You are on page 1of 12

Kelompok 2

Intan Gandini (04121003013)


Malsiana (04121003039)
Fitri Rahmadani (04121003058)
Tiara Putri Z (04121003063)
Sistem Kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh
darah. Sebagian besar system kardiovaskuler tersusun peralel,
yaitu setiap jaringan mendapat darah langsung dari aorta.
Keadaan ini memungkinkan semua jaringan mendapat darah
yang teroksigenasi penuh dan aliran bisa dikontrol secara
independen pada setiap jaringan melawan tekanan konstan
yang diatur dengan mengubah resistensi arteri kecil (yaitu
kontriksi atau dilatasi arteriol). Jantung kanan, paru, dan
jantung kiri tersusun seri. Sistem porta juga tersusun seri
dimana darah digunakan untuk mentranspor zat langsung dari
satu jaringan ke jaringan lainnya, seperti pada system porta
hepatica di antara organ pencernaan dan hati.
Fungsi utama system kardiovaskuler adalah
mendistribusi O2 dan nutrisi ke jaringan, mentransfer
metabolit dan CO2 ke organ ekskresi dan paru, serta
mentransport hormone dan komponen system imun.
System kardiovaskuler juga berperan penting pada
termoregulasi. Fungsi system kardiovaskuler
dimodulasi oleh system saraf otonom.
Fisiologi Sistem kardiovaskuler
Darah dipompa sebanyak 5 liter permenit vena cava
superior (membawa darah dari ekstermitas atas )dan
vena cava inferior (membawa darah dari ekstermitas
bawah ) atrium dekster ventrikel dekster
melalui katup trikuspidalis terjadi kontraksi
(katup pulmonary membuka) ventrikel katup
trikuspidalis menutup agar darah tidak masuk ke
dalam atrium dekster darah masuk ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis pertukaran gas di kapiler
yang mengelilingi alveoli pada paru-paru dibawa
kembali melalui vena pulmonalis ke atrium sinister
ventrikel sinister melalui katup bikuspidalis
ventrikel sinister berkontraksi katup bikuspidalis
menutup dan katup aorta membuka darah mengalir
melalui aorta dan dihantar keseluruh tubuh.
Anatomi System Kardiovaskuler
Jantung
Jantung memiliki 3 lapisan:
a. Endokardium
Merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam yang
terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang melapisi
permukaan rongga jantung.
b. Miokardium
Merupakan lapisan inti dari jantung yang terdiri dari otot-otot
jantung
c. Pericardium
Lapisan jantung sebelah luar yang merupakan selaput
pembungkus jantung.
2. Pembuluh darah
a. Arteri
1. Tunika intima/eksterna
2. Tunika media
3. Tunika eksterna/ adventisia

b. Vena
1. Vena cava superior
2. Vena cava inferior
3. Vena pulmonalis
Perubahan system Kardiovaskuler pada
lansia
1. Jantung
Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia.
Disertai dengan bertambahnya kaliber aorta. Perubahan ini terjadi
akibat adanya perubahan pada dinding media aorta dan bukan
merupakan akibat dari perubahan intima karena aterosklerosis.
Perubahan aorta ini menjadi sebab apa yang disebut isolated aortic
incompetence dan terdengarnya bising pada apex cordis.
Dengan bertambahnya usia terdapat penambahan circumferensi
katup, katup aorta paling cepat sehingga pada usia lanjut
menyamai katup mitral, juga menyebabkan penebalan katup mitral
dan aorta. Perubahan ini disebabkan degenerasi jaringan kalogen,
pengecilan ukuran, penimbunan lemak dan kalsifikasi. Kalsifikasi
sering terjadi pada anulus katup mitral yang sering ditemukan pada
wanita. Perubahan pada katup aorta terjadi pada daun atau cincin
katup. Katup menjadi kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.
2. Pembuluh darah otak

Perubahan degeneratif yang dapat mempengaruhi fungsi sistem


vertebrobasiler adalah degenerasi discus veterbralis (kadar air sangat
menurun, fibrokartilago meningkat dan perubahan pada mukopoliskharid).
Discus intervertebralis total merupakan 25% dari seluruh collumna vertebralis
sehingga degenerasi diskus dapat mengakibatkan pengurangan tinggi badan
pada usia lanjut. Spondilosis servi¬kalis berakibat 2 hal pada a. vertebralis
yaitu:
a. Osteofit sepanjang pinggir corpus vetebrales dan pada posisi tertentu
bahkan dapat mengakibatkan oklusi pembuluh arteri ini.
b. Berkurangnya panjang kolum servikal berakiabat a.verter¬balies menjadi
berkelok-kelok. Pada posisi tertentu pembu¬luh ini dapat tertekuk sehingga
terjadi oklusi.
c. Pembuluh darah perifer
Arterosclerosis yang berat akan menyebabkan penyumbatan arteria perifer
yang menyebabkan pasokan darah ke otot-otot tungkai bawah menurun hal
ini menyebabkan iskimia jaringan otot yang menyebabkan keluhan
kladikasio.
Perubahan Fisiologis Kardiovaskuler
Perubahan-perubahan pada jantung

 Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging


pigment) pada serat-serat miokardium.
 Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari
jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan
sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung
(murmur) yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
 Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur
irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75%
sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi
akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan
kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan
denyut jantung.
 Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini
menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit
walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke
jantung juga melambat.
 Terjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini
disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik
menurun
Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah
 Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya. Ini
menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri memompa
sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat. Keadaan ini akan
berakhir dengan yang disebut “Isolated aortic incompetence”. Selain itu
akan terjadi juga penurunan dalam tekanan diastolik.
 Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor ß-adrenergik.
Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan baroreseptor dan
kemoreseptor juga menurun. Perubahan respons terhadap baroreseptor
dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi Ortostatik pada lansia.
 Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan
melambat.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah


 Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun
menurun.
 Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga
terjadi penurunan jumlah Leukosit yang sangat penting untuk menjaga
imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi
menurun
Penyakit Sistem Kardiovaskuler Pada
Lansia
1. Hipertensi
2. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
3. Gagal Jantung
Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Lansia yang
Mengalami Hipertensi…

You might also like