You are on page 1of 52

PERKEMBANGAN ISLAM

DI INDONESIA
PERKEMBANGAN ISLAM DI SUMATERA
Pada abad ke XIII-XV M,di Sumatera telah berdiri kerajaan samudera pasai dan merupakan
kerajaan islam pertama di Indonesia.Lalu Kerajaan Aceh berdiri setelah kerajaan Pasai runtuh
karena pendudukan portugis.Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada pemerintahan
Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam.
PERKEMBANGAN ISLAM DI JAWA
Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dipisahkan dari jawa para wali.Jumlah wali sebenarnya sangat banyak
namun yang diakui sampai sekarang sebagai penyebar agama islam di pulau jawa berjumlah 9 orang dengan
sebutan “wali songo”.yaitu
1.Maulana Malik Ibrahim
2.Sunan Ampel
3.Sunan Eonang
4.Raden Patah
5.Sunan Drajat
6.Sunan Kalijaga
7.Sunan Kudus
8.Sunan Muria
9.Sunan Gunung Djati
PERKEMBANGAN ISLAM DI SULAWESI
Pada abad ke XVI di Sulawesi telah berdiri kerajaan Hindu yaitu Gowa dan Tallo.Penduduknya
tidak sedikit yang memeluk islam karena hubungannya dengan kesultanan ternante dalam
rangka menghadapi portugis.Kemudian Islam tersebar luas di Sulawesi dan mereka hidup rukun
dan damai bersama penganut agama lain.
PERKEMBANGAN ISLAM DI KALIMANTAN
Pada abad ke 5 di Kalimantan timur telah ada kerajaan hindu yaitu kerajaaan kutai.Sedangkan
kerajaan Hindu lainya adalah kerajaan sukadana di Kalimantan barat.Lalu pada abad ke XVI M
,Islam memasuki kerjaan sukadana.Bahkan pada tahu 1590 keerajaan sukadana resmi menjadi
kerajaan islam yang menjadi sultan pertamanya adalah sultan giri kusuma.Islam di pulau-pulau
lain di seluruh nusantara,berkembang mengikuti penduduk puau-pulau yang telah lebih dahulu
masuk agama islam.
PERKEMBANGAN ISLAM DI NUSANTARA
BAGIAN TIMUR
Setelah Demak menjadi pusat kerajaan Islam dan menjadi pusat pengembangan
dakwah,dilanjutkan dengan pelaksanaan dakwah ke pulau-pulau lain di Nusantara.Dengan
demikian dakwah islam berjalan dengan pesat memasuki pulau-pulau
bali,Lombok,Sumbawa,flores dan pulau-pulau di timur lainnya.

Perkembangan Islam di Nusantara Bagian Timur berkembang dengan pesat sehingga banyak
berdiri kesultanan-kesulatanan yang berdaulat seperti kesultanan ternate.
Pengertian Agama Islam
1. Secara etimologi, kata islam berasal dari bahasa arab, salima-yasalam-salamatan wa salaman,
yang artinya “selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, menyerahkan diri, puas, menerima,
sejahtera, dan tidak cacat”
2. secara morfologis, islam diambil dari aslama-yuslimu-islaman, memiliki beragam makna,
antara lain :
◦ (1) ketaatan
◦ (2) menyerahkan diri
◦ (3) tunduk dan patuh
Secara terminologis atau istilah adalah agama atau peraturan-peraturan Allah s.w.t. yang
diwahyukan kepada nabi dan rasul-Nya sebagai petunjuk bagi umat manusia agar mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sesuai dengan namanya, agama islam yang diisyaratkan Allah s.w.t. kepada para nabi dan rasul-
Nya itu berpangkal pada satu ajaran dasar, yaitu monoteisme (al-tauhid), dan satu tujuan yaitu
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Dalam pembahasan selanjutnya, Islam yang dimaksud dalam kajian ini adalah Islam dalam arti
agama yang diturunkan Allah s.w.t. kepada nabi terakhir, Muhammad s.a.w., sebagai pedoman
hidup umat manusia sampai akhir zaman.
Karakteristik Agama
Islam
1. Islam Agama Fitrah
Islam merupakan agama fitrah, agama yang sesuai dengan naluri, tabiat, dan
bawaan alam manusia. Tertera pada Q.S. Al-Rum, 30:30,

