You are on page 1of 18

Journal Reading

COGNITVE BEHAVIORAL TREATMENT FOR INSOMNIA


IN OLDER ADULTS WITH MILD COGNITVE IMPAIRMENT
IN INDEPENDENT LIVING FACILITES: A PILOT STUDY
CASSIDY-EAGLE E, SIEBERN A, UNTI L, GLASSMAN J, AND O’HARA R

SUHAYATRA PUTRA 1210312069

Preseptor
Prof. DR. dr. Darwin Amir, Sp.S(K)

BAGIAN NEUROLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
RSUP DR. M. DJAMIL PADANG
2018
Abstrak
Latar Belakang
• Gangguan tidur umum ditemukan pada lansia dan merupakan gejala
paling sering pada lansia dengan Mild Cognitive Impairement (MCI).
• Lansia di panti jompo cenderung menderita gangguan psikiatri, medis, dan
kognitif jika dibandingkan lansia yang masih aktif di masyarakat.
• Intervensi yang menargetkan insomnia adalah intervensi ideal karena
sudah terbukti berhasil pada orang banyak.
• Hal yang harus dipastikan adalah apakah terapi yang sudah dilakukan,
terutama cognitive behavioral therapi for Insomnia (CBT-I), dapat
digunakan pada individu lebih tua yang mengalami gangguan tidur dan
MCI.
• Penelitian ini bertujuan untuk menilai apakah CBT-I mampu memperbaiki
gangguan tidur pada lansia yang menderita insomnia dan MCI.
Metode
• Intervensi perilaku kognitif untuk insomnia sebanyak 6 sesi dilakukan pada
lansia (n=28) pada 2 panti jompo. Partisipan dimasukkan ke dalam 2
kelompok, kelompok intervensi tidur dan kelompok kontrol aktif, secara acak.
Hasil
• Intervensi memiliki efek signifikan (Cohen d >= 1,9, p<0,001) dalam
memperbaiki outcome tidur (4 dari 5 variabel), yang dinilai pada beberapa
waktu, diukur dengan aktigrafi.
Kesimpulan
• Intervensi nonfarmakologis seperti CBT-I bermanfaat bagi orang yang
menderita MCI. Mentargetkan tidur memiliki potensi memperbaiki kesehatan
masyarakat, termasuk orang dengan MCI
Lebih dari 50% orang dewasa berusia 65 tahun melaporkan gangguan tidur.
Gangguan tidur meningkat dengan usia dan kemunculan gangguan tidur
merupakan faktor risiko menurunnya kondisi kesehatan.

Gangguan tidur lebih sering dan parah pada pasien MCI dibandingkan orang sehat.
Bukti menunjukkan bahwa gangguan tidur dapat menunjukkan status fungsi
kognitif, dan dapat memprediksi progresifitas demensia.

Beberapa metaanalisis intervensi tidur, seperti CBT-I, mendukung penemuan


bahwa gangguan tidur menandakan perubahan, dan terapi akan meningkatkan
kualitas hidup.
Morin et al
Akan menginduksi
menemukan bahwa
relaksasi untuk
intervensi CBT pada Berfokus pada sleep
membantu kondisi
pasien tua hygine
psikologis dan terapi
menunjukkan
kognitif
perbaikan signifikan
Independent living facilities menyediakan lingkungan yang membuat penghuni mampu
hidup mandiri, namun tetap menyediakan asistensi pada penghuni yang memiliki
keterbatasan fungsional dan kognitif.

ILF, adalah tempat ideal dan penting untuk intervensi efektif gangguan tidur pada
penghuni dengan MCI.

Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa CBT-I efektif pada populasi geriatrik walaupun
penelitian mengenai keefektifan CBT-I pada populasi geriatrik yang menderita MIC
masih terbatas, terutama pada fasilitas ILF
■ Terdapat bukti bahwa terdapat hubungan dua arah antara gangguan
tidur dan gangguan kognitif.
■ Secara prospektif, gangguan tidur dihubungkan dengan munculnya
defisit kognitif dan telah diidentifikasi sebagai faktor risiko dan/atau
sindroma prodormal berbagai penyakit neurodegeneratif.
■ Terdapat bukti pasien dengan gangguan kognitif mendapatkan
manfaat dari psikoterapi terstruktur, seperti CBT,
■ Masih banyak yang harus dipelajari mengenai bagaimana CBT-I
meringankan efek MCI dan penyesuaian apa yang diperlukan untuk
memaksimalkan efek terapi.

