Professional Documents
Culture Documents
TOKSIK
Keluhan utama :
• Pasein datang dengan keluhan benjolan pada leher
bagian kiri sejak 5 bulan SMRS
Riwayat perjalanan penyakit
Bulan
5 bulan 10 oktober 24 oktober
2017 2017 desember
SMRS
Os msuk
ruang
perawatan
• Kepala
• ( -) Trauma ( - ) Sakit kepala
• ( -) Sinkop ( -) Nyeri pada sinus
•
• Mata
• ( -) Nyeri (+) eksoftalmus
• ( -) Sekret ( -) Gangguan penglihatan
• ( -) Kuning / Ikterus ( -) Ketajaman penglihatan
•
• Telinga
• ( -) Nyeri ( -) Gangguan pendengaran
• ( -) Sekret ( -) Kehilangan pendengaran
• ( -) Tinitus
•
•
• Hidung
• ( -) Rhinnorhea ( -) Gejala penyumbatan
• ( -) Nyeri ( -) Gangguan penciuman
• ( -) Sekret ( -) Epistaksis
• ( -) Trauma ( - ) Benda asing (foreign body)
•
• Mulut
• ( -) Bibir ( -) Lidah
• ( -) Gusi ( -) Mukosa
• Tenggorokan
• ( -) Nyeri tenggorokan ( -) Perubahan suara
•
• Leher
• ( +) Benjolan ( -) Nyeri leher
•
• Dada (Jantung / Paru)
• ( -) Sesak napas ( - ) Mengi
• ( -) Batuk ( -) Batuk darah
• ( -) Nyeri dada ( - ) Berdebar-debar
•
• Abdomen (Lambung / Usus)
• ( -) Mual (-) Muntah
• ( -) Diare ( -) Konstipasi
• ( -) Nyeri epigastrium ( -) Nyeri kolik
• ( -) Tinja berdarah ( - ) Tinja berwarna dempul
• ( -) Benjolan ( - ) Nyeri tekan
•
• Saluran Kemih / Alat kelamin
• ( -) Disuria
• ( -) Hesistancy
• ( -) Kencing batu
• ( -) Hematuria
• ( -) Nokturia
• ( -) Urgency
• ( -) Kolik
• ( -) Retensio urin
•
• Saraf dan Otot
• ( - ) Riwayat trauma ( - ) Nyeri ( - ) Bengkak
•
• Ekstremitas
• ( -) Bengkak ( -) Deformitas
• ( -) Nyeri ( -) Sianosis
•
. PEMERIKSAAN FISIK
• Status Generalis
• Keadaan umum : TSS
• Kesadaran : Compos mentis
• Keadaan Gizi : Cukup
• Tekanan Darah : 130/75 mmHg
• Pernafasan : 20 x/menit
• Nadi : 80x/menit
• Suhu : 36ºC
• Kulit : distribusi keringat merata
• Pupil : Isokor, Refleks cahaya (+/+)
• Mata : Von stellwag (-), Von grave (-), mobius (-
), Joffroy (-), Rosenbach (-)
• Kepala : Konjungtiva anemis (-), sclera ikterik (-)
• Leher : lihat status lokalis
Thorax :Kedua hemithorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis
Paru-paru:
• Inspeksi: Kedua hemi thorax simetris dalam keadaan statis dan dinamis
luka (-), benjolan (-), hematoma (-), retraksi sela iga (-), massa (-)
• Palpasi: Nyeri tekan (-),vocal fremitus paru kiri dan kanan simetris
• Perkusi: Sonor diseluruh lapang paru
• Auskultasi: SNV +/+, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
• Inspeksi : Iktu scordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis terabapada intercostal 5 linea midclavicular sinistra, diameter 2 cm.
• Perkusi : Bunyi pekak
• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen:
• Inspeksi: warna kulit sawo matang, lesi (-), benjolan (-), simetris
• Palpasi: nyeri tekan (-),benjolan (-).
• Perkusi: bunyi timpani di seluruh abdomen, BU Normal, CVA -/-
• Auskultasi: bising usus (+)
• Hati : tidak ada pembesaran hati
• Limpa : tidak ada pembesaran limpa
• Ginjal :Nyeri ketok CVA -/-, Balotement -/-, Bimanual -/-
• Ekstremitas atas:
• Kanan Kiri
• Tonus: normal normal
• Massa: tidak ada tidak ada
• Sendi: normal normal
• Gerakan: terbatas normal
• Kekuatan: normal normal
• Edema : tidak ada tidak ada
• Pamberton Sign : (-)
•
• Ekstremitas bawah:
• Kanan Kiri
• Tonus : normal normal
• Massa : tidak ada tidak ada
• Sendi : normal normal
• Gerakan: normal normal
• Kekuatan: normal normal
• Edema : tidak ada tidak ada
•
• Status Lokalis
• Regio colli anterior
• I : Tampak benjolan pada leher
bagian kiri, warna kulit kuning
langsat, tidsak ada luka bekas
operasi
• P : Teraba sebuah massa soliter,
ukuran 3cm x 1,5 cm x 2 cm.
