You are on page 1of 18

PRESENTASI KASUS

KASUS PANCAINDRA
REFRAKSI

Laporan kasus ini diajukan dalam rangka praktek dokter internsip sekaligus
sebagai bagian persyaratan menyelesaikan program internsip di
RSUD Kanjuruhan, Kepanjen, Malang

Diajukan kepada:
dr. Hendryk Kwandang, M.Kes (Pembimbing IGD dan Rawat Inap)
dr. Benediktus Setyo Untoro (Pembimbing Rawat Jalan)

Disusun oleh:
dr. Reza Faisal M

RSUD KANJURUHAN KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
2017
Pendahuluan
 Penyakit mata merupakan masalah kesehatan di dunia, terutama yang
menyebabkan kebutaan. Kelainan refraksi (0,14%) merupakan penyebab utama
kebutaan ketiga setelah katarak (0,78%) dan glaukoma (0,20%). Dari 153 juta
orang di dunia yang mengalami kelainan refraksi, delapan juta orang diantaranya
mengalami kebutaan.1,4
 Kelainan refraksi adalah keadaan bayangan tidak dibentuk pada retina, dimana
terjadi ketidakseimbangan sistem penglihatan pada mata sehingga menghasilkan
bayangan yang kabur. Sinar tidak dibiaskan tepat pada retina, tetapi tepat di
depan atau dibelakang retina dan atau tidak terletak pada satu titik fokus.
Kelainan refraksi dapat diakibatkan terjadinya kelainan kelengkungan kornea dan
lensa, perubahan indeks bias, dan kelainan panjang sumbu bola mata.4,7,8
 Kelainan refraksi dapat dengan mudah dideteksi, diobati dan dievaluasi dengan
pemberian kacamata. Setiap pasien wajib dilakukan pemeriksaan visus sebagai
bagian dari pemeriksaan fisik mata umum. pemeriksaan visus jarak jauh juga
harus dilakukan terhadap semua anak sedini mungkin setelah usia 3 tahun agar
terhindar dari resiko ambylopia.3,6,7
Laporan kasus
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. J
 Usia : 45 Tahum
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Pakisaji
 Agama : Islam
 Pekerjaan : IRT
 Register : 4419xx
 Tanggal Pemeriksaan : 22 Desember 201
 ANAMNESIS (Autoanamnesa)
 Keluhan Utama
Penglihatan kabur

 Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke Poli Mata RSUD Kanjuruhan Kepanjen mengeluh tajam
penglihatan kabur dan sakit kepala bila serasa lelah. Pasien mengatakan bila
melihat obyek jauh merasa tidak jelas, namun pada jarak dekat pasien jelas
melihat obyek. Untuk mengatasi keluhan ini pasien melakukan pemeriksaan diri
di optik kenalannya sehingga saat ini menggunakan alat bantu penglihatan
berupa kaca mata yang telah digunakan ± 1 tahun lebih. Selama menggunakan
kaca mata pasien merasa cukup terbantu karena penglihatan lebih jelas pada
obyek berjarak jauh, namun justru pada obyek yang dekat serasa kabur. Pasien
juga mengeluh saat membaca buku tidak terlalu jelas sehingga membacanya
agak menjauh sedikit biar jelas.
 Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi (-); Diabetes (-);
Mata merah dengan visus menurun (-); preeklampsia/eklampsia (-)
Riwayat Penyakit Keluarga:
Anggota keluarga kandung berkacamata (-)
Pemeriksaan Fisik (Tanggal 17 Januari 2017)

Status generalis Status Lokalis


 Compos mentis, GCS 456  VOS (0,5) Pinhole +
 Tekanan Darah = 120/80 mmHg
S – 1.00 (1.0) add + 150
 Nadi 80x/menit, Respirasi 14x/menit
 VOD (0,5 F) Pinhole +
 Kepala : ukuran noramal; Jejas (-); A-
/ I- / C- / D- ; JVP dbn. S – 1.00 C – 1.00 X 160o (1.0) add +150
 Thoraks :
 Jarak pupil 64/62
 Cor S1 S2 tunggal regular. Murmur (-).
 Ukuran Kaca Mata Lama
 Pulmo Rh -|- Wh -|-
 Abd : Supel, BU normal. Kanan S -1.00 ; Kiri S -1.00 C -1.00 X 140o
 Ekstremitas : dbn
 Diagnosis Kerja:
OD = myopia; OS = Astigmat myopia kompositus
ODS = presbiopia
Rencana Terapi
 Kacamata sebagai alat bantu penglihatan
Ukuran kacamata ::
Kanan  S – 1.00 add + 150
Kiri  S – 1.00 C – 1.00 X 160 o add + 150

