You are on page 1of 26

Asuhan keperawatan TB

Oleh : Obaja Heseem


Pengertian

 Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit akibat kuman


Mycobakterium tuberkculosis sistemis sehingga dapat mengenai semua
organ tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya
merupakan lokasi infeksi primer (Arif Mansjoer, 2000).
 Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
terutama meningen, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suzanne dan Brenda,
2001).
 Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang
parenkim paru (Smeltzer, 2001).
2. Etiologi

 tuberkulosis adalah batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat

dan sensitif terhadap panas dan sinar ultra violet, dengan ukuran panjang 1-

4 /um dan tebal 0,3 – 0,6/um. Yang tergolong kuman mycobakterium

tuberkulosis kompleks adalah:


• Mycobakterium tuberculosis
• Varian asian
• Varian african I
• Varian asfrican II
• Mycobakterium bovis
Lanjut....

Kelompok kuman mycobakterium tuberkulosis dan mycobakterial


othetan Tb (mott, atipyeal) adalah :

 Mycobacterium cansasli

 Mycobacterium avium

 Mycobacterium intra celulase

 Mycobacterium scrofulaceum

 Mycobacterium malma cerse

 Mycobacterium xenopi
Klasifikasi
a. Pembagian secara patologis :
Tuberkulosis primer ( Child hood tuberculosis ).
Tuberkulosis post primer ( Adult tuberculosis ).
b. Berdasarkan pemeriksaan dahak, TB Paru dibagi menjadi 2 yaitu :
Tuberkulosis Paru BTA positif.
Tuberkulosis Paru BTA negative
c. Pembagian secara aktifitas radiologis :
Tuberkulosis paru ( Koch pulmonal ) aktif.
Tuberkulosis non aktif .

Tuberkulosis quiesent ( batuk aktif yang mulai sembuh ).


Lanjut.....

d. Pembagian secara radiologis ( Luas lesi )

 Tuberculosis minimal, yaitu terdapatnya sebagian kecil infiltrat non kapitas pada
satu paru maupun kedua paru, tapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.

 Moderateli advanced tuberculosis, yaitu, adanya kapitas dengan diameter tidak


lebih dari 4 cm, jumlah infiltrat bayangan halus tidak lebih dari satu bagian paru.
Bila bayangannya kasar tidak lebih dari satu pertiga bagian satu paru.

 For advanced tuberculosis, yaitu terdapatnya infiltrat dan kapitas yang melebihi

keadaan pada moderateli advanced tuberculosis .


Patofisiologi

Penularan tuberculosis paru terjadi karena kuman dibersinkan atau dibatukkan keluar
menjadi droplet nuclei dalam udara. Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara
bebas selama 1-2 jam, tergantung pada ada tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang
buruk dan kelembaban. Dalam suasana lembab dan gelap kuman dapat tahan
selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Bila partikel infeksi ini terhisap oleh
orang sehat akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru. Partikel dapat masuk
ke alveolar bila ukurannya kurang dari 5 mikromilimeter..
Manifestasi Klinis

Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul
sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.

Ø Gejala sistemik/umum, antara lain sebagai berikut:


Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari
disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat
hilang timbul. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
Perasaan tidak enak (malaise), lemah.
• Ø Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan
sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan
kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”,
suara nafas melemah yang disertai sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai
dengan keluhan sakit dada.

• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang
pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di
atasnya.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan
disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam
tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang
• Ø Gejala khusus, antara lain sebagai berikut:
• Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru)
akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai
sesak.
• Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat
disertai dengan keluhan sakit dada.
• Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara
pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
• Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak)
dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya
adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-
kejang
Komplikasi
Menurut Depkes RI (2002), merupakan komplikasi yang dapat terjadi pada
penderita tuberculosis paru stadium lanjut yaitu :

 Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat


mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau karena
tersumbatnya jalan napas.

 Atelektasis (paru mengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus


akibat retraksi bronchial.

 Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan


jaringan ikat pada proses pemulihan atau reaktif) pada paru.

 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal
Pemeriksaan Diagnostik

a. Pemeriksaan Laboratorium

Kultur Sputum : Positif untuk Mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif


penyakit

Ziehl-Neelsen (pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk usapan cairan
darah) : Positif untuk basil asam-cepat.

• Tes kulit (Mantoux, potongan Vollmer) : Reaksi positif (area indurasi 10 mm atau
lebih be Anemia bila penyakit berjalan menahun

• Leukosit ringan dengan predominasi limfosit

• LED meningkat terutama pada fase akut umumnya nilai tersebut kembali normal
pada tahap penyembuhan.

• GDA : mungkin abnormal, tergantung lokasi, berat dan sisa kerusakan paru.

sar, terjadi 48-72 jam setelah injeksi intradcrmal antigen)


b. Radiologi

 Foto thorax : Infiltrasi lesi awal pada area paru atas simpanan kalsium lesi
sembuh primer atau efusi cairan perubahan menunjukan lebih luas TB dapat
termasuk rongga akan fibrosa. Perubahan mengindikasikanTB yang lebih berat
dapat mencakup area berlubang dan fibrous. Pada foto thorax tampak pada sisi
yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.

 Bronchografi : merupakan pemeriksaan khusus untuk melihat kerusakan


bronchus atau kerusakan paru karena TB.

