You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN GANGGUAN


KOGNITIF ”DELIRIUM”

KELOMPOK 6 :
PENGERTIAN
• Kognitif adalah : Kemampuan berpikir dan
memberikan rasional, termasuk proses
mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan
memperhatikan. (Stuart and Sundeen, 1987.
Hal.612).
• Gangguan kognitif (cognitive impairment
disorders) disebabkan oleh kerusakan
neuron temporer atau permanent,
mengakibatkan tidak berfungsinya proses
kognitif (misalnya fungsi otak yang lebih
tinggi) yang meliputi memori, penalaran,
orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs
RENTANG RESPON
RESPON ADAPTIF RESPON MALADAPTIF
1. Pelupa
2. Kadang lupa
1. Berpikir 3. Kadang tidak dapat berpikir jernih
logis 4. Kadang salah persepsi
5. Kadang tidak dapat mengambil
2. Koheren keputusan
3. Rasional 6. Ketidakmampuan mengambil
4. Dapat keputusan
7. Inkoheren
mengambil 8. Disorientasi
keputusan 9. Kehilangan daya ingat
10. Tidak mampu memfokuskan
perhatian
11. Salah persepsi
KLASIFIKASI
• Demensia
Demensia adalah gangguan fungsi kognitif yang ditandai oleh
penurunan fungsi intelektual yang berat yang disertai kerusakan
daya ingat ; pemikiran abstrak dan daya nilai ; emosi dan
kepribadian (Stuart dan Laraia, 1998).

• Delirium
Delirium adalah fungsi kognitif yang kacau, ditandai dengan
kekacauan kesadaran yang meliputi salah persepsi dan perubahan
proses pikir (Stuart dan Laraia, 1998).
• Amnestik

