You are on page 1of 19

FISIOTERAPI DADA

Syarifah Hindun
Pengertian

Fisioterapi dada adalah suatu tindakan


terapeutik untuk membantu membersihkan
jalan napas secara natural dengan
menurunkan atau mencegah terhambatnya
jalan napas dari sekret (Smith, 1991 dalam
Setiawati & Dermawan, 2009).
Tujuan

Tujuan fisioterapi dada pada anak menurut


Speer (1993 dalam Setiawati & Dermawan,
2009) adalah:
1.Mempertahankan kepatenan jalan napas.
2.Memfasilitasi pengeluaran sekret.
Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan terkait fisioterapi dada


adalah:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas
2. Ketidakefektifan pola napas.
3. Defisiensi pengetahuan (keluarga).
PROSEDUR
A. Pengkajian
1. Identifikasi anak yang memerlukan tindakan fisioterapi
dada:
a. Gangguan bersihan jalan napas (batuk tidak efektif,
pernapasan dangkal dan cepat).
b. Bunyi napas abnormal (wheezing, crackels). Sekret
kental, sulit dikeluarkan, berbau.
c. Gangguan pola napas (RR dalam, menggunakan
otot bantu napas, pergerakan dinding dada).
PROSEDUR …….
2. Identifikasi kontra indikasi dilakukan fisioterapi
dada:
a. Hindari posisi tredelenburg (klien peningkatan
TIK, broncospasme, dyspneu berat, hipertensi,
perdarahan paru pembedahan neurologi,
penurunan cardiac output).
b. Hindari perkusi dan vibrasi (klien batuk darah,
pneumothoraks, nyeri dada, pembengkakan pada
bahu, fraktur).
PROSEDUR …….

3. Kaji usia anak, tingkat perkembangan, kemampuan


untuk memahami prosedur dan kemampuan
kooperatif.

4. Kaji pemahaman orang tua dan kemampuan


melakukan fisioterapi dada dirumah
PROSEDUR …….
B. Perencanaan
5. Cek instruksi dokter (fisioterapi dada dapat dilaksanakan 2 kali
atau lebih tiap hari bila perlu)
6. Rencanakan fisioterapi dada di antara waktu tidur, sebelum makan
atau 1,5 jam setelah makan
7. Persiapkan alat:
a. Stetoskop.
b. Sikat gigi elektrik (untuk vibrasi pada bayi prematur).
c. Meja yg dapat dimiringkan, tempat tidur atau kursi.
d. 1- 4 bantal.
e. Air minum.
f. Tissue.
g. Bengkok.
PROSEDUR …….

8. Cuci tangan
9. Persiapkan anak: menggunakan baju tipis
atau kaos
10. Cek segmen paru yang akan di postural
drainage (dengan stetoskop atau hasil
rontgen)
PROSEDUR …….
C. Implementasi
11. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan pada orang
tua/anak.
12. Menganjurkan anak batuk (bila memungkinkan) atau suction
bila perlu.
13. Memberikan bronchodilator sebelum tindakan (jika
diinstruksikan)
14. Mengatur posisi anak sesuai hasil pengecekan (lihat:
gambar 7 dan 8)
15. Menggunakan bantal untuk mensupport anak dalam posisi
drainage.
16. Melakukan perkusi dengan "cupping hand" dan tepuk-tepuk
pada dinding dada (selama 1 menit) (lihat: gambar 9).
PROSEDUR …….
17. Melakukan vibrasi dada saat anak mengeluarkan natas
(Ulangi vibrasi selama 2-3 menit) (lihat: gambar 10)
18. Melakukan tindakan yang sama untuk segmen yang lain.
19. Menganjurkan anak untuk batuk etektif selama dan sesudah
posisi drainage (bila memungkinkan)
20. Mengajarkan kepada orang tua cara melakukan fisioterapi
dada bila fisioterapi dada akan dilakukan juga di rumah
(kondisi rawat jalan)
21. Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk melakukan
fisioterapl dada pada anak.
PROSEDUR …….
D. Evaluasi
22. Mengevaluasi respon anak/ orang tua
23. Mengevaluasi pengeluaran sputum dan
karakteristiknya.
E. Dokumentasi
24. Melakukan pendokumentasian dengan
tepat.
TERIMA KASIH

You might also like