You are on page 1of 13

Dinoflagellata Bagi

Ekosistem Laut

Wira dhyaksa Pradana B1A015063


Annisa fadwa rhodiyah B1A015064
Riska febriyana B1A015065
Rahma adilah B1A015074
Pendahuluan

Menurut FOKUYO & TAYLOR (1989), dinoflagellata merupakan sel


tunggal yang pre-dominan, eukaryotik, termasuk organisme
kelompok berflagel baik yang berfotosintesis dan non-fotosintesis.
Pyrrophyta atau lebih dikenal sebagai Dinophyceae atau
Dinoflagellata. Variasi morfologi dapat terjadi karena
keanekaragaman nutrisi pada tiap-tiap habitat. Warna kemerahan
pada dinoflagellata disebabkan pigmen yang benama piridinin,
selain itu divisi ini mempunyai klorofil a dan klorofil c, β karoten,
xantofil, neoperidinin, dinoxantin, neodinoxantin, dan diatoxanthin.
• Fenomena dinoflagellata

Pasang merah (red tide) adalah nama umum untuk sebuah fenomena
yang disebabkan oleh akumulasi beberapa spesies dinoflagellata
warna merah atau coklat. Red tide dapat menyebabkan:
a. Kematian ikan secara masal
b. Beberapa spesies dinoflagellata mengandung racun sehingga
menyebabkan kematian organisme laut sehingga dapat mengubah
ekosistem pesisir.
c. Bahkan dapat menimbulkan kematian manusia akibat proses
akumulasi racun yang dikandungnya
Contoh kasus
Pada musim panas 2005, pasang merah yang menghancurkan
melumpuhkan industri kerang sepanjang Pantai Atlantik Amerika Utara dari Kanada
ke Massachusetts. Pasang merah ini diproduksi oleh mekarnya dinoflagellata dari
genus Alexandrium. Protista ini menghasilkan racun kuat yang terakumulasi dalam
kerang, kerang, dan tiram. Seseorang yang makan moluska yang terkontaminasi
dengan racun dapat mengalami sindrom yang dikenal sebagai keracunan kerang
paralitik. Kerugian ke industri kerang pada tahun 2005 diperkirakan 50 juta dollar ,
dan banyak orang jatuh sakit dengan memakan moluska.
Beberapa spesies dinoflagellata menghasilkan racun pasang merah di
banyak bagian dunia. Sepanjang Teluk Meksiko, pasang merah yang disebabkan
oleh dinoflagellata dari genus Karenia menghasilkan neurotoxin yang
mempengaruhi sistem saraf pusat ikan, yang menjadi lumpuh dan tidak dapat
bernafas dengan efektif. Sejumlah besar ikan mati membersihkan diri di pantai Gulf
Coast selama air pasang merah Karenia. Selain itu, aksi pasang bisa menghasilkan
aerosol dari toksin Karenia, dan aerosol ini sering menyebabkan gejala seperti asma
di manusia di pantai.
PASANG MERAH YANG DIHASILKAN DINOFLAGELLATA IALAH BERBAHAYA, TETAPI
APAKAH DINOFLAGELLATA DAPAT BERMANFAAT BAGI EKOSISTEM LAUT?
Zooxanthellae merupakan anggota filum Dinoflagellata. Zooxanthellae
adalah sel tunggal berupa alga dinoflagellata (coklat keemasan) yang hidup
bersimbiosis dalam sel-sel beberapa binatang laut seperti kebanyakan terumbu
yang membentuk karang di daerah tropis dan anemon laut.
Salah satu sifat konservatif dari biota karang adalah adanya proses simbiosis
dengan zooxanthellae. Proses terbentuknya simbiosis atau yang dikenal dengan
endosimbiosis.
Tahapan Endosimbiosis Tersebut diterangkan
Melalui 4 Mekanisme, Yaitu :

1. Kontak dan Pengenalan (Recognition).


Zooxanthellae beradaptasi dengan inangnya.
2. Endocytosis
Merupakan proses pemasukan suatu algae selular ke dalam
jaringan inang.
3. Relokasi intraselluler dari symbiont
Penyaluran nutrisi ke inang
4. Pertumbuhan dan regulasi kuantitasnya.
Zooxanthelae menyediakan makanan untuk karang
dari hasil fotosintesis, sedangkan karang memberikan
tempat perlindungan zooxanthellae dari pemangsa serta
menyediakan nutrien seperti nitrogen, fosfor dan karbon
dioksida untuk fotosintesis zooxanthellae. Asosasi yang erat
ini sangat efisien, sehingga karang dapat bertahan hidup
bahkan di perairan yang sangat miskin hara.
• Dinoflagellata dalam jumlah yang kecil sebagai penyusun komunitas
plankton laut, tetapi lebih melimpah di perairan tawar. Fenonema
menarik yang dihasilkan oleh Pyrrophyta adalah
kemampuan bioluminescence (emisi cahaya oleh organisme), seperti
yang dihasilkan oleh Noctiluca, Gonyaulax, Pyrrocystis,
Pyrodinium dan Peridinium sehingga menyebabkan laut tampak
bercahaya pada malam hari.
Daftar Referensi
Calabretti, C., Citterio, S., Delaria, M. A., Gentili, R., Montagnani, C., Navone, A & Caronni,
S. 2017. First Records of Two Potentially Toxic Dinoflagellates in Tide Pools along
the Sardinian Cost. Biodiversity, 1(1), pp. 1-6
Deuer-Menden, S & Montalbano, A. L. 2015. Bloom Formation Potential in the Harmful
Dinoflagellate Akashiwo sanguinea: Clues from Movement Behaviours and
Growth Characteristics. Harmful Algae, 4(7), pp. 75-85
Fitriyani, W., Harpeni, E & Muhaemin, M. 2017. Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap
Pigmen Carotenoid, Fucoxanthin dan Phaeophytin Zooxanthellaedari Isolar Karang
Lunak Zoanthus sp. Jurnal Maspari, 9(2), pp. 121-130
Rembet, U. 2012. Simbiosis Zooxanthellae dan Karang Sebagai Indikator Kualitas Ekosistem
Terumbu Karang. Jurnal Ilmiah Platax, 1(1), pp. 37-44
Widiarti, R., Pudjiarto, R. K., Fathoniah, I & Adi, A. P. W. 2016. Dinoflagellata Epifitik
pada Makroalgayang Berpotensi Menyebabkan Ciguatera Fish Poisoning di
Perairan Pulau Weh, Aceh. Pro Sem Nas Biodiversty, 2(1), pp. 97-102

You might also like