You are on page 1of 45

LAPORAN KASUS

Atonia Uteri
Oleh :
dr. Nadia Ghaisani Qumairi

Pendamping :
dr. Armon

Konsulen :
dr. Rizal Kurniawan Aritonang , Sp. OG
Penyebab: Dibagi:

Tonus Early PPH


≤24 jam PP
Trauma
Post Partum Late PPH
Haemorrhage >24 jam PP
Tissue Primer

Thrombin Sekunder

Perdarahan ≥500 mL (partus vaginal)


atau
≥1000 mL (SC)
 Perdarahan post partum atau Perdarahan pasca
persalinan adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml
melalui jalan lahir yang terjadi selama atau setelah
persalinan kala III, atau lebih dari 1000 mL melalui
persalinan dengan SC
 Perdarahan post partum merupakan penyebab utama
kematian maternal.
 Hal-hal yang menyebabkan perdarahan post partum :
 Tonus
 Trauma
 Tissue
 Thrombin
Perdarahan pascapersalinan dibagi menjadi :
1. Perdarahan pasca persalinan primer
2. Perdarahan pascapersalinan sekunder
 Statistik nasional mendeteksi 8%
kematian maternal disebabkan oleh
perdarahan post partum. American
College of Obstetricians and
Gynecologists memperkirakan 140,000
kematian maternal pertahun ataupun 1
perempuan meninggal tiap 4 menitnya
 Atonia uteri, atau ketidakmampuan
myometrium uteri untuk berkontraksi secara
efektif.
 Atoni uteri menyebabkan uterus dalam
kondisi yang relaksasi dan membuat otot
terhenti untuk berkontraksi secara teratur
 Atonia uteri ini merupakan penyebab
terbanyak dari perdarahan post partum
primer
 Faktor yang berhubungan dengan peregangan uterus yang berlebihan :
 Kehamilan ganda
 Polihidramnion
 Bayi macrosomia
 Faktor persalinan
 Induksi persalinan
 Partus lama
 Tindakan manual plasenta
 Penggunaan obat relaksasi uterus
 Anestesi dalam
 Magnesium sulfat
 Faktor intrinsik
 Riwayat perdarahan post partum sebelumnya
 Perdarahan antepartum
 Obesitas
 Umur > 35 thn
 Adanya peregangan yang berlebih atau
berkurangnya kerja reseptor oksitosin di
miometrium pasca persalinan menyebabkan
kontraksi uterus menurun atau disebut hipotonia
uteri, yang jika tidak tertangani akan jatuh
menjadi atonia uteri.
 Perdarahan pospartum secara fisiologis dikontrol
oleh kontraksi serabut-serabut miometrium yang
mengelilingi pembuluh darah yang
memvaskularisasi daerah implantasi plasenta.
Atonia uteri terjadi apabila serabut-serabut
miometrium tersebut tidak berkontraksi
 Perdarahan pervaginam
 Konsistensi rahim lunak
 Fundus uteri teraba diatas atau di
umbilikus
 Kontraksi uterus tidak ada
 Terdapat tanda-tanda syok
Masase fundus uteri
Segera sesudah plasenta lahir
(maksimal 15 detik)

Uterus kontraksi ? Ya Evaluasi rutin

Tidak

 Evaluasi / bersihkan bekuan darah


/ selaput ketuban
 Kompresi Bimanual Interna (KBI)
 maks. 5 menit

 Keluarkan tangan secara hati-hati stelah


Uterus kontraksi ? Ya 1-2 menit secara hati-hati
 Lakukan pengawasan kala IV
Tidak

 Ajarkan keluarga melakukan Kompresi


Bimanual Eksterna (KBE)
 Suntikan Methyl ergometrin 0,2 mg IM
 Pasang infus RL + 20 IU Oksitosin, 60gtt/i
 Lakukan lagi KBI/pasang tampon
uterovagina/kondom kateter
Uterus kontraksi ? Ya Pengawasan
kala IV
Tidak

 Persiapan untuk merujuk segera


 Lanjutkan pemberian cairan intravena: infus RL+ 20 IU diberikan
40gtt/I, dosis max: 6 flacon infus

