You are on page 1of 27

TREND DAN

ISSUE
KEPERAWATAN
LANSIA
OM SWASTIASTU
Pengertian Trend dan Issu Keperawatan
 Sesuatu yang sedang dibicarakan banyak orang tentang praktek/mengenai
keperawatan baik itu berdasarkan fakta ataupun tidak, trend dan issu
keperawatan tentunya menyangkut tentang aspek legal dan etis keperawatan.
 Saat ini trend dan issue keperawatan yang sedang banyak dibicarakan orang
adalah Aborsi, Eutanasia dan Transplantasi organ manusia, tentunya semua
issu tersebut menyangkut keterkaitan dengan aspek legal dan etis dalam
keperawatan.
Pengertian Lansia
 Pengertian Lansia Menurut World Health Organisation (WHO). Lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan
kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu
proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.
 Hal tersebut disebabkan seiring meningkatnya usia sehingga terjadi perubahan
dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta sistem organ. Perubahan tersebut
pada umumnya mengaruh pada kemunduran kesehatan fisik dan psikis yang
pada akhirnya akan berpengaruh pada ekonomi dan sosial lansia.Sehingga
secara umum akan berpengaruh pada
activity of daily living.
Batasan-batasan Usia Lanjut Batasan Umur
Pada Usia Lanjut Dari Waktu Ke Waktu Berbeda.

Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi


:
 Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun.
 Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun.
 Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun.
 Usia sangat tua (very old) diatas usia 90 tahun.
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen
Kesehatan RI (2006) pengelompokkan lansia menjadi:
 Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang menampakkan
kematangan jiwa (usia 55-59 tahun).
 Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai memasuki masa usia
lanjut dini (usia 60-64 tahun).
 Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit degeneratif (usia >65
tahun)
Fenomena Demografi

62,3% lansia di
Indonesia masih
berpenghasilan
59,4% dari lansia dari pekerjaannya
masih berperan sendiri.
sebagai kepela
53% lansia masih keluarga
menanggung
beban kehidupan
Hanya 27,5% keluarga.
lansia mendapat
penghasilan dari
anak atau
menantu.
 Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memberikan dampak positif
terhadap kesejahteraan yang terlihat dari angka harapan hidup (AHH) yaitu :
 AHH di Indonesia tahun 1971 : 46,6 tahun
 AHH di Indonesia tahun 2000 : 67,5 tahun
 Pada tahun 1990 jumlah penduduk yang berusia 60 tahun kurang lebih 10 juta
jiwa/ 5.5% dari total populasi penduduk. Pada tahun 2020 diperkirakan
meningkat 3x, menjadi kurang lebih 29 juta jiwa/11,4% dari total populasi
penduduk (lembaga Demografi FE-UI-1993).
Permasalahan
Pada Lansia
Makin besar
jumlah lansia
yang berada di
bawah garis
kemiskinan.
Makin melemahnya
nilai kekerabatan
sehingga anggota
keluarga yang
berusialanjut
kurang
diperhatikan,
dihargai dan
dihormati.
Masih rendahnya
kuantitas dan
kualitas tenaga
profesional
pelayanan lanjut
usia.
Permasalahan Khusus

 Berlangsungnya proses menua  Banyaknya lansia yang


yang berakibat timbulnya masalah miskin,terlantar dan cacat.
baik fisik,mental maupun sosial
 Berubahnya nilai sosial masyarakat
 Berkurangnya integrasi sosial usila. yang mengarah pada tatanan
masyarakatindividualistik.
 Rendahnya produktifitas kerja
lansia.  Adaya dampak negatif dari proses
pembangunan yang dapat
mengganggu kesehatan fisik lansia.
Fenomena Bio-psico-sosio-spiritual dan
Penyakit Lansia

 Penurunan fisik
 Perubahan mental
 Perubahan-perubahan Psikososial
Karakteristik Penyakit pada Lansia
 Penyakit sering multiple,yaitu saling berhubungan satu sama lain.
 Penyakit bersifat degeneratif yang sering menimbulkan kecacatan.
 Gejala sering tidak jelas dan berkembang secara perlahan.
 Sering bersama-sama problem psikologis dan sosial.
 Lansia sangat peka terhadap penyakit infeksi akut.
 Sering terjadi penyakit iatrogenik.
Hasil Penelitian Profil Penyakit Lansia di 4 Kota
(Padang,Bandung,Denpasar dan Makassar) sbb:
 Fungsi tubuh yang dirasakan menurun : penglihatan (76,24%),daya ingat
(69,39%), seksual (58,04%),kelenturan(53,23%),gigi dan mulut (51,12%).

