You are on page 1of 23

 Sebagai penunjang diagnosis infeksi dermatofitosis

(tinea) dan non-dermatofitosis (pitiriasis versicolor dan


candida).

 Alat & Bahan :


 Mikroskop
 Gelas obyek dan penutup
 Scalpel
 Larutan KOH 10-20%
 Larutan alkohol
 Lampu bunsen
Langkah2 pemeriksaan:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Desinfeksi menggunakan alkohol daerah yang akan
dikerok
3. Mengerok tepi lesi
4. Kerokan kulit ditampung di atas obyek glass
5. Tetesi dengan larutan KOH 10-20%, lalu ditutup dengan
deck glass
6. Objek glass dipanaskan diatas api bunsen sebentar
7. Melakukan pembacaan dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10x dan 40x
 Sebagai penunjang diagnosis kelainan kulit
dengan kemungkinan penyebab bakteri tahan
asam (Mycobacterium leprae)

 Alat dan bahan :


 Mikroskop
 Gelas objek dan penutup
 Scalpel
 Sarung tangan
 Lampu bunsen
 Larutan alkohol
 Larutan Ziehl-Nielsen karbol fuchsin
 Larutan Methylene blue
Langkah2 pemeriksaan:

1. Menggunakan sarung tangan


2. Daun telinga dibersihkan dengan kapas alkohol 70%
3. Daun telinga dipencet sampai pucat lalu digores dari
atas ke bawah dengan pisau hingga keluar serum.
4. Serum diambil dengan ujung pisau lalu dioleskan pada
objek glas secara merata, keringkan di udara terbuka.
5. Letakkan sediaan menghadap ke atas dan teteskan
larutan carbol fuchsin sampai menutup seluruh
permukaan sediaan
7. Teteskan larutan carbol fuchsin pada slide, biarkan
selama 20menit atau panaskan diatas api bunsen
selama 5 menit tetapi tidak boleh mendidih.
8. Bilas dengan air mengalir sampai zat warna bebas
terbuang.
9. Teteskan larutan alkohol sampai warna fuchsin hilang
(2-5 detik), lalu bilas dengan air
10. Teteskan larutan methylen blue sampai menutup
seluruh permukaan, diamkan 10 sampai 30 detik.
11. Bilas dengan air mengalir pelan.
12. Keringkan di udara terbuka, diatas rak
pengering, tapi jangan terkena matahari
langsung.
13. Periksa dengan mikroskop pembesaran 10x, 100
x(dengan minyak emersi)
 Perhitungan jumlah bakteri dalam lapangan pandang
tanpa melihat basil hidup (solid) atau mati
(fragmented/granular)disebut Indeks Bakterial (IB)
adalah sebagai berikut:
 6+ = lebih dari 1000 basil rata-
rata perlapangan pandang
 5+ = 100-1000 basil rata-rata perlapangan pandang
 4+ = 10-100 basil rata-rata perlapangan pandang
 3+ = 1-10 basil rata-rata perlapangan pandang
 2+ = 1-10 basil rata-rata per 10 lapangan pandang
 1+ = 1-10 basil rata-rata per 100 lapangan pandang
 Sebagai penunjang diagnosis kelainan lesi kulit dan
genital dengan penyebab bakteri

 Alat dan bahan :


 Mikroskop
 Gelas obyek dan penutup
 Lidi kapas steril
 Larutan Gentian violet
 Larutan Lugol iodine
 Larutan karbol fuchsin
 Larutan alkohol 96%
 Bunsen
1. Pengambilan sediaan dengan lidi kapas steril
2. Sediaan didapat dengan mengusap pada dasar lesi
yang terdapat cairan/discharge
3. Sediaan diletakkan di atas gelas objek dengan
mengoleskan lidi kapas pada gelas objek secara satu
arah
4. Persiapan pewarnaan: fiksasi preparat dengan
melewatkan diatas api bunsen sebanyak 3 X dengan
letak apusan duh tubuh di atas gelas objek
Pewarnaan gram:
5. Duh tubuh yang telah terfiksasi pada gelas obyek dituangi
larutan gentian violet, diamkan 1 menit kemudian bilas
dengan air mengalir
6. Gelas objek digenangi dengan lugol iodine, diamkan 1
menit, kemudian bilas dengan air mengalir,
7. Cuci dengan alkohol 96% sampai luntur lalu bilas dengan
air mengalir
8. Gelas objek digenangi dengan pewarnaan air fuchsin 1
menit, selanjutnya bilas dengan air mengalir dan
dikeringkan
9. Melakukan pembacaan dibawah mikroskop
 Fitzpatrick TB, Freedberg IM, Eisen AZ, Austen KF, Wolff
K.Dermatology ingeneral medicine. 8th ed. New York: McGraw-Hill,
2012.
 Pemeriksaan Mikrobiologi Kulit. Fakultas Kedokteran Universitas
Brawijaya;2012.

You might also like