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah S.W.T, tetaplah atas
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (Q.S. Al-Rum:30)
2. Islam Agama Tauhid
Allah S.W.T menurunkan Islam kepada para Nabi dan Rasul-Nya agar manusia sekalian dapat
mengembalikan citra mereka sebagai makhluk yang hanya beribadah kepada-Nya. Tertera pada Q.S.
Yunus: 106,

“Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfaat


dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu
berbuat (yang demikian) itu, maka sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Yunus: 106)
3. Islam Agama Kebenaran
Islam adalah agama yang mengendepankan nilai-nilai kebenaran dan keadilan, yang
bertujuan untuk menyejahterakan umat menuju peradaban yang lebih maju. Tertera pada Q.S. Al-
Baqarah: 147,

“Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu
termasuk orang-orang yang ragu.” (Q.S. Al-Baqarah: 147)
4. Islam Agama Universal
Islam adalah ajaran yang menghargai pluralitas umat beragama, inklusivitas, moderat, dan
toleran terhadap perbedaan yang ada. Tertera pada Q.S. Saba: 28,

“Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia


seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”
(Q.S. Saba: 28)
5. Islam Agama Fleksibel
Islam adalah agama yang anti kebatilan dan condong kepada kebenaran, dan dikenal sebagai
agama yang ajarannya penuh dengan kemudahan bagi setiap orang yang mengamalkannya.Tertera
pada Q.S. Al-Baqarah:185,

“Allah mengehendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran


bagimu.” (Q.S. Al-Baqarah:185)
6. Islam Agama Sempurna
Sempurna yang dimaksud pada hal ini adalah sebagai fondasi awal yang mapan, mencakup
berbagai bidang kehidupan, serta selalu melakukan terobosan-terobosan baru yang sesuai dengan
semangat Al-Qur’an. Tertera pada Q.S. Al-Maidah: 3,

“Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu,


dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (Q.S. Al-Maidah:3)
7. Islam Agama Ilmu Pengetahuan
Ajaran Islam memerintahkan kepada umatnya agar rajin mencari ilmu, karena dengan ilmu
itu seseorang akan memperoleh apa yang dia cita-citakan. Tertera pada Q.S. Al-Isra: 36,

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai


pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (Q.S. Al-Isra:36)
8. Islam Agama Kebebasan dan
Kemerdekaan
Setiap orang diberikan kebebasan memilih untuk menentukan jalan hidupnya, karena
kebenaran dan kesesatan telah diketahui dengan jelas dari petunjuk Al-Qur’an, dan agama Islam
mendidik umatnya agar mengikuti kebenaran dengan penuh kesadaran dan keinsyafan. Tertera pada
Q.S. Al-Baqarah:256,

“Tidak ada paksaan untuk memasuki agama, sesunguhnya telah jelas yang benar
daripada jalan yang salah.” (Q.S. Al-Baqarah:256)
9. Islam Bersifat Gradual
Keistimewaan ajaran islam adalah diturunkannya secara bertahap, gradual, dan tidak
sekaligus (Tadarruj). Hal ini dimaksudkan agar umat Islam mampu memahami ajaran agamanya secara
mendalam melalui tahapan-tahapan yang tidak memberatkan dan tidak membosankan, tetapi justru
menarik minat-minat mereka secara utuh.
Ruang lingkup agama islam
*AQIDAH *SYARI’AT *AKHLAK
APA ITU ISLAM ?
Islam adalah, bersaksi tiada tuhan selain
Allah dan Muhammad itu adalah utusan
Allah, mendirikan Shalat, menunaikan
zakat, berpuasa Ranadhan dan haji ke
baitullah” (Hr. Muslim)
AQIDAH
Adalah berarti ikatan, sangkutan atau simpul,
menurut pengertian adalah kepercayaan dan
keyakinan yang menyatakan bahwa Allah
s.w.t itu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak
beranak dan tidak diperanakan serta tidak
ada sesuatu apapun yang menyerupai-Nya.
Aqidah yang kokoh tertancap di dalam hati seseorang
diantara nya :

