You are on page 1of 28

TUMOR PARU

YO H A N A E LV I A N I J E M U M U
112016369
ANATOMI
FISIOLOGI
EPIDEMIOLOGI

• Tumor jinak paru jarang dijumpai, hanya 2% dari seluruh tumor paru

• Di dunia kanker paru menduduki peringkat pertama pada laki-laki, sebanyak 34,2%, sedangkan
pada perempuan,kanker paru berada diperingkat ke-4 sebanyak 13,6%.

• Berdasarkan data riskesdas tahun 2007 sampai tahun 2013 menunjukkan sedikit peningkatan
proporsi masyarakat merokok setiap harinya dari 23,7% menjadi 24,3%.

• Prevalensi konsumsi tembakau ditahun 2013 pada laki-laki lebih tinggi yaitu 66% dan
perempuan 6,7%.

.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI PATOLOGI
• Kanker paru sel kecil (small cell lung cancer, SCLC)

• Kanker paru sel tidak kecil (non small cell lung cancer, NSCLC)
Berdasarkan Asal Jaringan
Lebih dari 90% kanker paru berasal dari bronkus, hingga kanker ini disebut
karsinoma bronkogenik yang terdiri dari:
• Karsinoma sel skuamos

jenis kanker ini bisa terjadi di dalam saluran bronkus utama. Umumnya terjadi
perkembangan keratin dan mutiara keratin.

• Karsinoma sel besar

Kanker ini memiliki tingkat kejadian sekitar 9%. Tumor memiliki ciri sel yang cukup
besar dengan inti sel yang besar. Cenderung timbul pada jaringan paru perifer, tumbuh
cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ke tempat-tempat yang jauh.

• Karsinoma sel kecil

Seperti tipe sel skuamosa biasanya terletak di tengah dosekitar percabangan utama
bronki. Tidak seperti kanker paru lain, jenis tumor ini timbul dari sel-sel kulchitsky,
komponen normal epitel bronkus.
Sel-sel ini menyerupai biji oat. Prognosis dari karsinoma ini yang paling buruk
dibandingkan dengan yang lain (sel kecil memiliki pembelahan yang tercepat).
Adenokarsinoma paru

Memperlihatkan susunan seluler seperti kelenjar bronkus


dan dapat mengandung mukus. Penderita
adenokarsinoma paru biasanya memiliki riwayat penyakit
paru intertitial kronis, sperti skleroderma, penyakit
reumatoid, sarkoidosis, pneumonitis intertitial,
tuberkulosis, infeksi paru berulang atau penyakit paru
yang disertai nekrosis.
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi Lokal Kanker Paru (Intrapulmonal Intratorakal):


• batuk kronis dengan/tanpa produksi sputum.
• Susah bernafas (dyspnea) dan penurunan berat badan
• Hemoptisis (batuk darah)
• Nyeri dada
• Mengi unilateral dan monofonik jarang terjadi karena adanya tumor bronkial
obstruksi.
• Stridor
MANIFESTASI KLINIS
Gejala intratorasik ekstrapulmoner
Penyebaran tumor ke mediastinum akan menekan atau merusak struktur-
struktur di dalam mediastinum dengan akibat antara lain:
• n. phrenicus
• n. Laringeus recurrens
• kompresi esophagus
• Trakea/bronkus
Gejala intratorasik non-metastatik

Dapat dibagi atas:


• Manifestasi neuromuskular: miopati, neuropati perifer, degenerasi serebellar
subakut, ensefalomiopati, Insiden ini terdapat pada 4-15% kasus.

• Manifestasi endokrin metabolik, dapat berupa sindrom Cushing, sindroma


karsinoid, hiperparatiroid dengan hiperkalsemia,

• Manifestasi vaskuler dan hematologik,:,purpura, dan anemia.


Manifestasi Ekstratorakal Metastasis
• Pasien dengan metastasis ke hepar sering mengeluhkan penurunan berat badan.

• Metastasis ke tulang dapat terjadi ke tulang mana saja namun cenderung


melibatkan tulang iga, vertebra, humerus, dan tulang femur.

