You are on page 1of 30

Appendicitis

Anatomi
• Appendiks memiliki struktur
seperti tabung, lumen sempit di
bagian proximal, dan melebar di
bagian distal, berongga,
berujung buntu, dan
berhubungan dengan caecum di
ujung lainnya. Ukuran appendiks
pada dewasa 3-15cm (biasanya
±10 cm)
Surgical Anatomy - Position
Appendicitis
• Apendisitis akut adalah peradangan pada apendiks yang merupakan
penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan
dari rongga abdomen dan merupakan penyebab paling umum untuk
bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).
Etiologi
• Etiologi dan patofisiologi dari apendisitis tidak sepenuhnya
dimengerti. Obstruksi lumen yang disebabkan fecalith atau hipertrofi
jaringan limfoid merupakan penyebab paling dominan (Liang MK,
2015). Berkurangnya serat makanan dan peningkatan konsumsi
karbohidrat olahan mempunyai pengaruh yang penting. Apendisitis
berhubungan dengan proliferasi bakteri dalam lumen apendiks, tidak
satupun organisme yang memegang peran utama. Umumnya
disebabkan oleh pertumbuhan bakteri aerob dan anaerob (O’connels
PR, 2012) .
Fecalith
Epidemiologi
• Apendisitis merupakan salah satu keadaan bedah emergensi yang
tersering, dengan kejadian pertahun mencapai 100 kasus per 100.000
penduduk. Persentase risiko apendisitis pada pria sebesar 8,6% dan
pada wanita sebesar 6,7% , dengan insidensi puncak pada dekade
kedua kehidupan (Liang MK, 2015).
Kriteria Diagnosis
Patogenesis

Appendisitis fokal akut

Radang

Peradangan meluas dan


mengenai peritoneum
parietalis setempat Gangren

Appendisitis gangrenosa

Appendisitis supuratif
akut
Tahap-tahap Appendisitis
• Early Stage: adanya obstruksi pada lumen appendix
menyebabkan terjadinya edema mukosa, ulserasi, invasi
bakteri, distensi, dan peningkatan tekanan intraluminal, hal
ini memicu stimulasi serabut saraf sehingga terdapat nyeri
periumbilikal atau epigastrium yang ringan dan berlangsung
selama 4 – 6 jam.
• Suppurative Appendicitis: peningkatan tekanan intaluminal lama-
kelamaan menyebabkan obstruksi limfatik dan drainase vena,
sehingga bakteri dan cairan menginvasi dinding appendix. Jika bagian
yang terinflamasi bersentuhan dengan peritoneum, penderita dapat
merasakan nyeri yang berpindah dari periumbilikus ke abdomen
kanan bagian bawah.
• Gangrenous Appendicitis: terjadi apabila terdapat trombosis vena dan
arteri intramural yang menyebabkan nekrosis jaringan
• Perforated Appendicitis: iskemia yang terjadi terus menerus
menyebabkan infark dan perforasi, yang memicu terjadinya peritonitis
lokal atau general
Pictorial Explanation