Laparatomi: Ligasi arteri uterina


B-Lynch method Perdarahan Pertahankan
berhenti uterus

Perdarahan
berlanjut

Histerektomi
 Ligasi arteri uterina
 Ligasi arteri iliaka interna
 Teknik B-Lynch
 Histerektomi
 Prognosis bergantung pada jumlah darah
yang hilang (sesuai dengan rasio berat badan
pasien), komplikasi yang terjadi, dan
keberhasilan terapi.
 MANAJEMEN AKTIF KALA III
 Suntikan Oksitosin 10 IU im
 Peregangan Tali Pusat Terkendali
 Masase Uterus
OKSITOSIN METIL ERGOMETRIN MISOPROSTOL

Dosis awal IV: 20 IU/1 L infus Im/iv: 0,2 mg (pelan2) Oral 600 µg atau
elektrolit (60 tpm) rektal

Dosis IV: 20 IU/1 L infus Ulangi 0,2 mg (1 amp) 400 µg 2-4 jam
Pemeliharaan elektrolit (40 tpm) setelah 15 menit, bila setelah dosis awal
perlu 0,2 mg im/iv tiap
4 jam

Dosis Tidak lebih dari 6 5 ampul (1 mg) 1000 µg (5 tablet)


Maksimum plabot infus

Kontraindikasi / Tidak boleh bolus iv Preeklamsia, Asma


Perhatian Hipertensi, Nyeri
Penyakit jantung

23
 Nama : Ny. G
 Umur : 31 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Paritas : P2 A0
 Status Perkawinan : Sudah Menikah
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Suku : Melayu
 Agama : Islam
 Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan
 Telaah : Hal ini sudah dialami os sejak +/-
12 jam sebelum masuk RS. Warna: merah segar,
volume 2x ganti kain, darah bergumpal-gumpal.
Keluhan ini dialami os setelah melahirkan. Pasien
melahirkan anak kedua di rumah dengan di tolong
bidan, plasenta lahir lengkap. Mual dan muntah
dijumpai, dialami os sejak 1 jam SMRS dengan
frekuensi 1x, isi: air. Bayi lahir normal, langsung
menangis, perempuan, berat badan 3500 gram,
A/S:8/9.
 RPT :-
 RPO :-
Riwayat Haid :
 Menarche : 12 tahun
 Siklus Haid : 28 hari
 Lama Haid : 5 hari
 Volume : ganti pembalut 2x/hari
 Nyeri haid : (-)
Riwayat persalinan:
1. L, 2013, Aterm, PSP, 3000 gram, bidan, klinik,
sehat
2. P, 2018, Aterm, PSP, 3500 gram, bidan, rumah,
sehat
Darah dan Pucat Perdarahan : + (bergumpal
:
Pembuluh + dari kemaluan),
darah

