You are on page 1of 54

PERENCANAAN

KONSTRUKSI LAS
• Astrid aisya rahmi
• Ovin ranica pratiwi
• Oka wicaksana BAB 6
• Handi fadilah
• M fahmy fakhrija
KLASIFIKASI
SAMBUNGAN LAS
1. Klasifikasi Berdasarkan Jenis Sambungan dan Bentuk Alur
2. Klasifikasi Berdasarkan Cara Pengelasan
Klasifikasi Berdasarkan Jenis
Sambungan dan Bentuk Alur
1. Sambungan Las Dasar
A. Sambungan Tumpul

adalah jenis
sambungan yang paling
efisien
B. Sambungan Bentuk T dan Silang
C. Sambungan Sudut
D. Sambungan Tumpang
E. Sambungan Sisi
F. Sambungan dengan pelat penguat
Klasifikasi Berdasarkan Cara Pengelasan

1. Sambungan Las Cair


Jenis yang paling banyak digunakan dalam konstruksi las.
Dibagi menjadi elektroda terumpan dan elektroda tak
terumpan, Las gas dengan menggunakan panas pembakaran
dari gas, Las busur elektron, dll.
2. Sambungan Las Tekan
Penggunaan las diutamakan untuk mencapai efisiensi kerja
yang tinggi pada penyambungan dua jenis logam, pada
konstruksi bentuk rumit dan konstruksi dengan pelat tipis
3. Sambungan Patri
Tanda-Tanda
Gambar Pengelasan
Tanda-Tanda Gambar Pengelasan
Syarat-syarat pengelasan perlu disampaikan
dengan baik kepada juru las untuk menjamin
mutu pengelasan. Oleh karena itu, tanda-tanda
gambar diletakkan pada konstruksi

Tanda gambar las terdiri dari dua,yaitu:


1. Tanda gambar dasar
2. Tanda gambar pelengkap
Cara Penempatan Tanda Gambar
Aturan menurut JIS dan AWS:
1. Tanda pengelasan harus menunjukkan macam pengelasan dari
bagian yang disambung kecuali dalam hal pengelasan pelapisan
2. Tanda pengelasan harus ditempatkan pada garis tanda lengkap
dengan pengukurannya
3. Garis tanda harus terdiri dari 2 garis yaitu garis lurus datar tempat
tanda dan garis penunjuk dengan panah yang menunjukkan
bagian dari sambungan dan membentuk sudut 60 thd garis
tempat tanda
4. Tanda gambar dan ukuran ditempatkan sedekat mungkin dengan
garis tanda dan diletakkan di bawah garis bila sisi yg dilas adalah
sisi yang ditunjukka panah dan sebaliknya.
5. Tanda-tanda pelengkap untuk pengelasan dilapangan harus
diletakkan oada oertemuan dari garis tanda dan garis petunjuk
6. Pengelasan khusus yg perlu harus ditempatkan pada ujung akhir
garis tanda
Kekuatan
Sambungan Las
1. Kekuatan Statik
a. Sifat-sifat tarikan

Sifat-sifat ini didapat


dari hasil pengujian
Tarik. Kemudian sifat-
sifat tarikannya dapat
dihitung dengan
persamaan berikut
Hubungan antara tegangan dan regangan
ditunjukkan dalam kurva berikut:
b. Kekuatan Logam Las
Pengelasan logam dapat merubah kekuatan dan
keuletan logam tersebut. Sehingga dalam pengelasan
harus dipilih logam las yang memiliki kekuatan dan
keuletan yang lebih baik atau minimal sama dengan
logam induk.
c. Sifat Tarikan dari Logam Las Tumpul
Kekuatan sambungan las tumpul sama dengan
kekuatan logam induk asalkan pemilihan bahan las dan
cara pengelasannya betul. Dalam pelaksanaannya
manik las dalam las tuumpul mempunyai ketebalan
yang lebih dari pada pelat yang dilas, dan ini disebut
penguatan las. Bentuk dari manik las haruslah rapi agar
konsentrasi tegangan merata dan nilainya antara 1,3 –
1,8.
d. Sambungan Las Sudut
Dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan sudut
dari arah pengelasan dan arah aliran tegangan.
Kekuatan tarik dari sambungan las sudut
didasarkan atas beban patah dan dihitung
dengan persamaan berikut:
e. Sambungan Las Isi

