You are on page 1of 40

Kelompok 7

FAUZI RAHMAN (11409715049)


RISDAYANTI (11409715064)
SENTIA PRATIWI(11409715066)
SUJARWOKO (11409715069)
KONEP DASAR MEDIS

 DEFINISI
 Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)
adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV.
 HIV (Human Immunodeficiency Virus). Termasuk
salah satu retrovirus yang secara khusus menyerang sel
darah putih (sel T).
ETIOLOGI

 AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human Immuno-


deficiency Virus).
 Cara penularan AIDS
 A.Melalui darah, yaitu:
 1.Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan
90-
 2.Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan
 B.Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko
penularan
 C.Transmisi dari ibu ke anak :
 1.Selama kehamilan
 2.Saat persalinan, risiko penularan 50%
 3.Melalui air susu ibu(ASI)14%
KLASIFIKASI

 Stadium I: infeksi HIV asimtomatik dan tidak


dikategorikan sebagai AIDS
 Stadium II: termasuk manifestasi membran mukosa
kecil dan radang saluran pernapasan atas yang
berulang
 Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat
dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri
parah, dan tuberkulosis.
 Stadium IV: termasuk toksoplasmosis otak,
kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru,
dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah
indikator AIDS.
PATHWAY
MANISFETASI KLINIS

 Klasifikasi klinis infeksi HIV pada orang dewasa menurut WHO


 Stadium 1
 Gambaran Klinis
 Asimptomatik
 Limfadenopati generalisata
 Skala Aktivitas
 Asimptomatik ,
 aktifitas normal
 Stadium I
 Gambaran klinis
 1. Berat badan menurun < 10 %
 Kelainan kulit dan mukosa yang ringan seperti , dermatitis seboroik, prurigo,
onikomikosis ,ulkus oral yang rekuren ,kheilitis angularis
 Herpes zoster dalam 5 tahun
 terakhir
 Infeksi saluran napas bagian atas seperti ,sinusitis bakterialis
 Skala aktivitas
 Simptomatik , aktifitas
 normal
 Stadium III
 Berat badan menurun < 10%
 Diare kronis yang berlangsung
 lebih dari 1 bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
 Kandidiasis orofaringeal
 Oral hairy leukoplakia
 TB paru dalam tahun terakhir
 Infeksi bacterial yang berat seperti pneumonia,
piomiositis
 Stadium IV
 HIV wasting syndrome seperti yang didefinisikan oleh CDC
 Pnemonia Pneumocystis carinii
 Toksoplasmosis otak
 Diare kriptosporidiosis lebih dari 1 bulan
 Kriptokokosis ekstrapulmonal
 Retinitis virus situmegalo
 Herpes simpleks mukokutan >1 bulan
 Leukoensefalopati multifocal progresif
 Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
 Kandidiasis di esophagus ,trakea , bronkus , dan paru
 Mikobakterisosis atipikal diseminata
 Septisemia salmonelosis non tifoid
 Tuberkulosis diluar paru
 Limfoma
 Sarkoma Kaposi
 Ensefalopati HIV
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Laboratorium
 1. Tes untuk diagnosa infeksi HIV
• 2. Tes untuk deteksi gangguan system imun.
 Diagnostik
PENATALAKSANAAN

 Medis
 1. Pengendalian Infeksi Opurtunistik
 2. Terapi AZT (Azidotimidin)
 3. Terapi Antiviral Baru
 4. Vaksin dan Rekonstruksi Virus
 Non Medis
 1. Memberikan dukungan mental-psikologis
 2. Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang
tidak berisiko tinggi menjadi perilaku yang tidak berisiko
atau kurang berisiko.
KOMPLIKASI

