Professional Documents
Culture Documents
KEGAWATAN KEHAMILAN:
TROMBOSIS VENA, EKLAMPSIA, DAN
EMBOLI CAIRAN AMNION
KELOMPOK 6
1. Novita Anggraeni A. 131411131006
2. Neri Andriani 131411131040
3. Febriana Permita Sari 131411131041
4. Nur Hidayanti 131411131044
5. Cholilatul Zuhriya 131411131051
6. Senja Putrisia Fajar 131411131082
7. Elyta Zuliyanti 131411131085
8. Eva Surya Oktaviana 131411131092
9. Niken Ariska Prawesti 131411133002
TROMBOSIS VENA
DEFINISI
Trombosis adalah suatu pembentukan bekuan darah (trombus) didalam
pembuluh darah vena. trombus vena sebagian besar terdiri dari sel
darah merah disela-sela anyaman fibrin, komponen trombosit sangat
sedikit, thrombus berwarna merah disebut sebagai red thrombus.
Trombosis vena paling banyak terjadi pada vena dalam dari tungkai
(deep vein thrombosis / DVT ), dan dapat menjadi emboli paru.
ETIOLOGI
Ada 3 hal yang berpengaruh dalam pembentukan/timbulnya trombus ini
(Trias Virchow) :
FAKTOR RESIKO
1. Defisiensi Anto trombin III, protein C, protein S dan alfa 1 anti tripsin.
2. Tindakan operatif
3. Kehamilan dan persalinan
4. Infark miokard dan payah jantung
5. Immobilisasi yang lama dan paralisis ekstremitas.
6. Obat-obatan konstraseptis oral
7. Obesitas dan varices
8. Proses keganasan
KLASIFIKASI
1. Tromboflebitis Pelvis : Trombosis vena ini mengenai vene–vena yang ada
di dinding uterus dan ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena
uterine dan vena hipogastrika.
2. Flestimografi Impendans
Prinsip pemeriksaan ini yakni dengan observasi
perubahan volume darah pada tungkai
3. Ultrasonografi Doppler
KOMPLIKASI
1. Emboli Paru
2. Sindroma Pasca Trombosis
PROGNOSIS
Sekitar 20% pasien dengan Trombosis Vena yang tidak ditangani dapat
berkembang menjadi emboli paru, dan 10-20% dapat menyebabkan kematian.
EKLAMPSIA
DEFINISI
Eklampsia juga disebut sebuah komplikasi akut yang mengancam
nyawa dari kehamilan, ditandai dengan munculnya kejang tonik-klonik,
biasanya pada pasien yang telah menderita preeklampsia
(preeklampsia dan eklamsia secara kolektif disebut gangguan
hipertensi kehamilan dan toksemia) (Prawiroharjo, 2005)
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan
atau masa nifas yang di tandai dengan kejang (bukan timbul akibat
kelainan saraf) dan atau koma dimana sebelumnya sudah menimbulkan
gejala pre eklampsia. (Ong Tjandra & John 2008)
ETIOLOGI
Primigravida, primipaternitas
Hiperplasentosis, seperti mola hidatidosa, kehamilan
multipel, diabetes mellitus, hidrops fetalis, bayi besar
Umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun
Riwayat keluarga pernah preeklampsia/eklampsia
Penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum
kehamilan
Obesitas
PATOFISIOLOGI
• Pada eklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin
yang tinggi. Aldosteron penting untuk mempertahankan volume plasma dan
mengatur retensi air dan natrium. Hal ini menyebabkan Kenaikan berat badan dan
edema.
• Pada hipertensi pertumbuhan janin terganggu sehingga terjadi gawat-janin sampai
menyebabkan kematian karena kekurangan oksigenisasi.
• Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal menurun,
sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang. Filtrasi glomerulus dapat
turun sampai 50% dari normal, sehingga menyebabkan diuresis turun pada
keadaan lanjut dapat terjadi oliguria atau anuria.
• Metabolisme dan elektrolit atau hemokonsentrasi yang menyertai eklampsia
disebabkan terjadi pergeseran cairan dan ruang intravaskuler ke ruang interstisial.