Sambungan las isi biasanya selalu dilaksanakan


bersamaan dengan las sudut. Konstruksi yang
disambung dengan las ini biasanya saangat
ruwet dan ditambah dengan adanya las sudut
didalam sambungan maka analisa tegangan
sukar ditentukan. Dalam perhitungan, kekuatan
geser las isi diambil anatar 0,5 – 0,7 dari
kekuatan geser las tumpul.
2. Kekuatan Tumbuk
• Kekuatan tumbuk dari suatu bahan adalah
kemampuan bahan dalam menerima beban
tumbuk yang diukur dengan besarnya energi
yang diperlukan untuk mematahkan batang uji
dengan palu ayun.
• Pengujian ini untuk mengetahui sifat
ketangguhan suatu logam.
3. Tegangan boleh dan Faktor
Keamanan
• Tegangan boleh dalam las adalah tegangan
tertinggi yang boleh terjadi dalam suatu
konstruksi las dengan tidak membahayakan yang
didasarkan atas sifat mekanik logam induk dan
logam las, jenis dari beban serta jenis dari
sambungan.
• Faktor keamanan dalam las adalah perbandingan
antara besarnya tegangan yang direncanakan
terhadap besarnya batas luluh atau terhadap
kekuatan patah.
4. Efisiensi Sambungan

Hal yang perlu diperhatikan dalam menenutukan efisiensi sambungan :


1. Bahan las
2. Cara mengelas
3. Tempat Pengelasan
4. Laku panas
5. Penyelesaian
6. Persiapan permukaan
7. Jenis pemeriksaan
8. Jenis dari sambungan
9. Jenis beban
10.Keadaan penggunaan
5. Perhitungan Kekuatan Sambungan
Kekuatan sambungan las dihitung berdasarkan
besar tegangan terbesar yang terjadi tidak
melebihi tegangan boleh.
PATAHNYA
KONSTRUKSI LAS
Patahnya Konstruksi Las
• Patah Ulet
• Patah Getas
• Patah Fatik
• Patah Mulur
• Korosi
Patah Ulet
Patah ulet merupakan patah yang diakibatkan oleh beban
statis yang diberikan pada material, jika beban dihilangkan
maka penjalaran retak akan berhenti. Patah ulet ini ditandai
dengan penyerapan energi disertai adanya deformasi plastis
yang cukup besar di sekitar patahan, sehingga permukaan
patahan nampak kasar, berserabut (fibrous), dan berwarna
kelabu.

Selain itu komposisi material juga mempengaruhi jenis


patahan yang dihasilkan, jadi bukan karena pengaruh beban
saja. Biasanya patah ulet terjadi pada material berstruktur
bainit yang merupakan baja dengan kandungan karbon
rendah.
Ciri – ciri patah ulet
Terlihatnya adanya deformasi plastic yang
cukup banyak seperti terjadinya seli dan
deformasi kembar
Butir butir kristal berubah bentuk memanjang
karena adanya regangan geser
Penampang lintang dari benda mengecil dan
untuk baja muka patahnya berwarna keabu-
abuan
Patah Getas
Merupakan fenomena patah pada material yang
diawali terjadinya retakan secara cepat
dibandingkan patah ulet tanpa deformasi plastis
terlebih dahulu dan dalam waktu yang singkat.

Dalam kehidupan nyata, peristiwa patah getas


dinilai lebih berbahaya daripada patah ulet, karena
terjadi tanpa disadari begitu saja. Biasanya patah
getas terjadi pada material berstruktur martensit,
atau material yang memiliki komposisi karbon yang
sangat tinggi sehingga sangat kuat namun rapuh.
CIRI-CIRI PATAH GETAS
• Permukaannya terlihat berbentuk granular,
berkilat dan memantulkan cahaya.
• Terjadi secara tiba-tiba tanpa ada deformasi
plastis terlebih dahulu sehingga tidak tampak
gejala-gejala material tersebut akan patah.
• Tempo terjadinya patah lebih cepat
• Bidang patahan relatif tegak lurus terhadap
tegangan tarik.
• Tidak ada reduksi luas penampang patahan,
akibat adanya tegangan multiaksial.
Cara menghindari patah getas :

