You are on page 1of 29

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

PADA BAYI DENGAN DIARE


Kelompok 5
Anggota kelompok
• ANNISA DEWI NABILA
• FERLINDA NURUL FITRI
• M FARHAN HERJANTO
• PRAMANITA KHAFIZAH
• SYIFA AULIA
Tujuan :
Untuk mengetahui konsep dasar yang meliputi :
• Pengertian Diare
• Anatomi Fisiologi
• Etiologi
• Patofisiologi
• Tanda dan Gejala
• Pemeriksaan Diagnostik
• Penatalaksanaan
• Mampu melakukan rencana keperawatan dengan
menggunakan kasus Bayi dengan diare.
DIARE
• DIARE adalah peningkatan pengeluaran tinja
dengan konsistensi lebih lunak atau lebih cair
dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali
dalam 24 jam. Sementara untuk bayi dan
anak-anak, diare didefinisikan sebagai
pengeluaran tinja >10 g/kg/24 jam, sedangkan
rata-rata pengeluaran tinja normal bayi
sebesar 5-10 g/kg/ 24 jam (Juffrie, 2010).
Anatomi fisiologi
• Anatomi saluran pencernaan terdiri dari mulut,
tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung,
usus halus, usus besar, rektum dan anus.
• 1. Mulut :
Merupakan suatu rongga terbuka tempat
masuknya makanan dan air. Ludah dari kelenjar
ludah akan membungkus bagian-bagian dari
makanan tersebut dengan enzim-enzim
pencernaan dan mulai mencernanya.
• 2. Tenggorokan (faring)
Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi.

• 3. Kerongkongan
Tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan
melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik.

