You are on page 1of 32

Seminar

Askep pada Pasien CRF di


Ruang 1 RSUD Gunung Jati
Cirebon
Definisi
 Gagal ginjal kronik (GGK) adalah penurunan
fungsi ginjal yang bersifat persistem dan
irreversible (Mansjoer, 2001).
 GGK adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun,
berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini
terjadi apabila laju filtrasi glomerular (LFG)
kurang dari 50 ml/menit (Suhardjono, 2001).
 Gangguan fungsi ginjal adalah penurunan laju
filtrasi glomerulus yang dapat digolongkan
dengan sednag dan berat (Sylvia, 2006).
Etiologi
 Penyebab dari morfologi
 Penyakit glomerulus : Glomerulonefritis,
glomerulosklerosis interkapiler, penyakit
membaran.
 Penyakit tubuler : Hiperkalsemia
kronik, penekanan potasium kronik, keracunan
logam berat.
 Penyakit vaskular ginjal : Penyakit
sistematik ginjal stenosis arteri renalis, bilateral,
nefrosklerosis, hiperparatiroidisme.
 Penyakit rectus urinarius : Obstruksi
nefropati (disebabkan oleh kalkuli, batu
neoplasma pembesaran kelenjar prostat).
 Kelainan kongenizal : Hipoplastik ginjal,
penyakit podikstik meduler.
 Etiologi Penyakit
 Infeksi : Pyelonefritis,
tuberkulosis.
 Penyakit Vaskular sistemik: Hipertensi
renovaskular, internal, dan eksternal.
 Penyakit ginjal metabolik : Diabetes
nefropati
 Penyakit jaringan konektif : Sklerosis
sistematik progresif, SLE, poliartritis nodosa.
Manifestasi Klinis
 Gangguan Sistem Gastrointestinal
 Anoreksia, naure dan vomitus yang
berhubungan dengan gangguan metabolisme
protein di dalam usus, terbentuknya zat-zat
toksik akibat metabolisme bakteri usus
 Folter uremik disebabkan oleh ureum yang
berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri,
dimulut menjadi amonia sehingga nafas
berbau amonia akibat yang lain adalah
timbulnya stomatitis dan parotitis.
 Segukan (biccup) sebabnya yang pasti belum
diketahui.
 Grastritis erosif, ulkus peptik dan kolitis
uremik
 Gangguan Pada kulit
 Kulit berwarna pucat akibat anemia dan
kekuning-kuningan akibat penimbunan
urokrom gatal-gatal dengan eskoliasi akibat
toksin uremik dan pengendapan kalisum di
pori-pori kulit.
 Ekimosis akibat ganguan hematologis.
 Urea frost, akibat kristalisasi uera yang ada
pada keringat.
 Baks-bekas garukan karena gatal.
 Kuku tipis dan rapuh.
 Rambut tipis dan kasar.
Sistem Hematolog
 Anemia
 Gangguan fungsi trombosit dan
trombositopenia
 Gangguan fungsi leukosit
• Sistem Saraf dan otot
 Restles leg syndrome
 Burning feet syndrome
 Miopari
 Ensefalopati metabolik
 Sistem Kardiovaskuler
- Hipertensi
- Nyeri dada dan sesak nafas
- Gangguan irama jantung
- Edema
 Sistem endokrin
 Gangguan seksual
- Gangguan metabolisme glokusa
 Gangguan metabolisme lemak.
 Gangguan metabolisme Vitamin D.
 Gangguan sistem lain
 Tulang : Osteodistrofi renal
- Asidosis metabolik
 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin timbul akibat
gagal ginjal kronis antara lain:
 Hiperkalemia
 Perikarditis
 Hipertensi
 Anemia
 Penyakit tulang
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
Laboratorium darah
BUN, kreatin elektrolit (Na, K, Ca, Phospat),
Hematologi (Hb trombosit Ht leukosit), protein,
antibody (kehilangan protein dan immunoglobulin)
- Pemeriksaan rutin
Warna urin, pH, kekeruhan, volume, glukosa,
proteinT.
Pemeriksaan EKG
- Untuk melihat adanya hipertropi ventrikol kiri tahoa
perikarditis, aritmia, dan gangguan elektrolit
(hiperkalemia, hipokalsemia).
 Pemeriksaan USG
 Menilai besar dan bentuk ginjal, tebal korteks
ginjal, kepdatan parenkim ginjal, anatomi