1. Beriman kepada Allah Ta’ala


2. Beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya
3. Beriman kepada Kitab-kitab-Nya
4. Beriman kepada Al-Qur’an
5. Beriman kepada para Rasul-rasul-Nya
6. Beriman kepada Risalah Muhammad Saw
7. Beriman kepada hari Akhir
8. Beriman kepada siksa kubur
9. Beriman kepada Qadha dan
10. kewajiban menghormati para sahabat Rasulullah Saw
SYARI’AT
Syaria’at adalah peraturan-peraturan yang
bersumber pada wahyu Allah s.w.t dan
kesimpulan-kesimpulan yang dapat dianalisis
dari wahyu itu mengenai tingkah laku
manusia.
Pada garis besarnya hukum Syari’at terbagi
menjadi dua dalam kaidah fiqh :

1. Ibadah
Para Ulama salaf menetapkan kaidah dalam pengambilan hukum Ibadah dengan
menggunakan dalil (Al Qur’an dan Sunnah) karena pada dasarnya Ibadah itu haram
sebelum ada dalil (Al Qur’an dan Sunnah)

2. Muamalah
berbeda dengan ibadah, muamalah pada semua bentuknya mubah (boleh dilakukan),
kecuali ada dalil yang mengharamkanya
AKHLAK
Menurut Bahasa adalah perbuatan, adat ,
perangai, tingkah laku secara umum, baik
terpuji ataupun tercela. Pengertian sosiologis
di Indonesia, akhlak berarti perbuatan atau
tingkah laku yang terpuji. Jadi missal
seseorang mempunyai akhlak artinya dia
mempunyai akhlak yang terpuji.
Sumber Ajaran Agama Islam
Dari Hadits Al-Harits bin Amr yang diriwayatkan oleh Al-Tirmidzi, dapat kita ambil
hikmahnya dari percakapan Nabi Muhammad S.A.W dan Muadz bin Jabar R.A ditegaskan bahwa
sumber ajaran Islam adalah Al-Qur’an, Al-Hadits atau Ijtihad.
Dalam Al-Qur’an pun dijelaskan bahwa untuk menaati Al-Qur’an, As-Sunnah dan Ulil
Amri, dan jika berbeda pendapat maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an). Menurut Imam
Atho’ maksud Ulil Amri adalah Para Cendekiawan dan Ahli Agama, sumber kekuatan hukumnya
juga bertingkat sesua urutan.
Al-Qur’an Sebagai
Hukum Islam
A. Pengertian Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W
melalui Malaikat Jibril sebagai mukjizat dan pedoman hidup umatnya yang bernilai
ibadah bagi yang membacanya. Diturunkan diantara tanggal 17 Ramadhan pada tahun
ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W sampai tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10
Hijriah/tahun ke 63 dari kelahiran Beliau. Rentang waktu turunnya ayat Al-Qur’an yang
pertama dan yang terakhir adalah 22 tahun 2 bulan dan 22 hari.
B. Kedudukan Al-Qur’an
Dalam Tarikh Al-Tasyri’ Al-Islami (sejarah pembinaan hukum islam), kita menemukan bahwa
Al-Qur’an merupakan pedoman pertama dan utama bagi Umat Islam. Pada masa Rasulullah S.A.W
setiap persoalan selalu dikembalikan solusinya kepada Al-Qur’an. Rasulullah S.A.W sendiri, dalam
tata perilakusehari-hari, selalu mengacu kepada Al-Qur’an. Allah berfirman dalam Kitab-Nya :

“Hai orang-orang yang beriman, ta’atlah kepada Allah S.W.T dan Rasul-Nya, dan janganlah kamu
berpaling daripada-Nya, sedang kamu mendengar (perintah-perintah-Nya)” (QS. Al-Anfal, 8:20)
Ayat tersebutmengandung 2 perintah, taat kepada Allah S.W.T dan taat kepada Rasulullah
S.A.W. Taat kepada Allah artinya taat kepada petunjul Al-Qur’an sebagai firman-Nya. Sedangkan taat
kepada Rasulullah artinya taat kepada Hadits atau Sunnah beliau, baik perintah maupun larangan.
Hal ini dikuatkan oleh hadits dari Malik bin Anas, Rasulullah S.A.W bersabda :

“Aku tinggalkan padamu dua perkara, kalian tidak akan tersesat selama kalian berpegang teguh
pada keduanya, Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya”. HR. Malik
C. Fungsi Al-Qur’an
Secara umum, Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia menuju jalan yang

benar, sekaligus sebagai pembeda antara kebenaran dan kebatilan.

“Bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk

bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang baik

dan yang batil)” (QS. Al-Bawarah, 2:185) Al-Qur’an merupakan kitab pendidikan, baik secara teori

maupun praktik. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Allah S.W.T mengenai motif diangkatnya

Muhammad S.A.W sebagai Nabi, sekaligus sebagai pengemban Al-Qur’an.


Al-Sunnah Sebagai
Sumber Hukum Islam
P
E
Ada tiga istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut Al- N
Hadis yaitu al-Sunnah, al-Khabar, dan al-Atsar. Al-Sunnah secara G
bahasa adalah cara atau kebiasaan. Secara definisi, al-Sunnah adalah
apa yang diucapkan, dikerjakan, dan diputuskan oleh Rasulullah s.a.w.
E
sebagai penjabaran dari Al-Qur’an. Dengan demikian sunnah Nabi R
dapat berupa: sunnah Qauliyah (perkataan), Sunnah Fi’liyah T
(perbuatan), Sunnah Taqriryah (ketetapan).
I
A
N
Kedudukan Al-Sunnah
Para ulama sepakat bahwa al-Sunnah menempati kedudukan kedua setelah al-Quran
dalam hirarki sumber hokum Islam. Posisi selanjutnya ditempati oleh ijma’, kemudian qiyas.
Para ulama mengemukakan alasan-alasannya dengan beberapa dalil diantaranya:
Banyak ayat Al-Quran yang menyuruh umat untuk mentaati Rasulullah s.a.w. ketaatan
kepadan Rasul sering dirangkaikan dengan keharusan mentaati Allah, seperti dalam surat An-
Nisa(4):59
Ayat-ayat Al-Quran menetapkan bahwa apa yang dikatakan Nabi seluruhnya adalah
berdasarkan wahyu, karena beliau tidak berkata menurut kehendaknya sendiri, tetapi semua
itu berdasarkan wahyu yang ditunjukkan Allah sebagaimana terdapat dalam surat An-
Najm(53): 3-4
Ayat-ayat Al-Quran sering menyuruh umat beriman kepada Rasul dan menetapkan beriman
kepada Rasul bersama dengan kewajiban beriman kepada Allah, sebagaimana dalam surat
Al-Arof(7): 158
Fungsi Al-Sunnah

Berdasarkan QS. An-Nahl 16:44, tampak jelas bahwa fungsi al-Sunnah terhadap Al-Qur’an
adalah sebagai mubayyin (yang menjelaskan).

