You are on page 1of 31

Assalamu’alaikum Wr.

Wb
EKOLOGI HEWAN
Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Yogi Agung Tri Nugroho (1532220117)


Rini Amanda Ibtihal Alhaqqo
(1532220097)
Rizqi Safitri (1532220101)
Fifi (1532220121)
Tuti Patmawati (1532220131)

Pendidikan Biologi 3

Dosen Pembimbing : Fahmi Armanda, M. Pd


Badak di Indonesia

 Dari lima spesies badak yang tersisa di dunia, Indonesia adalah rumah
bagi dua badak Jawa dan badak Sumatera.

 Badak di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, yaitu


1. Badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus)
2. Badak bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis)

Dosen Pembimbing : Fahmi Armanda, M. Pd


Haii
Badak
bercula
Satu

Haii
Badak
bercula Dua
Klasifikasi Badak Sumatera

Secara taksonomi badak Sumatera diklasifikasikan sebagai berikut :


 Kingdom : Animalia
 Phylum : Chordata
 Kelas : Mammalia
 Ordo : Perissodactyla
 Famili : Rhinocerotidae
 Genus : Dicerorhinus
 Spesies : Dicerorhinus sumatrensis
Jenis Badak di Dunia

 Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)

 Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

 Badak India (Rhinoceros unicornis)

 Badak Hitam (Diceros bicornis longipes)

 Badak Putih (Ceratotherium simum)

Dosen Pembimbing : Fahmi Armanda, M. Pd


Badak Putih

Badak Sumatera

Badak jawa

Badak india Badak Hitam


Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis)

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) merupakan satu-satunya


badak Asia yang memiliki dua cula. Badak Sumatera juga dikenal sebagai
badak yang memiliki rambut terbanyak dibandingkan dengan spesies badak
yang lainnya sehingga sering disebut badak berambut (Hairy rhino).
Badak sumatera dewasa mengkonsumsi rata-rata 50 kilogram
dedaunan dan pepucukan tanaman yang berasal dari pohon-pohon muda,
rerantingan dan cabang-cabangan pohon yang rendah atau dari semak
belukar yang lebat. Badak ini kadang-kadang memakan batang dari
tanaman jahe, rotan dan palem.

Dosen Pembimbing : Fahmi Armanda, M. Pd


Lanjutan…

Ada empat aktivitas utama badak Sumatera yaitu berkubang, makan,


berjalan, dan tidur. Berkubang di lumpur merupakan aktivitas umum
semua badak. Aktivitas berkubang pada umumnya dilakukan satu sampai
dua kali sehari, dengan letak kubangan di daerah yang relatif sejuk dan
tersembunyi. Dalam membuat kubangan, badak biasanya berguling-guling
serta menggunakan badan dan kakinya untuk memperluas kubangan.
Ciri Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

Memiliki dua cula


Merupakan hewan nocturnal
Memiliki rambut
Memiliki telinga yang besar
Berwarna coklat ke abu-abuan atau kemerahan
Panjang tubuh baddak dewasa 2-3 meter
Tinggi 1-1,5 meter
Berat badan 600-950 kg
Panjang cula biasanya berkisar antara 25-80 cm
 Cula belakang biasanya lebih pendek dibanding dengan cula depan yakni
10 cm
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

Perilaku merupakan suatu reaksi dan aksi yang dilakukan oleh setiap
makhluk hidup, baik dalam waktu tertentu atau dilakukan secara berulang
sebagai suatu proses penyesuaian diri terhadap lingkungan. Adapun
beberapa perilaku badak ialah sebagai berikut
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

1. Loccomotor

Loccomotor merupakan pergerakan tubuh atau anggota tubuh yang


menyertai perilaku lain dari badak. Beberapa perilaku yang termasuk
loccomotor, diantaranya: Walk foreward, Walk backforeward,
Gallop/slow running, Head movement, Ear movement, Raound, Standing
still, Sitting, Resting dan Menguap
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

2. Wallowing

Wallowing adalah semua aktivitas badak saat berada di kubangan, hal


ini bisa diamati dari badak mulai masuk ke dalam kubangan sampai dengan
badak tersebut keluar dari kubangan. Ada beberapa perilaku yang
dilakukan badak saat berada dikubangan seperti perilkau Rolling dan
Rubbing. Perilaku Rolling merupakan perilaku badak saat mengguling-
gulingkan badannya dengan maksud melumuri seluruh bagian tubuhnya
dengan lumpur.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

3. Agretion

Agretion merupakan suatu reaksi badak terhadap gangguan atau bahaya


yang ada disekelilingnya. Adapun beberapa perilaku agretion seperti
standing ground (berdiri waspada), Attack/Charge (perilaku mendekat,
menyerang atau menyentuh sumber gangguan) dan pleeing (aktivitas badak
menjauh atau menghindar dari sumber gangguan).
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

4. Rubbing

Rubbing adalah perilaku badak menggesekkan bagian tubuhnya kepada


benda yang ada didekatnya, yang mana hal ini bertujuan untuk
menghilangkan rasa gatal. Rubbing bisa dilakukan pada bagian cula (Horn
rubbing), leher (Neck rubbing), wajah (Face rubbing), pundak (Shoulder
rubbing), pinggul (Bottom rubbing), kaki (Foot rubbingi).
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