Kejadian ini, diikuti oleh kenaikan hematokrit, peningkatan protein serum, dan
bertambahnya edema, menyebabkan volume darah berkurang, viskositet darah
meningkat, waktu peredaran darah tepi lebih lama. Karena itu, aliran darah ke
jaringan di berbagai bagian tubuh berkurang akibatnya hipoksia.
MANIFESTASI KLINIS
1. Gangguan penglihatan pasien akan melihat kilatan-kilatan
cahaya, pandangan kabur, dan terkadang bisa terjadi kebutaan
sementara
2. Iritabel ibu merasa gelisah dan tidak bisa bertoleransi dengan suara
berisik atau gangguan lainnya
3. Nyeri perut nyeri perut pada bagian ulu hati yang kadang disertai
dengan muntah
4. Gangguan pernafasan sampai cyanosis
5. Terjadi gangguan kesadaran
6. Pada preeklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal,
diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau
muntah.
WOC
makala kritis 2 kel 6.docx
PENECEGAHAN
meningkatkan jumlah balai pemeriksaan antenatal dan mengusahakan
agar semua wanita haiml memeriksa diri sejak hamil muda, mencari
pada tiap pemeriksaan tanda–tanda pre eklampsia dan mengobatinya
segera apabila ditemukan, mengakhiri kehamilan sedapatnya pada
kehamilan 37 minggu ke atas apabila dirawat tanda–tanda pre
eklampsia tidak juga dapat hilang. (Hanifa dalam Prawiroharjo, 2010)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
Penurunan hemoglobin
Hematokrit meningkat
Trombosit menurun
Urinalisis
Ditemukan protein dalam urine.
Pemeriksaan fungsi hati
Tes kimia darah
Radiologi
Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus
Kardiotografi
Diketahui denyut jantung janin bayi lemah.
PENATALAKSANAAN
Tujuan utama pengobatan pada eklampsia adalah menghentikan kejang
dan mencegah berulangnya kejang.
Pada dasarnya penanganan penderita preeklampsia dan eklampsia
yang difinitif adalah segera melahirkan bayi dan seluruh hasil konsepsi,
tetapi dalam penatalaksanaannya kita harus mempertimbangkan
keadaan ibu dan janinnya, antara lain umur kehamilan, proses
perjalanan penyakit, dan seberapa jauh keterlibatan organ
Pada penderita eklampsia obat-obat yang dapat diberi untuk
memperbaiki keadaan ibu dan janinnya adalah:
1. Magnesium sulfat
Tujuan utama pemberian magnesium sulfat adalah untuk mencegah
dan mengurangi terjadinya kejang. Di samping itu juga untuk
mengurangi komplikasi yang terjadi pada ibu dan janin
2. Anti hipertensi
3. Kortiko steroid untuk pematangan paru.
PENGOBATAN
Perjalanan ke rumah sakit dapat diberikan: Perawatan kolaborasi yang dilaksanakan
• Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr dirumah sakit sebagai berikut:
valuim· 1. Kamar Isolasi
• Pasang infus glukosa 5% dan dapat • Hindari rangsangan dari luar sinar dan
ditambahkan dengan valium 10 sampai keributan.
20 mgr • Kurangi penerimaan kunjungan untuk
• Hindari gigitan lidah dengan memasang pasien.
spatel pada lidah • Perawat pasien dengan jumlah terbatas.
• Lakukan resusitasi untuk melapangkan 2. Pengobatan Medis
nafas dan berikan O2 Banyak pengobatan untuk menghindari
• Hindari terjadinya trauma tambahan kejang yang berkelanjutan dan
meningkatkan vitalitas janin dalam
Sertai petugas untuk memberikan kandungan. Misalnya Sodium pentothal,
pertolongan: Magnesium sulfat,
• Hindari gigitan lidah dengan memasang 3. Pemilihan metode persalinan
spatel pada lidah
• Lakukan resusitasi untuk melapangkan
nafas dan berikan O2
• Hindari terjadinya trauma tambahan
KOMPLIKASI
1. Solusio Placenta
2. Hipofibrinogenemia
3. Hemolisis
4. Perdarahan Otak
5. Kehilangan pengelihatan
6. Edema Paru-paru
7. Nekrosis Hati
8. Sindrom HELLP
Merupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis,
peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel
sistemik
9. Kelainan Ginjal
10. Komplikasi Lainnya
Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejang-kejang pneumonia
aspirasi, dan DIC.
11. Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
PROGNOSIS
Eklampsia di Indonesia masih merupakan penyebab kematian kematian
terbesar Diurese dapat dipegang untuk prognosa ; jika terjadi oliguri dan
anuria merupakan gejala yang buruk. Gejala – gejala lain memperberat
prognosa dikemukakan oleh Eden ialah ; koma yang lama, nadi di atas
120 x / menit, suhu di atas 39 ˚c, tekanan darah di atas 200 mmHg,
proteinuria 10 gram sehari atau lebih, tidak adanya edema, edema paru-
paru dan apoplexy merupakan keadaan yang biasanya mendahului
kematian.
EMBOLI CAIRAN AMNION
DEFINISI
Emboli cairan amnion adalah masuknya cairan amnion dengan tidak
sengaja ke dalam aliran darah ibu di bawah tekanan kontraksi uterus.
Emboli cairan amnion adalah sebuah sindrom dimana sejumlah besar
cairan ketuban atau amnion memasuki sirkulasi darah maternal, yang
kemudian menyebabkan gangguan pernapasan secara akut dan juga
mengakibatkan shock.
ETIOLOGI
Multiparitas
Usia lebih dari 30 tahun
Janin besar
Kematian janin intrauterin
Mekonium dalam cairan amnion
Kontraksi uterus yang kuat
Kelahiran dengan operasi
Rupture uteri
Infeksi selaput ketuban
Laserasi serviks yang luas
Solusio plasenta/plasenta previa
Eklamsia
PATOFISIOLOGI
Saat persalinan, selaput ketuban pecah dan pembuluh darah ibu
(terutama vena) terbuka. Akibat tekanan yang tinggi, air ketuban beserta
komponennya masuk ke dalam sirkulasi darah. Cairan amnion dapat
masuk sirkulasi darah pada beberapa ibu dapat terjadi respon inflamasi
yang mengakibatkan kolaps cepat yang sama dengan syok anafilaksi
atau syok sepsis. Selain itu, jika air ketuban menyumbat pembuluh
darah di paru-paru ibu dan sumbatan di paru-paru meluas, lama
kelamaan bisa menyumbat aliran darah ke jantung. Adanya
penyumbatan pada vena secara otomatis akan mendorong tubuh
mengeluarkan zat-zat anti beku darah untuk membuka sumbatan
tersebut. Jika didiamkan, zat anti beku darah akan habis, padahal
habisnya zat penting ini berujung pada perdarahan di jalan lahir/di
bagian tubuh lainnya, ini yang disebut dengan gangguan bekuan
darah. Jika tidak dapat pertolongan segera, ibu akan mengalami
kejang-kejang karena otaknya kekurangan oksigen, bahkan bisa
mengakibatkan kematian pada ibu.
MANIFESTASI KLINIS
Tekanan darah turun secara signifikan dengan hilangnya diastolik pada
saat pengukuran (Hipotensi)
Dyspnea dan batuk
Sianosis perifer dan perubahan pada membran mukosa akibat dari
hipoksia.
Janin bradikardi
Pulmonary edema, cardiac arrest.
Koagulopati atau pendarahan parah (DIC terjadi di 83% pasien)
Kejang
Gawat janin (bila janin belum dilahirkan)
WOC
makala kritis 2 kel 6.docx
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Electrocardiogram dan pulse oximeter
Pemeriksaan laboratorium (Analisa gas darah)
Foto rontgen thorax
CVP (Central Venous Pressure)
Pemeriksaan gas darah arteri
PENATALAKSANAAN