You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN HEMORAGIC


POST PARTUM
OLEH KELOMPOK 10
PENGERTIAN

 Post Partum adalah masa atau waktu


sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam
minggu berikutnya, disertai dengan
pulihnya kembali organ-organ yang
berkaitan dengan kandungan, yang
mengalami perubahan seperti
perlukaan dan lain sebagainya
berkaitan saat melahirkan (Suherni,
2009)
 Perdarahan setelah melahirkan atau
hemorrahagic post partum (HPP) adalah
konsekuensi perdarahan berlebihan dari
tempat plasenta, trauma di traktus
genitalia dan struktur sekitarnya, atau
keduanya.
Perdarahan post partum ada 2 macam :
 Perdarahan post partum primer (early post
partum hemorrhage) yang terjadi dalam 24
jam setelah anak lahir.
 Perdarahan post partum sekunder (late post
partum hemorrhage) yang terjadi setelah 24
jam, biasanya antara hari ke 5 sampai 15
post partum
Etiologi

Faktor terjadinya menurut Amru Sofian :


 Atonia uteri
 Sisa plasenta dan selaput ketuban
 Jalan lahir : robekan peritoneum,
vagina serviks, forniks dan rahim.
 Penyakit darah
Patofisiologi

Pada umumnya plasenta akan terpisah


secara spontan dari tempat
implantasinya beberapa menit setelah
kelahiran bayi, namun dalam keadaan
tertentu pemisahan tersebut terganggu
akibat adhesi yang kuat antara
plasenta dan uterus.
Dalam persalinan pembuluh darah yang
ada di uterus melebar untuk
meningkatkan sirkulasi ke sana, atoni
uteri dan subinvolusi uterus
menyebabkan kontraksi uterus
menurun sehingga pembuluh darah-
pembuluh darah yang melebar tadi
tidak menutup sempurna sehingga
perdarahan terjadi terus menerus.
Perdarahan yang sulit dihentikan bisa
mendorong pada keadaan shock
hemoragik.
Perbedaan perdarahan pasca partum karena
atoni uteri dan robekan jalan lahir adalah :
 Atoni uteri (sebelum/sesudah plasenta lahir)
Kontraksi uterus lembek, lemah, dan membesar
(fundus uteri masih tinggi)
Perdarahan terjadi beberapa menit setelah anak lahir.
Bila kontraksi lemah, setelah masase atau pemberian
uterotonika, kontraksi yang lemah tersebut menjadi
kuat.
 Robekan jalan lahir
Kontraksi uterus kuat, keras dan mengecil.
Perdarahan terjadi secara langsung setelah anak
lahir.
Setelah masase atau pemberian uterotonika langsung
uterus mengeras tapi perdarahan tidak berkurang.
Manifestasi klinis (Abdul
Bari)
Setelah persalinan pasien mengeluh
lemah, pucat, limbung, berkeringat
dingin, menggigil, pusing, gelisah,
hiperpnea, sistolik < 90 mmHg, nadi >
100 x/menit, kadar Hb < 8 gr%, ini
karena kehilangan darah lebih dari
normal dan dapat terjadi syok
hipovolemik, tekanan darah rendah,
ekstremitas dingin, mual.
Komplikasi
 Perdarahan yang terjadi sangat cepat
sehingga menyebabkan kolapsnya
sirkulasi dan dapat mengarah pada syok
dan kematian.
 Anemia purpura dan morbiditas.
 Kerusakan pada aliran darah ke kelenjar
hipofisis sehingga menyebabkan nekrosis
dari kelenjar hipofisis (sindrom sheehan)
 Rasa takut pada kehamilan berikutnya
karena perdarahan sangat menakutkan
bagi ibu.
Pemeriksaan penunjang
 Golongan darah : Rh, golongan ABO,
pencocokan silang
 Darah lengkap : Hb/Ht menurun, leukosit
meningkat, laju endap sedimentasi meningkat.
 Kultur uterus dan vaginal : infeksi pasca partum
 Koagulasi : FDP/FSP meningkat, fibrinogen
menurun, masa protombin memanjang karena
adanya KID, masa tromboplastin parsial
diaktivasi, masa tromboplastin parsial
(APTT/PTT)
 Sonografi : menentukan adanya jaringan
plasenta tertahan.
Penatalaksanaan

 Resusitasi cairan
 Transfusi darah
 Penanganan sesuai penyebab

You might also like