You are on page 1of 49

VIVI N RUMAHLATU

11.2016.035

PEMBIMBING
DR. JOSEF SETIA BUDI, SP.A
Apa Bronkopneumoni Itu ?
Bronkopnemonia adalah infeksi atau
peradangan pada jaringan paru terutama
alveoli atau parenkim yang sering
menyerang pada anak – anak.
BRONKOPNEUMONIA
3

 Peradangan parenkim paru


 bronkus / bronkiolus  alveolus yang berupa distribusi
berbentuk bercak-bercak
 Bila alveolus radang  terisi oleh nanah dan cairan 
fibrosis dan pelebaran  kemampuan menyerap oksigen
terganggu  gangguan proses respirasi di paru- paru
EPIDEMIOLOGI
4

 Penyebab morbiditas dan mortalitas <5 thn terutama di negara


berkembang
 Faktor resiko  Tinggi angka mortalitas :
1. Pnemonia yang terjadi pada masa bayi
2. BBLR
3. Imunisasi (-)
4. Asi Ekslusif (-)
5. Malnutrisi
6. Def Vit A
7. Tingginya pravalens kolonisasi bakteri patogen di nasoph.
8. Tingginya pajanan terhadap polusi udara
Penyebab Bronchopneumoni

 Bakteri
Organisme gram +  Pneumonia bakteri 
Steprokokus pneumonia, Streptococcus aureus
dan Streptococcus pyogenis.
 Virus
Pneumonia virus merupakan tipe pneumonia
yang paling umum ini  oleh virus influenza
yang menyebar melalui transmisi droplet.
CMV  Penyebab utama pneumonia virus.
 Jamur
Infeksi disebabkan oleh
jamur  histoplasmosis
menyebar melalui
penghirupan udara yg
mengandung spora &
biasanya ditemukan pada
kotoran burung

 Protozoa
Ini biasanya terjadi pada
pasien yang mengalami
imunosupresi  seperti
pada penderita AIDS
 Neonatus & bayi kecil  Streptococcus grup B & bakteri
gram – ( E.Colli, Pseudomonas sp, Klebsiella sp)
 Bayi besar & balita  Strep.pneumonia, H.influenzae,
strep. Grup A, S.aures
 Anak besar & remaja  infeksi Mycoplasma
pneumoniae
Derajat Berat Pneumonia pada anak usia
2 bulan – 5 tahun
Gambaran klinis Beratnya penyakit

Tidak dapat makan, distress Pneumonia sangat berat


pernafasan berat/sianosis
sentral/kesadaran ↓ / kejang

Tarikan dinding bagian bawah dan Pneumonia berat


tidak ada tanda pneumonia sangat
berat

Nafas cepat dan tidak da tanda Bukan pneumonia berat


pneumonia berat / sangat berat

Tidak ada tanda pneumonia / Bukan pneumonia


pneumonia sangat berat
PATOGENESIS
9
PNEUMOCOCCUS

PARU

STADIUM KONGESTI

STADIUM HEPATISASI MERAH

STADIUM HEPATISASI KELABU

STADIUM RESOLUSI
STADIUM KONGESTI
10

Peradangan (↑ aliran
darah & permabilitas
kapiler)
Pelepasan mediator
peradangan &
degranulasi sel mast
Otot polos vaskuler
lemas & ↑ permeabilitas
kapiler paru

Perpindahan eksudat Edema kapiler dan ↓ saturasi oksigen


ke dalam ruang alveolus hemoglobin
interstitium
STADIUM HEPATISASI MERAH
11

Alveolus terisi sel darah merah



Lobus dan lobulus yang terkena memadat

Warna paru menjadi merah

Pada perabaan seperti hepar

Udara dalam alveoli sangat minimal (anak menjadi sesak)
STADIUM HEPATISASI KELABU
12

Sel darah putih mengkolonisasi paru



Fagositosis sisa2 sel & eritrosit diresorbsi

Lobus berisi fibrin & leukosit

Paru kelabu
STADIUM RESOLUSI
13

Sisa2 fibrin & eksudat lisis



Diabsorbsi makrofag

Paru kembali ke semula
Batuk produktif
atau batuk berdahak
Didahului dengan
ISPA  Demam tinggi
Sesak nafas dan
bernafas secara cepat
dan dalam  Pernafasan
cuping hidung
Mual
dan
muntah
sianosis sekitar
hidung & mulut
diare
Merasa letih dan
lemas
DIAGNOSIS

