Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 5
Trauma adalah tekanan yang ditimbulkan baik oleh benda
tajam maupun benda tumpul yang dapat mencederai janin
maupun ibu itu sendiri.Trauma abdominal dapat berakibat fatal
bagi wanita dan janin terutama dapat mempengaruhi janin.
Pukulan langsung pada abdomen maternal tanpa adanya
cedera terbuka pada maternal, akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh atau penyerangan, mungkin tidak berdampak
besar bagi wanita tapi memiliki signifikasi yang sangat besar
terhadap kesejahteraan dan kemampuan janin untuk bertahan
hidup.
PENGERTIAN
KlASIFIKASI TRAUMA KEHAMILAN
1. Trauma minor
Walaupun trauma ini termasuk pada trauma minor (ringan) tetapi
dapat berpengaruh pada janin. Misalkan pada saat terjatuh atau terpeleset,
lalu si ibu mengalami syok atau setidaknya kaget.Perasaan inlah yang yang
dapat berdampak pula pada janin. Karena kondisi syok dapat
mempengaruhi sirkulasi makanan dan oksigen ke janin yang selnjutnya
akan mempengaruhi tumbuh kembang janin.
2. Trauma mayor
Berupa cedera yang ditimbulkan seperti perdarahan, pecahnya
ketuban, atau terjadinya kontraksi sebelum waktunya.Umumnya trauma
langsung membutuhkan penanganan yang lebih cepat karena dapat
membahayakan janin dan ibunya.
KOMPLIKASI TRAUMA KEHAMILAN
a) USG (Ultrasonography
b) DPL (Diagnostic Peritoneal Lavage)
c) CT Scan (Computed Tomography)
d) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
e) Ultrasonogram dan monitoring detak jantung janin
f) Kheihauer - betke test dan Tes Laboratoriumi
PENCEGAHAN TRAUMA KEHAMILAN
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
PEMERIKSAAN FISIK
Keadekuatan jalanan nafas
Frekuensi pernafasan
Status jantung dan pembuluh darah
Keluasan cedera yang terjadi
Adanya solusio plasenta
Perdarahan per vaginam
Nyeri abdomen
PATHWAY
Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (trauma) d.d klien
mengeluh nyeri, tampak meringis
Gangguan integritas jaringan b.d faktor mekanis d.d adanya
luka terbuka
Ansietas b.d krisis situasional d.d klien merasa khawatir,
tampak gelisah, tegang
Resiko cedera maternal d.d riwayat trauma (abdomen)
Resiko hipovolemik d.d kehilangan cairan secara aktif
(perdarahan masif)
Resiko infeksi d.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(jaringan kulit rusak;luka terbuka)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
INTERVENSI KEPERAWATAN
DX 1 : Nyeri akut b.d agen pencedera fisik (trauma) d.d klien mengeluh nyeri,
tampak meringis
◦ Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dialami pasien terkontrol/berkurang
sampai hilang
◦ KH : - Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien tampak rileks
- TTV dalam batas normal
- Pasien dapat menggunakan teknik non farmakologi untuk menangani nyeri
INTERVENSI RASIONAL
1) Kaji nyeri dengan menggunakan metode 1) Mempengaruhi pilihan/pengawasan
PQRST keefektifan intervensi
2) Kaji tanda tanda vital pasien 2) Mengetahui tanda-tanda vital untuk
3) Berikan tindakan kenyamanan, misalkan menentukan intervensi selanjutnya
perubahan posisi 3) Tindakan alternatif untuk mengontrol nyeri
4) Ajarkan menggunakan teknik non 4) Memfokuskan kembali perhatian,
farmakologi (relaksasi atau distraksi) meningkatkan rasa kontrol dan dapat
5) Berikan lingkungan yang nyaman mengontrol nyeri
6) Kolaborasi pemberian analgesik 5) Menurunkan stimulasi nyeri
6) Dibutuhkan untuk menghilangkan
spasme/nyeri otot
DX 2 : Gangguan integritas jaringan b.d faktor mekanis d.d adanya luka terbuka
◦ Tujuan :Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan integrita jaringan kulit yang sehat dapat
dipertahankan
◦ KH :Tidak ada tanda-tanda infeksi, Luka bersih tidak lembab dan tidak kotor, TTV dalam batas
normal.