 Gambaran radiologi lain yang sering menyertai TBC adalah penebalan pleura,
efusi pleura atau empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen
dipinggir paru atau pleura).
c. Pemeriksaan fungsi paru

 Penurunan kualitas vital, peningkatan ruang mati, peningkatan rasio udara


residu: kapasitas paru total dan penurunan saturasi oksigen sekunder
terhadap infiltrasi parenkim/fibrosis, kehilangan jaringan paru dan penyakit
pleural.
Pencegahan
• Imunisasi BCG pada anak balita, Vaksin BCG sebaiknya diberikan sejak anak
masih kecil agar terhindar dari penyakit tersebut.
• Bila ada yang dicurigai sebagai penderita TBC maka harus segera diobati
sampai tuntas agar tidak menjadi penyakit yang lebih berat dan terjadi
penularan.
• Jangan minum susu sapi mentah dan harus dimasak.
• Bagi penderita untuk tidak membuang ludah sembarangan.
• Pencegahan terhadap penyakit TBC dapat dilakukan dengan tidak melakukan
kontak udara dengan penderita, minum obat pencegah dengan dosis tinggi dan
hidup secara sehat. Terutama rumah harus baik ventilasi udaranya dimana sinar
matahari pagi masuk ke dalam rumah.
Penatalaksanaan

a. Farmakologi

• Terdapat 2 macam sifat/aktivitas obat terhadap tuberculosis , yaitu sebagai

berikut:

• Aktivitas bakterisid

• Disini obat bersifat membunuh kuman-kuman yang sedang tumbuh

(metabolismenya masih aktif). Aktivitas bakteriosid biasanya diukur

dengan kecepataan obat tersebut membunuh atau melenyapkan kuman

sehingga pada pembiakan akan didapatkan hasil yang negatif (2 bulan dari

permulaan pengobatan).
Adapun jenis obat yang dipakai adalah sebagai berikut :
– Obat Primer – Obat Sekunder
1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid
2. Rifampisin (R) 2. Protionamid
3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin
4. Streptomisin 4. Kanamisin
5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)
6. Tiasetazon
7. Viomisin
8. Kapreomisin
ASUHAN KEPERAWATAN PADA GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN (PARU)
PADA KLIEN Ny. “S” dengan TUBERCULOSIS PARU (TBC)
di RS PUSRI PALEMBANG TAHUN 2012

Identitas Klien:
Nama : Ny. “S”
Umur : 57 Tahun
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga (IRT)
Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Jln. Sultan Sharir
Diagnosa Medis
Medrec : 002757
Penanggung Jawab : Tn. “A”
Umur : 23 Tahun
Pendidikan : SMAPekerjaan
Status Pernikahan : Nikah
Hubungan dengan Klien : Menantu
Pengkajian
Alasan Utama Datang Ke Rumah Sakit
Klien mengatakan batuk berdarah dan sesak nafas.

Keluhan Utama Saat Pengkajian


Saat pengkajian klien mengalami sesak nafas dan batuk berdahak.

Riwayat Penyakit Saat Ini


± 3 hari sebelum masuk rumah sakit, klien mengeluh batuk berdarah dan sesak
nafas dengan frekuensi sering. Sputum yang dikeluarkan bercampur darah
dan buih.saat sesak klien mengeluh nyeri dibagian dada dan kesulitan untuk
tidur dengan KU lemah, TD 120/60 mmHg, Nadi 80/menit serta frekuensi
pernafasan 24/menit. Klien mengalami sesak jika beraktivitas berat.
Riwayat Kesehatan Lalu

± 5 bulan yang lalu klien pernah menderita penyakit yang sama.

Riwayat Kesehatan keluarga

± 2 Tahun yang lalu suami klien pernah menderita penyakit yang sama.

Riwayat Alergi Terhadap Pengobatan

Klien tidak pernah mengalami alergi terhadap pengobatan.


Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Compos Mentis
TTV
TD : 120/60 mmHg
Pols : 80/menit
Rr : 24/enit Suhu
TB : 150cm
BB : 41 Kg
Status Gizi
BB : 41 Kg
Tinggi : 150
BB Ideal : 49,9 Kg
Masalah Keperawatan : Tidak ada
3. Data Penunjang
Tanggal : 20 Februari 2012
NO Data Hasil Lab Nilai Normal

1 Sputum BTA + BTA -

2 Thrombosit 282.000 150.000 – 400.000

3 Leuksit 12.300 5.000 – 10.000

4 Hematokrit 32 40 – 50

5 Ureum 27 15 – 40

6 Kalium 3,7 3,5 – 5,0


Pengkajian Masalah Psokososio Dan Spiritual
Psikologis : Keluarga mengatakan bingung dengan keadaan klien, klien sering marah-marah

Sosial: Hubungan klien dengan keluarganya baik, hubungan klien dengan masyarakat

sekitar kurang baik sebab klien dijauhi masyarakat karena takut penyakit klien.

Spiritual : Klien beragama Islam. Sebelum masuk rumah sakit klien rajin sholat 5 waktu

Tetapi setelah klien dirawat di rumah sakit, klien tidak mampu sholat lagi.
ANALISA DATA

No Data Senjang Etiologi Masalah Keperawatan

1 DS : Tuberkulosis Bersihan jalan nafas


inshalasi droplet
· Pasien Bakteri mencapai
tidak efektif
mengatakan di alveolus
tenggorokanya ada
dahak
DO :
Bunyi nafas
Ronkhi
Basah Klien
tampak sesah
nafas
Secret
berbuih·
Rr : 24/mnt
N : 80/mnt
Secret : ada
2 DS : Nutrisi kurang dari
· Klien kebutuhan tubuh
mengatakan kurang
nafsu makan
DO
· Klien tampak
tidak menghabiskan
makanannya
· Ada sisa
makanan di piring
klien

3 DS:
· Klien
mengatakan badannya
lemas sehingga susah
beraktivitas
DO : Intoleransi aktivitas
· Klien tampak
memanggil keluarga
saat butuh sesuatu
· Klien tampak
lemas
4 DS : Cemas
· Klien mengatakan
sangat cemas tentang
penyakitnya

DO :
· Klien tampak
bingung
· Klien tampak
cemas
· Klien tampak
gelisah

You might also like