Konsistensi kenyal, permukaan
rata, batas tegas, nyeri tekan (-),
mobile, massa ikut bergerak saat
menelan (+), pembesaran KGB di
servikal/ jugular/submandibular/
klavikular (-).
• A: Bruit (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• HEMATOLOGI
• Darah Lengkap
Hemoglobin 11.9 g/dl 12.5-16.0
Tombosit 291X1000/µL 182-369
Leukosit 6.08 X1000/µL 4.00-10.50
Hematokrit 35,2% 37.0-47.0
• HEMOSTASIS
• PT 10.7 detik 9.9-11.8
• APTT 31.3 detik 31.0-47.0
• KIMIA KLINIK
• SGOT (AST) 12 u/L < 32
• SGPT (ALT) 10 u/L < 33
• Ureum 16,3 mg/dl 16.6-48.5
• Kreatinin 0.63 mg/dl 0.51-0.95
• Glukosa Sewaktu 94 mg/dl
• Dewasa : 70-99 : bukan Diabetes Melitus
100-199 : belum pasti Diabetes Melitus
• ≥200 : Diabetes Melitus
•
• IMUNOLOGI & ALERGI
• TSH 1,04 µIU/ml Euthyroid:
0.25-5
• Hiperthyroid:
<0.15
• Hipothyroid:
>7
•
• HORMON & ENDOKRIN
• T3 2.30 nmol/L 0.92-
2.33
• FT4 14,65 nmol/L 10,6-
19,4
Laboratorium tanggal 2 februari 2018
HEMATOLOGI
• Darah Lengkap
• Hemoglobin 12.,4 g/dl 12.5-16.0
• Leukosit 6.06 X1000/µL 4.00-10.50
• Hematokrit 36,1% 37.0-47.0
• Tombosit 293X1000/µL 182-369
HEMOSTASIS
• PT 10.4 detik 9.9-11.8
• APTT 32,7 detik
• KIMIA KLINIK
• Elektrolit
• Natrium 139 mEq/L 135-147
• Kalium 4.24 mEq/L 3.5-5.0
• Clorida 101 mEq/L 96-108
• SGOT (AST) 24 u/L < 32
• SGPT (ALT) 24 u/L < 33
• Ureum 21,6 mg/dl 16.6-48.5
• Kreatinin 0.61 mg/dl 0.51-0.95
• Serologi
• HIV non reaktif
• HbsAg non reaktif
• Hasil pemeriksaan USG
thyroid
• Thyroid kiri :
• Ukuran membesar
• tampak lesi hipoekoik
ukuran 0,48 X 0,51 cm
• Kapsul utuh, tidak tampak
kalsifikasi
• Kesan : pembesaran
kelenjar thyroid sinistra
(struma)
VIII. PENATALAKSANAAN
• Rencana operasi : ismolobectomy sinistra
• Rencana preop: ceftriaxone 1 gr 2x1, PRC 300 cc
IX. PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
•
Follow up
Follow up
Anatomi Kelenjar Tiroid
• Regio colli anterior, setinggi C5
sampai T1
• terdiri dari lobus kiri dan kanan
yang dihubungkan oleh isthmus
• Ukuran: panjang 2,5-5 cm, lebar
1,5 cm, tebal 1-1,5 cm dan
berkisar 10-20 gr
• Memperoleh asupan darah
dalam jumlah besar dan
menerima sekitar 80-120 mL
darah /menit
Vaskularisasi
Arteri
• a. thyroidea superior
(cabang a.carotis externa),
• a.thyroidea inferior (cabang
dari truncus thyrocervicalis)
• a.thyroidea ima (cabang dari
A.brachiocephalica atau
arcus aortae)
• a. Thyroidea acessorius
(cabang a. Oesophageal dan
Tracheal yang masuk ke
facies posteromedial
Vaskularisasi
VENA
• v.thyroidea superior
(bermuara ke vena
jugularis interna)
• v.thyroidea media
(bermuara ke vena jugularis
interna)
• v.thyroidea inferior
• Muara: vena
brachiocephalica sinistra
Fisiologi
Proses biosintesis hormon tiroid berlangsung dalam
beberapa tahap
• Tahap trapping (pengangkapan yodida)
• Tahap oksidasi yodida menjadi yodium
• Tahap deiodinasi
• Tahap proteolisis dan
• Tahap coupling
• Tahap penimbunan atau storage
• Tahap pengeluaran/pelepasan hormon.
