You are on page 1of 30

Rivaldi Puala Yuka 2012730151

Novita Dewi 2013730078


Dyoza Ashara Cinnamon 2013730139
Ray Praditya Putra S 2013730090

Pembimbing:
dr. H. Dindin Budhi Rahayu, Sp.KK
 Nama : Tn. U U

 Usia : 61 Tahun

 Jenis Kelamin : Laki-laki

 Alamat : Majingklak, Rt/Rw : 03/01, Desa


Majingklak, Kec. Wanarja

 Pekerjaan : Petani

 Status : Menikah

 No. CM : 752665
 TIMBUL BERCAK KEMERAHAN BERSISIK DI
SELURUH PERMUKAAN TUBUH SETELAH
MENGKONSUMSI OBAT
Timbul bercak-bercak kemerahan dan bersisik.

Gatal dirasakan terus menerus sepanjang hari.

Kulit pada kedua tangan dan kaki juga


dirasakan pasien sangat kering dan kaku

1 minggu yang lalu pasien mengkonsumsi obat,


post operasi BPH
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda Vital
 Nadi : 62 x/menit, regular, kuat angkat, isi cukup
 Respirasi : 18 x/menit
 Suhu : 36.6oC
 DISTRIBUSI : UNIVERSAL
 A/R : HAMPIR SELURUH PERMUKAAN
TUBUH
 LESI : MULTIPLE, SIRKUMSKRIP,
SEBAGIAN KONFLUENS, TIDAK MENIMBUL, LESI
KERING, PLAKAT
 EFLORESENSI : MAKULA HIPERPIGMENTASI,
SKUAMA, KRUSTA
Dermatitis Eksfoliatif – Exfoliative Eritrodermal Syndrome
Keadaan kemerahan dalam di kulit yang terjadi secara
luas dan melibatkan lebih dari 90% permukaan tubuh.

Eritroderma ialah kelainan kulit yang ditandai dengan


adanya eritema universalis (90%-100%), biasanya
disertai skuama.

Mutlak harus ada ialah eritema, sedangkan skuama


tidak selalu terdapat.
Laki-laki : Wanita = 4 : 1

Insidensi 0,9 – 71 orang dari 100.000 pasien rawat jalan

 Eritroderma yg paling banyak ditemui adalah


eritroderma sekunder, akibat penyakit lainnya, terutama
psoriasis.
Etiologi utama pada Etiologi Utama pada anak:
dewasa:  Dermatosis
 Psoriasis  Reaksi Obat
 Ekzema  Infeksi
 Reaksi obat  Ichtyosiform
 Sezary Syndrome
(Lymphoma Cutaneus,
Mycosis fungoides)
Manifestasi eritema/eritroderma dihasilkan dari reaksi
patologis pada jaringan vaskuler dermis (superfisial atau
profunda) yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah.

Peningkatan laju mitosis sel epidermal  deskuamasi


Eritroderma sekunder:
 Pathogenesis eritroderma akan berhubungan dengan
pathogenesis penyakit-penyakit yang mendasari.
 Masih belum jelas:
 Bagaimana suatu penyakit dapat kemudian mengakibatkan
eritroderma
 Bagaimana suatu penyakit kulit dapat mengembangkan
kemerahan kulit dan skuama yang terjadi secara universal
 Bagaimana pathogenesis terjadinya eritroderma idiopatik
1. Dilatasi vaskuler  aliran darah kulit >>  laju
lehilangan panas >>  pasien merasa kedinginan
& menggigil

