Professional Documents
Culture Documents
2
Latar Belakang
Kejadian tertentu/menghadapi suatu hal
Cemas
Bervariasi
Gangguan Kecemasan
(Anxiety Disorder)
28,8%
Paling sering :
Gangguan cemas menyeluruh 4
1.2 Tujuan Penulisan
untuk mempelajari, memahami, dan menelaah kasus yang
berhubungan dengan definisi, epidemiologi, etiologi, gambaran
klinis, diagnosis, tatalaksana, dan prognosis gangguan ansietas
menyeluruh.
1.3Metodologi Penulisan
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan kepustakaan merujuk
kepada berbagai literatur seperti textbook dan jurnal.
5
BAB 2
Tinjauan Pustaka
6
Definisi
Gangguan cemas menyeluruh
(Generalized Anxiety Disorder, GAD)
2018/2/22
Epidemiologi
Prevalensi GAD
dalam 6 bulan adalah 2,5-6,4 %,
dalam 12 bulan adalah 3,1 %
Seumur hidup adalah 5,7%.
(PR = 7,7%, LK = 4,6%)
2018/2/22
Epidemiologi
Onset awal
= ketakutan pada anak, gangguan
marital/seksual
Onset lambat
= kejadian yang menimbulkan stres.
2018/2/22
Etiologi
Teori biologi
Terganggunya GABA, serotonin, norepinefrin, glutamate, dan kolesistokinin
Teori genetik
>pasien wanita. 25% keluarga tingkat pertama menderita gangguan yang sama.
pasangan kembar (50% monozigotik dan 15% dizigotik)
Teori psikoanalitik
gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan.
primitif : perpisahan dengan objek cinta.
lebih matang : kehilangan cinta dari objek yang penting.
Teori kognitif-perilaku
Penderita berespons secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman
2018/2/22
Gambaran Klinis
2018/2/22
Gambaran Klinis
Palpitasi/takikardi, Berkeringat, Tremor,
1. Gejala otonom
Mulut kering
Kesulitan bernafas, Rasa tercekik, Nyeri
2. Gejala fisik
dada, Mual
Pusing, Goyah, Pingsan atau kepala terasa
3. Status mental ringan, Derealisasi/depersonalisasi, Takut
kehilangan kontrol atau menjadi gila
2018/2/22
Gambaran Klinis
2018/2/22
Diagnosis
DSM V-TR
A.Kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan yang timbul
hampir setiap hari, sepanjang hari, terjadi selama sekurangnya
6 bulan, tentang sejumlah aktivitas atau kejadian (seperti
pekerjaan atau aktivitas sekolah)
B.Penderita merasa sulit mengendalikan kekhawatirannya.
C.Kecemasan dan kekhawatiran disertai tiga atau lebih dari enam
gejala berikut ini (dengan sekurangnya beberapa gejala lebih
banyak terjadi dibandingkan tidak terjadi selama 6 bulan
terakhir).
2018/2/22
Diagnosis
DSM V-TR
2018/2/22
Diagnosis
DSM V-TR
2018/2/22
Diagnosis
DSM V-TR
F. Gangguan tidak dapat dijelaskan oleh gangguan mental
lainnya (misalnya, kecemasan atau ketakutan tentang
menderita suatu serangan panik seperti pada gangguan panik,
merasa malu pada situasi umum seperti pada fobia sosial,
terkontaminasi atauobsesi lain pada gangguan obsesif
kompulsif, perpisahandengan figur terdekat seperti gangguan
cemas perpisahan, penambahan berat badan seperti pada
anoreksia nervosa, menderita keluhan fisik seperti pada
gangguan somatisasi, atau menderita penyakit serius pada
gangguan kecemasan atau terdapat waham seperti pada
2018/2/22
skizofrenia.
Diagnosis
PPDGJ III
A.Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer
yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan situasi khusus tertentu saja (sifatnya
“free floating” atau “mengambang”)
2018/2/22
Diagnosis
PPDGJ III
B. Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur
berikut:
a) Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti diujung
tanduk, sulit konsentrasi, dsb)
b) Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
c) Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, bekeringat, jantung
berdebar-debar, sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb).
