Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik Diagnostik PENGKAJIAN UMUM RIWAYAT KESEHATAN
Identitas Riwayat penyakit
Pekerjaan Riwayat pembedahan Persiapan Umum Riwayat penggunaan obat-obatan Informed Consent Riwayat alergi Formulir Checklist Kebiasaan merokok, alkohol & narkoba Pengkajian Nyeri Pengkajian Psikososiospritual Kecemasan Praoperatif Mengidentifikasi kekhawatiran pasien yg dpt menjadi beban langsung selama proses pembedahan Perasaan Mendeteksi perasaan pasien ttg pembedahan dari prilaku & perbuatannya. Konsep diri Meminta pasien megidentifikasi kekuatan & kelemahan dirinya Citra diri Perubahan citra tubuh yg pasien anggap akan terjadi akibat operasi Sumber koping Kemampuan pasien dalam mengatasi stres akibat pembedahan Kepercayaan spritual Pengetahuan, persepsi dan pemahaman PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK Keadaan Umum Skrining darah lengkap, Tanda-tanda vital elektrolit, koagulasi, Tingkat Kesadaran kreatinin, & urinalisis Menggunakan Glasgow Skrining tambahan Coma Scale (GCS) Sinar X Pengkajian Head to toe EKG MRI, CT Scan, USG Doppler, Echo, dll 1. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang pembedahan yg akan dilaksanakan & hasil akhir pascaoperatif 2. Koping individu tdk efektif b/d prognosis pembedahan, ancaman kehilangan organ a/ fungsi tubuh, ketidakmampuan menggali koping efektif 3. Kurang pengetahuan b/d kurang pengalaman ttg operasi, kesalahan informasi Diagnosa 1 Tujuan Dlm waktu 1x24 jam cemas berkurang atau hilang Kriteria Hasil Pasien menyatakan cemas berkurang Wajah pasien tampak rileks Intervensi Bantu pasien mengespresikan perasaan cemas, marah, kehilangan, dan takut Kaji tanda ansietas verbal dan non verbal Berikan lingkungan yg tenang Orientasikan pasien ttg prosedur & aktivitas yg diharapkan Berikan anti cemas sesuai indikasi, Misal Diazepam Diagnosa 2 Tujuan Dalam 1x24 jam pasien mampu mengembangkan koping yg positif Kriteria hasil Pasien kooperatif pd tiap intervensi Pasien mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi Intervensi Kaji perubahan gg persepsi & hubungan dgn derajat ketidakmampuannya Identifikasi arti pd kehilangan a/ disfungsi pd pasien Anjurkan pasien mengekspresikan perasaannya Dukung perilaku atau usaha seperti peningkatan minat a/ partisipasi dlm aktivitas rehabilitasi Rujuk pd ahli neuropsikologi & konseling bila ada indikasi Diagnosa 3 Tujuan Dalam 1x24 jam pengetahuan pasien & keluarga ttg pembedahan dpt terpenuhi Kriteria hasil Pasien & keluarga mengetahui jadwal pembedahan Pasien & keluarga bersedia & termotivasi u/ melakukan aturan a/ prosedur prabedah yg telah dijelaskan Intervensi Kaji tingkat pengetahuan & sumber informasi yg telah diterima Diskusikan jadwal dan lamanya pembedahan Lakukan pendidikan kesehatan praoperatif Informasikan persiapan pembedahan Ajarkan aktivitas pascaoperasi Ajarkan teknik manajemen nyeri Keabsahan pasien Jenis pembedahan Kamar operasi yg akan dimasuki Jenis anatesi yg akan digunakan Kelengkapan pemerikasaan diagnostik Kelengkapan sarana pembedahan 1. Kecemasan b/d suasana menjelang pembedahan 2. Resiko cedera b/d prosedur pramedikasi anastesi Diagnosa 1 Tujuan Kecemasan pasien teradaptasi Keriteria Hasil Pasien kooperatif terhadap intervensi prainduksi anastesi Intervensi Sambut pasien dg ramah & panggil pasien dg namanya Bantu pasien mengganti pakaian dg pakaian kamar bedah Beri lingkungan yg tenang Orientasikan pasien terhadap prosedur prainduksi Beri kesempatan kepada pasien mengungkapkan ansietasnya Diagnosa 2 Tujuan Ketidaktahuan prosedur pasien teradaptasi Keriteria Hasil Pasien kooperatif terhadap intervensi pramedikasi anastesi Persiapan prabedah dpt terlaksana secara optimal Intervensi Jelaskan prosedur rutin prabedah Periksa tanda-tanda vital prabedah Siapkan saran IV kateter & obat-obatan pramedikasi Lakukan pemasangan IV kateter & pertimbangan pemberian agen premedikasi Lakukan pengiriman pasien ke