Distention
causing
Ischemia

mucus
obstruction
Distention

Gangrene

Appendiceal Appendiceal distension Irritation of parietal Perforation,


obstruction/early peritoneum (localised) localised/generalised
appendicitis – visceral peritonitis, mass
peritoneal irritation
• Phlegmonous Appendicitis: appendix yang terinflamasi atau terdapat
perforasi mengalami wall-off* dengan omentum atau jaringan usus
di sekitarnya sehingga terbentuk abses atau flegmon
• Spontaneously Resolving Appendicitis: jika penyebab obstruksi seperti
hyperplasia limfoid atau fekalit tidak terdapat lagi pada lumen,
appendisitis dapat sembuh secara spontan
Diagnosis Banding
Pediatric Patient Eldery Patient Female Patient Other
Acute mesenteric
Diverticulitis Ruptured graafian follicle Gastroentritis
adenitis
Perforating
acute gastroenteritis twisted ovarian cys Limfadenitis mesenterika
carsinoma
typhlitis (also
known as Pelvic inflamatory
intussusception tumor
neutropenic disease
enterocolitis)
Meckel’s diverticulitis endometriosis Urolithiasis
inflammatory bowel ruptured ectopic Nephrolithiasis and
disease pregnancy urinary tract infection
testicular torsion
mittelschmerz
(Male)
Gejala Klinis
• Nyeri awal di daerah epigastrium
• Berpindah ke titik McBurney
• Febris
• Nausea, Vomitus, Anorexia
• Obstipasi/Diare
Pemeriksaan fisik
• Nyeri tekan (+) Mc. Burney. Pada palpasi didapatkan titik nyeri tekan kuadran
kanan bawah atau titik Mc. Burney dan ini merupakan tanda kunci diagnosis.
• Nyeri lepas/Blumberg sign (+) karena rangsangan peritoneum. Rebound
tenderness (nyeri lepas tekan) adalah nyeri yang hebat di abdomen kanan bawah
saat tekanan secara tiba-tiba dilepaskan setelah sebelumnya dilakukan
penekanan perlahan dan dalam di titik Mc. Burney.
• Defens muskuler (+) karena rangsangan m. Rektus abdominis. Defence muscular
adalah nyeri tekan seluruh lapangan abdomen yang menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietale.
• Rovsing sign (+). Rovsing sign adalah nyeri abdomen di kuadran kanan bawah
apabila dilakukan penekanan pada abdomen bagian kiri bawah, hal ini
diakibatkan oleh adanya nyeri lepas yang dijalarkan karena iritasi peritoneal pada
sisi yang berlawanan.
• Psoas sign (+). Psoas sign terjadi karena adanya rangsangan muskulus
psoas oleh peradangan yang terjadi pada apendiks.
• Obturator sign (+). Obturator sign adalah rasa nyeri yang terjadi bila
panggul dan lutut difleksikan kemudian dirotasikan ke arah dalam dan
luar secara pasif, hal tersebut menunjukkan peradangan apendiks
terletak pada daerah hipogastrium.
• Peningkatan suhu
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Laboratorium
Pada sebagian besar penderita, jumlah leukosit meningkat dengan 75%
atau lebih neutrofil. Jumlah leukosit yang sangat tinggi (>20,000/mL)
dapat menjadi tanda suatu komplikasi dengan gangren dan perforasi.
Selain pemeriksaan hematologi rutin, pemeriksaan urinalisis juga
berguna untuk membedakan appendisitis dengan pielonefritis dan
nefrolitiasis.
Pemeriksaan Radiografi
• CT (Computed tomography) Scan: pemeriksaan menggunakan CT Scan sering
digunakan untuk menunjang diagnosis appendisitis pada orang dewasa, CT
Scan memiliki 90% sensitivitas dan 80% spesifisitas dalam pemeriksaan
tersebut. Diagnosis appendisitis dapat dilihat dari adanya appendix yang
menebal dan terinflamasi, dengan diameter lebih dari 7 mm dan gambaran
target sign yang berlebih. Cairan periappendix dan adanya udara juga dapat
menunjang adanya appendisitis dan perforasi.
• USG (Ultrasonography): pada pemeriksaan menggunakan USG, inflamasi pada
appendix biasanya menunjukkan gambaran appendix yang menebal,
immobile, dan tidak kompresibel. Salah satu keuntungan menggunaan USG
adalah tidak adanya radiasi ion, meskipun penggunaannya sangat bergantung
pada operator.
• MRI (Magnetic Resonance Image): biasanya digunakan untuk penderita yang
sedang hamil, dan menunjukkan gambaran pembesaran appendix (>7 mm),
penebalan (>2 mm) dan adanya tanda-tanda inflamasi.
Penatalaksanaan
Terapi untuk appendicitis acuta yaitu pembedahan
1. Persiapan Operasi
Pemberian antibiotik, pemberian cairan per intavenous, observasi rutin, puasa
2. Pembedahan
• Open appendectomy
• McBurney (oblique)
• Rocky Davis (transverse);
• right paramedian
• midline incision
• Laparoscopic appendectomy
Open appendectomy
Open Appendectomy:
Laparoscopy
2. Laparoscopy:
Perawatan pasca operasi:
1. Tanpa komplikasi
2. Dengan komplikasi : pemberian antibiotik, diet sesuai keadaan
pasien, observasi untuk ileus, drainase abses bila perlu
Komplikasi
• Surgical Site Infection
• Adhesi
• Fistula Enterocutaneous

You might also like