Para ulama menetapkan tiga fungsi al-Sunnah terhadap Al-Qur’an. Pertama, Bayan al-
Taqrir wa al-Ta’kid, yaitu al-Sunnah berperan untuk menetapkan dan menerapkan apa yang
telah digariskan oleh al-Quran. Kedua, Bayan al-Tafsir wa al-Tafshil, yakni al-Sunnah
berperan sebagai penjelas dan perinci ayat-ayat Al-Qur’an yang masih mujmal (global),
muthlak atau ‘am (umum).
Ijtihad
• Pengertian Ijtihad
• Kedudukan Ijtihad
• Lapangan Ijtihad
• Peranan Ijtihad
Pengertian
Ijtihad dalam etimologi artinya bersungguh sungguh atau serius.
Menurut istilah (terminologi), ijtihad berarti penggunaan rasio atau akal semaksimal mungkin
guna menemukan sesuatu ketetapan hukum tertentu yang tidak ditetapkansecara tegas dalam
al-Quran dan al-Sunnah.
Kedudukan ijtihad
Ijtihad menduduki posisi yang ketiga dalam hukum islam, setelah al-Quran dan al-Sunnah.
Dalam ijtihad ini timbullah sumber hukum lainnya yaitu ijma (konsensus ulama), qiyas (analogi
berdasarkan sebab atau illat masalah), urf (adat kebiasaan setempat), maslahah mursalah
(kepentingan umum), dan istihsan.
Dalil yang melegalkan ijtihad
“ jika engkau mengepung sebuah benteng pertahanan, lalu penghuninya meminta agar kamu
memutuskan mereka berdasarkan hukum Allah s.w.t., maka janganlah kamu memutuskan
dengan hukum Allah s.w.t., tetapi putuskan mereka dengan keputusanmu sendiri,sebab kamu
tidak tahu apakah kamu (dengan keputusan itu) bisa tepat berdasarkan hukum Allah s.w.t. atau
tidak.” (HR.Muslim:3261, ibnu Majah 2849, al-Tirmidzi: 1542, dan Ahmad:21952 dari Baridah).
Nabi s.a.w. memberikan kewenangan seperti ini dalam kasus-kasus yang mengharuskan
keputusan segera diambil, di luar pengawasan beliau sendiri.
Lapangan Ijtihad
Ijtihad terkait oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
Ijtihad tidak berlaku dalam urusan penambahan ibadah mahdhah
Hasil ketetapan ijtihad sifatnya kondisional dan situasional
Keputusan ijtihad tidak boleh bertentangan dengan al-Qur’an dan al-Sunnah
Ketetapan ijtihad tidak melahirkan keputusan yang tetap, tetapi sifatnya relatif
Dalam proses berijtihad harus mempertimbangkan berbagai aspek
Ijtihad mencakup bidang ekonomi, kriminalitas, politik, ihwal kekeluargaan, dakwah, kedokteran,
sains dan teknologi dan sebagainya
Peranan Ijtihad dalam Perkembangan
Masyarakat Islam
(1) Agar hukum Islam dapat ditetapkan secara fleksibel
(2) Agar dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman
(3) Dapat memudahkan penerapan ajaran Islam menurut situasi dan kondisi yang ada
(4) Dapat mengembangkan intelektualitas umat Islam sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
(5) Dapat meningkatkan dinamika masyarakat Islam yang heterogen, namun senantiasa hidup
toleran dengan ukhuwah Islamiyah.
Pengertian Masyarakat Islami
Masyarakat islami dibentuk berdasarkan ajaran dan tata nilai Islam, yang mengandung arti
bahwa prinsip-prinsip dasar yang membentuk dan membina masyarakat itu adalah nilai-nilai
luhur ajaran agama tersebut
Masyarakat islami adalah masyarakat yang dibentuk pada :

1. Mentaati Perintah Allah s.w.t


2. bersyukur terhadap dan nikmat allah s.w.t
3. rasa dekat dengan Tuhan
Karakteristik Masyarakat Islami
Masyarakat islami adalah masyarakat terbuka, berdasarkan pengakuan pada kesatuan umat dan
cita-cita persaudaraan sesama manusia

Masyarakat islami adalah masyarakat yang terpadu, integratif, dimana agama menjadi perekat
yang menyatukannya
Masyarakat islami adalah masyarakat yang dinamis dan progresif, karena manusia ditugaskan
sebagai khalifah allah di muka bumi

Masyarakat islami adalah masyarakat yang demokratis, baik secara


spritual,sosial,ekonomi,maupun demokrasi politik
Masyarakat islami adalah masyarakat yang berkeadilan, yang membentuk semua aspek dari
keadilan sosial baik dibidang moral, hukum, ekonomi dan politik

Masyarakat islami adalah masyarakat yang berwawasan ilmiah, terpelajar, karena sangat
menekankan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
Masyarakat islami adalah masyarakat yang disiplin

Masyarakat islami menentukan pada kegiatan keumatan yang memiliki tujuan yang jelas dan
perencanaan yang sempurna, menggunakan manejemen yang rasional dan efektif
Masyarakat islami membentuk persaudaraan yang tangguh, menekankan kasih sayang antar
sesama

Masyarakat islami adalah masyarakat yang sederhana, yang berkesinambungan

You might also like