You are on page 1of 16

MIGRASI

Dr. Demsa Simbolon, SKM, MKM


 Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan
untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati
batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional). Dengan kata lain,
migrasi diartikan sebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah
(negara) lain.
 Jenis migrasi adalah pengelompokan migrasi
berdasarkan dua dimensi penting dalam analisis migrasi,
yaitu dimensi ruang/daerah (spasial) dan dimensi waktu.
 Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk
dari suatu negara ke negara lain. Migrasi internasional
merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang.
 Migrasi internal adalah perpindahan penduduk yang
terjadi dalam satu negara, misalnya antarpropinsi,
antarkota/kabupaten, migrasi dari wilayah perdesaan ke
wilayah perkotaan atau satuan administratif lainnya yang
lebih rendah daripada tingkat kabupaten/kota, seperti
kecamatan dan kelurahan/desa. Migrasi internal
merupakan jenis migrasi yang memuat dimensi ruang.
 Migran menurut dimensi waktu adalah orang yang
berpindah ke tempat lain dengan tujuan untuk menetap
dalam waktu enam bulan atau lebih.
 Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang
yang berpindah tempat tetapi tidak bermaksud menetap
di tempat tujuan. Migran sikuler biasanya adalah orang
yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan
tempat asalnya seperti tukang becak, kuli bangunan, dan
pengusaha warung tegal, yang sehari-harinya mencari
nafkah di kota dan pulang ke kampungnya setiap bulan
atau beberapa bulan sekali.
 Migran ulang-alik (commuter) adalah
orang yang pergi meninggalkan tempat
tinggalnya secara teratur, (misal setiap
hari atau setiap minggu), pergi ke tempat
lain untuk bekerja, berdagang, sekolah,
atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan
pulang ke tempat asalnya secara teratur
pula (missal pada sore atau malam hari
atau pada akhir minggu). Migran ulang-alik
biasanya menyebabkan jumlah penduduk
di tempat tujuan lebih banyak pada waktu
tertentu, misalnya pada siang hari.
Kriteria Migran
 Migran seumur hidup (life time migrant) adalah
orang yang tempat tinggalnya pada saat
pengumpulan data berbeda dengan tempa tinggalnya
pada waktu lahir.
 Migran risen (recent migrant) adalah orang
tempat tinggalnya pada saat pengumpulan
data berbeda dengan tempat tinggalnya pada waktu
lima tahun sebelumnya.
 Migran total (total migrant) adalah orang yang
pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda
dengan tempat tinggal pada waktu pengunpulan
data.
Faktor-faktor pendorong (push
factor) migrasi:
 Makin berkurangnya sumber-sumber kehidupan
seperti menurunnya daya dukung lingkungan,
menurunnya permintaan atas barang-barang tertentu
yang bahan bakunya makin susah diperoleh seperti
hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian.
 Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal
(misalnya tanah untuk pertanian di wilayah
perdesaan yang makin menyempit).
 Adanya tekanan-tekanan seperti politik, agama, dan
suku, sehingga mengganggu hak asasi penduduk di
daerah asal.
 Alasan pendidikan, pekerjaan atau perkawinan.
 Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa
bumi, tsunami, musim kemarau panjang atau adanya
wabah penyakit.
Faktor-faktor penarik (pull
factor) migrasi:
 Adanya harapan akan memperoleh kesempatan
untuk memperbaikan taraf hidup.
 Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan
yang lebih baik.
 Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang
menyenangkan, misalnya iklim, perumahan, sekolah
dan fasilitas-fasilitas publik lainnya.
 Adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, tempat-
tempat hiburan, pusat kebudayaan sebagai daya
tarik bagi orang-orang daerah lain untuk bermukim
di kota besar.
MIGRASI ANTAR KABUPATEN/KOTA