2018/2/22
Diagnosis
PPDGJ III
C. Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan
untuk ditenangkan (reassurance) serta keluhan-keluhan
somatik berulang yang menonjol.
D. Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk
beberapa hari), khususnya depresi, tidak membatalkan
diagnosis utama gangguan anxietas menyeluruh, selama hal
tersebut tidak memenuhi kriteria lengkap dari episode depresif
(F32.-), gangguan anxietas fobik (F40.-), gangguan panik
2018/2/22(F41.0), atau gangguan obsesif-kompulsif (F42.-)
Diagnosis Banding
kecemasan
depresi
campuran cemas dengan depresi dan gangguan kecemasan
lainnya
penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan alkohol
kondisi medis tertentu
efek samping obat (antihipertensi, anti-aritmia, bronkodilator,
antikolinergik, anti konvulsan, anti-Parkinson, anti depresan,
antipsikotik)
2018/2/22
Tatalaksana
Farmakoterapi
1. Benzodiazepine
pilihan obat pertama. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu,
dilanjutkan dengan masa tapering off selama 1-2 minggu,
2. Buspirone
Efektif pada 60-80% penderita, lebih efektif dalam memperbaiki gejala
kognitif daripada gejala somatik pada gangguan cemas menyeluruh tapi
efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu.
3. SSRI (selective serotonin re-uptake inhibitor)
Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik daripada
fluoksetin.
2018/2/22
Tatalaksana
Psikoterapi
1. Terapi kognitif-perilaku
mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
2. Terapi suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, didukung egonya
3. Psikoterapi berorientasi tilikan
mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar
2018/2/22
Perjalanan Penyakit & Prognosis
Perjalanan klinis dan prognosis gangguan adalah sukar untuk diperkirakan
Peristiwa kehidupan berhubungan dengan onset gangguan kecemasan
umum
suatu keadaan kronis yang mungkin seumur hidup
prognosis secara umum adalah buruk. Dengan komorbid = semakin buruk.
25 persen pasien mengalami gangguan panik. Sejumlah besar depresif
berat.
remisi kurang lebih 30% setelah 3 tahun terapi.
Dalam 6 tahun kemungkinan adanya gejala residu ringan adalah 68% dan
gangguan berat yang persisten sebanyak 9%
2018/2/22
Ilustrasi Kasus
1
Identitas Pasien
• Nama : Ny. M
• MR : 00628682
• Jenis kelamin : Perempuan
• Tanggal lahir/ umur : 7 Agustus 1956/ 61 tahun
• Status perkawinan : Menikah
• Kewarganegaraan : Indonesia
• Suku bangsa : Minang
• Agama : Islam
• Pendidikan : S1
• Pekerjaan : Pensiunan PNS
• Alamat : Alai, Padang
Riwayat Psikiatri
• Autoanamnesis dengan pasien pada tanggal 22 Januari
2018 di Poliklinik Jiwa RSUP dr.M.Djamil Padang
• Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan
sendiri
• Sebab dan Keluhan Utama
• Pasien merasa sering cemas sejak ±6 tahun yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien sering merasa cemas dan takut terhadap sesuatu yang tidak dapat
dijelaskan oleh pasien. Saat merasa cemas pasien juga merasakan gelisah,
gemetaran, tidak bisa santai, berkeringat, sering sakit kepala dan nyeri ulu hati.
Pasien merasakan keluhan ini hampir setiap hari sejak 6 tahun yang lalu, setelah
Ibu pasien meninggal dunia.
• Pasien tidak memiliki penyakit umum seperti hipertensi, DM, trauma, tumor,
ataupun penyakit fisik lainnya.
• Pasien tidak suka minum-minuman berkafein seperti kopi atau teh, tidak pernah
minum minuman beralkohol, dan tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan
selain obat kejiwaan.
• Pasien tidak pernah memiliki serangan panik, tidak merasa cemas di tempat-
tempat tertentu atau dalam situasi sosial, serta tidak ada gejala obsesif atau
konfulsif.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat Gangguan Psikiatri
• Pasien sudah dikenal menderita gangguan cemas menyeluruh sejak 6
tahun yang lalu, kontrol dan minum obat teratur.