• Bila terjadi metastasis ke otak, maka akan terdapat gejala-gejala neurologi,


seperti confusion, perubahan kepribadian, dan kejang.

• Kelenjar getah bening supraklavikular dan servikal anterior dapat terlibat pada
DIAGNOSA

Deteksi dini
Sasaran penyaringan penderita dengan risiko kanker paru yang tinggi, yaitu:
• Pria
• Umur > 40 tahun
• Perokok
• Bekerja atau berhubungan dengan asbestos ,
• Ada riwayat penyakit paru interstitial, penyakit paru kronis obstruktif
• Pasien dengan infeksi HIV dan memiliki riwayat merokok dapat terkena kanker
paru pada usia relatif muda (<50 tahun).
• Mempunyai gejala klinik
1. Anamnesis
2. PF
3. Lab
4. Radiologi
5. CT scan
6. MRI
7. Sitologi
8. Bronkoskopi
9. torakoskopi
STADIUM
TATALAKSANA
 Pneumonektomi (pengangkatan paru).
 Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
 Resesi baji.
• Modalitas ini adalah terapi utama untuk sebagian besar KPKBSK, terutama
stadium I-II dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah kemoterapi
neoadjuvan.

• Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah lobektomi, segmentektomi dan


reseksi sublobaris. Pilihan utama adalah lobektomi yang menghasilkan angka
kehidupan yang paling tinggi.
Radiasi
 untuk pengendalian neoplasma , mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap
pembuluh darah/ bronkus
 sebagai terapi kuratif definitif, kuratif neoajuvan, ajuvan maupun paliatif
Kemoterapi
 Kemoterapi digunakan
untuk menganggu pola
pertumbuhan tumor,
 untuk menangani
pasien dengan tumor
paru sel kecil atau
dengan metastasis
luas,
 melengkapi bedah atau
terapi
Indikasi
• Penderita kanker paru jenis karsinoma kecil (KPKSK) tanpa atau dengan gejala.

• Penderita kanker jenis karsinoma bukan sel kecil (KPKBSK) yang inoperabel (stage IIIB
dan IV), jika memenuhi syarat dikombinasi dengan radioterapi, secara konkuren,
sekuensial atau alternating kemoradioterapi.

• Kemoterapi adjuvan yaitu kemoterapi pada penderita kanker paru jenis karsinoma
bukan sel kecil stage I, II, dan III yang telah dibedah.

• Kemoterapi neoadjuvan yaitu kemoterapi pada penderita stage IIIA dan beberapa
kasus stage IIIB yang akan menjalani pembedahan. Dalam hal ini kemoterapi
merupakan bagian terapi multimodaliti.
PROGNOSIS

• Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek


• kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar 16% dibandingkan
dengan 65% untuk kanker usus besar, 89% untuk kanker payudara, dan lebih
dari 99% untuk kanker prostat.
KESIMPULAN
• Tumor paru terdiri dari tumor jinak dan ganas. Tumor jinak paru jarang dijumpai,
hanya 2% dari seluruh tumor paru, yang biasanya ditemukan secara kebetulan
pada pemeriksaan rutin, karena tumor jinak jarang memberikan keluhan dan
tumbuh sangat lambat.
• Tumor ganas (kanker) paru merupakan tumor yang paling sering terjadi. Di dunia
kanker paru menduduki peringkat pertama pada laki-laki, sebanyak 34,2%,
sedangkan pada perempuan,kanker paru berada diperingkat ke-4 sebanyak
13,6% setelah kanker payudara, kolorektal, dan leher rahim.
• Salah satu etiologi tumor paru terbanyak adalah meroko, beberapa zat yang
terkandung dalam rokok besifat onkogenik.
• Untuk mencegah perkembangan tumor paru, perlu dilakukan deteksi dini.
Setelah melakukan deteksi dini dan kita mendapatkan beberapa tanda yang
mengarah ke tumor atau kanker paru, kita segera melakukan pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang sesaui dengan standar ketentuannya.
• Setelah terdiagnosis, segera lakukan penatalaksanaan secepat mungkin.

You might also like