secara bersamaan dalam kaitan malpraktek, yaitu kelalaian (Negligence) dan malpaktek (Malpractice) itu sendiri.
Kelalaian berarti melakukan Malpraktek
sesuatu di bawah standar yang merupakan istilah ditetapkan oleh aturan/hukum yang sangat umum atau melakukan tindakan- tindakan yang tidak beralasan sifatnya dan tidak dan berisiko melakukan selalu berkonotasi kesalahan yuridis. Jenis-Jenis Malpraktek Criminal Malpractice Criminal practice merupakan pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Civil Malpractice Civil Practice merupakan pelanggaran terhadap kode etik profesi. Seorang tenaga jasa akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagaimana yang telah disepakati (ingkar janji). Administrative Malpractice Tenaga jasa dikatakan telah melakukan administrative malpractice manakala orang tersebut telah melanggar hukum administrasi. Malpraktek Dalam Keperawatan Assessment Errors Adalah kesalahan penilaian dalam melakukan asuhan keperawatan Termasuk kegagalan mengumpulkan data atau informasi tentang pasien secara memadai atau kegagalan mengidentifikasi informasi yang diperlukan, seperti data hasil pemeriksaan laboratorium, tanda-tanda vital, atau keluhan pasien yang membutuhkan tindakan segera. Planning Errors Adalah kesalahan dalam melakukan perencanaan asuhan keperawatan Intervention Errors Adalah kesalahan dalam melakukan tindakan langsung terhadap pasien termasuk kegagalan menginterpretasikan dan melaksanakan tindakan kolaborasi, kegagalan melakukan asuhan keperawatan secara hati-hati, kegagalan mengikuti/mencatat order/pesan dari dokter atau dari penyelia. Kajian Etika Dan Hukum Terhadap Malpraktek Keperawatan Apabila terjadi malpraktek dalam bidang keperawatan maka secara umum kejadian malpraktek tersebut dapat ditinjau dari dasar hukum dan etika yang bersumber kepada Kode Etik Persatuan Perawat Nasional Indonesia, Undang- undang Keperawatan, dan Kitab undang-undang Hukum Pidana (KUHP). Upaya Pencegahan Malpraktek Kesadaran Diri (Self-Awareness) Beradaptasi Terhadap Tugas Yang Diemban Mengikuti Kebijakan Dan Prosedur Yang Ditetapkan Mengevaluasi Kebijakan Dan Prosedur Yang Berlaku Pendokumentasian Contoh Kasus Malpraktek Keperawatan Tn P usia 25 tahun masuk RS dengan keluhan lemas,pusing, mual, muntah dan BAB mencret selama 2 hari. Tn P di diagnosa medis GEA dengan dehidrasi sedang dan mendapat terapi cairan RL 2500 ml/hari. Selama dirawat pasien sering ke kamar mandi. Setelah 1 hari perawatan Tn P mengeluh nyeri pada daerah tusukan infus dan terlihat pada selang infus terdapat bekuan darah dan kasa penutup tampak kotor,basah dan terdapat darah yang kering. Perawat S datang dan menghampiri Tn P untuk memperbaiki selang infus yang terdapat darah dengan cara memutar selang infus dan memasukan bekuan darah. Selain itu perawat S tidak mengganti kasa infus dan hanya mengompres tempat infusan dengan alkohol 70%. Setelah 3 hari tangan pasien yang terdapat infus menjadi bengkak dan mengeluarkan nanah pada tusukan infus. Setelah dilakukan pemeriksaan Tn P di diagnosa infeksi daerah insersi infus dan harus dilakuakan tindakan insisi untuk mengeluarkan nanah. PEMBAHASAN DalamUU Keperawatan tahun 2014 Pasal 30 ayat 1 poin a “melakuakan pengkajian secara holistik”, poin b “menetapkan diagnosa keperawatan”,poin c “merencanakan tindakan keperawatan” yang menjelakan tentang tanggung jawab perawat terhadap klien (individu, keluarga dan masyarakat). Perawat S tersebut tidak melaksanakan tanggung jawabnya terhadap klien dengan tidak membuat rencana keperawatan perawatan pasien dengan terpasang infus. Selain itu Perawat S telah melakukan kelalaian yang mengakibatkan kerugian beruapa infeksi daerah infus terhadap klien. Selain itu Perawat S melanggar UU Keperawatan tahun 2014 pasal 38 tentang hak dan kewajiban klien poin c “ Klien mendapatkan pelayanan keperawatan sesuai dengan kode etik, standar pelayanan keperawatan, satandar profesi, standar prosedur operasional, dan ketentuan perundang- undangan yang berlaku’. Selain pasal tersebut diatas, perawat tersebut juga telah melanggar Pasal 54: Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) ditentukan oleh Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.