You are on page 1of 20

By kelompok 1 C

ST SAKIAH
BESSE MAESSY AULIA
RANDY AMBO DALLE
BASO WAHYUDI
Luka bakar adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan
radiasi. (Nurarif & Kusuma,
2015)
 Disebaban oleh perpindahan energi dari
sumber panas ke tubuh melalui konduksi atau
radiasi elektromagnetik
 Fase akut
 Pada fase ini problema yang ada berkisar
pada gangguan saluran napas karena adanya
cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada
fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera
termis bersifat sistemik
 Fase sub akut
 Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka
terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan
jaringan dibawanya) menimbulkan masalah
inflamasi, sepsis dan penguapan cairan cairan
tubuh disertai panas/energi
 Fase lanjut
 Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan
luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase
ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar
berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan
deformitas lainnya.
 Pada dasarnya luka bakar itu terjadi akibat
paparan suhu yang tinggi, akibatnya akan
merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun
pembuluh darah besar dan akibat dari kerusakan
pembuluh darah ini mengakibatkan cairan
plasma sel darah, protein dan albumin,
mengalami gangguan fisiologi. Akibatnya
terjadilah kehilangan cairan yang massif,
terganggunya cairan di dalam lumen pembuluh
darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah
yang mengakibatkan sumbatan pembuluh darah
sehingga beberapa jam setelah reaksi tersebut
bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun
kerusakan jaringan lainnya. Dari kilasan diatas
maka pada luka bakar juga dapat terjadi syok
hipovolemik atau burn shock.
 Berdasarkan kedalam luka bakar
 Luka bakar derajat I
 Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
 Kulit kering, hiperemi berupa eritema
 Tidak dijumpai bulae
 Nyeri karena ujung-ujung syaraf sensori teriritasi
 Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
 Luka bakar derajat II
 Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa
reaksi inflamasi disertai proses eksudasi
 Dijumpai bulae
 Nyeri karena ujung-ujung syaraf teriritasi
 Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak
lebih tinggi di atas kulit normal.
 Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
 Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua),
yaitu :
 Derajat II dangkal (superficial)
 Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis.
 Orgsn-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
 Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
 Derajat II dalam (deep)
 Kerusakan hampir mengenai seluruh bagian dermis.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh
 Penyembuhsn terjadi lebih lama, tergantung epikel
yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih
dari sebulan
 Luka bakar derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang
lebih dalam
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat
kelenjar sebasea mengalami kerusakan
 Tida dijumpai bulae
 Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena
kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar
 Terjadi kuagulasi protein pada eoidermis dan dermis yang
dikenal sebagai skar
 Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi oleh arena
ujungujung saraf sensori mengalami kerusakan strek
kematian.
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses
epitelisasi spontan dari dasaluka

 Laboratorium: hb, ht, leukosit, trombosit,
gula darah, elektrolit, kreatinin, ureum,
protein, albumin, hasupan luka, urine
lengkap, AGD (bila diperlukan), dll.
 Rontgen : Foto thorax, dan lain-lain
 EKG
 CVP: untu mengetahui tekanan vena central,
diperlukan pada luka bakar lebih dari 30%
dewasa dan lebih dari 20% pada anak
 Penatalaksanaan klien luka bakar sesuai dengan
kondisi dan tempat klien dirawat melibatkan
berbagai lingkungan perawatan dan disiplin ilmu
antara lain mencakup penanganan awal (di
tempat kejadian), penanganan pertama di unit
gawat darurat, penanganan klien luka bakar di
ruang perawatan intensif dan penanganan klien
luka bakar di bangsal perawatan atau unit luka
bakar (Christantie Effendi, S.Kp., 1999).
 Penanganan awal di tempat kejadian
 Tindakan yang harus dilakukan terhadap korban
luka bakar:
 Jauhkan korban dari sumber panas. Jika
penyebabnya api, jangan biarkan korban berlari,
anjurkan korban untuk berguling-guling atau
bungkus tubuh korban dengan kain basah dan
pindahkan segera korban ke ruangan yang cukup
berventilasi jika kejadian luka bakar berada di
ruangan tertutup.
 Buka pakaian dan perhiasan logam yang
dikenakan korban.
 Kaji kelancaran jalan napas korban, beri bantuan
pernapasan (life support) dan oksigen jika
diperlukan.
 Beri pendinginan dengan merendam korban dalam air
bersih yang bersuhu 20 oC (suhu air yang terlalu
rendah akan menyebabkan hipotermia) selama 15-20
menit segera setelah terjadinya luka bakar (jika tidak
ada masalah pada jalan napas korban).
 Jika penyebab luka bakar adalah zat kimia, siram
korban dengan air sebanyak-banyaknya untuk
menghilangkan zat kimia dari tubuh korban.
 Kaji kesadaran, keadaan umum, luas dan kedalaman
luka bakar dan cedera lain yang menyertai luka
bakar.
 Segera bawa penderita ke rumah sakit untuk
penanganan lebih lanjut (tutup tubuh korban dengan
kain/kasa yang bersih selama perjalanan ke rumah
sakit).

 TERAPI MEDIKASI
 Antibiotika : tidak diberikan bila pasien
datang
 Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan
pola kuman dan sesuai hasil kultur.
 Analgetik : kuat (morfin, petidine)
 Antasida : kalau perlu
 Komplikasi menurut Lalani (2011), sebagai berikut :
 1. Infeksi luka
 Sulit dibedakan dengan penyembuhan luka karena sama-sama
terdapat eritema, edema, nyeri tekan.
 Jika demam, malaise, atau gejala memburuk, pikirkan
kemungkinan infeksi.
 Dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan luka bakar yang lebih
dalam.
 Perlu dirawat inap dan mendapat antibiotik IV.
 2. Sepsis
 3. Syok akibat luka bakar
 4. Edema akibat luka bakar
 5. Eskarotomi
 6. Rabdomiolisis
 7. Cidera inhalasi
 8. Hipermetabolisme

You might also like