kamar operasi Lakukan pengaturan posisi saat pemindahan pasien yg tdk memerlukan anastesi dari brankar ke meja operasi Resiko Cedera Intraoperatif b/d prosedur Anastesi Umum Intervensi Tujuan Resiko cedera intra operatif sekunder dari intervensi anastesi umum tdk terjadi Kriteria Hasil Pasien kooperatif terhadap intervensi anastesi Pasien dapat menjadi tidak sadar sesuai tahapan anastesi umum Intervensi Kaji ulang identitas pasien Siapkan obat-obatan anastesi umum Siapkan alat intubasi endotrakeal Siapkan sarana pemantauan dasar Siapkan obat & peralatan emergensi Lakukan pemasangan stetoskop prekordial, manset tekanan darah, oksimetri, & pertahankan kelancaran IV kateter Kaji faktor yg merugikan selama pemberian anastesi intraoperatif Kaji adanya kelainan pada prosedur diagnostik Lakukan pemberian anastesi secara intravena Lakukan pemasangan selang endotrakheal, pemasangan oral airway, & kaji efektivitas jalan napas Lakukan pemberian napas bantuan, pemberian oksigen, pengisapan & pemberian anastesi inhalasi Lakukan pemantauan status kardiovaskular & respirasi selama pembedahan Lakukan pemberian caiaran & transfusi sesuai kondisi dan lamanya pembedahan serta kontrol keluaran urin Lakukan pemberian obat-obatan pemulih anastesi setelah pembedahan selesai Lakukan pembersihan jalan napas setelah pembedahan selesai dilaksanakan Menurut Potter (2006), anastesi regional dpt dilakukan dengan salah satu metode induksi berikut • Anastesi disuntikkan kedalam saraf (Mis, pleksus brakhialis pd lengan) • Blok suplai saraf ke tempat Blok saraf pembedahan
• Melakukan pungsi lumbal & memasukkan
anastesi lokal ke dalam caiaran serebrospinal pd ruang subaraknoid spinal Anastesi • Anastesi menyebar dari ujung prosesus Xifoideus Spinal ke bagian kaki • Obat anastesi disuntikkan kedalam ruang epidural diluar dura mater & kandungan anastesinya tdk sebesar anastesi spinal. Anastesi • Menyebabkan hilangnya sensasi di daerah vagina & Epidural perineum
• Obat anastesi diberikan secara lokal pada
dasar tulang belakang Anastesi • Mempengaruhi daerah pelvis dan kaki Kaudal Resiko cedera intraoperatif b/d prosedur anastesi regional Intervensi Tujuan Resiko cedera intraoperatif sekunder intervensi anatesi regional tdk terjadi Kriteria Hasil Pasien kooperatif terhadap intervensi anastesi Pengaruh anastesi regional optimal & pembedahan berjalan lancar Intervensi Kaji ulang identitas pasien Siapkan obat-obat anastesi regional Lakukan pemasangan infus Atur posisi pasien Disenfeksi area pungsi Lakukan pemberian oksigen Lakukan pemantauan status kardiovaskular & respirasi selama pembedahan akibat efek samping dari anastesi spinal 1. Resiko cedera intraoperatif b/d pengaturan posisi bedah, prosedur invasif bedah 2. Resiko infeksi intraoperatif b/d adanya port de entree prosedur bedah, penurunan imunitasefek anastesi Diagnosa 1 Tujuan Resiko cedera intaraoperatif sekunder pengaturan posisi bedah, prosedur invasif bedah tdk terjadi Kriteria hasil Tidak terjadi gg hemodinamik akibat perdarahan serius selama intraoperatif Tidak ditemukan cedera tekan & cedera listrik Perhitungan instrumen sesuai dg jumlah yg dikeluarkan Intervensi Kaji ulang identitas pasien Lakukan manajemen kamar operasi Siapkan kamar bedah yg sesuai dg jenis pembedahan Siapkan meja badah & instrumen pelengkap sesuai jenis operasi Lakukan pemasangan kateter urine dg teknik steril Lakukan pengaturan posisi bedah Bantu ahli bedah pd saat dimulai insisi sampai penutupan jaringan Lakukan penutupan luka pembedahan Diagnosa 2 Tujuan Optimalisasi tindakan asepsis dpt dilaksanakan selama prosedur intrabedah Kriteria hasil Luka pascabedah tertutup dengan kasa Intervensi Kaji ulang identitas pasien & pemeriksaan diagnostik Siapkan sarana scrub Siapkan instrumen sesuai jenis pembedahan Lakukan manajemen asepsis prabedah Lakukan manajemen asepsis intraoperasi Lakukan penutupan luka pembedahan Pengkajian Awal Diagnosis medis & jenis pembedahan