Rencana Monitoring
 Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita merupakan kelainan ukurun bolamata
dan bentuk kornea serta faktor usia.
 Menjelaskan kepada pasien untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak Vit A seperti
sayur dan buah.
 Menjelaskan kepada pasien untuk selalu menggunakan kacamata agar tidak memperparah keluhan,
serta menjaga jarak baca dan penerangan yang baik.
 Menjelaskan kepada pasien untuk kembali kontrol apabila keluhan memburuk atau apabila tidak ada
keluhan harap kembali kontrol sekurangnya 1 tahun berikutnya.
Definisi
 Miopia merupakan kesalahan refraksi dengan berkas sinar memasuki mata yang
sejajar dengan sumbu optik dibawa ke fokus di depan retina, sebagai akibat bola
mata yang terlalu panjang atau peningkatan kekuatan daya refraksi media
mata.2,4,7,8
 Astigmatisme merupakan kondisi dimana sinar cahaya tidak direfraksikan dengan
sama pada semua meridian. Jika mata astigmatism melihat gambaran palang,
garis vertikal dan horizontalnya akan tampak terfokus tajam pada dua jarak
pandang yang berbeda. Mata astigmatisme bisa dianggap berbentuk seperti bola
sepak yang tidak memfokuskan sinar pada satu titik tapi banyak titik.
 Presbiopia adalah penglihatan di usia lanjut, merupakan perkembangan normal
yang berhubungan erat dengan usia lanjut dimana proses akomodasi yang
diperlukan untuk melihat dekat perlahan-lahan berkurang. Biasanya terjadi
diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang akan
membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopianya.
Epidemiologi
 PRESBIOPIA
Prevalensi presbiopia lebih tinggi pada populasi dengan usia harapan hidup yang tinggi.
Karena presbiopia berhubungan dengan usia, prevalensinya berhubungan lansung dengan
orang-orang lanjut usia dalam populasinya.
Walaupun sulit untuk melakukan perkiraan insiden presbiopia karena onsetnya yang
lambat, tetapi bisa dilihat bahwa insiden tertinggi presbiopia terjadi pada usia 42 hingga
44 tahun.
 ASTIGMATISME
5% dari pasien yang memakai kaca mata mempunyai kelainan astigmatisme. Sebanyak 3%
dari populasi mempunyai kelainan astigmatisme yang melebihi 3.00 D. Di Indonesia,
diperkirakan sebanyak 40 juta populasinya mempunyai kelainan astigmatisme. Tidak ada
perbedaan frekuensi terjadinya astigmatisme pada lelaki dan perempuan. Prevalensi
astigmatisme meningkat dengan usia.
 MIOPIA
Asia merupakan daerah yang memiliki prevalensi miopia yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan Amerika. Hasil survei yang dilakukan di Taiwan pada tahun 2000
mendapatkan prevalensi miopia pada siswa sekolah menengah ke atas sebesar 84%. Di
Singapura, kira-kira lebih dari 80% populasi dewasa menderita miopia.
Patofisiologi
MIOPIA
 ASTIGMAT
 PRESBIOPIA
Penatalaksanaan

 KACAMATA
 LENSA KONTAK
 OPERASI REFRAKSI
Pembahasan
TEORI KASUS

Pasien miopia akan melihat jelas bila dalam jarak pandang Ny.J 45 tahun datang ke Poli Mata RSUD Kanjuruhan Kepanjen

dekat dan melihat kabur apabila pandangan jauh. Penderita mengeluh tajam penglihatan kabur dan sakit kepala bila serasa

miopia akan mengeluh sakit kepala, sering disertai dengan juling lelah. Pasien mengatakan bila melihat obyek jauh merasa tidak

dan celah kelopak yang sempit. Selain itu, penderita miopia jelas, namun pada jarak dekat pasien jelas melihat obyek.

mempunyai kebiasaan mengernyitkan matanya untuk mencegah Untuk mengatasi keluhan ini pasien melakukan pemeriksaan diri di

aberasi sferis atau untuk mendapatkan efek pinhole (lubang kecil). optik kenalannya sehingga saat ini menggunakan alat bantu

Pasien miopia mempunyai pungtum remotum yang dekat sehingga penglihatan berupa kaca mata yang telah digunakan ± 1 tahun

mata selalu dalam keadaan konvergensi. Hal ini yang menimbulkan lebih. Selama menggunakan kaca mata pasien merasa cukup

keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, terbantu karena penglihatan lebih jelas pada obyek berjarak jauh,

maka penderita akan terlihat juling kedalam atau esotropia. namun justru pada obyek yang dekat serasa kabur.

Pasien juga mengeluh saat membaca buku tidak terlalu jelas

sehingga membacanya agak menjauh sedikit biar jelas.


Gejala-gejala dan Tanda-tanda Astigmat

1. Distorsi dari bagian-bagian lapang pandang

2. Tampak garis-garis vertikal, horizontal atau miring yang

kabur

3. Memegang bahan bacaan dekat dengan mata


VOS (0,5) pinhole +
4. Sakit kepala
S – 1.00 (1.0) add + 150
5. Mata berair
VOD (0,5 F) pinhole +
6. Kelelahan mata
S – 1.00 C – 1.00 X 160o (1.0) add +150
7. Memiringkan kepala untuk melihat dengan lebih jelas
Jarak pupil 64/62
Gejala-gejala dan Tanda-tanda Presbiop
Ukuran Kaca Mata Lama
1. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering
Kanan S -1.00 ; Kiri S -1.00 C -1.00 X 140o
terasa pedih. Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit

kepala jika membaca terlalu lama Diagnosis::


OD = myopia; OS = Astigmat myopia kompositus
2. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca karena
ODS = presbiopia
tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa

3. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama

di malam hari

4. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membaca

5. Terganggu secara emosional dan fisik


Terapi ::

Kacamata Terapi :: Kacamata

Lensa Kontak

Operasi refraksi
SELESAI

You might also like