• Oral Lesi
 Neurologik
 Gastrointestinal
• Respirasi
• Dermatologik
• Sensorik
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN Tn.Y
 Tn Y disangka mempunyai riwayat hepatitis.Tn Y saat
mudanya (>10 tahun yang lalu) sering ke diskotik
dengan teman-teman ceweknya diluar pengawalan
orang tua karena kedua orang tuanya berada di Belgia.
Tn Y mudah lelah sehingga menjadi malas untuk
mengerjakan sesuatu. Sering mengalami diare yang
tidak diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan sel-T CD4+ adalah 100 sel/mm3. Diberikan
vitamin dan surat pengantar untuk periksa darah dan
urin dari dokter. Selang seminggu kemudian, pasien
datang lagi membawa hasil pemeriksaan. Setelah di
analisa oleh dokter bedasarkan hasil pemeriksaan Tn
Y di diagnosa mengidap penyakit HIV.
Pengkajian

 DATA DEMOGRAFI
 Nama klien : Tn Y
 Umur : 38 th
 Tanggal Masuk : 7 November 2014
 Alamat : Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
 Suku : Batak
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Guru
 Status perkawinan : Duda
 Status pendidikan : Sarjana Pendidikan
 Diagnosa Medik : HIV – AIDS
Riwayat Penyakit

a.keluhan utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun
derastis dari 60 kg menjadi 54 kg
b.Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
c.Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya
tidak ada yang mengalami penyakit yang sedang di
derita pasien.
d. Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7
November 2014 ditemukan benjolan pada leher.
Pemeriksaan fisik

• Aktivitas/istirahat
• Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
• Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi jantung,
pernafasan.
• Integritas ego
 Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan (keluarga,
pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan (menurunyya
berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa tidak berdaya,putus
asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan depresi.
 Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
• Eliminasi
 Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
 Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare pekat
yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal, perianal.
Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik urine.
• Makanan/cairan
• Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
• Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
• Hygiene
 Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri
• Neurosensori
• Gejala : pusing/pening, sakit kepala. Perubahan status mental,
kehilangan ketajaman/ kemampuan diri untukmengawasi masalah,
tidak mampu mrngingat/ konsentrasi menurun.kelemahan otot,
tremor, dan perubahan ketajaman penglihatan. Kebas, kasemutan
pada ekstremiats(kaki menunjukkan perubahan paling awal).
• Tanda : perubahan status mental, dngan rentang antara kacau mental
sampai demensia, lupa, konsentrasi buruk, tingkat kasadaran
menurun, apatis, retardasi psikomotor/respon lambat. Ide paranoid,
ansietas yang berkembang bebas, harapan yang tidak realistis. Timbul
reflek tidak normal, menurunnya kekuatan otot, dan gaya berjalan
ataksia.tremor pada motorik kasar/halus, menurunnya motorik
fokalis. Hemoragi retina dan eksudat.
• Nyeri/kenyamanan
• Gejala : nyeri umum /local, sakit, rasa terbakar pada kaki. Sakit kepala,
nyeri dada pleuritis.
• Tanda : pembengkakan pada sendi, nyeri pada kelenjar, nyeri tekan.
Penurunan rentang gerak, perubahan gaya berjalan/pincang, gerak
otot melindungi yang sakit.
• Pernapasan
• Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
• Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
• Interaksi social
• Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang terdekat, teman, pendukung.rasa takut untuk
mengungkapkannya pada orang lain, takut akan
penolakan/kehilangan pendapatan. Isolasi, keseian, teman dekat
ataupun pasangan yang meninggal karena AIDS. Mempertanyakan
kemampuan untuk tetap mandiri, tidak mampu membuat rencana.
• Tanda : perubahan oada interaksi keluarga/ orang terdekat.aktivitas
yang tak terorganisasi.
Hasil Lab

