Professional Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. H. Soeroto, Sp.F (K) ,S.H
Penyebab Trauma
Keracunan
alamiah mekanik
• Penyebab asfiksia • Ditimbulkan oleh
• Penyakit mekanik bahan-bahan
yang • Trauma yang racun
diderita mengakibatkan
emboli udara vena,
emboli lemak,
pneumotoraks
bilateral; sumbatan
atau halangan pada
saluran napas
Jenis-jenis Asfiksia Mekanik
Pembekapan (smothering).
Penyumbatan saluran napas (gagging dan choking).
Tekanan di daerah leher.
Pengaruh berat badan: mati gantung (hanging).
Tenaga dari luar: penjeratan (strangulation).
pencekikan (throttling).
Tersumbat oleh cairan: tenggelam (drowning).
Gangguan gerakan pernafasan (asfiksia traumatik).
Sufokasi (suffocation).
Secara patofisiologi, menurut
Gordon dibedakan
4 bentuk asfiksia:
Anoksia
anoksik
Anoksia Anoksia
histotoksik anemik
Anoksia
stagnant
1. ANOKSIA ANOKSIK
O2 tidak dapat masuk ke dalam paru-paru
Penyebab :
Tardieu’s
spot Buih halus
Sianosis
(Petechial sukar pecah
hemorrages)
PEMERIKSAAN JENAZAH
PEMERIKSAAN LUAR PEMERIKSAAN DALAM
Sianosis pada bibir, ujung- Darah berwarna lebih gelap dan
ujung jari tangan & kaki. lebih encer, karena fibrinolisin darah
Pembendungan sistemik yang meningkat paska kematian.
maupun pulmoner dan dilatasi Busa halus di dalam saluran
jantung kanan. pernapasan.
Warna lebam mayat merah- Pembendungan sirkulasi pada
kebiruan gelap dan terbentuk seluruh organ dalam tubuh
lebih cepat. sehingga menjadi lebih berat,
Terdapat busa halus pada berwarna lebih gelap dan pada
hidung dan mulut, kadang- pengirisan banyak mengeluarkan
kadang bercampur darah darah.
akibat pecahnya kapiler. Petekie.
Gambaran pembendungan Edema paru sering terjadi pada
pada mata berupa pelebaran kematian yang berhubungan
pembuluh darah konjungtiva dengan hipoksia.
bulbi dan palpebra. Kelainan-kelainan yang
berhubungan dengan kekerasan.
Jenis-jenis Asfiksia
1. Pembekapan
Penutupan saluran napas bagian luar.
Alat-alat: telapak tangan, kain, handuk, bantal, kasur,
atau plester lebar.
Tanda: luka memar atau lecet pada lubang hidung dan
mulut.
Dapat tidak dijumpai tanda-tanda kekerasan bila
menggunakan bahan halus.
2. Penyumbatan saluran napas
Gagging: sumbatan pada orofaring.
Choking: sumbatan pada laringofaring.
Penyebab:
Tertelan permen atau kacang.
Penyumpalan mulut dengan kain, kertas,
atau tisu
Tanda: benda asing pada saluran napas
dan luka pada saluran napas akibat
benda asing.
3. Mati gantung
Suatu strangulasi berupa tekanan pada leher akibat adanya jeratan
yang menjadi erat oleh berat badan korban.
Alat: tali, kain, atau dasi
Pemeriksaan luar:
Bekas jeratan berparit, seperti v terbalik, tidak bersambung, terletak di
bagian atas leher, warna kecoklatan, dan kering seperti kertas perkamen.
Luka lecet.
Leher sedikit memanjang dengan bekas jeratan di leher.
Ada garis ludah di pinggir salah satu sudut mulut.
Pemeriksaan dalam:
Resapan darah pada jeratan, pangkal tenggorokan dan esofagus.
Tanda-tanda pembendungan.
Perdarahan berupa garis yang letaknya melintang pada tunika intima dari
arteri karotis interna, setentang dengan tekanan tali pada leher.
4. Penjeratan
Keadaan udara terhalang masuk ke saluran pernapasan akibat tenaga
luar.
Alat-alat: tali, ikat pinggang, rantai, kawat, kabel, atau kaos kaki.
Pemeriksaan luar:
Bekas jeratan di leher berwarna merah kecoklatan bersambung di bawah
atau setentang kartilago tiroid, lecet di sekitar jeratan, dan ada vesikel
halus.