ANAMNESIS FAMILI
Tidak ada riwayat keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
Keadaan Umum Keadaaan Penyakit
Sensorium : CM Pancaran Wajah : Lemah
Tekanan : 100/70 mmHg Sikap Paksa :-
Darah
Nadi : 120 x/i, reg, t/v cukup Reflek Fisiologis :+
Pernapasan : 22 x/i Reflek Patologis :-
Temperatur : 36.6C (axilla)
Anemia (+/+) Ikterus (-/-) Dispnu (-)
Sianosis (-) Edema (-/-) Purpura (-)
Turgor Kulit : Baik
Mata : Konjungtiva palp. inf. pucat
(+/+), sklera ikterik (-/-), pupil
isokor ki=ka, diameter ±3 mm,
reflex cahaya direk (+/+), indirek
(+/+)
Ektremitas: Akral dingin (+/+)
STATUS OBSTETRI
 Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal
 TFU : 1 jari atas umbilicus
 P/V : darah menggumpal
 Kontraksi : (+) lemah, kesan lembek
STATUS GINEKOLOGI
 Inspekulo : tampak stool cell (+) di introitus vagina,
dibersihkan dengan kasa, tampak portio terbuka.
Tampak gumpalan darah dari OUE, kesan darah tidak
mengalir aktif. Tidak tampak laserasi.
 Vaginal Touche: cervix terbuka, diameter:1 cm,
Sarung tangan: gumpalan darah (+)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 4.3 12 -15 gr/dl
Leukosit 9.52 4,5-10,5 x 103/ul
Eritrosit 1.64* 4,6 – 6, x 103/ul
Trombosit 134 150 – 450 x 103/ul
Hematokrit 12.9 40 - 54 %
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 0.0 0-6%
Basofil 0.3 0-2%
Neutrofil Segmen 82.2* 50 - 70 %
Limfosit 11.7 20 - 40 %
Monosit 5.8 2-8%
GDS 117 <200
Keadaan Umum : Keluar darah dari kemaluan
Telaah: Ny. G, P2 A0, Hal ini sudah dialami os sejak +/- 12 jam sebelum masuk
RS. Warna: merah segar, volume 2x ganti kain, darah bergumpal-
gumpal. Keluhan ini dialami os setelah melahirkan. Pasien melahirkan
anak kedua di rumah dengan di tolong bidan, plasenta lahir lengkap.
Mual dan muntah dijumpai, dialami os sejak 1 jam SMRS dengan
ANAMNESIS frekuensi 1x, isi: air
Riwayat Haid :
Menarche : 12 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 5 hari
Volume : ganti pembalut 2x/hari
Nyeri haid : (-)
Keadaan Umum : Sedang
STATUS
Keadaan Penyakit : Sedang
PRESENS
Keadaan Gizi : Baik
Vital Sign
TD : 100/70 mmHg RR: 22x/i
HR : 120 x/i, Temp : 36.6C
Akral Dingin
STATUS OBSTETRI
 Abdomen : Soepel, peristaltik (+) normal
 TFU : 1 jari atas umbilicus
PEMERIKSA
 P/V : darah menggumpal
AN FISIK
 Kontraksi : (+) lemah, kesan lembek
STATUS GINEKOLOGI
 Inspekulo : tampak stool cell (+) di
introitus vagina, dibersihkan dengan kasa, tampak portio terbuka. Tampak
gumpalan darah dari OUE, kesan darah tidak mengalir aktif. Tidak tampak
laserasi.
 Vaginal Touche: cervix terbuka, diameter: 1 cm, Sarung tangan: gumpalan darah (+)
LABORATORIU Darah: Hb; 4.3 g%, Eritrosit: 4.3 g/dL, Leukosit: 9.520 mm3, trombosit:
M RUTIN 134.000, Ht: 12.9%
1. PPH ec Atonia Uteri
DIAGNOSA 2. PPH ec Laserasi Jalan Lahir
BANDING 3. PPH ec Plasenta Rest
4. PPH ec Kelainan Faktor Pembekuan Darah
DIAGNOSA Post Partum Haemorhagic ec Atonia Uteri
SEMENTARA
Aktivitas : Tirah baring
Tindakan Suportif: IVFD RL + Sintocinon 10 IU 1 amp drip 20 gtt/I makro
Medikamentosa:
1. Inj. Sintocinon 10 IU 1 amp/IM
PENATALAKSA
2. Inj. Metergin 0.4 mg 1 amp/IM + 0.4 mg 1 amp/IV
NAAN
3. Inj. Ondandetron 4 mg/IV
4. Sitotex Rectal III
5. WB 2 bag
Pantau Keadaan Umum, lapor dr. Rizal, Sp. OG
Tanggal S O A P
12/02/18 Perdarahan Sens: Compos Mentis PPH ec Atonia  IVFD RL + Sintocinon 10
berkurang, TD: 87/54 mmHg, Uteri IU 1 amp drip 20 gtt/I
badan lemas HR: 110x/i makro
(+), mual (+), RR: 21 x/i  Inj. Sinto cinon 10 IU 1