 Jumlah limfosit CD4 100 yang normal berkisar antara


500 dan 1.600.
 LISA ( +)
 Western Blot (+)
Analisa data
No Sumber Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1 Objektif : Virus HIV Resiko tinggi
 Pasien mengatakan diare Merusak seluler
terhadap kekurangan
 Pasien mengatakan
volume cairan
demam
Menyerang T Limfosit, sel
 Pasien mengatakan capek
saraf, makrofag, monosit, limfosit
 Pasien mengatakan mudah
B
lelah
Immunocompromise
 Pasien mengatakan letih
 Pasien mengatakan lesu
 pasien mengatakan Invasi kuman pathogen
berkeringat malam hari Organ target

Gastrointestinal
Diare
Subjektif :
 TTV :
TD : 130/80
N : 80x/menit
S : 39 C
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu
Pasien tampak tidak segar

badan menurun
derastis dari
60 kg menjadi
54 kg
Pasien tampak
sering BAB /
diare
Pasien terlihat
perubahan
pada tekanan
darah
pasien terlihat
pucat
pasien terlihat
sianosis
n pasien
mengala
mi diare
-pasien
mengala
mi
perubaha
n jumlah
dan
warna
urin
 pasien
anoreksia
 turgor
kulit
pasien
terlihat
buruk
2 Subjektif : : Virus HIV Perubahan nutrisi
 Pasien mengatakan Merusak seluler
kurang dari
capek Menyerang T Limfosit, sel
kebutuhan tubuh
 Pasien mengatakan saraf, makrofag, monosit,
mudah lelah limfosit B
 Pasien mengatakan letih
 Pasien mengatakan lesu
Immunocompromise
Invasi kuman pathogen
Organ target

Gastrointestinal

Objektif
 Pasien tampak lesu
 Pasien tampak tidak
segar
 Pasien mengalami berat
badan menurun derastis
dari 60 kg menjadi 54 kg
 Porsi makan klien tidak
habis
 Pasien mengalami
kelemahan otot
 Pasien terlihat pucat
3 Subjektif : Virus HIV
Infeksi
 Pasien mengatakan Merusak seluler
mudah sakit-sakitan Menyerang T Limfosit, sel
 Pasien mengatakan saraf, makrofag, monosit,
demam limfosit B
 Pasien mengatakan
gampang terserang flu
Immunocompromise
 Pasien mengatakan
pusing
 Pasien mengatakan Invasi kuman pathogen
pusing, sakit kepala
 Pasien mengatakan rasa
terbakar pada kaki Organ target
 Pasien mengatakan nyeri
dada pleuritis
 Pasien mengatakan
berkeringat malam hari
Objektif :
 TTV :

TD: 130/80

N: 80x/menit

S: 39 C

RR : 26x/menit

 Pasien teraba benjolan di


daerah leher

 Hasil pemeriksaan fisik


didapatkan sel-T CD4+ =
100 sel/ mm3

 Pasien mengalami
Takikardia

 Pasien mengalami nyeri


panggul
Diagnosa
 Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output
yang berlebihan
 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake
yang tidak adekuat
 Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
Intervensi
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang berlebihan
Tujuan
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan :
 Diare (-)
 Demam (-)
 Pasien tidak mudah lelah
 TTV :
 TD: 120/80
 N: 80x/menit
 S: 37 C
 RR : 20x/menit
 berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi 54+ kg
 BAB / diare (-)
 pasien tidak terlihat pucat
 sianosis (-)
 pasien tidak pingsan
 umlah dan warna urin normal
 anoreksia (-)
 Intervensi
 1. Pantau TTV, termasuk CVP bila terpasang. Catat
hipertensi, termasuk perubahan pos
 R/Indicator dari volume cairan sirkulasi
 2. Catat peningkatan suhu dan durasi demam. Berikan
kompres hangat sesuai indikasi. Pertahankan pakaian tetap
kering. Pertahankan kenyamanan suhu lingkungan
 R/Meningkatkan kebutuhan metabolism dan diaphoresis
yang berlebihan yang dihubungkan dengan demam dalam
meningkatkan cairan tak kasat mata
• 3. Kaji turgor kulit, membrane mukosa, dan rasa haus.

 R/Indicator tidak langsung dari status cairan.