• 4. Lambung
berfungsi sebagai gudang makanan,yang berkontraksi secara ritmik untuk
mencampur makanan dengan enzim. Sel-sel yang melapisi lambung
menghasilkan 3 zat penting yaitu lendir, asam klorida (HCL), dan prekusor
pepsin (enzim yang memecahkan protein). Keasaman lambung yang
tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara
membunuh berbagai bakteri.
• 4. Usus halus
Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi
isi usus) dan air (yang membantu melarutkan
pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil
enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
a. Duodenum (usus 12 jari) : Makanan masuk ke
dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam
jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus.
b. Jejenum : Terletak diantara duodenum dan
ileum.
c. Ileum : Menyerap vitamin B12 dan garam
empedu.
• 5. Usus Besar (Kolon)
Terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon
transversum, kolon desendens (kiri), kolon
sigmoid (berhubungan dengan rektum). Bakteri
yang terdapat didalam usus besar berfungsi
mencerna beberapa bahan dan membantu
penyerapan zat-zat gizi, seperti vitamin K.
• 6. Rektum dan Anus
Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Sementara Anus
merupakan lubang diujung saluran
pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari
tubuh.
ETIOLOGI
• Faktor Infeksi : Bakteri, virus, jamur, parasit,
protozoa
• Bukan Faktor Infeksi
1. Alergi makanan
2. Gangguan metabolik/malabsorbsi
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan
4. Obat-obat, seperti antibiotik.
5. Penyakit usus
6. Emosional atau stress
7. Obstruksi usus
MANIFESTASI KLINIK
• Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi: turgor kulit jelek (elastisitas
kulit menurun), ubun dan mata cekung, membran mukosa kering
• Kram abdominal
• Demam
• Mual dan muntah
• Anorexia
• Lemah
• Pucat
• Perubahan tanda-tanda vital (nadi dan pernafasan cepat)
• Tidak ada pengeluaran urin
• Pemeriksaan Diagnostik
1. Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
2. Kultur tinja
3. Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan
glukosa
4. Pemeriksaan tinja
• Penatalaksanaan Terapeutik
1. Penanganan fokus pada penyebab
2. Pemberian cairan dan lektrolit: oral ( seperti
pedialyte/oralit) atau terapi parenteral Pada bayi,
pemberian asi diteruskan jika penyebab bukan
dari asi
KASUS
• Bayi A,laki-laki, 11 bulan dibawa kerumah sakit
bina husada oleh orang tuanya yaitu Tn.Y dan Ny.
A dengan keluhan nafsu makan menurun, bayinya
rewel, sudah 3 hari BAB encer lebih dari 3 kali
sehari dan feses berampas. Bayi tampak pucat,
mata cekung dan mukosa bibir kering, anak
tampak lemah. Sebelum di bawa kerumah sakit
Ny. A memberikan obat-obatan dari apotik untuk
anaknya. Ny.A mengatakan semenjak sakit
anaknya sering terbangun dimalam hari. Saat
pemeriksaaan fisik ditemukan, BB bayi 9 Kg, RR
32x/menit, S 37,5oC, nadi 96x/menit.
PENGKAJIAN
1. Data Dasar
a. Biodata Klien
• Nama Pasien : Bayi Ny.A
• Umur : 11 bulan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• No. Rekam Medik : 21.89.50
• Tanggal masuk RS : 14 September 2017
• Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia
• Alamat : Desa mawar dusun 2, Kecamatan Sukasari
b. Penanggung Jawab
• Nama : Tn. Y
• Umur : 29 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Suku/ Kebangsaan : Jawa/Indonesia
• Alamat : Desa mawar dusun 2, Kecamatan Sukasari
• Hubungan dengan pasien : Orang tua/ Ayah
Lanjutan...
3. Keluhan Utama
Keluhan BAB 3 hari dengan konsistensi encer lebih dari 3
kali sehari
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu Klien mengatakan anaknya mencret dirumah sudah 3
hari, BAB encer lebih dari 3 kali sehari, feses berampas,
anak rewel
5. Riwayat Kesehatan masa lalu
• Penyakit yang pernah dialami : ibu klien mengatakan
anaknya tidak pernah sakit parah, hanya demam, batuk,
pilek biasa.
• Pengobatan/tindakan yang dilakukan : klien di berikan
obat-obatan yang di beli di apotik.
Lanjutan...
6. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga saat ini tidak ada sakit yang sama seperti
pasien.
7. Riwayat/keadaan psikososial
• Yang mengasuh : pasien di asuh oleh ibunya.
• Hubungan dengan anggota keluarga : pasien akrab dengan
keluarga.
• Hubungan dengan teman sebaya : klien tidak punya teman
sebaya di lingkungan.
• Pembawaan secara umum : sebelum sakit ibu mengatakan
anaknya lincah, suka bermain, setelah sakit anaknya rewel
dan suk menangis.
8. Kebutuhan dasar
a. Makanan
• Ibu klien mengatakan anaknya menyukai beberapa jenis makanan
• Ibu klien mengatakan anaknya tidak cocok dengan susu kaleng cair
• Ibu klien mengatakan sebelum sakit anaknya makan 3 kali sehari
porsi sedang
• Ibu klien mengatakan setelah sakit nafsu makan anakya menurun
(tidak menghabiskan porsi makannya)
b. Pola tidur
• Ibu klien mengatakan biasaya anaknya tidur sekitar pkl : 21.00 wib,
bangun pkl : 08.00 wib
• Ibu klien mngatakan anaknya tidur siang sekitar 2 jam setiap hari.
• Ibu klien mengatakan setelah sakit anaknya sering terbangun saat
malam.
Lanjutan...
c. Mandi
• Klien di mandikan 2 kali sehari.
• Aktivitas bermain
• Klien hanya bermain di rumah dengan ibunya atau saudara laki-lakinya.
d. Eliminasi
• Ibu klien mengtakan di rumah klien BAB dua hari sekali, konsistensi normal,
setelah sakit klien BAB lebh dari 3 kali sehari dengan konsistensi cair.
• Pola BAK 4-5 kali sehari.
e. Keadaan kesehatan saat ini
• Diagnosis Medis : Diare
• Status cairan : Klien minum melalui oral
• pemberian cairan intravena RL : 30 tetes/menit
• Obat-Obatan : Paracetamol Drop (3x1 cc), Kandistatin (3x1 cc), Cotrimoxazol (2x1/2
cth), Oralit (3x1 bks), Inj. Cefotaxim (125mg/8 jam)
f. Aktivitas : Klien beraktivitas ditempat tidur
Lanjutan...
9. Hasil Laboratorium
10. Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : kesadaran composmentis, pasien terlihat lemah
• Berat badan : 9 Kg
• Kepala : Tidak ada kelainan
• Rambut : distribusi merata, tidak ada rontok, bersih
• Mata : bentuk mata simetris, anemis (-), ikterik (-), agak cekung
• Hidung : simetris, septum di medialis
• Telinga : simetris kanan dan kiri, ukuran normal, tidak ada kelainan
• Mulut : mulut klien bersih, tidak ada kelainan
• Dada : simetris, tidak ada kelainan
• Abdomen : simetris, bising usus 26x/menit, turgor kurang elastis
• Anogenital : keliatan kemarahan
• Ekstremitas atas dan bawah : Tidak ada kelainan
• Tanda-tanda vital : RR 32x/menit, Nadi 96x/menit, S 37,5oC.
ANALISA DATA
Lanjutan...
Lanjutan...
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Kurangnya volume cairan berhubungan
dengan kehilangan cairan berlebihan melalui
feses.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan masukan yang
tidak adekuat.
• Perubahan proses keluarga berhubungan
dengan krisis situasi, kurang pengetahuan.
INTERVENSI KEPPERAWATAN
Lanjutan...
Lanjutan...
IMPLEMENTASI
EVALUASI

You might also like