You are on page 1of 14

Bima adi s

PPOK merupakan
istilah yang digunakan
untuk sekelompok
penyakit paru yang
PPOK berlangsung lama dan
ditandai dengan
peningkatan resistensi
terhadap aliran udara
(Tylor & Carol, 2014).
sebagai patofisiologi
utama

Asma
Bronkitis Emfisema
Bronkial
(Gulanick,
2014).
(Lewis, 2011).
Pasien datang ke UGD dengan keluhan sesak napas sejak 1
minggu yang lalu, sesak dirasakan makin hari bertambah
berat. Paien sudah mengunakan obat inhaler untuk
mengurangi sesak napas dan sesak napas berkurang, tetapi
dalam selang waktu 5-7 jam sesak secara bertahap kabuh
lagi dan semakin berat. Pasien lalu berobat ke poli penyakit
dalam di RS, obat yang dirikan hanya membantu sebentar
lalu sesak kambuh lagi, sesak bertambah berat jika
melakukan ADL. Lalu pasien dibawa ke UGD RSUD karena
merasa sangat sesak walaupun dalam kondisi istirahat.
Tekanan darah 150/100 mmHg, Nadi: 100 x/menit, Suhu:
37o C, RR: 28x/menit.
Persepsi Kesehatan dan Pemeliharaan
Kesehatan
 Sebelum sakit:
Pasien merupakan perokok aktif sejak SMP, pasien megatakan dapat
menghabiskan 2 bungkus rokok setiap hari. Pasien berkerja sebagai
teknisi bengkel motor selama 25 tahun dan pasien tidak pernah
mengunkan masker pada saat berkerja. Jika menghadapi kerusakan
motor yang sulit maka pasien dapat lebih banyak menghabiskan rokok.
Pasien mengatakan sesak yang dirasakan karena ada masalah di paru-
paru pasien.
 Sejak Sakit:
Aktivitas terbatas karena merasa sesak napas.
Pasien sudah berusaha tidak merokok sejak 1 bulan. Mulai dirasakan
gejala sesak yang progresif.
Mengunakan obat inhaler untuk mengurangi sesak napas.
Pola Aktivitas dan Latihan
 Keadaan sebelum Sakit
Pasien berkerja di bengkel, aktivitas ringan sampai
pekerjaan berat dapat dilakukan tanpa mengalami
gangguan.
 Keadaan Sejak Sakit
Pasien mengeluh sesak napas sejak 5 tahun yang lalu yang
muncul kambuhan. Sesak bertambah jika melakukan
aktivitas berat, pasien hanya mampu menaiki 10 anak
tangga karena merasa sesak napas.
Pasien tidak pernah tahu dan tidak pernah melakuka
latihan pernapasan untuk meringankan gejala sesak napas.
Sejak sakit pasien membatasi aktivitasnya terutama
pekerjaan nya di bengkel motor.
Skala sesak pasien saat pengkajian 5
Pola Tidur dan Istirahat
 Keadaan Sejak Sakit
Saat sesak datang pasien tidak dapat beristirahat maupun tidur.
Pasien tidur 2-3 jam saat malam dan sering terbangun saat
merasa sesak.
 Keadaan Sebelum Sakit
Sebelum sakit pasien tidak mengalami gangguan pola istirahat
tidur, pasien tidur 6-8 jam pada malam hari.
PF Thorax
 Inspeksi: Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris,
pola nafas dalam dan cepat, RR: 26 x/m, terlihat retraksi
interkosta.
 Palpasi: vokal fremitus teraba diseluruh lapang paru
 Perkusi: suara yang ditimbulkan sonor, mulai ICS 4 kanan
terdengar pekak.
 Auskultasi: suara nafas ronchi +/+, whezing jelas terdengan
pada lobus kanan atas pasien
DX 1: Ketidakefektifan bersihan jalan napas
berhubungan dengan peningkatan produksi mucus
pada saluran bronchial, bronkospasme
Data Subjektif:Klien datang dengan keluhan sesak napas
sejak satu minggu ini makin hebat
Data Objektif:Dispnea +, ronchi +/+, wheesing
terdengan jelas di lobus kanan atas pernapasan cepat
dalam, RR 26 x/menit, pernapasan dengan O2 2
L/menit, foto thoraks batas diagfrakma kanan dan kiri
sama rata
DX2: Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dan kebutuhan.
 DS:
 Pasien mengeluh sesak bertambah ketika turun
tempat tidur dan ke kamar mandi.
 DO:
 Pasien terihat sesak napas.
 Pernapasan dalam dan cepat bertambah jika
bergerak/beraktivitas
 ronchi +/+, wheesing terdengan jelas di lobus kanan
atas
 TD: 140/90 mmHg, RR: 26x/menit, Nadi: 100x/menit,
 Skore CAT : 29 (Dampak besar)
 Skala sesak: 5
DX3: Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara
suplai oksigen dan kebutuhan.
 DS:
 Pasien mengatakan tidak dapat tidur nyenyak sejak
dirawat dirumah sakit karena sesak napas.
 Pasien mengatakan sering terbangun karena sesak dan
tidak nyaman
 DO:
 TD: 140/90 mmHg
 Nadi: 100x/menit
 Pasien tampak lelah
 Mata tampak keruh
 S :pasien mengeluh sesak dan bertambah saat aktivitas,
sulit tidur
 O : Td: 130/100 mmHg, N: 80x/menit, RR:22x/menit, batuk
(-), spuntum sedikit keluar setelah diberikan bronkodilator
via nebulaizer. Ronchi +/-, wheezing +/-
 A : Masalah teratasi sebagian
 P : Lanjutkan intervensi sesuai kebutuhan klien
Kamis 24-11-16
Pasien tidak merasak sesak napas, tidak merasa sesak saat
berjalan ke kamar mandi,hanya terasa jika mengayuh air dr
ember, tidak terpasang O2, RR: 20x/menit,
Nadi:80x/menit, skor CTA: 12 (dampak ringan), skala sesak
2

You might also like