You are on page 1of 24

Konsep Aksesibilitas dan

Mobilitas

Ketut Dewi Martha Erli H.


Pendahuluan

• Kebijakan perencanaan kota kini memiliki kerangka pada promosi aksesibilitas


daripada mobilitas
• Berkaitan dengan perencanaan aksesibiiltas, pendekatan yang diperlukan adalah
bagaimana mempertimbangkan kedekatan (proximity) aktivitas guna lahan dengan
jaringan transport yang melayaninya  cara berpikir integrase land use dan transport
• Ide perencanaan aksesibilitas memiliki kerangka mewujukan kota yang berkelanjutan
dan outcome keberlanjutan transportasi
• Pertanyaan mendasar: how to create places in which public
transport is readily accessible for many activities? Jawaban atas penggunaan transport
public yang optimal
Definisi Konsep Aksesibilitas

• Konsep aksesibilitas sering dikaitkan dengan konsep mobilitas


• Perbedaan mendasar aksesibilitas dan mobilitas adalah
• Mobilitas: ukuran efisiensi, Aksesibilitas  derajat konektivitas manusia dan lokasi (place)
• Mobilitas berarti kemudahan perpindahan, aksesibilitas berarti kemudahan untuk mencapai suatu
lokasi (tujuan/destination)

• Secara sederhana, konsep mobilitas mengaitkan dengan jumlah pergerakan/perpindahan


kendaraan, orang atau barang sedangkan konsep aksesibilitas mengaitkan bagaimana
koneksi guna lahan dengan transport untuk memindahkan kendaraan, orang atau barang
• Aksesibilitas dan mobilitas terdapat hubungan searah, semakin tinggi akses, akan semakin
tinggi pula tingkat mobilitas orang, kedaraan ataupun barang yang bergerak dari suatu
lokasi ke lokasi lain
Definisi Konsep Aksesibilitas

• Aksesibilitas merupakan suatu ukuran kenyamanan atau kemudahan


mengenai cara lokasi tata guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
“mudah” atau “susah”nya lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan
transportasi. Sedangkan mobilitas adalah suatu ukuran kemampuan
seseorang untuk bergerak yang biasanya dinyatakan dari kemampuannya
membayar biaya transportasi (Tamin, 2000)
• mudah atau sulitnya lokasi-lokasi tersebut dicapai melalui system jaringan
transportasinya, merupakan hal yang sangat subjektif, kualitatif, dan relatif
sifatnya ( Tamin, 1997 dalam Miro, 2005)
Definisi Konsep Aksesibilitas

• Geur and van Eck (2001):


• the extent to which the land use–transport system enables (groups of)
individuals or goods to reach activities or destinations by means of a
(combination of) transport mode(s).’

• Bhat et al (2000):
• Accessibility is a measure of the ease of an individual to pursue an activity of a
desired type, at a desired location, by a desired mode, and at a desired time
Definisi Konsep Aksesibilitas

• Aksesibilitas merupakan konsep yang menggabungkan sistem pengaturan guna lahan


secara geografis dengan sistem jaringan transportasi yang menghubungkannya 
kemudahan mengenai cara lokasi guna lahan berinteraksi satu sama lain dan
kemudahan lokasi tersebut dicapai melalui sistem jaringan transportasi (Tamin, 1997)
• Accessibility is generally defined as some aggregate measure of the size and closeness
of activity opportunities of a given type to particular location (Meyer&Miller,2001)
• Definisi lainnya:
• Measured access of a point to all other points within a spatial set
• Place based accessibility measures
• People based accessibility measures
• Tata guna lahan berbeda akan punya aksesibilitas berbeda, karena
aktivitas tata guna lahan terdistribusi dalam ruang dengan tidak merata,
baik kuantitas (kapasitas) maupun kualitas (misal frekuensi pelayanan bus)
• Beberapa tata guna lahan tersebar luas (misal:perumahan), beberapa
berkelompok (misal:pertokoan), beberapa hanya 1 atau 2 pada sebuah
kota (misal: bandara, rumah sakit)
• Kualitas pelayanan transportasi tidak merata (misal: dipusat kota lebih
baik daripada di batas kota)
Komponen Aksesibilitas

• Komponen transport: mengukur waktu tempuh, biaya dan kemudahan


perpindahan dalam suatu ruang
• Komponen land use: mengukur distribusi spasial aktivitas dan perkiraan
permintaan atas aktivitas tersebut
• Komponen temporal: terkait waktu melakukan aktivitas
• Komponen individu: terkait faktor sosio ekonomi pelaku pergerakan
Aksesibilitas merupakan konsep
multiperspektif, berkaitan dengan

Perubahan tata guna lahan Perubahan konstrain pada


Perubahan pelayanan  perubahan land use yang permintaan atas aktivitas 
transport  level pelayanan meningkatkan/menurunkan konstrain pada permintaan karakteristik personal
meningkat/menurun maka aktivitas di suatu tempat atas aktivitas individu sebagai pelaku
aksesibilitas maka aksesibilitas meningkat/menurun maka pergerakan
meningkat/menurun meningkat/menurun dari aksesibilitas
tempat lainnya menurun/meningkat
Ukuran-ukuran Aksesibilitas

• Ukuran aksesibilitas yang paling sederhana adalah jarak  ukuran tingkat


kemudahan pencapaian suatu tata guna lahan dikatakan tinggi atau
rendah adalah jarak fisik dua tata guna lahan (dalam kilometer)
• Ukuran aksesibilitas lainnya adalah waktu tempuh, biaya perjalanan,
kualitas pelayanan, dll