Berdasarkan kriteria WHO (2009)


1. Bukan Pneumonia
Bila tidak ditemukan sesak napas dan napas cepat
2. Pneumonia
– Bila tidak ada sesak napas
– Ada napas cepat dengan laju napas:
• Anak umur < 2 bulan : > 60 x/mnt
• Anak umur 2-11 bulan : > 50 x/mnt
• Anak umur 1-5 tahun : > 40 x/mnt
• Anak umur > 5 tahun : > 30 x/mnt
DIAGNOSIS

3. Pneumonia berat
 Bila ada sesak napas (pernapasan cuping hidung dan atau
retraksi otot epigastrik, intercostal, suprasternal)
 Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai :

 Tidak dapat menyusu atau minum/makan, atau


memuntahkan semuanya
 Kejang, letargis atau tidak sadar
 Sianosis
 Distress pernapasan berat
Pada pemeriksaan fisik :
1. Inspeksi : Pernafasan Cuping hidung (+), sianosis sekitar
hidung & mulut, retraksi sela iga
2. Palpasi  Stem fremitus >> pada sisi sakit
3. Perkusi  Sonor <<
4. Auskultasi  Suara pernafasan mengeras (Vesikuler
mengeras) + Ronkhi basah gelembung halus - sedang
• P. virus: leukosit normal/ sdkt meningkat,
trombositopenia
Darah perifer • P. bakteri: leukositosis antara 15 rb-40 rb/mm3,
predominan neutrofil.
lengkap • Infeksi C. pneumoni: eosinofilia. Kdg2 anemia
rgn, LED meningkat.

Tidak rutin dilakukan kecuali pd pneumonia


berat yg dirawat di RS. Spesimen berasal dr:
Mikrobiologis usap tenggorok, nasofaring, bilasan bronkus,
darah, pungsi pleura, atau aspirasi paru
GAMBARAN RADIOLOGI
26

 Bercakinfiltrat
inhomogen di daerah hilus
Corakan bronkovaskular
meningkat dan kasar
Air bronchogram (+)
Tidak ada pembesaran jantung
Diafragma bilateral normal
KRITERIA DIAGNOSTIK
27

 Sesak napas  pernafasan cuping hidung dan tarikan


dinding dada
 Panas badan
 Ro basah halus - sedang nyaring (crackles)
 Foto thorax  gambaran infiltrat difus
 Leukositosis
Diagnosis ditegakkan bila ditemukan 3 dari gejala diatas
DIAGNOSIS BANDING

ASMA

BRONKIOLITIS TB PARU

DIAGNOSIS
BANDING
ASMA BRONKIALE

 Mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan


kharakteristik :
 Timbul episodik

 Cenderung malam hari/dini hari

 Musiman

 Setelah aktivitas fisik

 Riwayat asma atau atopi


BRONKIOLITIS

 Anamnesis : pilek ringan, batuk, dan demam


 PF : takikardi, takipnea, peningkatan suhu >38,5 C.
Terkadang konjungtivitis ringan dan faringitis
 Wheezing
 Napas cuping hidung dan retraksi interkostal
 Dapt ditemukan ronki
 Trkadang bisa apnea pada bayi <6bulan
 Darah rutin kurang bermakna krna jumlah leukosit
biasanya normal
 Terdapat perselubungan
inhomogen pada perihileR
paru kanan dan kiri
 Corakan bronkovaskular
meningkat
 Sudut kostofrenikus lancip
Tidak ada pembesaran
jantung
 Diafragma bilateral normal
TB PARU

 Riwayat kontak dengan pasien TB dewasa positif


 Uji tuberkulin positif (>10mm, pada keadaan
imunosupresi > 5mm)
 Penurunan berat badan

 Demam (≥ 2minggu) tanpa sebab yang jelas

 Batuk kronis ≥ 3 minggu

 Pembesaran KGB
DIAGNOSIS BANDING
33

 Tuberkulosis

• Tampak lobus kanan atas


berkonsolidasi and lesi
kavitas
• Ukuran jantung normal sudut
kostofrenikus lancip
• Diafragma bilateral normal
Komplikasi

