You are on page 1of 43

KEGAWATDARURATAN

ORTHOPAEDI
DAN
PENATALAKSANAANYA

Oleh : dr Tommy Suharso SpOT (K)


Spine
KEGAWATDARURATAN ORTHOPAEDI

Kegawatdaruratan orthopaedi adalah trauma


pada muskuloskeletal dimana apabila tidak
mendapat penanganan yang tepat dapat
menyebabkan komplikasi lebih lanjut,
kelumpuhan bahkan kematian. Jenisnya antara
lain:
1. Open Fractures
2. Neurovascular Injuries
3. Dislocations
4. Septic Joints
5. Trauma servical dan gangguan neurologisnya
6. trauma pelvis dan perdarahannya
FRAKTUR
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
jaringan tulang yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa (
Trauma)
Etiologi
Kekerasan langsung
Kekerasan tidak langsung
Kekerasan akibat tarikan otot
Manisfestasi klinik
* Nyeri
* Bengkah ( edema)
* Echimosis ( memar )
* Deformitas
* Kripitasi
* Pergerakan abnormal
KLASIFIKASI FRAKTUR

. Berdasarkan sifat fraktur ( Luka


A
yang ditimbulkan)
1. Fraktur tertutup (close fraktur ) bila
tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dg dunia luar di sebut juga
fraktur bersih ( karena kulit masih utuh )
tanpa komplikasi
2. Fraktur terbuka (open fraktur ) bila ada
hubungan antara fragmen tulang dengan
dunia luar karena adanya perlukaan kulit
 B.Berdasarkan komplit dan
ketidakkomplitan fraktur
1. Fraktur komplit ( bila garis fraktur melalui
seluruh penampang tulang atau melalui kedua
kortek tulang).
2. Fraktur inkomplit ( bila garis fraktur tidak
melalui seluruh penampang tulang)
C.Berdasarkan garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
1. Fraktur Transversal ( fraktur yang arahnya melintang pada
tulang dan merupakan akibat trauma angulasi atau langsung.
2. Fraktur oblik ( fraktur yang arah garis patahnya membentuk
sudut sumbu tulang )
3. Fraktur spiral ( fraktur yang arah garis patahnya berbentuk
spiral yg disebabkan trauma rotasi )
4. Fraktur kompresi ( fraktur yang terjadi karena
trauma aksial fleksi yang mendorong tulang kearah
permukaan lain )
5. Fraktur avulsi ( fraktur yang diakibatkan karena
trauma tarikan .
D. Berdasarkan jumlah garis patah

1. Fraktur komunitif (fraktur dimana garis patah lebih dari satu


dan saling berhububungan )
2. fraktur segmental ( fraktur dimana garis patah lebih dari satu
dan tidak saling berhubungan )
3. Fraktur multiple ( fraktur dimana garis fraktur lebih dari
satu tapi tidak pada tulang yang sama
E. Berdasarkan pergeseran tulang
1. Fraktur undisplesed ( garis patah lengkap
tetapi kedua frakmen tidak bergeser )
2. Fraktur displesed ( terjadi pergeseran
tulang )
F. Berdasarkan posisi tulang
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal

G. Berdasarkan kelelahan
fraktur akibat tekanan yg berulang -ulang

H. Fraktur patologis
ASSESMENT OF THE MUSCULOSKELETAL
SYSTEM
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Rontgen
Pemeriksaan foto rontgen
Syarat foto rontgen pada fraktur
Patah tulang dipertengahan foto
Persendian proksimal dan distal terlihat pada foto
Dua foto dua arah bersilangan 900
Sinar menembus tegak lurus
Bila ada keraguan  anggota gerak yang sehat untuk
perbandingan
Pemeriksaan penunjang lain dilakukan bila terdapat
indikasi misal persiapan tindakan operasi, pathologic
fracture, etc.
Lab darah : Darah Lengkap (Hb, leukosit, Hct,
Trombosit), BUN, Kreatinin Serum, Faal hemostasis,
Serum Elektrolit, BGA, Blood glucose .
ECG

Radiologic : Thorax Plain, MRI, bone window CT


Scan, etc
PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN
 A. Fraktur terbuka
Merupakan kasus emergensi karena dapat terjadi kontaminasi oleh
bakteri dan disertai perdarahan
( golden period ) 6-8 jam
- Proteksi diri, Respon ,ABCD
- Hentikan perdarahan
( bebat tekan / heacting situasi)
- Imobilsasi ( pasang bidai )
- observasi TTV (bila px syok pasang infus )
- Analgesik+Antibiotik+ Antitetanus
B. SELURUH FRAKTUR
 Resusitasi dan stabilisasi dilakukan bila ditemukan tanda –
tanda life & limb threatening
 Pasien fraktur akibat kecelakaan sering disertai
kegawatdaruratan mengancam nyawa yang lebih
membutuhkan pertolongan daripada cedera patah
tulangnya.
 Tata laksana fraktur dilakukan pada secondary survey
setelah ABCD stabil
 identifikasi
komplikasi atau penyulit patah tulang terutama
immediate dan early complication
IMMEDIATE EARLY LAT
( LANGSUNG ) ( AWAL ) (TERLAMBAT)

Systemic Systemic Imperfect


* Hypovolemic * union
shock hypovolemic
shock  Delayed
* crush injury union
* ARDS  Non union
* fat emboli
* sepsis  Mal union
* aseptic  Cross union
traumatic
fever
DVT
Local Local *Myositis
*Ruptur arteri *local ossificans
besar infection *Shortening
*Rupture tendon *compartmen *Joint stiffness
*Cedera organ t syndrome
dalam
Resusitasi dan stabilisasi :
oksigenasi sesuai indikasi
pemasangan iv line akses, tangani dan atau cegah
syok hipovolemik
bleeding control bila ditemukan perdarahan.
Hecting definitive hanya boleh dilakukan setelah
stabil.
Pemasangan kateter urine sesuai indikasi
immobilisasi bagian yang cedera dengan
pembidaian dan atau pembebatan
Analgesic sesuai indikasi
Antibiotic broadspectrum
Antitetanus sesuai indikasi
Terapi definitif :
Manajemen definitive fraktur dilakukan oleh
spesialis bedah (orthopedic, neurosurgery,
general, etc.) sesuai indikasi.
Konservatif

Operatif
Terapi simptomatik
Analgesic :
jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai indikasi klinis
Immobilisasi (splinting dan bandaging) sesuai indikasi
Pemberian antitetanus sesuai dengan indikasi terutama
pada open fraktur
Simptomatik lain sesuai klinis
Terapi supportif
sesuai indikasi klinis
indikasi absolut rawat inap :
Open fracture dan complicated fracture e.g. patah tulang terbuka,
comminutive, angulated, fracture os basis cranii, etc.
high – risk
1. Usia kritis e.g. anak – anak, lansia
2. terdapat comorbid e.g. cedera otak, trauma tumpul abdomen,
trauma thoraks, electric injury, etc.
3. Disertai komplikasi e.g. perdarahan massive, shock, rupture
organ dalam, etc
KOMPLIKASI
1 . Komplikasi awal
a. Kerusakan arteri
b. Kompartement Syndrom
c. Fat Emboli syndrom
d. infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
f. Shock
Kompikasi dalam waktu lama
a. Delayet Union
b. Nonunion
c. Malunion

You might also like