Penelitian ini menghasilkan data baru hingga sejauh mana penyesuaian CBT,
membantu lansia yang menderita MCI dan gangguan tidur di tempat ILF
Hipotesis

Dari awal (T1) follow up hingga bulan ke 4 (T3), penghuni ILF dengan
gangguan tidur dan MCI yang menjalani CBT-I akan menunjukkan :

•Perbaikan signifikan pengukuran objektif latensi tidur, waktu bangun


setelah onset tidur, jumlah waktu tidur, efisiensi tidur dibandingkan
dengan kelompok yang terapinya ditunda.

•Penurunan signifikan pada gejala insomnia yang dilaporkan oleh


pasien, diukur dengan Insomnia Severity Index (ISI), dibandingkan
kelompok yang terapinya ditunda.
Metode
Penelitian ini
melibatkan dua Partisipan adalah 28
kelompok Individual yang memenuhi
Randomized Group kriteria inklusi
Trial

Partisipan
dimasukkan ke dalam
kelompok 6-session
CBT-I atau active
control nutrition class
■ Intervensi CBT-I dilakukan bersama spesialis perilaku tidur medis
■ Intervensi CBT-I dilakukan secara kelompok, dengan 6 sesi, selama 7
minggu. Satu minggu istirahat antara sesi 5 dan 6 untuk memberi
partisipan waktu untuk mengimplementasikan sendiri rekomendasi
yang sudah diajarkan
■ Kompresi tidur/penjadwalan tidur diaplikasikan pada pasien
ketimbang restriksi tidur, hal ini akan mengurangi waktu “bed
window” sehingga waktu yang dibutuhkan agar tertidur diharapkan
lebih singkat.
■ Seluruh partisipan menjalani penilaian rinci tentang outcome pada
tiga waktu (awal-T1, setelah intervensi-T2, dan follow up 4 bulan-T3),
termasuk tidur, kognitif, mood, performa fisik, kualitas hidup, dan
nyeri.
Parameter objektif (latensi
Insomnia severity index
tidur/SL, weakfulnes after
(ISI) dinilai pada awal (T1),
sleep onset/WASO, total
setelah intervensi (T2),
sleep time/TST, efisiensi
dan follow up 4 bulan
tidur/SE) diukur dengan
(T3)..
Aktigrapf wGT3x

Partisipan menggunakan
Data dianalisa oleh pakar
alat pada tangan non-
tidur yang menggunakan
dominan yang mencatat
metodologi standar self-
aktifitas fisik san
reported sleep logs dan
memperkirakan
perekaman artigrafik
tidur/bangun
HASIL
Tabel 1 menunjukkan rata-rata baseline untuk outcome
demografi, kovariat, dan outcome primer. Tabel juga menunjukkan nilai p
untuk t-test dari perbedaan terapi dan kelompok kontrol. Tidak ada
perbedaan signifikan antar kelompok, sehinga upaya pengacakan
berhasil menyeimbangkan kelompok dengan karakteristik yang luas.
Tabel 2 menunjukkan rata-rata dan standar deviasi untuk seluruh parameter
T1 dan T3. Efek intervensi pada outcome neuropsikologis sekunder dilaporkan di
penelitian lain.
Tabel 3 menunjukkan intervensi memiliki efek sangat signifikan (p<0,005)
dalam memperbaiki outcome tidur. Dalam kata lain, latensi tidur, WASO, efisiensi tidur,
dan keparahan insomnia mengalami perbaikan pada kelompok terapi jika
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Ukuran efek adalah besar, dengan nilai absolut
Cohen-d lebih dari 1.
DISKUSI

Dengan CBT-I intervensi pada lansia di ILF yang menderita gangguan tidur dan MCI,
menunjukkan bahwa kami mampu memperbaiki kualitas tidur objektif dan subjektif.

Pada tahap ini, tampaknya intervensi kelompok 6-session CBT-I memperbaiki parameter
tidur secara signifikan pada lansia yang ada di panti jompo

Penelitian ini adalah penelitian kecil dan penelitian lebih lanjut perlu dilakukan. Keterbatasan
pasien adalah kebanyakan sampel penelitian dalam kondisi sehat dan berpendidikan tinggi,
penelitian berikutnya harus menambahkan kriteria demografis lain.
Penelitian ini menilai
Intervensi nonfarmakologis
apakah CBT-I merupakan
dapat memperpanjang
intervensi nonfarmakologis
masa fungsional lansia
yang efektif, dan mampu
yang menderita gangguan
memperbaiki kualitas tidur
kognitif ringan dan
pada lansia yang
meningkatkan kualitas
mengalami insomnia dan
kehidupan.
mild cognitive impairement.
TERIMA KASIH

You might also like