• 4. Pantau pemasukan oral dan memasukka cairan
sedikitnya 2500 ml/hari.
 R/Mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi
rasa haus, dan melembabkan membrane mukosa.
 Kolaborasi :
 1. Berikan cairan / elektrolit melalui selang pemberi
makanan / IV
 R/Mungkin diperlukan untuk mendukung / memperbesar
volume sirkulasi, terutama jika pemasukan oral tak
adekuat, mual/muntah terus menerus.
 2. Pantau hasil pem. LAB sesuai indikasi, mis.. : HB/HT
 R/Bermanfaat dalam memperkirakan kebutuhan cairan
 3. Antipiretik, mis.. : asetaminofen
 R/Membantu mengurangi demam dan respons hiper
metabolism, menurunkan kehilangan cairan tak kasat
mata.
 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
intake yang tidak adekuat
 TUJUAN
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24
jam, diharpkan :
 Pasien tidak mudah lelah
 Pasien tidak letih
 Pasien tidak lesu
 Nafsu makan bertambah, porsi makan habis
 Pasien dapat menverna makanan dengan baik
 Berat badan naik dari 54 kg menjadi 54+ kg
 pasien tidak terlihat pucat
 pasien tidak sianosis
 pasien tidak anoreksia
 Mandiri :
 1. Kaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan, dan menelan.
• R/Lesi mulut, tenggorok, dan esophagus dapat menyebabkan disfagia,
penurunan kemampuan pasien untuk mengolah makanan dan
mengurangi keinginan untuk makan.
 2. Timbang berat badan sesuai kebutuhan. Evaluasi berat badan dalam hal adanya berat
badan yang tidak sesuai. Gunakan serangkaian pengukuran berat badan dan
antropometrik.
• R/Indicator kebutuhan nutrisi / pemasukan yang adekuat. Catatan :
karena adanya penekanan system imun, maka beberapa tes darah yang
umumnya digunakan untuk menguji status nutrisi menjadi tidak
berguna.
 3. Dorong aktivitas fisik sebanyak mungkin
• R/Dapat meningkatkan nafsu makan dan perasaan sehat
 4. Catat pemasukan kalori
• R/Mengidentifikasi kebutuhan terhadap suplemen atau alternative
metode pemberian makanan
 Kolaborasi :
• 1. Pertahankan status puasa jika di
indikasikan
 R/Mungkin diperlukan untuk menurunkan
muntah
• 2. Suplemen vitamin.
 R/ Kekurangan vitamin terjadi akibat penurunan
pemasukan makanan dan/atau kegagalan mengunyah
dan absorpsi dalam system
 3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
 TUJUAN
 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan
:
 Demam (-)
 Pusing (-)
 rasa terbakar pada kaki hilang
 nyeri dada pleuritis (-)
 TTV
 TD: 120/80
 N: 80x/menit
 S: 37 C
 RR : 20x/menit
 benjolan di daerah leher (-)
 Lesi (-)
 Kejang (-)
 Dipsnea (-)
 nyeri panggul (-)
 nyeri abdomen (-)
 tremor (-)
 Mandiri :
 1. Monitor tanda-tanda infeksi baru
• R/Untuk pengobatan dini mencegah pasien terpapar oleh kuman patogen
yang diperoleh di rumah sakit.
• 2. Gunakan teknik aseptik pada setiap tindakan invasif. Cuci tangan sebelum
meberikan tindakan.
 R/Mencegah bertambahnya infeksi
 3. Berikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik. Periksa pengunjung /
staf terhadap tanda infeksi dan pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
 R/Mencegah bertambahnya
 Kolaborasi :
 1. Periksa kultur / sensitivitas lesi, darah, urine dan sputum
 R/Dilakukan untuk mengidentifikasi penyebab demam, diagnose infeksi
organism, atau untuk menentukan metode perawatan
 2. Berikan antibiotic antijamur / agen antimikroba, missal : trimetroprim
(bactrim, septra), nistatin (mycostatin), ketokonazol, pentamidin atau
AZT/retrovir
 R/Menghambat proses infeksi. Obat-obatan lainnya ditargetkan untuk
meningkatkan fungsi imun. Meskipun tidak ada obat yang tepat, zat seperti
AZT ditujukan untuk menghalangi enzim yang memungkinkan virus
memasuki material genetis sel T4 sehingga dapat memperlambat
IMPLEMENTASI
 DX 1
 Tanggal
 7 November 2014
 1.Memantau TTV, termasuk CVP bila terpasang. mencatat hipertensi, termasuk
perubahan postural.
 Hasil : indicator dari volume cairan sirkulasi normal
 2.Mencatat peningkatan suhu dan durasi demam. memberikan kompres hangat sesuai
indikasi. mempertahankan pakaian tetap kering. mempertahankan kenyamanan suhu
lingkungan.
 Hasil : meningkatkan kebutuhan metabolisme
 3.Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, dan rasa haus.
 Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik / lembab