5. Social

Badak merupakan makhluk penyendiri (soliter), akan tetapi dalam


waktu dan kodisi tertentu badak bisa hidup dan melakukan aktifitas secara
bersama-sama dalam kelompok yang kecil misalnya saat mengasuh anak
dan saat musim kawin. Saat memenuhi kebutuhan yang sama seperti
berkubang dalam waktu yang sama, badak juga bisa menggunakan ruang
secara bersama dengan yang lainnya dan tidak menguasai daerah tertentu.
Akan tetapi hal ini baru ditemukan hanya sesama badak dan belum pernah
ditemukan dengan individu lain.
Berikut beberapa perilaku badak dalam berinteraksi dengan sesama
individu badak:
Guarding, Phisical contact, dan Sound communication.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

6. Feeding (Konsumsi)

Konsumsi merupakan perilaku bada dalam memenuhi kebutuhan


hidup berupa makan, minum penggaraman dan mencium aroma dari
makanan dan minuman sebelum dia konsumsi. Badak menyukai beberapa
macam makanan meliputi daun, ranting, buah-buahan dan bambu. Badak
biasanya makan pada malam, pagi dan sore hari tetapi waktu makan yang
benar-benar dilakukan adalah waktu malam dan pagi hari.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

7. Depekasi

Selain akhir dari suatu proses pencernaan depekasi (buang kotoran)


juga digunakan sebagai penanda teritorial wilayah suatu individu pada
wilayah tertentu yang pernah dia lalui. Untuk memberi tanda batas wilayah
kekuasaan tersebut, badak Sumatera mencakar-cakar kotoran dengan kaki
belakang setelah defekasi dan kepala menyibak-nyibak ke semak belukar
dan culanya memilin pohon-pohon kecil. Kondisi tempat depekasi paling
sering temukan didaerah tertutup, bahkan ada suatu kebiasaan pada badak
tertentu menimbun kotorannya hal ini mungkin dilakukan untuk
menghilangkan jejak dari predator, akan tetapi tidak semua badak
berperilaku demikian.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

8. Urinasi

Urinasi merupakan perilaku badak dalam buang air kecil. Urine pada
badak berwarna merah muda sampai dengan merah tua dan berbau sedang
sampai menyengat. Pada badak betina air kencing menyengat dan berada
pada jalur overlap bisa dijadikan pertanda bahwa dia dalam kondisi siap
dikawini hal ini bertujuan untuk memancing sang jantan mengikutinya.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

9. Sex/ Meeting

Badak sumatera mengalami kematangan organ reproduksi dimulai pada


saat usianya mencapai 7 (tujuh) atau 8 (delapan) tahun dengan batas usia
dapat mencapai 32 tahun. Perilaku kawin dari badak diawali dari sang
betina yang memberikan tanda melalui urinenya yang kemudian tercium
oleh sang jantan yang kemudian mengikutinya hingga terjadi pertemuan
dan hidup berdampingan. Masa kawin badak hanya terjadi satu kali dalam
setahun dan bisa hidup berdampingan selama 1-2 bulan.
Perilaku Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

10. Distribusi

Distribusi merupakan penyebaran badak dalam menggunakan ruang/


habitatnya. Banyak faktor yang mempengaruhi penyebaran badak,
diantaranya:
• Faktor musim
• Faktor gender/ seks
• Faktor habitat, faktor makanan, kubangan dan air
• Faktor keamanan
Habitat Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

Habitat badak Sumatera adalah pada daerah tergenang air dan juga daerah
pegunungan tinggi yang dapat mencapai ketinggian lebih dari 2000 meter di atas
permukaan laut. Tempat hidup yang penting bagi badak adalah cukup makanan, air,
tempat berteduh dan lebih menyukai hutan lebat. Pada cuaca yang cerah sering turun
ke daerah dataran rendah, untuk mencari tempat yang kering. Pada cuaca yang panas
biasanya ditemukan berada di hutan-hutan di atas bukit dekat air terjun. Habitat
badak Sumatera di Gunung Leuser, terbatas pada hutan-hutan primer pada
ketinggian antara 1000-2000 meter di atas permukaan laut.
Habitat badak Sumatera adalah di hutan yang hidup secara soliter, kecuali pada
saat induk badak mengasuh anaknya serta pada saat musim kawin, badak jantan akan
mendatangi badak betina.
Populasi Badak Sumatera
(Dicerorhinus sumatrensis)

Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) dapat dikategorikan


sebagai satwa langka dilindungi yang menuju kepunahan. Hal ini karena
jumlah populasi pada habitatnya di alam diperkirakan kurang dari 200 ekor
saja. Upaya penyelamatan dengan pengembangbiakan melalui habitat
buatan atau penangkaran yang telah dilakukan selama 23 tahun sejak tahun
1985 sampai sekarang, masih menunjukkan tanda-tanda mengkhawatirkan.
Faktor Penurunan Populasi Badak Sumatera
di Alam Liar

 Kebakaran Hutan

 Pertanian Nomaden

 Konversi Hutan

 Pemburuan

Dosen Pembimbing : Fahmi Armanda, M. Pd


Wa’alaikumsalam Wr. Wb
THANK YOU

You might also like