Gangguan amnestik adalah gangguan kognitif yang dicirikan dengan


kerusakan memori yang parah dan ketidakmampuan untuk
mempelajari materi baru, dapat terjadi konfabulasi dan apatisme.
PROSES
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a. Faktor Predisposisi
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya gangguan kognitif adalah
1. Faktor usia
Degenerasi yang berhubungan dengan proses menua
2. Faktor neurobiologist
Gangguan suplay oksigen, glukosa, dan zat-zat makanan yang penting
untuk fungsi otak :
– ‘Arterioschlerotic vascular’ (sklerosis pada pembuluh darah arteri)
– ‘Transient ischemic attack’ (serangan iskemik singkat)
– Perdarahan otak
– Gangguan infark pada otak kecil
3. Penumpukan racun pada jaringan otak
4. Penyakit lever kronis
5. Penyakit ginjal kronis
6. Kekurangan vitamin (khususnya tiamin/B1)
7. Malnutrisi
8. Faktor genetic
7. Gangguan genetik
8. Selain itu, gangguan jiwa seperti skizophrenia, gangguan bipolar dan
depresi juga dapat mempengaruhi fungsi kognitif
b. Faktor presipitasi
• Hipoksia
• Gangguan metabolisme termasuk
hipertiroidisme, hipotiroidisme,
hipoglikemia, penyakit adrenal
• Racun pada otak
• Adanya perubahan struktur otak akibat
tumor atau trauma
• Stimulus lingkungan yang kurang atau
berlebihan yang mengakibatkan gangguan
sensoris
c. Mekanisme koping
Mekansime pertahanan yang sering digunakan
adalah regersi, denial dan kopensasi.
Biasanya mekanisme koping yang dipakai
berlebihan sebagai usaha individu untuk
beradaptasi terhadap kehilangan kemampuan
kognitif.
d. Perilaku
Rasa curiga, bermusuhan, depresi,
mencela/memaki dan menarik diri. Pada klien
delirium perilaku yang muncul adalah gelisah,
hipersomnolen, insomnis, hiperaktf, tremor,
depresi dan perilaku merusak diri.
Diagnosa Keperawatan
contoh masalah keperawatan yang mungkin terdapat pada gangguan kognitif adalah (Capernito,
1995) :
• Ansietas
• Koping individu tidak efektif
• Gangguan proses berpikir
• Ketakutan
• Isolasi social
• Risiko cedera
• Perubahan nutrisi ; kurang dari kebutuhan tubuh
• Konfusi akut/kronik
• Perubahan sensori/persepsi
• Kurang perawatan diri
• Gangguan pola tidur
• Risiko melakukan tindakan kekerasan pada diri sendiri/orang lain
• Kerusakan komunikasi
• Perubahan fungsi peran
• Risiko kerusakan integritas kulit
• Koping keluarga tidak efektif
• Contoh diagnosa keperawatan untuk klien gangguan kognitif adalah sebagai berikut :
• Kerusakan komunikasi berhubungan dengan perubahan proses piker
• Risiko mencedarai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan berhubungan dengan halusinasi
Tindakan Keperawatan
a. Jaga Keselamatan
• Lakukan tindakan kedaruratan sesuai kebutuhan,
misalnya aspirasi, cedera, kejang.
• Antisipasi lingkungan dapat membahayakan
pasien
• Minimalkan risiko masalahkardiovaskuler
(misalnya anemia, hipertensi, angina) dengan diet
yang tepat, medikasi, latihan fisik, dan istirahat.
• Pantau obat-oabatan dan interaksi obat, pastikan
dosis yang aman untuk klien lansia. Beri
perhatian khusus terhadap obat-obat
antikolinergik.
b. Respon terhadap deficit neurology
• Panggil klien dengan namanya dan perkenalkan diri anda
• Bantu memori klien dengan kalender, papan orientasi,
pengingat musiman, tanda-tanda dan label sesuai
kebutuhan
• Hindari tuntutan yang menimbulkan stres, dan batasi tugas
klien dalam mengambil keputusan
• Tawari aktivitas sesuai kemampuan klien
• Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social ;
dukung dan jaga martabat klien
• Jaga memnyetujui, memperkuat halusinasi, ilusi dan
waham
• Gunakan teknik mengingat untuk mendorong klien
menggunakan ingatan yang lebih utuh. Misalnya gunakan
album foto keluarga untuk menstimulasi ingatan
c. Hindari dan minimalkan reaksi katastropik
• Pertahankan konsistensi rutinitas
• Kurangi stimulus lingkungan bila klien cemas
• Jangan menyentuh klien atau mengadakan
pendekatan terlalu cepat bila klien mengalami
iritabilitas, agitasi atau curiga
• Pertahankan sikap tenang dan mendukung
bila klien beragitasi
d. Pertahankan tingkat fungsional klien untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari
• Tingkatkan keseimbangan antara isitirahat dan
aktivitas
• Bantu klien dalam beraktivitas
• Bantu klien toileting sesuai jadwal
• Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan
asupan cairan yang adekuat
Prinsip tindakan keperawatan pada
delirium adalah:
• Pengaturan cahaya lampu
• Orientasikan klien pada realita dengan menyebutkan nama klien maupun
perawat, waktu, dan tujuan tindakan setiap kali berinteraksi dengan klien
• Pastikan alat bantu pendengaran dan kaca mata berfungsi dengan baik
• Hindari untuk memegang, menjalankan tindakan keperawatan atau
mengubah posisi klien secara kasar
• Kurangi pemaksaan makanan
• Tinggikan kepala klien atau berikan posisi setengah duduk karena
halusinasi visual akan meningkat jika klien berada pada posisi terlentang
• Perkenalkan setiap objek dalam ruangan
• Sarankan anggota tim untuk bekerja sesuai dengan kondisi klien
• Berikan penugasan terhadap perawat yang sama untuk memberikan
asuhan keperawatan kepada klien
• Berikan kehangatan dan rasa aman
Prinsip tindakan keperawatan pada
delirium adalah:
• Pertahankan sikap empati dan tegas saat berhadapan dengan klien yang
berperilaku bermusuhan
• Sarankan untuk mengungkapkan perasaan secara verbal dan non verbal
• Berikan kegiatan yang sederhana dan bertujuan
• Lindungi klien dari situasi yang menuntut kemampuan intektual\Susun
jadwal pengobatan/tindakan keperawatan agar tidak mengganggu waktu
tidur dan makan
• Batasi pengobatan dan tindakan keperawatan, jadwalkan secara teratur
• Sediakan jam dan kalender harian yang cukup besar
• Beritahukan klien tentang perkembangan kondisinya
• Berikan kesempatan kepada klien untuk mengetahui/mengenal lingkungan
sesuai dengan kemampuannya
• Kenali faktor budaya yang mempengaruhi respons klien dan yang
mempengaruhi stimulus terhadap klien
Evaluasi Hasil
• Klien menunjukkan berkurangnya ansietas dan
bertambahnya rasa aman dalam lingkungan yang
terstruktur.
• Klien mempertahankan tingkat orientasi yang maksimal
sesuai kemampuannya.
• Klien mempertahankan kemampuan dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
• Klien menahan diri dari ekspresi perilaku yang tidak
disadari
• Anggota keluarga menggunakan semua pelayanan
bantuan dan sumber daya masyarakat yang tersedia

You might also like