You are on page 1of 27

PelayananKeperawatanpelayananprofesional

dalambentukpraktikkeperawatan

Praktik keperawatan berupa pelayanan


perawat dalam asuhan keperawatan

Asuhan keperawatan ada interaksi dan tujuan


(pemenuhan kebutuhan dan kemandirian)

Mutu mengacu kepada kepuasan pelanggan


Dimensi Mutu Pelayanan Ciri-ciri Mutu Asuhan
Keperawatan Keperawatan

 Tangible (bukti  Memenuhi standar


profesi yang diterapkan
langsung)  Pemanfaatan SDM
 Reliability (keandalan) secara wajar, efisien&
efektif
 Responsiveness
 Aman bagi pasien dan
(ketanggapan) tenaga keperawatan
 Assurance
sebagai pemberi jasa
pelayanan
(jaminankepastian):  Memuaskan bagi klien &
Kompetensi tenaga keperawatan
 Memperhatikan dan
Keramahan menghormati aspek
Keamanan sosial, ekonnomi,
budaya, agama, etika &
 Emphaty(empati) tatanilaimasyarakat
Aspek instruktur (input) Proses
Struktur adalah semua input Proses adalah semua
untuk system pelayanan kegiatan
sebuah RS yang meliputi MI dokter,perawat,dan
(tenaga), M2 (sarana
prasarana) , M3 (metode
tenaga profesi lain
asuhan keperawatan) , M4 yang mengadakan
(dana), M5 interaksi secara
(pemasaran),dan lainnya professional dengan
pasien.
Kualitas struktur RS diukur Interaksi ini di ukur
dari tingkat kewajaran, antara lain dalam
kuantitas, biaya(efisiensi), bentuk penilaian
dan mutu dari masing-
masing komponen struktur
tentang penyakit
pasien
1. Indicator-indikator mutu yang 2. Indicator mutu pelayanan untuk
mengacu pada aspek pelayanan mengukur tingkat efisiensi RS
meliputi
 Biaya per unit untuk biaya rawat jalan
 Angka infeksi nosokomial 1-2  Jumlah penderita yang mengalami
 Angka kematian kasar 3-4 % dekubitus
 Kematian pasca bedah 1-  Jumlah penderita yang jatuh dari
2% tempat tidur
 Kematian ibu melahirkan 1-  BOR 70-80%
2%
 BTO (Bed turn Over) 5-45 hari atau 40-50
 Kematian bayi baru lahir
20/1000 kali per satu tempat tidur/tahun
 NDR (net Death Rate)2,5%  TOI(Turn Over Interval)1-3 hari TT yang
kosong
 ADR (anesthesia Death Rate)
maximal 1/5000  LOS (Length of stay)7-10 hari
 PODR (Post operation Death (komplikasi,infeksi nosokomial,gawat
Rate)1% darurat,tingkat kontaminasi
 POIR (Post Operative darah,tingkat kesalahan, dan
Infection Rate)1% kepuasan pasien)
 Normal tissue removal rate 10%
5. Indicator mutu yang mengacu pada
keselamatan pasien:
 Pasien terjtuh dari tempat tidur/kamar
mandi
 Pasien diberi obat salah
 Tidak ada obat/alat emergensi
 Tidak ada oksigen
 Tidak ada suction/penyedot lender
 Tidak tersedia alat pemadam kebakaran
 Pemakaian obat
 Pemakaian air,listrik,gas,dll
Standar Nasional
∑ BOR 75-80%

∑ ALOS 1-10 hari

∑ TOI (Turn Over Internal) 1-3 hari

∑ BTO (Bed Turn Over) 5-45 hari

∑ NDR (Net Death Rate) < 2,5 %

∑ GDR (Gross Death Rate) <3%

∑ ADR (Anesthesia Death Rate) 1,15000

∑ PODR (Post Operative Death Rate) <1%

∑ POIR (Post Operative Infection Rate) <1%

∑ NTRR (Normal Tissue Removal Rate) < 10%

∑ MDR (Maternal Death Rate) < 0,25%

∑ IDR (Infant Death Rate) < 2%


3. Indicator mutu yang berkaitan dengan
kepuasan pasien dapat diukur dengan jumlah
keluhan dari pasien/keluarganya,surat
pembaca di Koran,surat kaleng,surat masuk
dikotak saran,dan lainnya
4. Indicator cakupan pelayanan sebuah RS
terdiri atas
 Jumlah dan presentase kunjungan rawat
jalan/inap menurut jarak RS dengan asal
pasien.
 Jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah
tindakan pembedahannya dan jumlah
kunjungan SMF specialis
 Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah
RS,angka-angka standar tersebut diatas
dibandingkan dengan standar indicator
nasional.
1.Keselamatan Pasien
 Dekubitus
 Kesalahan dalam pemberian obat
 Pasien jatuh
 Restrain
 Indikator keselamatan pasien (IPS)
bermanfaat untuk mengidentifikasi area-
area pelayanan yang memerlukan
pengamatan dan perbaikan lebih lanjut
 adanya penurunan mutu pelayanan dari
waktu ke waktu
 bahwa suatu area pelayanan ternyata
tidak memenuhi standar klinik atau terapi
sebagaimana yang diharapkan
 tingginya variasi antar rumah sakit dan
antar pemberi pelayanan
 ketidaksepadanan antarunit pelayanan
kesehatan (misalnya, pemerintah dengan
swasta atau urban dengan rural)
2.Perawatan Diri
 Angka tidak terpenuhinya kebutuhan
mandi, berpakaian, dan eliminasi yang
disebabkan oleh keterbatasan diri.
 Angka tidak terpenuhi kebutuhan diri
(mandi, toilet pada tingkat
ketergantungan parsial dan total).
Persentase kebutuhan perawatan diri
pasien :