 Empiema (paling sering oleh S.Pneumonia & S.Aures)


 Perikarditis
 Atelektasis
 Meningitis bakterialis
 OMA
Tatalaksana Bronkopneumonia

 Sebagian besar anak tidak perlu rawat inap


 Indikasi rawat tgt berat-ringan penyakit :
 Sao2 < 92 %
 Distres pernapasan ( RR > 60 x/menit), Apneu intermitten,
grunting
 Tidak mau minum/menetek

 Ada penyakit dasar lain

 Komplikasi

 Neonatus & bayi kecil dgn susp. pneumonia


Penatalaksanaan Umum

• Pemberian oksigen lembab 2-4


L/menit  sampai sesak nafas hilang
• Pemasangan infus untuk rehidrasi dan
koreksi elektrolit.
• Asidosis diatasi dengan pemberian
bikarbonat intravena.
Tatalaksana Rawat Jalan

 Ringan : 1st line Ab - Oral


Amoksisilin 25 mg/kgBB
Kotrimoksazol 4 mg/kgBB TMP – 20 mg/kgBB
sulfametoksazol
Tatalaksana Rawat Inap

 1st line Ab : beta-laktam atau kloramfenikol


 2nd line Ab : gentamisin, amikasin, sefalosporin
 Terapi Ab diteruskan 7-10 hari pd pneumonia tanpa
komplikasi
 Kombinasi beta-laktam, ampisilin/amoksisilin +
kloramfenikol : pneumonia berat 2-24 bulan
 Penisillin G 25.000 U/kgBB tiap 4 jam
 Kloramfenikol 15 mg/kgBB tiap 6 jam
 Seftriakson 50 mg/kgBB tiap 12 jam
Tatalaksana Rawat Inap

 Pada neonatus & bayi kecil : terapi awal Ab IV sesegera


mungkin  sering tjd sepsis dan meningitis 
rekomendasi Ab spektrum luas : kombinasi beta-
laktam/klavulanat dengan aminoglikosid/sefalosporin
generasi ketiga

 Bila keadaan sudah stabil  Ab Oral 10 hari


Tatalaksana Bronkopneumonia

 Dasar tatalaksana :
 Pengobatan kausal dan suportif
 Penanggulangan penyakit penyerta

 Pemantauan & mengatasi komplikasi

 Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak


dengan pneumonia yg diduga disebabkan oleh bakteri
Tatalaksana Rawat Inap

 Pada balita & anak lebih besar :


 Ab beta-laktam dengan/tanpa klavulanat
 Ab beta-laktam/klavulanat + makrolid baru (IV) /
sefalosporin generasi ketiga  kasus lebih berat

 Keadaan stabil  Ab Oral dan rawat jalan


PROGNOSIS
42

 Sebagian besar bronkopneumia yang di sebabkan


oleh virus dapat sembuh spontan tanpa terapi spesifik.
 Bronkopneumonia yang disebabkan oleh bakteri
biasanya memberikan respon cepat terhadap terapi
antibiotik.
PROGNOSIS

 Prognosis tgt usia ps, daya tahan ps, pengobatan adekuat,


dan kemungkinan komplikasi yang terjadi
 Usia <2 bulan lebih sering tjd komplikasi bahkan sampai
kematian
 Daya tahan : terkait vaksinasi
 Pengobatan adekuat : prognosis lebih baik
 Miokarditis : fatal
Pemberian vaksin
pneumococcus
(2, 4, 6, 12-15  booster 5 tahun)
Vaksin influenza
(setiap tahun)
Menerapkan pola hidup sehat

Menjaga kebersihan lingkungan


Cuci tangan
sebelum dan
setelah
melakukan
kegiatan
apapun
KESIMPULAN

 Bronkopneumonia  peradangan pada paru menyebar


membentuk bercak-bercak infiltrar di alveoli paru dan
dapat melibatkan bronkiolus terminal
 Jenis pneumonia  Bakterialis  Pneumococus
 Gejalan  napas cepat & dangkal, pernafasan cuping,
sianosis
 Penatalaksanaan  Ab dan supportif
Terima

Kasih Perhatiannya

You might also like