sistem pelviokalises, ureter proksimal, kandung
kemih serta prostat.
 Pemeriksaan Radiologi
 Intravenous pyelography, retrograde,
pyeoloraphy, renal aretriografi dan venografi,
CT scan, MRI, renal biopsi. Pemeriksaan
rongten dada, pemeriksaan rongten tulang, foto
polos abdomen.
 Penatalaksanaan
 Pengobatan konservatif terdiri dari tiga strategi:
 Memperlambat progresi gagal ginjal.
 Pengobatan hipertensi target penurunan tekanan darah
yang dianjurkan < 140/90 mmHg.
 Pembatasan asupan protein, bertujuan untuk mengurangi
hiperfiltrasi glomerulus. Dengan demikian diharapkan
progresivitas akan diperlambat.
 Retruksifosfor , untuk mencegah hiperparatiroidisme
sekunder.
 Mengurangi proteinuria, terdapat koretasi antara
proteinuria dan penurunan fungsi ginjal terutama pada
glomerulonefritis kronik dan diabetes pengehambat ACE
dapat mengurangi eksresi proteum.
 Mengendalikan hiperlipidemia telah terbukti bahwa
hiperlipidemia yang tidak terkendali dapat memepercepat
progresivitas gagal ginjal. Pengobatan meliputi diet,
olahraga, pada peningkatan berlebihan diberikan obat-
obat penurun lemak darah
 Mencegah kerusakan ginjal lebih
lanjut.
 Pencegahan kekurangan cairan
 Sepsis
 Hipertensi yang tidak terkendali
 Obat-obat nefrotoksik
 Pengelolaan uremia dan
komplikasinya
 Gangguan kesimbangan cairan dan
elektrolit
 Asidosis metabolik
 Kalsium dan fosfor
 Deteksi dini dan terapi infeksi
 Deteksi dan terapi komplikasi
 Masalah Keperawatan
 Kelebihan volume cairan
 Resiko tinggi perubahan nutrisi
 Resiko tinggi penurunan curah
jantung
 Introleransi aktivitas
 Diagnosa Keperawatan
 Kelebihan volume cairan b-d
 Penurunan haluaran urine
 Retensi cairan dan natrium sekunder
terhadap penurunan fungsi ginjal.
 Resiko tinggi perubahan nutrisi: kurang dari
kenbutuhan tubuh b-d
 Katabolisme protein
 Pembatasan diet
 Peningkatan metabolisme
 Anoreksia, mual, muntah.
 Resiko tinggi penurunan curah jantung b-d
 Katidakseimbangan volume sirkulasi
 Ketidakseimbangan elektrolit.
 Intoleransi aktivitas b-d
 Penurunan produksi energi metabolik
 Anemia
 Retensi produk sampah
 Prosedur dialisa.
BAB III
Asuhan Keperawatan Apda Ny. W dengan Gangguan Sistem
Urinari : Chronic Renal Failure di Ruang I RSUD Gunung Jati
Cirebon
 Data Demografi
 Identitas Klien
 Nama : Ny. W
 Usia : 37 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Alamat : Kaliwedi –Kalideres
Kabupaten Cirebon
 Pekerjaan :IRT
 Pendidikan : SMA
 No. Medrek : 00522255
 Suku bangsa : Jawa
 Tanggal masuk : 27-06-2008
 Tanggal pengkajian 01-07-2008
 Diagnosa medis CRF
 Identitas Penangung jawab
 Nama : Tn. A
 Usai : 39 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Hubungan dengan klien : Suami
 Alamat : Kaliwedi-
Kalideres
Kabupaten
Cirebon.
 Pengkajian
Keluhan utama
 Klien mengeluh mual muntah.
Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
 Klien mengeluh mual muntah klien merasa enek
ketika akan muntah. Mual timbul ketika, klien
melihat makanan yang dihidangkan (nasi, lauk-pauk,
dll) dan beberapa saat setelah makan klien
mengalami muntah. Mual muntah pada klien terlihat
dengan memegang area abdomen mual muntah
pada klien berkurang setelah klien minum obat
ranitidin.
 Riwayat kesehatan dahulu
Sebelumnya klien pernah di riwayat di RSUD
Gunung Jati, 1 minggu yang lalu dengan
keluhan yang sama. Klien pun mengatakan
tidak pernah meminum minuman alkohol. Pada
klien tidak mempunyai riwayat penyakit seperti
jantung diabetes melitus maupun hipertensi.
 Riwayat kesehatan keluarga
Klien tidak mempunyai keluarga dengan