Bila korban tetap terjerat, maka warna bekas jeratan kecoklatan seperti
kertas perkamen.
Tanda-tanda asfiksia sangat jelas (muka bengkak, membiru, mata melotot,
dan lidah menjulur).
Dapat dijumpai keluar feses dan urin.
Pemeriksaan dalam
Fraktur tulang krikoid dan tulang rawan trakea lainnya.
Mukosa laring dan trakea menebal kadang disertai perdarahan kecil.
Pembendungan paru-paru.
Tardieu’s spot.
5. Pencekikan
Penekanan leher dengan tangan yang menyebabkan dinding
saluran napas bagian atas tertekan dan terjadi penyempitan saluran
napas.
Pemeriksaan luar:
Banyak bekas kuku jari tangan pada leher korban.
Memar.
Pemeriksaan dalam:
Perdarahan otot bagian dalam leher.
Fraktur os hyoid dan lidah.
Pembendungan pada wajah dan kepala.
6. Tenggelam
Terhalangnya udara masuk ke dalam saluran pernapasan oleh
sumbatan cairan
Tenggelam dapat terjadi pada
Air tawar.
Air asin.
Pemeriksaan luar:
Tanda-tanda asfiksia.
Tangan menggenggam rumput atau kayu.
Washer woman’s hand.
Cutis anserina.
Kadang gigitan ikan dan binatang air lainnya.
Pemeriksaan dalam:
Lumpur, pasir halus, dan benda asing lainnya dalam mulut dan saluran
napas, lumen laring, trakea, dan bronkus.
Ada pitting oedem.
Esofagus dan lambung berisi cairan dan lumpur.
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan diatom: dijumpai 4 sampai 5 diatom per
lapangan pandang besar atau 10 sampai 20 per satu
sediaan.
Pemeriksaan darah: berat jenis dan kadar elektrolit
darah untuk menentukan jenis air tempat korban
tenggelam.
7. Asfiksia traumatik
Asfiksia yang terjadi akibat penekanan dari luar pada dinding dada
sehingga dada terfiksasi dan menimbulkan gangguan gerak
pernapasan.
Penyebab:
Korban tertimbun oleh pasir, tanah, runtuhan tembok.
Korban tergencet saat berdesakan.
Tanda postmortem:
Sianosis.
Pembendungan muka disertai petekie.
Edema konjungtiva.
Perdarahan subkonjungtiva.
Petekie pada leher, bokong, dan kaki.
8. Sufokasi
Sufokasi ialah asfiksia yang murni.
Sufokasi terjadi karena korban berada dalam ruangan kecil tertutup,
lemari es, kepala dimasukkan ke dalam kantong plastik tertutup yang
diikat di bagian leher, atau korban masuk selokan pengap.
9. Asfiksia akibat keracunan
Racun ialah zat yang bekerja pada tubuh secara kimiawi dan fisiologi
dalam dosis toksik menyebabkan gangguan kesehatan atau
mengakibatkan kematian.
Menurut sumber:
Racun tumbuhan.
Racun hewan.
Racun mineral.
Racun sintetik.
Menurut tempat :
Racun alam bebas.
Racun rumah tangga.
Racun pertanian.
Racun industri.
Racun farmasi.
Pemeriksaan luar:
Bau.
Pakaian.
Kelainan pada tempat masuk racun.
Kulit.
Rambut.
Kuku.
Sklera.
Pemeriksaan dalam:
Perdarahan kecil otak.
Lidah ternoda oleh warna tablet atau kapsul.
Esophagus mengalami regurgitasi, selaput lendir hiperemis.
Epiglotis, glotis mengalami hiperemi, edema, atau regurgitasi.
Pada paru, terjadi pembendungan akut, edema, atau emfisema akut.
Pada lambung dan usus 12 jari: bau, warna isi lambung, dan bahan-
bahan racun (tablet atau kapsul).
Jantung mengalami pelunakan, warna merah pucat atau coklat
kuning, dan pelebaran ventrikel;
Pada usus dijumpai tablet yang belum tercerna;
Degenerasi lemak atau nekrosis hati.
Pembendungan akut pada limpa.
Ginjal agak membesar, korteks membengkak, warna kelabu kuning.
Konsentrasi zat racun yang tinggi dalam urin.
Aspek Medikolegal