Definisi
toksik
Contoh:
Defisiensi iodium
nodusa Mutasi somatik
reseptor TSH dan
protein Gɑ
struma
Tiroiditis hashimoto,
difusa postpartum tiroiditis,
tiroiditis subakut
nontoksik (deQuervain)
(struma
endemik)
nodusa
Struma Difusa Toksik
• Trias Basedow meliputi pembesaran kelenjar tiroid difus,
hipertiroidi dan eksoftalmus (Grave’s Disease)
• Gejala tirotoksisitas:
• berkeringat berlebihan,
• tremor tangan,
• menurunnya toleransi terhafap panas,
• penurunan berat badan,
• ketidakstabilan emosi,
• gangguan menstruasi berupa amenorrhea
• polidefekasi ( sering buang air besar )
Struma Difusa Toksik
Patofisiologi :
• Grave’s Disease merupakan suatu penyakit yang
disebabkan oleh kelainan sistem imun dalam tubuh, di
mana terdapat Thyroid Receptor Antibodies
• Zat ini menempati reseptor TSH di sel-sel tiroid dan
menstimulasinya secara berlebihan,
• sehingga TSH tidak dapat menempati reseptornya dan
kadar hormone tiroid dalam tubuh menjadi meningkat
Struma Difusa Toksik
Tatalaksana :
• Terapi penyakit Graves ditujukan pada pengendalian
keadaan tirotoksisitas/ hipertiroidi dengan pemberian
antitiroid, seperti propil-tiourasil ( PTU ) atau karbimazol
• Pembedahan terhadap tiroid dengan hipertiroidi dilakukan
terutama jika pengobatan dengan medikamentosa gagal
dengan kelenjar tiroid besar
Struma Difusa Toksik
• Pembedahan yang baik biasanya memberikan
kesembuhan yang permanen meskipun kadang dijumpai
terjadinya hipotiroidi dan komplikasi yang minimal.
Struma Nodusa Toksik
• pembesaran kelenjar tiroid pada salah satu lobus yang
disertai dengan tanda-tanda hipertiroid
• disebut juga Plummer’s disease
Patofisiologi :
• Penyakit ini diawali dengan timbulnya pembesaran
noduler pada kelenjar tiroid yang tidak menimbulkan
gejala-gejala toksisitas, namun jika tidak segera diobati,
dalam 15-20 tahun dapat menimbulkan hipertiroid
Struma Nodusa Toksik
• Etiologi
• Defisiensi iodium yang mengakibatkan penurunan level T4
• Aktivasi reseptor TSH
• Mutasi somatik reseptor TSH dan prtein G-alfa
• Mediator pertumbuhan: Endothelin -1, insulin like growth factor-1,
epidermal growth factor, fibroblast growth factor
Struma Difusa Nontoksik
• Struma endemik adalah pembesaran kelenjar tiroid yang
terjadi pada suatu populasi, defisiensi diet dalam harian
yaitu yodium
• Kejadian goiter endemik sering terjadi di derah
pegunungan, seperti di himalaya, alpens, daerah dengan
ketersediaan yodium alam dan cakupan pemberian
yodium tambahan belum terlaksana dengan baik
Strauma nodosa nontoksik
• Pembesaran dari kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa
gejala-gejala hipertiroid
Etiologi
1. Defisiensi / kelebihan yodium (jarang dan pada umumnya
terjadi pada preexisting penyakit tiroid autoimun)
2. Faktor goitrogen
• Obat: Propylthiouracil, litium, phenylbutazone,
aminoglutethimide, expectorants yang mengandung yodium.
• Agen lingkungan: Phenolic dan phthalate ester derivative dan
resorcinol berasal dari tambang batu dan batubara.
• Zat goitrogen pada makanan: singkong, ubi kayu, kol
• Keluhan lain
• Gejala obstruksi trakea: Sesak nafas? Suara serak? Batuk?
• Sulit menelan?
• Gejala hipotiroid: lebih suka udara panas, depresi, lambat,
demensia, menoragia, konstipasi
• Gejala hipertiroid: penurunan BB, cemas, palpitasi, diare, mudah
berkeringat, gemetar, gangguan penglihatan
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat pengobatan, riwayat terkena radiasi
• Riwayat penyakit keluarga
• Riwayat pribadi
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Hipertiroid:
• Tekanan darah meningkat
• Nadi meningkat
• Mata :
• Exopthalmus
• Stelwag Sign : Jarang berkedip
• Von Graefe Sign : Palpebra superior tidak mengikut bulbus okuli waktu melihat ke
bawah
• Mobius Sign : Sukar konvergensi
• Joffroy Sign : Tidak dapat mengerutkan dahi
• Ressenbach Sign : Tremor palpebra jika mata tertutup
• Hipertroni simpatis : Kulit basah dan dingin, tremor halus
• Jantung : Takikardi
• Karsinoma folikuler :
• Karsinoma medulare
berasal dari sel parafolikuler, Karsinoma ini dengan cepat bermetastasis, sering
ketempat jauh seperti paru, tulang, dan hati, bersifat padat, keras, dan nodular,
terjadi bersama gangguan hormonal
• Karsinoma anaplastik
karsinoma ini sangat ganas dan merupakan 10% dari kanker tiroid, tumbuh cepat,
invasi ke struktur sekitar (muskulus,trakea, dan vaskuler), byk mengalami mitosis,
metastasis jauh, terapi kombinasi radiasi, kemoterapi dan operatif tidak
memberikan hasil yang baik.
Stadium karsinoma papiler & Folikuler Usia
<45th
I Any T Any N M2
II Any T Any N M1
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T3 N0 M0
T1/2/3 N1a M0
IVA T1/2/3 N1b M0
T4a Any N M0
IVB T4b Any N M0
IVC Any T Any N M1
Stadium karsinoma anaplastik