Professional Documents
Culture Documents
SETELAH LAHIR
Adaptasi Fisiologis
Hipoksia
Tek. dalam dada
Surfaktan
dan efek
respirasi
2 faktor yang Upaya nafas
berperan pada pertama seorang
rangsangan nafas bayi berfungsi
pertama bayi
Mengeluarkan
Hipoksia pada akhir
cairan dalam paru
persalinan dan rangsangan
Mengembangkan
fisik lingkungan luar rahim
rahim yang merangsang jaringan alveoli
paru untuk
pusat pernafasan di otak
pertama kali
Tekanan dalam dada
2 PERUBAHAN BESAR YG TERJADI
UNTUK MENDUKUNG KEHIDUPAN
LUAR RAHIM
Penutupan duktus
Penutupan foramen
ovale atrium jantung + arteriosus antara arteri
paru dan aorta
Dua peristiwa
Saat tali pusat dipotong
yang mengubah
tekanan dalam
sistem
pembuluh Pernafasan pertama
Perubahan
pernafasan
kompresi
Pada saat bayi mencapai dinding dada
bulan penuh, kurang lebih akan membantu
100 ml cairan paru-paru pengeluaran
terdapat di dalam jalan sebagian dari
nafasnya cairan ini
Perubahan
metabolisme karbohidrat
Kemampuan bayi
baru lahir cukup
hubungan antara gumoh pada bayi
bulan untuk
esophagus bawah
menelan dan baru lahir dan
dan lambung masih
mencerna
belum sempurna bayi muda.
makanan masih
terbatas
warna diperiksa
Pernapasan
kulit secara teratur
Jika bayi
tidak segera Resusitasi
bernafas
Pemotongan tali pusat
Gunakan klem
Tekan tali pusat Penjepitan kedua
DTT/steril, lakukan
dengan 2 jari dengan jarak 2 cm
penjepitan tali pusat
kemudian dari tempat jepitan
dengan klem pada
dorong isi tali pertama pada
sekitar 3 cm dari
pusat ke arah ibu sisi/mengarah ke ibu
pangkal pusat
Mengoleskan
alkohol/betadin masih
diperkenankan, tetapi
tdk dikompres
Bonding attachment
adalah kontak dini secara
langsung antara ibu dan
bayi setelah proses
persalinan dimulai pada
kala III-postpartum
Tahap-Tahap
Bonding attachment
Stadium ASI
ASI stadium I - ASI stadium satu adalah
kolostrum: 4 hari pertama setelah
persalinan
ASI stadium 2 - ASI stadium 2 adalah ASI
peralihan: hari ke-5 sampai hari ke-10
ASI stadium 3 - ASI stadium 3 adalah ASI
matur: pada hari ke –10 sampai seterusnya
PENCEGAHAN PERDARAHAN
Semua BBL harus diberikan vitamin K1
(phytomenadion) 1 mg scr IM utk mencegah
perdarahan pd BBL akibat difisiensi vit. K
Cara penyuntikan :
Gunakan spuit 1 cc
Jika menggunakan sedian 10 mg/ml, berikan
suntikan vit. K1 0,1 ml scr IM pada paha kiri bagian
anterolateral 1/3 bagian atas
Jika menggunakan sedian 2 mg/ml, berikan
suntikan vit. K1 0,5 ml scr IM pada paha kiri bagian
anterolateral 1/3 bagian atas
PENCEGAHAN INFEKSI MATA
Mengandung Tetrasiklin 1%
Kurang efektif jika diberikan > 1 jam setelah
kelahiran
Cara pemberian :
Cuci tangan
Jelaskan kpd kelg apa yg akan dilakukan dan tujuannya
Berikan salep mata dlm satu garis lurus mulai dari mata
yg dekat dgn hidung ke arah luar
Ujung tabung salep mata tdk boleh menyentuh mata
bayi
Jangan menghapus salep mata dari mata bayi
PEMERIKSAAN FISIK BBL
Bertujuan utk mengetahui sedini mungkin jika
terdpt kelainan pada bayi
Prinsip :
Dilakukan dlm keadaan bayi tenang (tdk
menangis)
Pemeriksaan harus sistematis, tdk harus
berurutan, dahulukan menilai pernapasan dan
tarikan dinding dada, denyut jantung sertu perut
Kelainan kongenital adalah kelainan yg terlihat
sejak lahir, bukan akibat proses persalinan
Tanda-Tanda Bahaya BBL
Tidak mau menyusu / memuntahkan semuanya
Kejang
Bayi bergerak hanya jika dirangsang
Pernafasan > 60 x/menit
Tarikan dinding dada
Merintih
Demam (> 37,50 C) atau hipotermi (< 36,5o C)
Mata bernanah
Pusar kemerahan
Pustul di kulit
Diare
Kuning
Sianosis
PEMBERIAN IMUNISASI
Bermanfaat utk mencegah infeksi hepatitis B
thd bayi terutama jalur penularan ibu ke bayi
Diberikan 1-2 jm stl pemberian injeksi vit. K1
Jika lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan saat
bayi akan pulang diberikan imunisasi BCG dan
OPV
Lakukan pencatatan pada buku KIA dan
anjurkn ibu utk kembali utk mendptkan
imunisasi berikutnya sesuai jdwl imunisasi