You are on page 1of 27

Assalamualaikum wr.

wb

Kelompok: 2 PBAK
1. Diajeng Yolanda Sari
2. Elsa Febri Yanti
3. Eika Putri
4. Faty Rusmawati
5. Febby Agustin
FAKTOR UMUM YANG MENYEBABKAN KORUPSI

• Otoritas Semu, - Munculnya perbuatan


korupsi didorong oleh dua motivasi. Pertama,
motivasi intrinsik, yaitu adanya dorongan
memperoleh kepuasan yang ditimbulkan oleh
tindakan korupsi. Kedua, motivasi ekstrinsik,
yaitu dorongan korupsi dari luar diri pelaku
yang tidak menjadi bagian melekat dari
perilaku itu sendiri.
• Secara umum faktor penyebab terjadinya
korupsi dapat terjadi karena faktor politik,
hukum dan ekonomi, sebagaimana dalam
buku yang berjudul Peran Parlemen dalam
Membasmi Korupsi (ICW:2000)
faktor penyebab terjadinya korupsi
• FAKTOR POLITIK
• Politik merupakan salah
satu penyebab
terjadinya korupsi. Hal
ini dapat dilihat ketika
terjadi instabilitas
politik, kepentingan
politis para pemegang
kekuasaan, bahkan
ketika meraih dan
mempertahankan
kekuasaan.
• FAKTOR HUKUM

• Faktor hukum dapat dilihat dari


dua sisi, di satu sisi dari aspek
perundang-undangan dan sisi
lain lemahnya penegakan
hukum. Tidak baiknya substansi
hukum, mudah ditemukan
dalam aturan-aturan yang
diskriminatif dan tidak adil;
rumusan yang tidak jelas tegas
(non lext certa) sehingga multi
tafsir, kontradiksi dan
overlapping dengan peraturan
lain (baik yang sederajat
maupun yang lebih tinggi).
• Penyebab : Pertama, Tawar-menawar dan
pertarungan kepentingan antara kelompok
dan golongan di parlemen, sehingga muncul
aturan yang bias dan diskriminatif. Kedua,
praktik politik uang dalam pembuatan hukum
berupa suap menyuap, utamanya menyangkut
perundang-undangan dibidang ekonomi dan
bisnis. Akibatnya timbul peraturan yang elastis
& multi tafsir serta tupang-tindih dengan
aturan lain sehingga mudah dimanfaat untuk
menyelamatkan pihak-pihak pemesan.
• Susila (dalam Hamzah: 2004) menyebut tindakan
korupsi mudah timbul karena ada kelemahan di
peraturan per UUD,mencakup;
(a) adanya peraturan perundang-undangan yang
bermuatan kepentingan pihak-pihak tertentu
(b) kualitas peracuran perundang-undangan kurang
memadai,
(c) peraturan kurang disosialisasikan,
(d) sanksi yang terlalu ringan,
(e) peraturan sanksi yang tidak konsisten dan
pandang bulu,
(f) lemahnya lembaga evaluasi dan revisi peraturan
perundang-undangan
• FAKTOR EKONOMI
Faktor ekonomi juga merupakan
salah satu penyebab terjadinya
korupsi. Hal ini dapat dijelaskan
dari pendapatan atau gaji yang
tidak mencukupi kebutuhan.
Selain rendahnya gaji atau
pendapatan, banyak aspek
ekonomi lain yang menjadi
penyebab terjadinya korupsi, di
antaranya adalah kekuasaan
pemerintah yang dibarengi
dengan faktor kesempatan bagi
pegawai pemerintah untuk
memenuhi kekayaan mereka
dan kroninya
• Pendapat lain menyatakan bahwa kurangnya gaji
dan pendapatan pegawai negeri memang
merupakan faktor yang paling menonjol dalam
arti menyebabkan merata dan meluasnya korupsi
di Indonesia dikemukakan pula oleh Guy J. Pauker
(1979) yang menyatakan :“Although corruption is
widespread in Indonesia as means of
supplementing excessively low governmental
salaries, the resources of the nation are not being
used primarily for the accumulation of vast
private fortunes, but for economic development
and some silent, for welfare (Guy J. Pauker :
1979). “
• FAKTOR ORGANISASI
• Organisasi dalam hal ini
adalah organisasi yang luas,
termasuk sistem
pengorganisasian
lingkungan masyarakat.
Organisai yang menjadi
korban korupsi atau
dimana korupsi terjadi
biasanya memberi andil
terjadinya korupsi karena
membuka peluang atau
kesempatan untuk
melakukan korupsi.
FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
PENYEBAB KORUPSI
• Faktor Internal Yang Menyebabkan Korupsi
Banyak yang menjadi faktor - faktor yang
menimbulkan penyebab terjadinya korupsi.
Dalam hal ini kita membagi faktor penyebab
menjadi 2 yaitu faktor internal dan eksternal.
Pada bagian ini akan dijelaskan penyebab
korupsi dari faktor internal, merupakan faktor
pendorong korupsi dari dalam diri, yang dapat
dirinci menjadi:
• Aspek Perilaku Individu
Sifat tamak/rakus manusi
• Korupsi bisa terjadi pada
orang yang tamak/rakus
karena walaupun sudah
berkecukupan, tapi masih
juga merasa kurang dan
mempunyai hasrat besar
untuk memperkaya diri
Contoh :

