Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Muhammad Dimas Ahadianto
Pembimbing :
dr. Dwi Budi Sp.PD(K)
Identitas Pasien
• Nama : Ny. Siti Umi
• Umur : 40 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Magelang
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Status Pernikahan : Menikah
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : Tamat SLTA
• Tanggal Masuk : 19 Februari 2018
• Tanggal Pemeriksaan : 20 Februari 2018
• Ruangan : Seruni
Autoanamnesis tanggal 20 Februari 2018 pukul 14.00 WIB di RST. Dr. Soedjono, Magelang
ruang rawat Seruni.
Hematemesis
Ny S, 40 tahun adalah
muntah darah segar (merah
segar) atau hematin (hitam
seperti kopi) yang
• Perdarahan saluran cernamerupakan
KU Demamindikasi
: bagian : 2 adanya
sejak
atas hari SMRS
varises esofagusperdarahan
merupakansaluranpenyebab cerna
tersering yaitu sekitar 50-
bagianhemoragika
60%, gastritis erosiva atas atau proksimal
sekitar 25-30%, tukak peptik sekitar
10-15% dan karena
Demam ligamentum
sebab adalahTreitz
lainnya <5%.
suatu
• Muntah sebanyak 1x,keadaan
tiap muntah sebanyak
saat suhu badangelas aqua :
menunjukan jumlah darah 37
melebihi RPS
yang :
keluar
oC yang berisiko anemia
Laki-laki >> wanita.
Pasien datang dengan keluhan demam
disebabkan sejak 2 hari
oleh usia
3.3% pada pasien penyakit
21-31
SMRS, demam hilang timbul muncul
pada pukul 11.00 dan hilang pukul 14.00,
tahun,
atau untuk kemudian muncul lagi pukul 17.00 hingga 19.00
10.1% pada pasien
peradangan.
keluhan ini selalu muncul selama 2 hari
berusia
Demam 41-50SMRS.
juga Keluhan
tahun, dan
merupakan untuk demam ini juga disertai dengan
muntah darah sejak 12 jampertanda 14.4%Muntah
SMRS. untuk pasien berusia
darah 71-
berwarna merah kehitaman. Muntah
bahwa sel antibodi
80 tahun
darah 1 kali sebanyak 1 gelas aqua
manusiakecil.
75-80% sedang melawan
seluruh kasus
perdarahan
suatu sal cerna
virus atau bakteri.
• BAB berwarna hitam :
melena
Saat dirumah pasien juga mengeluh buang air
menandakan
besar berwarna hitam dengan konsistensi cair.
perdarahan sal.
BAB kehitaman sebanyak 1 kali sebanyak 1 gelas
Cerna bagian atas
aqua. Tidak ada darah segar pada BAB.
• Tidak ada darah segar
pada BAB :
Pasien juga mengeluhkan mual, nyeri ulu hati dan perut terasa penuh.
bukan nafsu
hematochezia
makan pasien menurun, perut terasa membesar
• keluhan muntah darah dan BAB hitam yang dirasakan saat ini pertama kali
dirasakan oleh pasien awal tahun 2013
• 2015 kemudian sempat di endoskopi di RST. Dr. Soedjono, Magelang dengan
kesan terdapat varises esofagus dan gastritis erosif
• Tahun 2016 dan 2017 pasien sempat dirawat kembali di RST. Dr. Soedjono
• Pada bulan Februari 2018 pasien sempat dirawat di RSUD dr. Margono,
Purwokerto dan dirawat selama 5 hari, pasien dilakukan teropong dan diligasi
untuk mengatasi pendarahannya tersebut
Ketika di anamnesis, pasien mengatakan bahwa selama seharian ini pasien
tidak BAB ataupun muntah kehitaman. Namun pasien mengeluh masih sangat
lemas dan pusing, terutama ketika harus beranjak dari tempat tidur. Pasien
juga masih merasakan mual dan nyeri ulu hati.
RPD : RPK :
• Pasien pernah mengalami hal • Tidak ada keluarga pasien dengan
serupa sebelumnya. keluhan yang sama.