• Temperatur kerja dan sifat dari baja yang mempunyai suhu transisi
yang rendah . Hal ini dapat dihindari dengan pemilihan baja dan
bahan bahan yang lain yang mempunyai ketahanan patah yang baik
• Adanya takikan yang disebabkan karena retak las , terak dan lain
lain yang dapat dihindari dengan memperbaiki prosedur pengelasan
sehingga mengurangi terjadinya retak dan takik las \
• Adanya tegangan sisa yang besar yang dapat dihindari dengan
prosedur pengelasan yang sesuai misalnya uratan betul dan
dilakukannya perlakuaan panas
• Terjadinya penurunan mutu bahan pada daerah haz yang dapat
dihindari dengan cara pengelasan yang sesuai
• Adanya konsentrasi tegangan pada sambungan yang dapat dihindari
dengan perencanaan kontruksi yang baiuk
• Adanya perubahan bentuk yang dapat menimbulkan terjadinya
tegangan yang besar dalam kontruksi hal ini dapat dihindari dengan
melakukan prosedur dan perakitan yang baik
Patah fatik
Fatigue atau kelelahan adalah bentuk dari kegagalan yang terjadi pada
struktur karena beban dinamik yang berfluktuasi dibawah yield
strength yang terjadi dalam waktu yang lama dan berulang-ulang. Fatik
menduduki 90% penyebab utama kegagalan pemakaian. Terdapat 3
fase dalam perpatahan fatik : permulaan retak, penyebaran retak, dan
patah. Mekanisme dari permulaan retak umumnya dimulai dari crack
initiation yang terjadi di permukaan material yang lemah atau daerah
dimana terjadi konsentrasi tegangan di permukaan (seperti goresan,
notch, lubang-pits dll) akibat adanya pembebanan berulang.
Selanjutnya, adalah penyebaran retak ini berkembang menjadi
microcracks. Perambatan atau perpaduan microcracks ini kemudian
membentuk macrocracks yang akan berujung pada failure. Maka
setelah itu, material akan mengalami apa yang dinamakan
perpatahan. Perpatahan terjadi ketika material telah mengalami siklus
tegangan dan regangan yang menghasilkan kerusakan yang permanen
Faktor yang mempengaruhi kekuatan
fatik sambungan las dan usaha
pencegahannya
• Batas fatik logas las
• Cacat las
• Bentuk dari manik las
• Tegangan las
Patah mulur
Peristiwa mulur yang dimaksud yaitu deformasi yang
berjalan dengan waktu, oleh karena itu mulur selalu
ditandai dengan adanya deformasi plastis yang cukup
besar. Peristiwa mulur ini terjadi bila komponen bekerja
pada suhu tinggi, yaitu di atas 0,4 atau 0,5 titik cair dari
material komponen tersebut dalam Kelvin.

Sedangkan stress rupture selain disertai oleh deformasi


plastis juga ditandai oleh adanya retak intergranular yang
banyak ditemui di sekitar patahan.
Korosi
• Korosi secara umum diartikan sebagai degradasi logam oleh reaksi kimia atau
elektrokimia dengan lingkungannya, lingkungan disini bisa termasuk atmosfer,
fluida, temperatur, tekanan dan tegangan. Jika kita membicarakan degradasi
material, maka material plastik akan mengalami interaksi kimia dengan sinar
ultraviolet dari matahari.
• Semua material mempunyai kecenderungan untuk kembali ke bentuk asalnya yaitu
keadaan yang stabil, korosi merupakan salah satu proses tersebut.
• Pada proses pemurnian logam, kita lihat kebanyakan logam secara alami dalam
keadaan teroksidasi, kecuali emas dan logam mulia seperti platina. Sehingga bisa
dikatakan bahwa keadaan yang stabil dari material, bila ia berada dalam keadaan
teroksidasi dan korosi adalah proses oksidasi. Tanpa perlindungan apapun, logam
akan mengalami oksidasi atau korosi. Karena korosi merupakan proses alami, maka
perlu dipelajari bagaimana mencegah dan mengontrol terjadinya korosi.
• Ketika sebuah logam terkorosi, maka ketebalannya akan berkurang secara
menyeluruh atau setempat, sehingga akan mempengaruhi reliability (keandalan)
dari struktur atau komponen yang menggunakan logam tersebut. Jika ia
sebuah independen struktur maka perlu diadakan perbaikan, tapi kalau merupakan
bagian dari proses produksi maka akan mempengaruhi produktivitas dari pabrik.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
merencanakan konstruksi
dengan sambungan las
Pemilihan Bahan
1. Bahan Induk
Dalam konstruksi dengan sambungan las dapat
dikatakan bahwa kekuatan konstruksi terletak pada kekuatan
sambungannya. Hal ini berarti bahwa dalam perencanaan
kekuatan sambungan harus betul-betul dihitung terhadap
beban luar yang terjadi dengan memperhatikan keadaan
sekitarnya. Untuk menjamin bahwa kekuatan sambungan
sesuai dengan hasil perhitungan diperlukan jaminan bahwa
hasil-hasil lasan harus baik dan ini bisa dicapai bila bahan
induknya mempunyai sifat kemampu lasan yang tinggi. Tetapi
di samping pemilihan bahan induk juga harus diperhatikan
cara pengelasan, prosedur, dan pemeriksaan hasil pengelasan.
2. Bahan las
Pemilihan bahan las sudah tentu suatu
keharusan dalam mencapai mutu yang baik.
Dalam hal ini perencana harus mengikuti
perkembangan pengelasan dan memperhatikan
petunjuk dari pembuat bahan lasdengan
memperhatikan semua faktor.
Tegangan Sisa
Pengelasan konstruksi bebas akan terjadi tegangan tarik arah
memanjang pada sekitar garis las dan tegangan tekan pada jarak
sedikit lebih jauh lagi dan seimbang antar satu sama lain