 Masalah kesehatan yang sering muncul : sakit tulang atau sendi (69,39%),sakit
kepala (51,15%),daya ingat menurun (38,51%),selera makan menurun
(30,08%),mual/perut perih (26,66%),sulit tidur (24,88%),dan sesak nafas
(21,28%).

 Penyakit kronis : rematik (33,14%),darah tinggi (20,66%),gastritis (11,34%),dan


jantung (6,45%).
Masalah Kesehatan Gerontik
 Masalah kehidupan seksual
Adanya anggapan bahwa semua ketertarikan seks pada lansia telah hilang adalah
mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan seksual
pada suami isri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-tahun. Bahkan
aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit aau mengalami ketidakmampuan
dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan pasangan masing-masing.

 Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya: daya ingat
menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan penurunan merawat diri,
timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak menarik lagi, lansia sering
menyebabkan sensitivitas emosional seseorang yang akhinya menjadi sumber banyak
masalah.
 Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan penurunan
pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya
ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga dapat
meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan orang lain.

 Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal jantung dan
edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika. Diuretik berfungsi untu
mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu keracunan
digosin. Klien yang sama mungkin mengalami depresi sehingga diobati
dengan antidepresan. Dan efek samping inilah yang menyebaban
ketidaknyaman lansia.
 Pengunaan obat

Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan fisiologi
pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat tersebut. (Watson,
1992). Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :

 Bingung

 Lemah ingatan

 Penglihatan berkurang

 Tidak bias memegang

 Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi

 Kesehatan mental
Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap
Lansia
 Azas

meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan, dan memperpanjang


usia.

 Pendekatan

Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social development), Masing-masing


lansia mempunyai keunikan (individuality of aging persons), Lansia diusahakan mandiri
dalam berbagai hal (nondependence), Lansia turut memilih kebijakan (choice), Memberikan
perawatan di rumah (home care), Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility),
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging the aging), Transportasi
dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia (mobility), Para lansia dapat terus
berguna dalam menghasilkan karya (productivity), Lansia beserta keluarga aktif memelihara
kesehatan lansia (self help care and family care)
 Jenis

Promotif
Preventif
Rehabilitatif
Prinsip Pelayanan Kesehatan Lansia

 Pertahankan lingkungan aman  Pertahankan fungsi pencernaan


 Pertahankan kenyamanan, istirahat,  Pertahankan fungsi saluran
aktifitas dan mobilitas perkemihaan
 Pertahankan kecukupan gizi  Meningkatkan fungsi psikososial
 Pertahankan fungsi pernafasan  Pertahankan komunikasi
 Pertahankan aliran darah  Mendorong pelaksanaan tugas
 Pertahankan kulit
Dasar Hukum Perawatan Lansia
 Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 Ayat  Undang-Undang No. 13 Tahun 1998
2 dan Pasal 34. tentang kesejahteraan lanjut usia
 Undang-Undang No. 9 Tahun 1960 tentang
 Pencanangan Hari Lanjut Usia
pokok-pokok kesehatan, Bab 1 Pasal 1 Ayat
1. Internasional oleh PBB pada tanggal 1
oktober tahun 1999.
 Undang-Undang No. 4 Tahun 1965 tentang
pemberian bantuan penghidupan orang tua.  Aksi Nasional untuk Kesejahteraan
Lanjut Usia tahun 2003.
 Program PBB tentan lanjut usia, Kongres
Internasional WINA tahun 1983.
 Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun
 Undang-Undang No. 11 Tahun 1992 tentang 2004 tentang pelaksaan upaya
dana pensiun. peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

 Pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional  Keppres No. 52 Tahun 2004 tentang
oleh Presiden, 29 Mei 1996 di Semarang.
Komisi Nasional Lanjut Usia (Komnas
Lansia).
TERIMA KASIH
SESI TANYA JAWAB
TERMIN 1
1. Gita : pendekatan yang cocok pada mitos
ketenangan dan kedamaian untuk lansia?
2. Novitha : sebutkan contoh kegiatan pembinaan
kesejahteraan lansia yang dapat dilakukan?
3. Nabila : rehabilitatif, bagaimana cara perawat
untuk rehabilitative untuk lansia?
TERMIN 2
1. Ristya : maksud dari menghasilkan, mendukung, menggunakan dan
berpartisipasi dalam penelitian?

2. Diah : dukungan seperti apa yang diberikan untuk menghadapi proses


kemaatian?

3. Oky : bagaimana pandangan penyaji tentang panti jompo?


SEKIAN
TERIMA
KASIH

OM SHANTI
SHANTI SHANTI
OM

You might also like