You are on page 1of 21

Farmakologi leukimia

limfoblastik akut

Nur amaliah m
1610211117
• Keberhasilan terapi LLA tergantung dari kontrol sumsum tulang dan
penyakit sistemiknya ,juga terapi atau pencegahannya
Step farmakologi
• Penatalaksanaan medis pada LLA yaitu dengan kemoterapi
1. Kemoterapi
- proses pengobatan yang menggunakan preparat antineoplastik
dengan tujuan membunuh sel kanker serta memperlambat
pertumbuhan sel kanker dengan mengganggu fungsi dan reproduksi
selular
- Kemoterapi juga dapat membunuh sel kanker yang telah terlepas
dari sel kanker induk atau yang telah bermetastase melalui aliran darah
dan saluran limfatik ke bagian tubuh lainnya
• Obat yang sering di pakai biasanya
- prednisolon
-vinkristin
- daunorubisi
- asparaginase
Untuk obat awal biasanya dipakai 6-merkaptopurin dan metroteksat
Agen kemoterapi pada LLA
• Terapi LLA umumnya terjadi secara bertahap:
1. induksi remisi
- tujuan untuk membunuh sebagian besar sel-sel leukemia di dalam darah dan sumsum
tulang
- induksi remisi kemoterapi biasanya memerlukan perawatan di rumah sakit yang panjang
karena obat menghancurkan banyak sel darah normal dalam proses membunuh sel leukemia
- tahap ini dengan memberikan kemoterapi kombinasi yaitu
vincristin,daunorubisin,prednisolon,asparginase
2.Terapi konsolidasi
- Setelah mencapai remisi komplit, segera dilakukan terapi
konsolidasi yang bertujuan untuk mengeliminasi sel leukemia residual
untuk mencegah relaps dan juga timbulnya sel yang resisten terhadap
obat
- terapi ini dilakukan setelah 6 bulan kemudian
3. Profilaksi ssp
mencegah resisten dan progresifitas leukimia pada ssp,terapi ini
kadang dikombinasikan dg terapi radiasi untuk mencegah leukimia
memasuki otak dan sistem saraf pusat
ex. Intratekal metrothexat
4 maintenance therapy
• untuk mempertahankan masa remisi. Tahap ini biasanya
memerlukan waktu 2-3 tahun
• 6 mercaptopurin (6MP)+ methotrexate
- 6 mercaptopurin(tiap hari): anti metabolik analog purin
- methotrexate(tiap minggu):anti metabolit antagonis folat
Siklus sel
• Sel tumor dapat berada dalam 3 keadaan
1. sedang membelah (s.proliferasi)
2. dalam keadaan istirahat (tdk membelah)
3. secara permanen tidak membelah
Kerja obat antikanker pada proses
dalam sel
• Metroteksat (Antagonis folat)
-menghambat DHF-reduktase dg kuat dan berlangsung lama,DHF-
reduktase ialah enzim yg mengkatalisis DHF menjadi THF
- jika berperan sebagai anatgonis folat akan membasmi sel dalam
fase s terutama pada fase pertumbuhan yg pesat,namun dengan efek
penghambatan terhadap sintesis RNA dan protein ,metroteksat
menghambat sel memasuki fase s shg bersifat swabatas (self limiting)
thdp efek sitotoksiknya
• Vincristhine (golongan alkaloid vinka)
- zat ini berikatan secara spesifik dengan tubulin,komponen
protein,mikrotubulus,spindle mitotik dan memblok polimerisasinya
- akibatnya terjadi disolusi mikrotubulus sehingga sel terhenti dalam
metafase (spindle poison)
• Daunorubisin (antibiotik antrasiklin)
-berinteraksi dengan DNA sehingga fungsi DNA sebagai template dan
pertukaran sister kromatid terganggu dan pita DNA putus
• Asparaginase (antibiotik)
obat ini ialah suatu enzim katalisator yang berperan dalam
hidrolisis asparagin menjadi asam aspartat dan amonia,dengan
demikian sel kanker kekurangan aspargin yang berakibat kematian sel
ini
• Prednisolon (steroid)
sebagai glukokortikoid bersifat menekan sistem imun dan anti
hormon
• 6-metkatropurin (antagonis purin)
-merupakan antagonis kompetitif dari enzim yang menggunakan
senyawa purin sebagai substrat
-alternatif lain dari mekanisme kerjanya ialah pembentukan 6-
metil merkaplopurin yang menghambat biosintesis purin,akibatnya
sintesis RNA,CoA,ATP,DNA di hambat
Efek samping
• Terjadi karena efek non spesifik dari obat sitotoksik yang dapat
menghambat proliferasi tidak hanya pada sel kanker melainkan juga
pada sel normal di sekitarnya
• Efek sampingnya yaitu:
- mukositis =peradangan pd selaput lendir
- alopesia=jumlah rambut yg rontok lebih banyak dari jumlah yg
tumbuh
- trombositopenia
- mual muntah
Mual muntah
• Adanya gangguan pada sistem gastrointestinal
• Mual muntah menjadi efek samping kemoterapi yg mengakibatkan
stress berat
• Mekanismenya:
agen kemoterapi dpt menstimulasi sel enterochromaffin pd saluran
pencernaan untuk melepaskan serotonin dg memicu reseptor
serotonin. Aktifasi reseptor memicu aktifasi jalur aferen vagal yg
mengaktifkan pusat muntah dan menyebabkan respon muntah
Terap suportif
• Terapi ini bertujuan untuk mengatasi kegagalan sumsum tulang, baik
karena proses leukemia sendiri atau sebagai akibat terapi.
• Terapi suportif pada penderita leukemia tidak kalah pentingnya
dengan terapi spesifik karena akan menentukan angka keberhasilan
terapi. Kemoterapi intensif harus ditunjang oleh terapi suportif yang
intensif pula, kalu tidak maka penderita dapat meninggal karena efek
samping obat. Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit leukemia itu sendiri dan juga untuk
mengatasi efek samping obat. Terapi suportif yang diberikan adalah;
1.Terapi untuk mengatasi anemia
Transfusi PRC untuk mempertahankan hemoglobin sekitar 9-10 g/dl.
Untuk calon transplantasi sumsum tulang, transfusi darah sebaiknya dihindari.
2. Terapi untuk mengatasi infeksi, sama seperti kasus anemia aplastik terdiri
atas:
a. Antibiotika adekuat
b. Transfusi konsentrat granulosit
c.Perawatan khusus (isolasi)
d. hemopoitic growth factor (G-CSF atau GM-CSF
3.Terapi untuk mengatasi perdarahan terdiri atas:
a.Transfuse konsentrat trombosit untuk mempertahankan trombosit
minimal 10 x 106/ml, idealnya diatas 20 x 106/ml
4.Terapi untuk mengatasi hal-hal lain yaitu:
a. Pengelolaan leukostasis : dilakukan dengan hidrasi intravenous dan
leukapheresis. Segera lakukan induksi remisi untuk menurunkan jumlah
leukosit
b.Pengelolaan sindrom lisis tumor: dengan hidrasi yang cukup,
pemberiaan alopurinol dan alkalinisasi urin.
Referensi
• Farmakologi ui
• Jurnal unud

You might also like