Jumlah pasien yang tidak terpenuhi kebutuhan diri x 100 %


Jumlah pasien dirawat dengan tingkat ketergantungan parsial dan total
Kelengkapan dan ketetapan informasi- Ada beberapa cara mengukur
informasi dinyatakan lengkap bila kepuasan pelanggan:
pasien diberikan informasi tentang :

 Orientasi berupa petugas,  Sistem keluhan dan


ruangan dan fasilitas saran
 Hak dan kewajiban pasien
 Validasi, klarifikasi, fasilitas
 Survey kepuasan
penyakit dan pengobatan pelanggan
 Rencana tindakan  Pembeli bayangan
keperawatan,
 Analisis kehilangan
pelanggan
Supardi (2008) mengatakan model kepuasan yang komprehensif
dengan fokus utama pada pelayanan barang dan jasa meliputi
lima dimensi penilaian sebagai berikut :

Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan petugas


memberikan pelayanan kepada pasien dengan cepat.

Assurance (jaminan), yaitu kemampuan petugas memberikan


pelayanan kepada pasien sehingga dipercaya.

Emphaty (empati), yaitu kemampuan petugas membina


hubungan, perhatian, dan memahami kebutuhan pasien

Tangible (bukti langsung), yaitu ketersediaan sarana dan


fasilitas fisik yang dapat langsung dirasakan oleh pasien.

Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan petugas memberikan


pelayanan kepada pasien dengan tepat.
No. Karakteristik 1 2 3 4

1. Reliability (Keandalan)

a. Perawat mampu menangani masalah


perawatan Anda dengan tepat dan professional

a. Perawat memberikan informasi tentangfasilitas


yang tersedia, cara penggunaannya dan tata
tertib yang berlaku di RS

a. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-


hal yang harus dipatuhi dalam perawatan Anda

a. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-


hal yang dilarang dalam perawatan Anda

a. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika


Anda membutuhkan
2. Assurance (jaminan)
a. Perawat mmeberi perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
a. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
Anda
a. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
a. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan Anda

a. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan


tindakan keperawatan kepada Anda

3. Tangibles (Kenyataan)

a. Perawat memberi informasi tentang administrasi


yang berlaku bagi pasien rawat inap di RS

a. Perawat selalu me.njaga kebersihan dan


kerapihan ruangan yang Anda tempati
a. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang digunakan
a. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet
4. Empathy (Empati)

a. Perawat memberikan informasi kepada Anda


tindakan perawatan yang akan dilaksanakan

a. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila


Anda membutuhkan

a. Perawat sering menengok dan memeriksa


keadaan Anda seperti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernapasan, dan cairan infus

a. Pelayanan yang diberikan perawat tidak


memandang pangkat/ status tetapi
berdasarkan kondisi Anda

a. Perawat perhatian dan memberi dukungan


moril terhadap keadaan Anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
Anda)
5. Responsiveness (Tanggung Jawab)

a. Perawat bersedia menawarkan bantuan


kepada Anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta

a. Perawat segera menangani Anda ketika


sampai di ruangan rawat inap

 Perawat menyediakan waktu khusus untuk


membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur, dan lain-lain

a. Perawat membantu Anda untuk memperoleh


Obat

 Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan


pelayanan foto dan laboratorium di RS ini

Keterangan:
= sangat tidak puas

= tidak puas

= puas

= sangat puas
4.Kecemasan
 Cemas adalah emosi tanpa objek yang
spesifik, penyebabnya tidak diketahui dan
didahului oleh penglaman baru.Takut
mempunyai sumber yang jelas dan
obyeknya dapat didefinisikan.Takut
merupakan penilaian intelektual terhadap
stimulus yang mengancam dan cemas
merupakan respon emosi terhadap
penilaian tersebut.
 Kecemasan muncul bila ada ancaman
ketidakberdayaan, kehilangan kendali,
perasaan kehilangan fungsi-fungsi dan
harga diri, kegagalan pertahanan,
perasaan terisolasi (Nursalam, 2014).
Penilaian tingkat kecemasan
Hampir
Tidak Kadang- Sebagian
No Pertanyaan setiap
pernah kadang waktu
waktu
Saya merasa lebih gugup dan cemas
1. 1 2 3 4
dari biasanya
Saya merasa takut tanpa alasan sama
2. 1 2 3 4
sekali
Saya mudah marah atau merasa
3. 1 2 3 4
panic