• Riw. Hipertensi : disangkal • Riw. Hipertensi : Diakui
• Riw. Kencing manis: Diakui • Riw. Kencing manis: disangkal
• Riw. Sakit kuning/ Peny. hati: • Riw. Alergi : disangkal
Diakui
• Riw. Peny. Jantung: disangkal
• Riw. Peny. Ginjal : disangkal
• Riw. Alergi: disangkal
BB : 55 Kg
TB : 168 Cm
BMI : 19,50
(Normoweight)
Edukasi
• Edukasi mengenai penyakit yang diderita
• Bed rest
• Minum obat teratur
PROGNOSIS
VARISES
SIROSIS HEPATIS
ESOFAGUS
Definisi
Perdarahan saluran cerna bahagian atas (didefinisikan sebagai perdarahan yang
terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum distal.
Etiologi
Banyak kemungkinan penyebab perdarahan saluran cerna
bahagian atas pada buku The Merck Manual of Patient
Symptoms:
1. Duodenal ulcer (20 – 30 %)
2. Gastric atau duodenal erosions (20 – 30 %)
3. Varices (15 – 20 %)
4. Gastric ulcer (10 – 20 %)
5. Mallory – Weiss tear (5 – 10 %)
6. Erosive esophagitis (5 – 10 %)
7. Angioma (5 – 10 %)
8. Arteriovenous malformation (< 5 %)
9. Gastrointestinal stromal tumors
Faktor Risiko
Usia, jenis kelamin, tingkat kebiasaan
Gejala Klinis
Gejala klinis perdarahan saluran cerna:
Ada 3 gejala khas, yaitu:
1. Hematemesis
Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas,
yang berwarna coklat merah atau “coffee ground”.
2. Hematochezia
Keluarnya darah dari rectum yang diakibatkan perdarahan saluran cerna
bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna
bahagian atas yang sudah berat.
3. Melena
Kotoran (feses) yang berwarna gelap yang dikarenakan kotoran bercampur
asam lambung; biasanya mengindikasikan perdarahan saluran cerna
bahagian atas, atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon
bahagian kanan dapat juga menjadi sumber lainnya.
Sirosis secara
Klasifikasi Sirosis
konvensional di
berdasarkan
Mikronodular,
penyebabnya : Sirosis
Makronodular, Campuran
Alkoholik, Sirosis Biliaris,
(yang memperlihatkan
Sirosis pasca nekrotik,
gambaran mikro-dan
Cardiac Cirrhosis
makronodular)
Sirosis
Sirosis
pasca
cardiac
Necrotik
asites
Produksi protein yang rendah,
gangguan hormon
diafragma
menyempit
nafas
DIAGNOSIS
• kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973,
yaitu bila ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut:
1. eritema palmaris,
2. spider nevi, eritema palmaris
3. vena kolateral
4. asites dengan atau tanpa edema,
5. splenomegali,
6. hematemesis dan melena, spider nevi
Vena kolateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Tes fungsi hati meliputi aminotransferase
(AST), alkali fosfatase, gamma glutamil
transpeptisida, bilirubin, albumin, dan waktu
protombin
2. Pemeriksaan urin
3. Pemeriksaan Darah
4. Pemeriksaan radiologis
5. Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
• diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan
kalori 2000-3000 kkal/hari
• Asites : tirah baring dan diawali diet rendah
garam konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau
90 mmol/hari spinorolakton dengan dosis 100-
200 mg sekali dan terjadinya penurunan berat
badan 0,5 kg/hari).tanpa dengan adanya edema
kaki 1 kg/hari Terapi spinorolakton dapat
dikombinasikan dngan furosemide dengan dosis
20-40 mg/hari apabila terapi spinorolakon tidak
adekuat.
• Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan
10-14 hari, norfloksasin (400mg/hari) dapat
mencegah rekurensi atau relaps.4
• Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi
hati hal ini dikarenakan terapi obat-obatan yang
digunakan seperti dopamin dan analog
prostaglandin
• Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat
diberikan dengan dosis 30-50 mL setiap jam.
Pemberian neomisin dengan dosis 0,5 – 1 g s
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering dijumpai antara lain peritonitis bacterial spontan