 Kegunaan: Ukuran-ukuran migrasi ini bermanfaat untuk


mengetahui apakah suatu kabupaten/kota merupakan
daerah yang memiliki daya tarik bagi penduduk wilayah
sekitarnya atau wilayah lainnya. Dapat juga ditentukan
apakah suatu kabupaten/kota merupakan wilayah yang
tidak disenangi untuk dijadikan tempat tinggal. Dengan
kata lain kabupaten/kota ini memiliki daya dorong bagi
penduduknya untuk pergi meninggalkan daerah tersebut.
 Kabupaten/kota yang memiliki daya tarik bagi penduduk
wilayah sekitarnya biasanya memiliki angka migrasi neto
yang positif. Artinya, jumlah penduduk yang masuk lebih
banyak daripada jumlah penduduk yang keluar.
 Kabupaten/kota yang kurang disenangi oleh penduduknya
akibat kelangkaan sumberdaya misalnya, biasanya
memiliki angka migrasi neto yang negatif, yang berarti
jumlah penduduk yang keluar lebih banyak daripada
jumlah migran yang masuk
Indikator Migrasi
 Angka migrasi masuk (mi), yang menunjukkan
banyaknya migran yang masuk per 1000
penduduk di suatu kabupaten/kota tujuan
dalam satu tahun.
 Angka migrasi keluar (mo), yang menunjukkan
banyaknya migran yang keluar dari suatu
kabupaten/kota per 1000 penduduk di
kabupaten/kota asal dalam satu tahun.
 Angka migrasi neto (mn), yaitu selisih
banyaknya migran masuk dan migrant keluar ke
dan dari suatu kabupaten/kota per 1000
penduduk dalam satu tahun.
Migrasi Masuk (Mi):

Keterangan:

Mi = Angka Migrasi Risen Masuk


InMig = Jumlah penduduk yang masuk ke suatu
kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan

P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode


yang sama
Migrasi Keluar (Mo):

Mo = Angka Migrasi Risen Keluar


OutMig = Jumlah penduduk yang keluar dari suatu
kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan

P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode yang


sama
Migrasi Neto (Mn):

OutMig = Jumlah penduduk yang keluar dari suatu


kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan
InMig = Jumlah penduduk yang masuk ke suatu
kabupaten/kota selama satu periode
pengamatan

P = Jumlah penduduk pada pertengahan periode


yang sama
MIGRASI DESA-KOTA
 Migrasi Desa - Kota adalah gejala
berpindahnya penduduk yang berasal dari
suatu daerah yang bersifat perdesaan
menuju daerah lain yang bersifat perkotaan
 Angka migrasi dari perdesaan ke perkotaan
dihitung dengan melihat persentase migran
yang masuk ke suatu wilayah perkotaan
yang berasal dari daerah perdesaan di
wilayah lain
Kegunaan
 menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan
perpindahan tersebut. Demikian juga perlu diketahui
konsekuensi ditinggalkannya daerah-daerah
perdesaan oleh para migran terutama yang berusia
produktif.
 Indikator ini juga bermanfaat untuk bahan masukan
dalam perencanaan wilayah terutama berkaitan
dengan kesenjangan perdesaan-perkotaan, utamanya
pada aspek ketenagakerjaan, penciptaan lapangan
kerja, distribusi pendapatan, pendidikan, dan
keamanan.
Cara Menghitung
 Indikator migran desa/kota ini ditunjukkan
oleh persentase migran yang berasal dari
perdesaan menuju suatu perkotaan terhadap
jumlah migran di perkotaan tersebut

 %Migru = Persentase migrasi dari perdesaan ke


perkotaan
 Migru = Jumlah migran dari perdesaan ke
perkotaan
 Miguu = Jumlah migran dari perkotaan ke
perkotaan
MIGRASI INTERNASIONAL
 Migrasi internasional adalah migrasi yang melewati
batas politik antar negara. Batas politik ini sangat
dinamis tergantung kepada konstelasi politik global
yang ada.
 Contoh: Orang yang pergi ke Timor Leste pada saat
ini dikatakan sebagai migran internasional. Padahal
ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari
Indonesia, pelaku mobilitas tersebut tidak dikatakan
sebagai migrant internasional, melainkan migran
internal.
 Seperti juga pada definisi migran internal, seseorang
dikatakan migran internasional jika ia tinggal di
negara tujuan selama 6 bulan atau lebih atau berniat
tinggal 6 bulan atau lebih.

You might also like