muntah (-), T: 38o C amp/IM
pucat (+), Pemeriksaan Fisik:  Inj. Metergin 0.4 mg 1
Menggigil (+) Kontraksi Uterus (+) amp/ IM
meningkat  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12
Inspekulo: jam
Tampak stoll cell (+) di  Inj. Novalgin 1 gr/ 12
dinding depan portio, jam (K/P: T>38o C)
perdarahan  Paracetamol tab 500
berkurang, sisa stool mg 3x1 (T> 37.7o C)
cell sudah
dibersihkan.
13/02/18 Badan Lemas Sens: Compos Mentis PPH ec  IVFD RL + Sintocinon
(+), mual TD: 100/70 mmHg, Atonia Uteri 10 IU 1 amp drip 20
berkurang, HR: 110x/i gtt/I makro
demam (-) RR: 20 x/i  Inj. Ceftriaxone 1 gr/12
T: 37o C jam
 Inj. Novalgin 1 gr/ 12
USG: jam (K/P: T>38o C)
Ante flexi, sisa  Paracetamol tab 500
plasenta (-) mg 3x1 (T> 37.7o C)
Kesan: post psp, tidak
ada sisa plasenta dan
gumpalan darah
14/02/20 S: lemas Sens: Compos PPH ec  Rencana PBJ
18 berkurang, Mentis Atonia Uteri (15/02/2018)
mual TD: 110/60 mmHg,  Bionemi tab 1x1
berkurang, HR: 110x/i  Antasida tab 3x1
demam (-), RR: 20 x/i  Metergin 0.125 mg tab
nyeri lokal post T: 37o C 3x1
partum  Asam Mefenamat 500
Laboratorium mg tab 3x1
(14/02/2018)  Metronidazole 500 mg
Hb: 8.2 g/dL, tab 3x1
eritrosit: 2.79
juta/uL,
hematokrit: 22.7%,
leukosit: 7.160/uL,
trombosit
210.000/Ul
Teori Kasus
Gejala pada pasien perdarahan post partum Pasien datang dengan keluhan keluar darah
yang disebabkan atonia uteri, yaitu dari kemaluan, darah yang keluar
perdarahan pervaginam yang tidak menggumpal, keluhan muncul setelah os
merembes, darah keluar disertai gumpalan, melahirkan anak kedua di rumah dengan di
konsistensi uterus lunak, fundus uteri naik, tolong bidan, plasenta lahir lengkap. Mual dan
juga dijumpai adanya tanda-tanda syok. muntah dijumpai, dialami os sejak 1 jam SMRS
dengan frekuensi 1x, isi: air. Pada status
presens dijumpai TD: 100/70 mmHg, HR:
102x/I, akral dingin. Pada pemeriksaan fisik,
conjungtiva palpebral inferior tampak anemis.
Pada pemeriksaan obstetric dijumpai
kontraksi uterus lemah, rahim lunak, dengan
TFU 1 jari diatas umbilicus
Diagnosis atonia uteri tidak terdapat darah Pada pasien dilakukan pemeriksaan inspekulo
yang mengalir aktif yang merupakan tanda dan dijumpai stool cell di introitus vagina,
adanya sisa plasenta, kemudian tidak dibersihkan dengan kasa, tampak portio
dijumpai adanya laserasi jalan lahir yang terbuka, tampak gumpalan darah dari OUE,
juga menandakan perdarahan karena kesan darah tidak mengalir aktif, tidak tampak
trauma. laserasi.
.
Teori Kasus
Penyebab atonia uteri belum diketahui dengan Penyebab atonia uteri pada
pasti. Faktor predisposisi yang biasa dijumpai pasien ini tidak diketahui
pada atonia uteri, antara lain:
Faktor yang berhubungan dengan peregangan uterus
yang berlebihan :
• Kehamilan ganda
• Polihidramnion
• Bayi macrosomia
Faktor persalinan
• Induksi persalinan
• Partus lama
• Tindakan manual plasenta
Penggunaan obat relaksasi uterus
• Anestesi dalam
• Magnesium sulfat
Faktor intrinsik
• Riwayat perdarahan post partum sebelumnya
• Perdarahan antepartum
• Obesitas
• Umur > 35 thn
Teori Kasus
Penatalaksanaan atonia uteri ini sesuai yaitu Pasien diberikan penatalaksanaan IVFD
dengan resusitasi cairan, masase dan kompresi RL + Sintocinon 10 IU 1 amp drip 20 gtt/I
bimanual, pemberian uterotonika IV/ IM/ rectal, makro, Inj. Sintocinon 10 IU 1 amp/IM,
dan operatif. Inj. Metergin 0.4 mg 1 amp/IM + 0.4 mg 1
amp/IV, Inj. Ondansetron 4 mg/IV,
Sitotex Rectal III, Whole Blood 2 bag.

You might also like