Sumber: Black, 1981 dalam Tamin, 2000


Which one more accessible?
Y
V 1 km; 15 menit;$15; lancar

2 km; 10 menit; $10; sering macet

2 km; 15 menit; $20; lancar


Z
1,5 km; 10 menit; $10; sering macet

W
Ukuran-ukuran Aksesibilitas

• Moda transportasi yang tersedia dalam suatu kota merupakan hal


penting dalam menjelaskan aksesibilitas, karena ada moda yang
lebih cepat, ada moda yang lebih mahal, dll.
• Ukuran waktu dan biaya dalam mengukur aksesibilitas biasanya
digabung, dan dinamakan “generalised cost”.
• Biaya ini diekspresikan dalam bentuk rupiah, terdiri dari biaya
perjalanan (tiket, parkir, bensin, BOK); ditambah nilai waktu dalam
bentuk rupiah
• Hubungan transportasi sebagai ukuran mudah sukarnya suatu zona
guna lahanh dicapai, dinyatakan dalam bentuk “travel friction,
impedance, atau spatial separation”
Ukuran-ukuran Aksesibilitas

• Terdapat beragam pendekatan dalam pengukuran


aksesibilitas
• Beberapa pendekatan tersebut terkait dengan faktor fisik
guna lahan, faktor individu (perilaku/behavioural), faktor
temporal/waktu, serta gabungannya
AKSESIBILITAS BERDASARKAN TUJUAN DAN
KELOMPOK SOSIAL

• Orang yang sama pada waktu yang berbeda


akan tertarik pada aksesibilitas yang berbeda:
pekerjaan, pendidikan, belanja, rekreasi.
• Kelompok populasi yang berbeda akan tertarik
pada aksesibilitas yang berbeda (pedagang
lebih tertarik aksesibilitas untuk pelanggan;
industri lebih tertarik untuk aksesibilitas tenaga
kerja dan bahan mentah).
• BEBERAPA PERTANYAAN TENTANG AKSESIBILITAS
DAERAH PERKOTAAN (BLACK, 1977):
1. berapa jarak tempat lapang kerja, sekolah, dll dari
perumahan
2. bagaimana kondisi fasilitas transportasinya (jalan,
angkutan umum)
3. apakah aksesiblitas yang baik akan mengurangi
jumlah perjalanan ke beberapa lokasi
4. bagaimana aksesibilitas akan bervariasi dalam
kelompok sosial yang berbeda
5. apakah ada kelompok lainnya yang mempunyai
aksesibilitas rendah karena tidak memiliki sepeda
motor
• KONSEP AKSESIBILITAS DAPAT DIGUNAKAN UNTUK
MENGANALISA STRUKTUR KOTA DALAM HAL LOKASI
AKTIVITAS YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN DENGAN
LOKASI PERUMAHAN
EVALUASI AKSESIBILITAS PENTING UNTUK MENCAPAI :
(GAKENHEIMER, 1982)

• Pentingnya keseragaman daerah


• Kesejahteraan sosial. Biasanya hanya sedikit informasi
aksesibilitas angkutan umum, terutama berkaitan dengan
pentingnya orang berpendapatan rendah mendapatkan
aksesibilitas cukup untuk mencapai tempat bekerja, fasilitas
kesehatan, dan keperluan sosial lainnya.
• Lokasi industri dan produktivitas daerah perkotaan :
aksesiblitas penting bagi lokasi industri pada skala daerah
dan nasional, tetapi kurang penting pada skala daerah
perkotaan.
• Produktivitas daerah perkotaan dan pengembangan
ekonomi dapat diperbaiki dengan memiliki fasilitas
transportasi (aksesibilitas ) baik di dalam kota.
• Aksesibilitas merupakan konsep yang lebih penting untuk
kesejahteraan sosial, daripada pengembangan ekonomi.
AKSESIBILITAS PERUMAHAN
• Ukuran fisik aksesibilitas menerangkan struktur perkotaan secara spasial tanpa
melihat adanya perbedaan yang disebabkan adanya variasi dari moda
yang tersedia. misal: mobil, angkutan umum, dll.
• Mobil mempunyai aksesibilitas yang lebih baik dibanding angkutan umum,
dst.
• Banyak orang di daerah permukiman punya akses yang baik karena punya
mobil, motor, dan banyak pula yang tergantung pada angkutan umum atau
berjalan kaki.
• Aksesibilitas suatu zona i dipengaruhi oleh proporsi orang yang menggunakan
moda tertentu.
• Harga ini dijumlahkan untuk seluruh moda untuk mendapat aksesibilitas zona.
AKSESIBILITAS DAN KELAKUAN PERJALANAN

• Aksesibilitas lebih merupakan konsep untuk menghitung potensi


perjalanan (daripada menghitung jumlah perjalanan)
• Misalnya hubungan dalam bentuk grafis proporsi penghuni yang
mencapai tujuannya dibanding dengan jumlah kumulatif aktivitas
• Zona tujuan j diurut berdasarkan jarak, waktu, dan biaya yang membesar
yang dipilih berdasarkan zona asal i.
• Hal ini menunjukkan jumlah kesempatan yang sebenarnya didapat.
• Hubungan aksesibilitas dan jumlah perjalanan sebenarnya membentuk
dasar model gravitasi, dimana model ini digunakan untuk memprediksi
arus lalu lintas antara zona dalam suatu kota.
CONTOH KASUS PENGGUNAAN ANALISA
AKSESIBILITAS
SEKIAN dan TERIMAKASIH
Q&A

You might also like