• Seorang pegawai suatu institusi ditugaskan


atasannya untuk menjadi panitia pengadaan
barang. Pegawai tersebut memiliki prinsip
bahwa kekayaan dapat diperoleh dengan
segala cara dan ia harus memanfaatkan
kesempatan. Karena itu, ia pun sudah memiliki
niat dan mau menerima suap dari rekanan
(penyedia barang). Kehidupan mapan
keluarganya dan gaji yang lebih dari cukup
tidak mampu menghalangi untuk melakukan
korupsi.
• Moral yang kurang kuat
Seorang yang moralnya tidak
kuat cenderung mudah
tergoda untuk melakukan
korupsi. Godaan itu bisa
berasal dari atasan, teman
setingkat, bawahannya,
atau pihak yang lain yang
memberi kesempatan
untuk itu. Moral yang
kurang kuat salah satu
penyebabnya adalah
lemahnya pembelajaran
agama dan etika.
• Penghasilan yang kurang
mencukupi
Penghasilan seorang pegawai
selayaknya memenuhi
kebutuhan hidup yang
wajar. Akan tetapi, apabila
segala upaya yang dilakukan
ternyata sulit didapatkan,
keadaan semacam ini akan
mendorong tindak korupsi,
baik korupsi waktu, tenaga,
maupun pikiran serta
tuntutan kebutuhan yang
tidak seimbang dengan
penghasilan
• Kebutuhan hidup yang
mendesak
Keterdesakan itu membuka
ruang bagi seseorang untuk
mengambil jalan pintas, di
antaranya dengan
melakukan korupsi.
Kehilangan pekerjaan dapat
menyebabkan seseorang
terdesak dalam segi
ekonomi. Orang bisa
mencuri atau menipu untuk
mendapatkan uang.
• Gaya hidup yang
konsumtif
Kehidupan di kota – kota
besar sering mendorong
gaya hidup seseorang
konsumtif atau hedonis.
Perilaku konsumtif apabila
tidak diimbangi dengan
pendapatan yang memadai
akan mendorong
seseorang untuk
melakukan berbagai
tindakan guna memenuhi
hajatnya.
• Malas atau tidak mau
bekerja
Sebagian orang ingin
mendapatkan hasil dari
sebuah pekerjaan tanpa
keluar keringat atau
malas bekerja. Sifat
semacam ini berpotensi
melakukan tindakan
apapun dengan cara-cara
mudah dan cepat atau
jalan pintas, di antaranya
melakukan korupsi.
• Ajaran agama yang
kurang diterapkan
Agama apa pun melarang
tindakan korupsi seperti
agama Islam yang juga
mengecam praktik
korupsi. Istilah riswah
terdapat dalam Islam
yang bermakna suap,
lalu di Malaysia diadopsi
menjadi rasuah yang
bermakna lebih luas
menjadi korupsi.
• Aspek Sosial
Perilaku korup dapat
terjadi karena dorongan
keluarga. Kaum
behavioris mengatakan
bahwa lingkungan
keluargalah yang secara
kuat memberikan
dorongan bagi orang
untuk korupsi dan
mengalahkan sifat baik
seseorang yang sudah
menjadi sifat pribadinya
Faktor Eksternal Pendorong Penyebab
Korupsi
• Pada bagian ini akan dijelaskan penyebab korupsi
dari faktor eksternal, merupakan perilaku korup
yang disebabkan oleh faktor di luar :
• Aspek organisasi
• Lemahnya controling/pengendalian dan
pengawasan
• Kurangnya transparansi pengelolaan keuangan
• Sikap Masyarakat Terhadap Korupsi
• Aspek ekonomi
• Aspek politik atau tekanan kelompok
• Aspek hukum
https://cegahkorupsi.feb.ugm.ac.id/
Salah satu kutipan dari alamat diatas
• Mitos: Tindak pidana korupsi hanya terjadi di sektor publik
• Fakta: Tindak pidana korupsi tidak saja terbatas di sektor publik,
namun juga di sektor swasta dan bahkan lembaga dan perusahaan
internasional yang beroperasi di suatu negara. Patut dicatat bahwa di
Indonesia, definisi korupsi terbatas untuk sektor publik mengingat
demikianlah batasan definisi korupsi sesuai dengan UU Antikorupsi (UU
no 31/1999 jo UU 20/2001). Sesuai dengan UNCAC (United National
Convention Against Corruption) definisi korupsi tidak saja mencakup
korupsi di sektor publik, namun juga di sektor swasta maupun
lembaga/organisasi/perusahaan asing yang beroperasi di suatu negara.
Bahkan the Bribery Act di Inggris mampu menjerat koruptor dan
praktik korupsi yang terjadi di luar wilayah geografi Inggris, selama
individu/lembaga asing tersebut memiliki hubungan kerja dengan
pemerintah/lembaga yang berafiliasi dengan Inggris.
https://www.transparency.org/
https://acch.kpk.go.id/
Hhtps://www.worldbank.org/en/topic/governance/
brief/anti-coruption/
Terimakasih



Wassalamualaikum wr.wb

You might also like