• Infeksi cacing atau biasa disebut dengan penyakit
cacingan termasuk dalam infeksi yang di sebabkan oleh
parasit. Parasit adalah mahluk kecil yang menyerang tubuh inangnya dengan cara menempelkan diri (baik di luar atau di dalam tubuh) dan mengambil nutrisi dari tubuh inangnya. Pada kasus cacingan, cacing tersebut bahkan dapat melemahkan tubuh inangnya dan menyebabkan gangguan kesehatan. JENIS-JENIS CACING 1. Ascaris lumbricoides (Cacing Gelang) Ascaris lumbricoides merupakan cacing terbesar diantara Nematoda lainnya.Cacing betina memiliki ukuran besar dan panjang. Cacing jantan berukuran 10-30 cm,sedangkan cacing betina 22-35 cm, kadang-kadang sampai 39 cm dengan diameter 3-6 mm. Pada stadium dewasa hidup di rongga usus halus, cacing betina dapat bertelur sampai 100.000- 200.000 butir sehari. 2. Tricuris Trichiura ( Cacing cambuk ) Cacing dewasa berbentuk cambuk. Cacing jantan memiliki ukuran lebih pendek (3-4cm) daripada betina dengan ujung posterior yang melengkung ke ventral. Cacing betina memiliki ukuran 4-5 cm dengan ujung posterior yang membulat. Memiliki bentuk oesophagus yang khas (Schistosoma oesophagus). 3. Ancylostoma Duodenale dan Necator Americanus ( Cacing Tambang )
Cacing ini berbentuk silindris dan
berwarna putih keabuan. Cacing dewasa jantan berukuran 8 sampai 11 mm sedangkan betina berukurang 10 sampai 13 mm. Bentuk badan N.americanus biasanya menyerupai huruf S sedangkan A.duodenale menyerupai huruf C. Necator americanus lebih berbahaya dari Ancylostoma duodenale. 4. Enterobius Vermicularis (Cacing Kremi) Cacing kremi adalah cacing parasit kecil yang menjangkiti usus besar manusia. Cacing ini bisa terlihat pada sekitar lubang anus atau di tinja penderita. Cacing, yang rata-rata memiliki panjang tubuh 5 sampai 13 milimeter ini, biasanya menaruh telur-telurnya pada lipatan kulit di sekeliling anus pada saat penderita sedang tertidur. 5. Taeniasis (Cacing pita) Cacing pita juga dikenal dengan nama cestodes. Tubuhnya bertekstur rata, menyerupai pita dan memiliki ruas-ruas pada tubuhnya. Panjang cacing pita dewasa bisa mencapai 9 meter. Mengonsumsi makanan atau air yang mengandung larva atau telur cacing pita merupakan penyebab terjadinya infeksi cacing pita. • Tidak nafsu makan • Lemas • Mual Muntah • Nyeri perut • Diare atau tinja berdarah • Batuk kering • Terlihat pucat • Mudah mengantuk 1. Meminum air mentah 2. Tidak memakai alas kaki 3. Makanan 4. Kurang memelihara kebersihan 5. BAB di sembarang tempat 6. Lingkungan yang kotor • Cacing masuk ke dalam tubuh manusia lewat makanan atau minuman yang tercemar telur-telur cacing. Umumnya, cacing perut memilih tinggal di usus halus yang banyak berisi makanan. Meski ada juga yang tinggal di usus besar. Penularan penyakit cacing dapat lewat berbagai cara, telur cacing bisa masuk dan tinggal dalam tubuh manusia. Ia bisa masuk lewat makanan atau minuman yang dimasak menggunakan air yang tercemar. Jika air yang telah tercemar itu dipakai untuk menyirami tanaman, telur-telur itu naik ke darat. Begitu air mengering, mereka menempel pada butiran debu. Telur yang menumpang pada debu itu bisa menempel pada makanan dan minuman yang dijajakan di pinggir jalan atau terbang ke tempat-tempat yang sering dipegang manusia. Mereka juga bisa berpindah dari satu tangan ke tangan lain. Setelah masuk ke dalam usus manusia, cacing akan berkembang biak, membentuk koloni dan menyerap habis sari-sari makanan. Cacing mencuri zat gizi, termasuk protein untuk membangun otak. • Kurang gizi bahkan gizi buruk, • Anemia, • IQ menurun, • Lemas tak bergairah, • Mengantuk, mudah lelah dan rewel, • Malas beraktivitas, • Berat badan rendah, • Mengganggu pertumbuhan. • Menurunkan kualitas sumber daya manusia, • Sering menguap dan lebih senang tidur bermalas-malasan. • Menurunkan daya tahan tubuh, • Gangguan saluran pencernaan, • Penurunan kemampuan belajar pada anak, • Cacing itu bisa menginfeksi sampai kejaringan otak, Pencegahan • Cuci tangan dengan sabun, setelah BAB, setelah mencebok anak, sebelum menyiapkan makanan, sebelum makan, sebelum tidur. • Minum air bersih dan air yang sudah direbus. • Memasak makanan (terutama ikan dan daging) sampai matang. • Buang air besar dijamban. Tidak disembarang tempat. • Menjaga kebersihan makanan dari lalat dengan menutupnya memakai tudung saji. • Memakai alas kaki/ sandal/ sepatu. • Potong kuku jari tangan dan kaki secara rutin. • Menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah. • Pastikan jarak jamban dengan sumber air pada angka 10 meter atau lebih. • Tidak jajan sembarang. • Mengikuti terapi obat cacing sekali enam bulan atau sekali setahun. Diagnosa 1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder terhadap diare. 2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan spasme otot polos sekunder akibat migrasi parasit di lambung. 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan muntah. 4. Hipertermi berhubungan dengan penurunan sirkulasi sekunder terhadap dehidrasi 5. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan inflamasi antara dermal – epidermal sekunder akibat cacing gelang.