Gambar 1. Pembentukan Tegangan Sisa (Harsono W. dan Toshie O.)


Gambar 2. Tegangan Sisa karena Penahan Luar pada Las (Harsono W. dan
Toshie O.)
Terjadinya tegangan sisa ini dapat dilihat pada gambar 1, dimana daerah C
mengembang
pada waktu pengelasan. Pengembangan pada C ditahan oleh daerah A,
sehingga pada daerah C terjadi tegangan tekan dan pada daerah A terjadi
tegangan tarik. Tetapi bila daerah A luasnya jauh lebih besar dari C, maka
pada daerah C akan terjadi perubahan bentuk tetap, sedangkan pada A
terjadi perubahan bentuk elastik Pada waktu pengelasan selesai, proses
pendinginan di mana bagian C menyusut cukup besar di samping karena
pendinginan juga karena adanya tegangantekan. Penyusutan ini ditahan oleh
daerah A, karena itu pada daerah C akan terjadi tegangan tarikyang diimbangi
oleh tegangan tekan pada daerah A.
Konsentrasi tegangan
Energi impak yang diukur dengan pengujian Charpy adalah usaha yang
dilakukan untuk mematahkan benda uji. Pada Impak, spesimen berubah
bentuk secara elastis sampai peluluhan tercapai (deformasi plastik) dan
sebuah zona plastis berkembang pada takikan. Ketika pengujian dilanjutkan,
perubahan spesimen oleh impak menyebabkan usaha pada zona plastis
mengeras. Hal ini mengingkatkan tegangan dan regangan pada zona plastis
sampai specimen patah. Energi impak total tergantung pada ukuran dari
benda uji, dan standar

ukuran benda uji yang digunakan untuk dibandingkan diantara bahan-bahan


yang berbeda. Energi impak dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti halnya:
• Kekuatan peluluhan dan keuletan
• Takikan
• Suhu dan laju regangan
• Mekanisme perpatahan
Prosedur Pengelasan
Welding Procedure Specification (WPS) adalah
Prosedur yang digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan Proses pengelasan yang meliputi
rancangan rinci dari teknik pengelasan yang
sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.
Dalam hal ini prosedure pengelasan merupakan
langkah-langkah pelaksanaan pengelasan untuk
mendapatkan mutu pengelasan yang memenuhi
syarat.
Langkah-Langkah Pembuatan Prosedure Pengelasan (
WPS )
• Menyusun draft / prelimenary prosedure pengelasan.
• Melakukan pengelasan pada test coupon sesuai
dengan parameter-parameter pengelasan yang telah
tertulis dalam draft prosedure tersebut.
• Membuat test specimen dan melakukan uji specimen
dengan Destructive Test.
• Mengevaluasi hasil Destructive Test dengan Standard /
code yang digunakan.
• Mencatat dan mensertifikasi hasil uji tersebut pada
lembar Prosedur Kualifikasi Record (PQR).
Faktor utama yang diperhitungkan dalam
penyusunan prosedure pengelasan (WPS)
• Apakah jenis material induknya (Base Metal) ?
• Jenis proses welding yang digunakan ?
• Jenis kawat las yang dipakai ?
• Kondisi pemakaian alat yang akan di las ?
THANKYOU FOR YOUR ATTENTION

You might also like