INTERVENSI RASIONAL
1) Kaji kulit dan identifikasi pada tahap 1) mengetahui tingkat kerusakkan kulit
perkembangan luka
2) kaji lokasi,ukuran,warna,bau,serta klien
jumblah dan tipe cairan luka. 2) mengkaji resiko terjadinya infeksi
3) .pantau peningkatan suhu tubuh
4) .Berikan perawatan luka dengan 3) mengontol tanda-tanda infeksi
teknik aseptic 4) membantu proses penyembuhan luka
5) Kolaborasi pemberian antibiotic
sesuai indikasi dan menjaga agar luka kering dan
bersih
5) membunuh mikroba penyebab infeksi
DX 3 : Ansietas b.d krisis situasional d.d klien merasa khawatir, tampak gelisah, tegang
Tujuan:Setelah diberikan asuhan keperawatan selamadiharapkan klien tidak mengalami
kecemasan.
◦ KH :Kecemasan pada klien berkurang sampai hilang, klien tampak rileks
INTERVENSI RASIONAL
1) . Dengarkan penyebab kecemasan klien dengan 1) . Klien dapat mengungkapkan penyebab
penuh perhatian kecemasannya sehingga perawat dapat menentukan
2) Observasi tanda verbal dan non verbal dari tingkat kecemasan klien dan menentukan intervensi
kecemasan klien untuk klien selanjutnya.
3) Menganjurkan keluarga untuk tetap mendampingi 2) mengobservasi tanda verbal dan non verbal dari
klien kecemasan klien dapat mengetahui tingkat
4) Mengurangi atau menghilangkan rangsangan yang kecemasan yang klien alami.
menyebabkan kecemasan pada klien 3) Dukungan keluarga dapat memperkuat mekanisme
5) .Meningkatkan pengetahuan klien mengenai Trauma koping klien sehingga tingkat ansietasnya berkurang
Kehamilan 4) Pengurangan atau penghilangan rangsang penyebab
6) Menginstruksikan klien untuk menggunakan tekhnik kecemasan dapat meningkatkan ketenangan pada
relaksasi klien dan mengurangi tingkat kecemasannya
Coping enhancement
5) Peningkatan pengetahuan tentang penyakit yang
dialami klien dapat membangun mekanisme koping klien
terhadap kecemasan yang dialaminya
6. tekhnik relaksasi yang diberikan pada klien dapat
mengurangi ansietas
DX 4 : Resiko cedera maternal d.d riwayat trauma (abdomen)
◦ Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ibu dan janin tidak mengalami cedera
◦ KH : TTV ibu dan janin dalam batas normal, tidak terjadi distress janin
INTERVENSI RASIONAL
1. observasi tekanan darah dan nadi klien 1. penurunan dan peningkatan denyut nadi
2.observasi perubahan frekuensi dan pola terjadi pada sindroma vena cava sehingga
denyut nadi ibu dan janin klien harus di monitor secara teliti.
3. jelaskan resiko terjadinya distress janin/ 2.penurunan frekuensi plasenta mengurngi
kematian janin pada ibu akibat trauma yang kadar O2 dalam janin sehingga menyebabkan
dialami perubahan frekuensi jantung janin.
4. hindari tidur terlentang di anjurkan tidur ke 3. klien mengerti dan kooperatif pada
posisi kiri/kanan tindakan
5. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian 4.tekanan uterus pada vena cava aliran darah
O2 jika terjadi tanda-tanda fetal distress dan ke jantung sehingga terjadi perfusi jaringan
rencana terapi lainyya 5. meningkatkan O2 pada janin
DX 5 : Resiko hipovolemik d.d kehilangan cairan secara aktif (perdarahan masif)
◦ Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawtan diharapka kenyeimbangkan volume cairan sesuai
dengan kebutuhan tubuh
◦ KH :-terjadi peningkatan asupan cairan minimal 2000 ml perhari(kecuali ada kontraindikasi
-menjelaskan perlunya meningkatkan asupan cairan pada saat stress /cuaca panas
- -- mempertahankan berat jenis urine dalam batas normal
Intervensi Rasional
INTERVENSI RASIONAL
monitor tanda-tanda infeksi pada luka mengevaluasi dan mengetahui munculnya infeksi
Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan mencuci tangan dengan benar dapat mencegah
klien infeksi
Ajarkan keluarga dan pasien cara mencuci tangan klien dapat mengetahui mencuci tangan dengan
yang benar benar dan dapat berperan mencegah infeksi
Anjurkan keluarga menjaga kebersihan lingkungan kebersihan lingkungan pasien dapat mencegah
sekitar pasien terjadinya infeksi nosokomial
jelaskanakan pada keluarga tentang penularan penjelasan yang adekuat dapat membuat
infeksi pengetahuan pasien bertambah dan membuat pasien
kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan lebih kooperatif saat dilakukan tindakkan
nutrisi pasien keperawatan.
nutrisi dapat meningkatkan daya tahan tubuh pasien
terhadap infeksi