Saya merasa seperti jatuh terpisah dan


4. 1 2 3 4
akan hancur berkeping-keping

Saya merasa bahwa semuanya baik-


5. baik saja dan tidak ada hal buruk yang 4 3 2 1
akan terjadi
6. Lengan dan kaki saya gemetar 1 2 3 4
Saya terganggu oleh nyeri kepala leher
7. 1 2 3 4
dan nyeri punggung

8. Saya merasa lemah dan mudah lelah 1 2 3 4

Saya merasa tenang dan dapat duduk


9. 4 3 2 1
diam dengan mudah
Saya merasakan jantung saya
10. 1 2 3 4
berdebar-debar
11. Saya merasa pusing tujuh keliling 1 2 3 4

Saya telah pingsan atau merasa


12. 1 2 3 4
seperti itu

Saya dapat bernapas dengan


13. 4 3 2 1
mudah

Saya merasa jari-jari tangan dan kaki


14. 1 2 3 4
mati rasa dan kesemutan

Saya merasa terganggu oleh nyeri


15. lambung atau gangguan 1 2 3 4
pencernaan

16 Saya sering buang air kecil 1 2 3 4

Tangan saya biasanya kering dan


17. 4 3 2 1
hangat

Wajah saya terasa panas dan merah


18. 1 2 3 4
merona

Saya mudah tertidur dan istirahat


19. 4 3 2 1
malam dengan baik

20. Saya mimpi buruk 1 2 3 4


Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan
antara lain:
 Skor 20-44: normal/tidak cemas
 Skor 45-59: kecdemasan ringan
 Skor 60-74: kecemasan sedang
 Skor 75-80: kecemasan berat

Menurunnya tingkat kecemasan setelah dilakukan


intervensi keperawatan :
1. Dapat tidur
2. Tenang
3. Mampu beraktifitas sesuai kondisi
4. Mampu berkomunikasi.
5. Pengetahuan

Penelitian Rogers (1974) dalam buku pendidikan dan


perilaku kesehatan (Notoatmodjo, 2003 dan Nursalam,
2007) mengungkapkan bahwa sebelum orang
mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yaitu:
 Awareness (kesadaran) ketika seseorang menyadari
dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap
stimulus (objek);
 Interst (tertarik), ketika seseorang mulai tertarik pada
stimulus;
 Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik
dan tidaknya stimulus tersebut baginya;
 Trial (mencoba), ketika seseorang telah mencoba
perilaku baru;
 Adoption (adaptasi), ketika seseorang telah
berprilaku baru yang sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
 Sebaliknya apabila perilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan
kesadaran, perilaku itu tidak akan
berlangsung lama (Nursalam, 2014).
Pengetahuan tentang perawatan
penyakitnya:
Jumlah pasien yang kurang pengetahuan x
100%
Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
6. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
Prinsip-prinsip dalam perencanaan pulang :

1. Pasien merupakan fokus dalam perencanaan pulang


sehingga nilai keinginan dan kebutuhan dari pasien perlu
dikaji dan di evaluasi;

2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi lalu dikaitkan dengan


masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang
nanti, sehingga kemungkinan masalah yang timbul di rumah
dapat segera diantisipasi.

3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif karena


merupakan pelayanan multi disiplin dan setiap tim harus
saling bekerja sama.

4. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang


disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga atau sumber
daya maupun fasilitas yang tersedia di masyarakat.

5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap system atau


tatanan pelayanan kesehatan.
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum
pasien diperbolehkan pulang adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka


kambuh atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan
pasien serta keluarga tentang perawatan pasca rawat.

2. Program pulang bertahan: bertujuan untuk melatih pasien


untuk kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat.
Program ini meliputi apa yang harus dilakukan pasien di rumah
sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.

3. Rujukan: integritas pelayan kesehatan harus mempunyai


hubungan langsung antara perawat komunitas atau praktik
mandiri perawat dengan rumah sakit sehingga dapat
mengetahui perkembangan pasien di rumah.

 Perencanaan pasien pulang (discharge planning):

Jumlah pasien yang tidak dibuat perencanaan pulang x 100%


Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
Kesimpulan
Mutu pelayanan dalam pemberian asuhan keperawatan akan
selalu terkait dengan struktur, proses, dan outcome sistem
pelayanan RS tersebut. Pelayanan keperawatan adalah
bagian integral dari pelayanan kesehatan di rumah sakit.
Keselamatan pasien dalam keperawatan merupakan bagian
integral dari program keselamatan pasien rumah sakit.

Saran
Adapun saran yang diharapkan penulis kepada pembaca
agar pembaca dapat memulai menerapkan manajemen
standar mutu dikehidupan sehari-hari. Mulai
meningkatankan manajemenn mutu mencapai standar dan
dapat menjaga kualitas mutu dengan sebaik mungkin.
Terutama manajemen mutu dalam pelayanan keperawatan
yang diberikan kepada klien maupun pasien sehingga dapat
menjadi perawat yang profesional.
TERIMAKASIH 

You might also like