 4.Memantau pemasukan oral dan memasukka cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
 Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan, mengurangi rasa haus, dan
melembabkan membrane mukosa.

 5.Memberikan cairan / elektrolit melalui selang pemberi makanan / IV
 hasil : memperbesar volume sirkulasi, pasien tidak anoreksia

 6.Memantau hasil pem. LAB sesuai indikasi, mis.. : HB/HT
 hasil : kebutuhan cairan adekuat

 7.Memberikan Antipiretik, mis.. : asetaminofen
 hasil : membantu mengurangi demam dan respons hiper metabolism, menurunkan
kehilangan cairan tak kasat mata
 DX 2
 8 November 2014
 1,Mengkaji kemampuan untuk mengunyah, merasakan, dan menelan.
 Hasil : pasien dapat mengunyah dan mencerna makanan dengan baik, dan
dapat menelan

 2.Menimbang berat badan sesuai kebutuhan. Evaluasi berat badan dalam hal
adanya berat badan yang tidak sesuai. Gunakan serangkaian pengukuran berat
badan dan antropometrik.
 Hasil : berat badan kembali normal, kenaikan berat badan dari 54 kg menjadi
54.5 kg

 3.Mendorong aktivitas fisik sebanyak fisik mungkin
 Hasil : nafsu makan meningkat, dan pasien menjadi lebih sehat

 4.Mencatat pemasukan kalori
 Hasil : kebutuhan kalori untuk tubuh terpenuhi

 5.Mempertahankan status puasa jika di indikasikan
 Hasil : muntah berkurang

 6.Memberikan suplemen vitamin.
 Hasil : kebutuhan vitamin untuk tubuh terpenuhi
 DX 3
 9 November 2014
 1.Memonitor tanda-tanda infeksi baru.
 Hasil : pasien tidak terpapar oleh infeksi kuman pathogen di RS
 2.Menggunakan teknik actrim pada setiap tindakan actrim. Cuci
tangan sebelum meberikan tindakan.
 Hasil : tidak terjadi infeksi
 3.Memberikan lingkungan yang bersih dan berventilasi baik.
Periksa pengunjung / staf terhadap tanda infeksi dan
pertahankan kewaspadaan sesuai indikasi
 Hasil : tidak terjadi penambahan infeksi yg lebih parah
 4.Memeriksa kultur / sensitivitas lesi, darah, urine dan sputum
 Hasil : mengurangi demam dan tidak terjadi pertumbuhan
kuman pathogen penyebab infeksi
 5.Memberikan antibiotic antijamur / agen antimikroba, missal :
trimetroprim (actrim, septra), nistatin (mycostatin),
ketokonazol, pentamidin atau AZT/retrovir
 Hasil : meningkatkan fungsi imun dan tidak terjadi infeksi
 SEKIAN

 TERIMA KASIH

You might also like