yg dilakukan Usia & kondisi umum pasien, kepatenan jalan napas dan tanda-tanda vital Anastesi dan medikasi lain yg digunakan Patologi yg dihadapi Cairan yang diberikan, kehilangan darah, dan pergantian Sistem Pernapasan Kontrol pernapasan Kepatenan jalan napas Status sirkulasi Respons TTV Respons perdarahan pascaoperatif Respons cedera sirkulasi Kontrol suhu Status neurologi Respons nyeri Genitourinari Sistem gastrointestinal Keseimbangan cairan dan elektrolit Integritas kulit, kondisi luka dan drainase 1. Resiko tinggi pola napas tdk efektif b/d penurunan kontrol pernapasan efek sekunder anatesi 2. Jalan napas tidak efektif b/d penurunan kontrol kepatenan jalan napas (lidah), penurunan kontrol batuk efektif & muntah efek sekunder anastesi, efek depresan dari medikasi & agen anastesi 3. Penurunan perfusi perifer b/d depresi mekanisme regulasi sirkulasi normal, perdarahan pascaoperatif, penurunan curah jantung, hipovolemia, pengumpulan darah perifer, & vasokonstriksi 4. Nyeri b/d cedera jaringan lunak bedah, kerusakan neuromuskolar pascabedah 5. Resiko cedera vaskular b/d cedera vaskular, pembentukan trombus pd ekstremitas, efek sekunder kompresi posisi bedah. 6. Konstipasi b/d penurunan motilitas lambung & usus selama periode intraoperatif 7. Perubahan eliminasi urin b/d penurunan aktivitas, efek medikasi, & penurunan masukan cairan 8. Hambatan mobilitas fisik b/d efek depresan dari anatesi, penurunan intoleransi aktivitas, & pembatasan aktivitas yg dianjurkan 9. Kerusakan integritas kulit b/d tempat insisi bedah dan drainase 10. Resiko terhadap infeksi b/d kerentanan terhadap invasif bakteri 11. Kecemasan b/d diagnosis pascaoperatif, kemungkinan perubahan gaya hidup, & perubahan dalam konsep diri 12. Ganggguan konsep diri b/d perubahan bentuk tubuh,kehilangan fungsi dan struktur organ pasca bedah. Diagnosa 1 Tujuan Pola napas kembali efektif & pasien mampu melakukan latihan pernapasan pasca bedah Kriteria hasil Frekuensi napas dlm batas normal (18-24x/’) Tidak menggunakan otot bantu napas Intervensi Kaji & monitor kontrol pernapasan Monitor frekuensi, irama, kedalaman, kesimetrisan gerakan dinding dada Pastikan fungsi pernapasan sudah optimal Instruksikan pasien u/ napas dalam Beri oksigen 3ltr/’ Diagnosa 2 Tujuan Mengefektifkan jalan napas Kriteria hasil Frekuensi napas dlm batas normal (18-24x/’) Tidak terdengar bunyi napas tambahan Intervensi Atur tempat pasien dgn dekatkan pada akses oksigen & suction Kaji & observasi jalan napas Pertahankan kepatenan jalan napas Atur posisi kepala u/ mempertahankan jalan napas Instruksikan pasien u/ melakukan batuk efekif Beri oksigen 3ltr/’ Diagnosa 4 Tujuan Dalam 1x24 jam nyeri berkurang atau teradaptasi Kriteria hasil TTV dlm batas normal Nyeri di skala 0 a/ 1 dari skala 0-4 Intervensi Kaji kemampuan kontrol nyeri Kaji skala nyeri Lakukan manajemen nyeri (Istirahatkan pasien, ajarkan teknik relaksasi, berikan lingkungan yg tenang,lakukan manajemen sentuhan & teknik stimulasi perkutaneus) Kolaborasi pemberian analgetik Diagnosa 6 Tujuan Dalam 3x24 jam fungsi peristaltik menjadi normal Kriteria hasil Peristaltik usus normal Pasien mampu BAB Intervensi Kaji kemampuan peristaltik setiap 4-8 jam Berikan asupan nutrisi & tingkatkan secara bertahap Lakukan & tingkatkan ambulasi dan latihan Pertahankan asupan cairan yg adekuat Kolaborasi pemberian obat supositoria Diagnosa 7 Tujuan Dalam 8-12 jam pasien mampu berkemih Kriteria hasil Pasien mampu berkemih secara spontan & tanpa bantuan selang kateter Intervensi Kaji kemampuan kontrol berkemih Bantu pasien u/ berkemih dlm posisi normal Monitor keinginan berkemih dari pasien Kaji adanya distensi kandung kemih Monitor asupan & keluaran cairan tiap 4 jam Kembalinya fungsi fisiologis pada seluruh sistem secara normal Tidak terjadi komplikasi pascabedah Pasien dpt beristirahat & memperoleh rasa nyaman Tidak terjadi luka operasi Hilangnya rasa cemas Meningkatnya konsep diri pasien