• Riwayat Gangguan Medis
• Pasien tidak ada hipertensi, DM, tumor, trauma kepala, kejang, gangguan
kesadaran, HIV, dan penyakit fisik lainnya.
• Riwayat Penggunaan NAPZA
• Pasien tidak pernah minum minuman beralkohol maupun mengkonsumsi
NAPZA.
Riwayat Keluarga
• Pasien merupakan anak tunggal
• Kedua orangtua sudah meninggal (Ibu: 6 tahun yang lalu)
• Hubungan dengan kedua orangtua akrab, terutama dengan Ibu
• Sekarang tinggal dengan suami
• Pasien memiliki seorang anak laki-laki yang sudah menikah, hubungan
dengan anak: baik
Skema Pedegree
Status Internus
• Keadaan Umum : Sakit sedang
• Kesadaran : Composmentis cooperative
• Tekanan Darah : 110/60 mmHg
• Nadi : Teraba, kuat angkat, teratur, frekuensi 96x/menit
• Nafas : pernapasan thoracoabdominal, simetris kiri dan kanan, frekuensi
20x/menit
• Suhu : 37°C
• Tinggi Badan :155 cm
• Berat Badan :52 kg
• Status Gizi : Gizi sedang
• Sistem Kardiovaskuler : Dalam batas normal
• Sistem Respiratorik : Dalam batas normal
• Kelainan Khusus : tidak ditemukan
Status Neurologikus
• GCS: E4V6M5 Tanda-tanda efek samping piramidal
• Tremor tangan : tidak ada
• Tanda rangsangan
Meningeal : tidak ada • Akatisia :tidak ada
• Bradikinesia : tidak ada
• Tardive diskinesia : tidak ada
• Cara berjalan :biasa
• Keseimbangan :baik
• Rigiditas :tidak ada
• Kekuatan motorik :baik
555 555
555 555
• Sensorik :baik
• Refleks : fisiologis (+/+) normal, refleks patologis (-/-)
Status Mental
Keadaan Umum
• Kesadaran/ sensorium : compos mentis (+)
• Penampilan
• Sikap tubuh: biasa ( + ), gelisah (+), berpakaian sesuai gender (+).
• Cara berpakaian : rapi (+), sesuai dengan situasi(+), kesan (dapat mengurus diri)
• Kesehatan fisik : sehat (+), telapak tangan basah (+), dahi berkeringat (-), mata terbelalak
(-).
• Kontak psikis: dapat dilakukan (+), wajar (+)
• Sikap: Kooperatif ( + )
• Tingkah laku dan aktifitas psikomotor
• Cara berjalan : biasa (+), sempoyongan (-), kaku (-), dan lain-lain
• Ekhopraksia (-), katalepsi (-), luapan katatonik (-), stupor katatonik (-), rigiditas katatonik (-),
posturing katatonik (-), cerea flexibilitas (-), negativisme (-), katapleksi (-), stereotipik (-),
mannerisme -),otomatisme(-), otomatisme perintah (-), mutisme (-), agitasi psikomotor (-),
hiperaktivitas/ hiperkinesis (-), tik (-), somnabulisme (-), akathisia (-), kompulsi(-), ataksia,
Status Mental
Verbalisasi dan cara berbicara
• Arus pembicaraan* : biasa, cepat,lambat
• Produktivitas pembicaraan* : biasa, sedikit, banyak
• Perbendaharaan* : biasa, sedikit, banyak
• Nada pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
• Volume pembicaraan* : biasa, menurun, meninggi
• Isi pembicaraan* : sesuai / tidak sesuai
• Penekanan pada pembicaraan* : ada/ tidak
• Spontanitas pembicaraan * : spontan/ tidak
• Logorrhea ( - ), poverty of speech ( - ), diprosodi ( - ), disatria ( - ), gagap ( - ),
afasia ( - ), bicara kacau (-)
Status Mental
Emosi
• Hidup emosi*: stabilitas (stabil/ tidak), pengendalian (adekuat/tidak adekuat),
echt/unecht, dalam/dangkal, skala diffrensiasi (sempit/luas), arus emosi
(biasa/lambat/cepat).
