak 9. Pisau dan gunting
8. Kain katun 20 x 20 cm 10. Saringan
9. Kain polyester 20 x 20 cm 11. Labu leher tiga
METODE PENELITIAN
• Rangkaian Alat
Keterangan :
1. Pengaduk
2. Labu leher tiga
3. Pendingin balik
4. Termometer
5. Pemanas air
6. Statif dan klem
METODE PENELITIAN

• Cara kerja

Fermentasi

Ekstraksi

Pengkeburan

Pencelupan warna

Fiksasi
BAB IV
HASIL

• Pengaruh waktu fermentasi terhadap kecerahan warna pewarna alami


indigofera
Waktu Fermentasi (jam) Tingkat Kecerahan Warna

12 Biru Muda

18 Biru

24 Biru gelap
HASIL

• Pengaruh Bahan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur dan Penodaan


pada Kain yang sudah di warnai

Tunjung Soda ash Tawas


Pengaruh Bahan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur dan Penodaan pada Kain
yang sudah di warnai
Jenis Kain Bahan Fiksasi Waktu Fermentasi Uji Kelunturan Uji Penodaan
(jam) (Grey scale) (Staining Scale)

12 4 4-5
Tunjung 18 3-4 4-5
24 4 4-5
12 3-4 4-5
Katun Tawas 18 4 4
24 3-4 3-4
12 3 4-5
Soda ash 18 3 3
24 2-3 3
12 4 4
Tunjung 18 5 5
24 5 4
12 5 4
Polyester Tawas 18 4 5
24 5 5
12 4 3
Soda ash 18 5 3
24 4 4
• Uji Tahan Luntur Warna (TLW) terhadap Pencucian Sabun Menggunakan
Grey Scale pada Kain Katun dan Polyester.
Jenis
Waktu Nilai
Kain
ferment Bahan Keluntura
asi (jam) Fiksasi n
soda ash 3
12 Tawas 3-4
Tunjung 4

Katun soda ash 3


18 Tawas 4
Tunjung 3-4
Hubungan nilai kelunturan dengan waktu
soda ash 2-3
24
fermentasi pada kain katun
Tawas 3-4
Tunjung 4
Soda ash 4
12 Tawas 5
Tunjung 4
Polyeste
r Soda ash 5
18 Tawas 4
Tunjung 5
Soda ash 4
Hubungan nilai kelunturan dengan waktu
24 Tawas 5
fermentasi pada kain polyester
Tunjung 5
• Uji Penodaan terhadap Kain Putih Menggunakan Staining Scale
pada Kain Katun dan Polyester

Jenis Waktu
Kain fermenta Bahan Nilai
si (jam) Fiksasi Penodaan
Soda ash 3
12 Tawas 4
Tunjung 4
Soda ash 3
Polyester 18 Tawas 5
Tunjung 5 Hubungan nilai penodaan dengan waktu
Soda ash 4
24 Tawas 5 fermentasi pada kain Polyester
Tunjung 4
Soda Ash 4-5
12 Tawas 4-5
Tunjung 4-5
Soda Ash 3
Katun 18 Tawas 4
Tunjung 4-5
Soda Ash 3
24 Tawas 3-4
Tunjung 4-5

Hubungan nilai penodaan dengan waktu


fermentasi pada kain katun
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Pada variasi waktu fermentasi didapatkan bahwa waktu fermentasi (12 jam, 18 jam, 24 jam)

mempengaruhi tingkat kecerahan warna dimana semakin lama waktu fermentasi, maka

kecerahan warna semakin gelap, waktu fermentasi yang optimal terjadi pada 24 jam.

2. Pada jenis bahan fiksasi yang digunakan (Tunjung, Tawas, Soda ash) yang menghasilkan nilai

tahan luntur dan penodaan yang baik adalah bahan fiksasi tunjung dan tawas, namun bahan

fiksasi tunjung cenderung merubah warna asli pewarna alami, sedangkan tawas mampu

mempertahankan warna asli dari pewarna alami indigofera.

3. Kain polyester memiliki kualitas tahan luntur dan penodaan yang lebih baik jika dibandingkan

dengan kain katun hal ini disebabkan terjadinya proses imbisi pada kain polyester
SARAN

1. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan konsentrasi bahan fiksasi yang berbeda-

beda.

2. Melakukan penelitian lebih lanjut dengan jenis bahan fiksasi yang berbeda selain

soda ash, tunjung, dan tawas.

3. Melakukan uji ketahanan luntur yang berbeda seperti uji ketahanan luntur terhadap

keringat atau sinar matahari


TERIMAKASIH

You might also like