penyakit yang dideritanya (CRF). Di dalam
keluarga klien pun tidak ada riwayat penyakit
genetik seperti DM, hipertensi, jantung.
Keadaan Psikologis
Klien tidak begitu cemas (menerima)
terhadap penyakit yang dideritanya
karena sebelumnya klien telah
mengetahui penyakit yang dideritanya
tersebut. Oleh karena dukungan dari
keluarga, orang-orang terdekat, klien
pun merasa optimis akan kesembuhan
terhadap penyakitnya tersebut.
 Keadaan sosial
Sebagai seorang ibu rumah tangga, klien merasa
dekat dengan anak-anak, dan keluarganya.
Di waktu luang klien bercakap-cakap (berinteraksi)
dengan tetangga yang ada di lingkungan sekitar
rumahnya.
 Data spiritual
Sebagai seorang muslim, walaupun dalam keadaan
sakit, klien tetap menjalankan ibadahnya (shalat).
Klien menyadari bahwa segala sesuatu datangnya
dari Allah SWT dan akan kembali pada-Nya. Klien
hanya bisa tawakal, berikhtiar dan memohon
padaNya agar penyakitnya tersebut mendapat
kesembuhan.
Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : klien tampak lemas
 Kesadaran : composmentis (GCS : E4
M6 V5)
 Tanda-tanda vital:
TD : 160/110 mmHg S = 28 x/menit
R : 28 x/menit N = 36,8C
 Kulit dan kuku
Klien mengeluh gatal pada seluruh tubuhnya, kulit
teraba kering dan tampak bersisik, kusam, akral
hangat kulit berwarna kuning. Kuku pecah-pecah,
tidak mengkilat.
kepala
 Bentuk bulat, rambut hitam, ikal, tidak
berketombe tidak ada masa tidak ada nyeri
tekan.
Mata
 Letak mata simetris, reaksi cahaya +/+, isokor,
diameter 2/2, konjungtiva anemis, lapang
pandang ke segala arah, tidak edema pada
kelopak, sklera iuterik
Telinga
 Plnna aurike sejajar dengan auther cantus, bersih
elastisitas, fungsi pendengaran baik.
Hidung
 Klien terpasang kanul rasal dengan pemberian O2 2
liter, bentuk simetris septum nasal terletak di
tengah-tengah, passage udara baik bersih pada
lubang hidung, tidak ada nyeri tekan tidak ada polip.
Mulut
 Saliva berkurang, mulut berbau aseton, mukosa bibir
kering, tidak ada stomatitis, bibir pecah-pecah, tidak
ada disfagia
Leher
 Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran uena jugularis,
tidak pembesaran kelenjar tiroid tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, klien dapat
menggerakan lehernya tanpa ada keluhan nyeri.
Dada
 Tidak menggunakan otot bantu pernafasan tidak
tampak retraksi dada, klien mengeluh sesak.
Paru-paru
 Bunyi nafas bronkhoesikuler, irama nafas reguler,
tidak ada luheezeng ronkhri dan crakles, prekusi
redup.
Jantung
 Tidak ada pembesaran jantung s1
dan s2 terdengar jelas, tidak ada
bunyi jantung tambahan.
Abdomen
 Bentuk datar tidak ada lesi, terdapat nyeri
tekan pada abdomen atas bagian kanan. Ginjal
tidak teraba, hepar tidak teraba tidak ada
distensi kandung kemih, bising usus cox /
menit.
Ekstremitas
 Terdapat edema pada tangan dan kaki, terdapat
lesi, klien mengeluh kesemutan pada saat
beraktivitas, klien di bantu oleh keluarganya.
Refleks babinski (-), klien mampu menggerakkan
tangan dan kakinya dengan dibantu keluarga.
Skala otot ekstremitas atas 4 dan ekstremitas
bawah 4.
 4 4
 4 4
 Klien mengeluh cepat lelah, lemas, akral hangat.
Genitalia
 Tidak ada gangguan pada genetalia.
Terapi Obat

 Ds %
 Furosemid 20 mg 2 x 1
 Ranitidin 60 mg 2 x 1
 Mecoclopramide 5 mg 2 x 1
Prioritas Masalah
 Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d peningkatan
ureum di tandai dengan mual dan
muntah.
 Gangguan pertukaran gas b.d
penyempitan lapang paru akibat edema
paru.
 Intoleransi aktivitas b.d penurunan ATP.
 Gangguan personal hygiene b.d
kelemahan

You might also like