• Afek : Afek appropriate/ serasi(+)
• Mood : mood disforik (+),
• Emosi lainnya : Ansietas ( - ), free floating-anxiety(+), ketakutan (-), agitasi ( - ),
tension (ketegangan) (-), panic (-), apati (-), ambivalensi (-), abreaksional (-), rasa
malu (-), rasa berdosa/ bersalah(-), kontrol impuls (-).
• Gangguan fisiologis yang berhubungan dengan mood
• Anoreksia ( - ), hiperfagia ( - ), insomnia (-), hipersomnia ( - ), variasi diurnal ( - ),
penurunan libido ( - ), konstispasi (- ), fatigue ( - ), pica (-), pseudocyesis ( - ), bulimia ( -).
Status Mental
• Pikiran/ Proses Pikir (Thinking) • Persepsi
• Kecepatan proses pikir (biasa/cepat/lambat) • Halusinasi (-)
• Mutu proses pikir (jelas/tajam)
• Ilusi (-)
• Kemiskinan isi pikiran ( -)
• Depersonalisasi ( - )
• Gagasan yang berlebihan (-)
• Delusi/ waham (-) • derealisasi ( - )
• Idea of reference ( - )
tanggal 22 Januari 2018 dengan diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh. Diagnosis pasien ditegakkan
berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan status psikiatri yang didasarkan pada PPDGJ III. Berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan psikiatri pada tanggal 22 Januari 2018 didapatkan gejala anxietas yang
berlangsung hampir tiap hari selama lebih dari 6 bulan, dimana anxietasnya tidak terbatas atau hanya
menonjol pada keadaan tertentu saja, melainkan mengambang. Berdasarkan tanda dan gejala yang
2018/2/22
Prevalensi gangguan cemas menyeluruh adalah 7,7% pada perempuan dan 4,6% pada laki-laki.
Gangguan ini dapat timbul dengan onset awal maupun onset lambat, onset lambat berkaitan dengan
kejadian yang menimbulkan stres. Pada pasien ini gejala muncul pertama kali setelah ibu kandung
pasien meninggal dunia sekitar 6 tahun yang lalu. Pasien, yang merupakan anak tunggal dan memiliki
hubungan yang akrab dengan ibu pasien, merasa sedih atas kepergian beliau. Menurut teori
psikoanalitik, ansietas adalah gejala dari konflik bawah sadar yang tidak terselesaikan. Ansietas secara
primitif dihubungkan dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat yang lebih matang lagi
2018/2/22
Saat merasa cemas pasien juga merasakan gelisah, gemetaran, tidak bisa santai, berkeringat, sering
sakit kepala dan nyeri ulu hati. Gejala-gejala tersebut memenuhi kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ
III: Penderita menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk
beberapa minggu sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”).
2018/2/22
Untuk tatalaksana pasien ini diberikan Clobazam 10 mg, satu kali setengah tablet per hari. Clobazam
merupakan antianxietas golongan benzodiazepin, yang merupakan pilihan obat pertama. Pemberian
benzodiazepine dimulai dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon terapi.
Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek
yang tidak diinginkan. Selain itu penting juga untuk memberikan psikoterapi dan psikoedukasi kepada
2018/2/22
Prognosis quo et sanactionam pada pasien ini dubia ad malam karena menurut definisinya, gangguan
kecemasan umum adalah suatu keadaan kronis yang mungkin seumur hidup sehingga prognosis secara
umum adalah buruk. Sebanyak 25 persen pasien akhimya mengalami gangguan panik. Sejumlah besar
pasien kemungkinan memiliki gangguan depresif berat. Dari data didapatkan bahwa kemungkinan untuk
remisi kurang lebih 30% setelah 3 tahun terapi. Dalam 6 tahun kemungkinan adanya gejala residu ringan
2018/2/22
2018
T H A N K S F O R Y O U R L I S T E N I N G
50