2. Kehilangan panas >>  penguapan cairan >> 


dehidrasi

3. Skuama >> (≥ 9 gr/m2)  kehilangan protein >> 


hipoalbimun & globulin >>

4. Permeabilitas vaskuler >> + kehilangan protein 


edema perifer
I. Reaksi Obat
 Untuk menghasilkan eritroderma, obat harus masuk
dalam tubuh dengan cara apa saja.
 Onset terjadinya penyakit setelah masuknya obat
berbeda-beda.
 Gambaran klinisnya eritema universal
II. Akibat Penyakit Kutaneus
1. Psoriasis Eritrodermik
 Dapat disebabkan oleh perluasan penyakitnya atau karena
pengobatan yang terlalu kuat (ex. ter topikal)
 Khas adalah skuama tebal, berlapis dan kasar di atas kulit yang
eritema.
 Eritema tidak merata (tempat predileksi psoriasis, kelainannya
lebih eritematosa dan agak meninggi, skuama lebih tebal),
pitting nail.
2. Penyakit Leiner
 Akibat dermatitis seboroika yang meluas
 Terjadi pada usia 4 – 20 minggu
 Kelainan kulitnya berupa eritema universal dengan skuama yang
kasar
 Keadaan umum baik
III. Akibat Penyakit Sistemik
 Misalnya infeksi dan Sezary Syndrome
 Dicurigai pada pasien eritroderma yang tidak masuk
golongan I dan II
1. Anamnesis
 Tanda
 Tampakan awal adalah eritema yang berkembang menjadi
eritema generalisata dengan tampakan yang berkilau.
 Skuama berwarna putih atau kuning mulai muncul setelah
beberapa hari onset eritema, biasanya muncul pada daerah
fleksura.
 Plate-like scaling dapat muncul secara akut pada daerah
palmar dan telapak kaki. Scaling terus berkembang seiring
kulit yang semakin memerah.

 Riwayat penyakit yang mendasari


2. Pemeriksaan Fisik
 Gangguan termoregulator  hipertermia atau kadang
hipotermia,
 Takikardi  >> aliran darah + kehilangan cairan
 Edema didaerah perifer pedis atau periorbita dapat
terjadi pada lebih dari 54% pasien.
 Limfadenopati generalisata terjadi lebih dari sepertiga
pasien. Harus dibedakan anatara limfadenopati
dermatopik dan limfoma.
 Hepatomegali dapat terjadi pada sepertiga pasien dan
lebih sering terlihat pada ED akibat obat.
 Splenomegali jarang terjadi
3. Laboratorium
 anemia, leukositosis, limfositosis, eosinofilia,
peningkatan IgE, dan peningkatan sedimentasi
eritrosit.
 Gangguan elektrolit
 Sel sezary (20%, 1000/mm3 atau lebih): limfosit
atipik, inti homogen, lobular, tidak teratur. Terdapat
di darah, kulit, & KGB
1. Awal
 Penggantian cairan & elektrolit
 Pertimbangan MRS: gangguan cairan & elektrolit parah,
gangguan CV dan respirasi

2. Lanjutan
 Golongan I: kortiksteroid (prednison 4 x 10 mg, penyembuhan
dalam beberapa hari – minggu)

 Golongan II: kortikosteroid (prednison 4 x 10 mg – 4 x 15 mg


sehari); asetretin untuk psoriasis; penyembuhan dalam minggu –
bulan

 Sindrom Sezary: kortikosteroid (prednison 30 mg sehari) atau


metilprednisolon ekuivalen dengan sitostatik (klorambusil
dengan dosis 2 - 6 mg sehari).
 Eritroderma kronik: tambahan protein

Kelainan kulit perlu pula diolesi emolien untuk


mengurangi radiasi akibat vasodilatasi oleh eritema
misalnya dengan salap lanolin 10% atau krim urea 10%
 Cairan dan elektrolit hilang akibat kebocoran kapiler,
dan terjadi penurunan kadar protein darah mengarah
ke terjadinya oedem, kelemahan otot, dan
hipoalbuminemia.

 Gagal jantung high-output terjadi akibat peningkatan


aliran darah ke kulit. Keadaan ini biasanya terjadi pada
orang tua, terutama dengan kelainan jantung.

 Peningkatan suseptibilitas terhadap infeksi terjadi


akibat inflamasi, fisura, dan ekskoriasi pada kulit.
 Prognosis tergantung etiologi
 Erupsi obat: menghilang minggu setelah penghentian
obat, dgn kemungkinan hepatomegali.

 Psoriasis & atopik: dapat menghilang dalam hitungan


bulan, atau menetap, dengan angka rekurensi tinggi.

 Keganasan: lebih sering kronis & refrakter

You might also like