You are on page 1of 61

PRESENTASI KASUS

ODS Glaukoma Primer Sudut


Terbuka, ODS Katarak Immatur,
ODS Presbiopia
Pembimbing :
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp. M.
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp. M.

Oleh :
Muhammad Dimas Ahadianto
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. N
 Umur : 62 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Pensiunan BUMD
 Agama : Islam
 Suku Bangsa : Jawa
 Alamat : Sleman
 Tanggal Datang : 11 Juli 2017
 Jam Datang : 11.00 WIB
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Keluhan Utama : Pandangan mata kanan dan kiri kabur
 Riwayat Penyakit Sekarang :
 Pasien datang ke poli mata RST Magelang dengan keluhan
penglihatan mata kanan dan kiri terasa kabur seperti melihat
kabut. Keluhan mulai dirasakan sekitar 7 bulan yang lalu.
Pandangan kabur awalnya dirasakan pada mata kanan,
kemudian 2 bulan selanjutnya dirasakan juga pada mata kiri
pasien. Keluhan ini dirasakan makin memburuk hingga saat
ini.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien mengatakan keluhan yang dirasakannnya muncul
sekitar 7 bulan yang lalu pada mata kanan,dirinya merasa
pandangan sedikit kabur seperti melihat kabut pada mata
kanannya, namun masih belum mengganggu aktivitas
pasien. 2 bulan setelahnya pasien merasakan bahwa kabut
yang menutupi pandangannya semakin bertambah tebal
serta pada keadaan ini pasien merasa lebih nyaman
melihat pada malam hari dibandingkan di siang hari.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien mengatakan sekitar 2 tahun yang lalu pasien
mengeluhkan sering tersandung, sering menabrak kursi dan
meja saat berjalan. Pasien merasa bahwa lapang
pandangannya terasa seperti berada dalam terowongan,
namun pasien menganggap bahwa hal ini merupakan hal
biasa pada usia tua. Pasien juga merasa seperti melihat
pelangi saat melihat cahaya lampu sejak kurang lebih 2
tahun lalu. Pasien mengatakan tidak pernah mengalami
nyeri hebat pada mata, nyeri hingga membuat mual dan
muntah, serta mata merah.
Riwayat Penyakit Sekarang
 Pasien mengaku sudah menggunakan kaca mata baca
dengan ukuran kacamata +2,00 sejak usia 50 tahun
dikarenakan sulit untuk membaca koran. Pada usia 40
tahun pasien sudah mulai membaca dengan agak
menjauhkan, namun karena menurut pasien masih cukup
jelas pasien mengabaikannya dan tidak menggunakan
kacamata. Sampai saat ini pasien sudah mengganti 2x
kacamatanya, pertama pada usia 50 tahun dan pada usia
62 tahun. Kurang lebih 6 bulan belakangan ini pasien lebih
nyaman membaca tanpa kacamata. Pasien mengatakan
dirinya belum pernah menjalani operasi apapun pada
matanya, dan pasien juga tidak pernah mengalami
benturan pada mata, luka, ataupun terkena zat kimia.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
 Riwayat trauma : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Hipertensi : Pada tahun 2015 tensi pasien 150/90 mmHg
 Riwayat Operasi : Pasien belum pernah operasi pada
matanya.

 Riwayat Penyakit Keluarga:


 Riwayat keluhan serupa : disangkal
 Riwayat DM : disangkal
 Riwayat Hipertensi : disangkal
 Riwayat Pengobatan :
 Pasien melakukan kontrol rutin ke Poli Mata RST dr.Soedjono ±1 bulan
sekali, atau setiap obat habis dan untuk meminta rujukan ke RS Sardjito
untuk kontrol karena berdekatan dengan tempat tinggal pasien. Obat
yang digunakan oleh pasien antara lain : Timolol, Azetazolamid tab,
Catarlens (CaCl2 anhidrat, kalium iodida, natrium tiosulfat, fenil merkuri
nitrat) dan Pilocarpine

 Riwayat Sosial Ekonomi :


 Pasien sebagai pensiunan BUMD. Biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS, kesan ekonomi cukup.
PEMERIKSAAN FISIK
 Status Umum
 Kesadaran : Compos mentis
 Aktifitas : Normoaktif
 Kooperatif : Kooperatif
 Status gizi : Baik
 Vital Sign
 Tekanan darah : 120/80 mmHg
 Nadi : 62 x/menit
 RR : 21 x/menit
 Suhu : 36,5°C
Status Ophthalmicus
Skema Ilustrasi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang, karena tidak ada
pemeriksaan penunjang yang spesifik untuk menegakan
diagnosis
DIAGNOSIS BANDING; Glaukoma
 ODS Glaukoma Primer sudut terbuka dipertahankan karena pada anamnesis
pasien didapatkan tunnel vision yang membuat lapang penglihatan yang
menyempit/ dan jalan tersandung, gejala ini berlangsung secara perlahan. Dari
pemeriksaan fisik didapatkan lapang pandang menyempit, tonometri digital
N+2 dan dari funduskopi didapatkan trias glaukoma.
 ODS Glaukoma Primer Sudut tertutup disingkirkan karena glaukoma primer
sudut tertutup ada gejala nyeri kepala hebat, muntah, mata merah dan
penglihatan yang turun mendadak sedangkan pada pasien tidak terdapat
gejala tersebut
 ODS Glaukoma Sekunder Sudut Terbuka disingkirkan karena merupakan salah
satu komplikasi dari katarak hipermatur adalah glaukoma sekunder sudut
terbuka, sedangkan pada pasien ini stadium katarak masih dalam stadium
imatur.
 ODS Glaukoma Sekunder sudut tertutup ex causa katarak immatur disingkirkan,
salah satu komplikasi katarak immatur adalah glaukoma sekunder primer sudut
tertutup karena COA yang menjadi dangkal, sedangkan pada pasien ini pasien
sudah menderita glaukoma primer sudut terbuka sebelum terjadinya katarak
immatur dan keadaan COA pasien dalam.
DIAGNOSA BANDING; Katarak
 ODS Katarak Senilis Imatur dipertahankan karena Pada pemeriksaan
didapatkan lensa keruh sebagian, iris shadow (+), fundus reflek agak suram
dan tidak terdapat riwayat Diabetes mellitus dan trauma pada mata
disangkal.
 ODS Katarak Imatur Traumatika disingkirkan karena pada katarak immatur
traumatika terdapat lensa keruh sebagian dan riwayat trauma terkena
benda tumpul sedangkan pada pasien ini lensa keruh sebagian bukan
karena ada riwayat trauma.
 ODS Katarak Senilis Matur disingkirkan karena pada katarak senilis matur
lensa sudah keruh total, tidak terdapat iris shadow dan tidak ada fundus
refleks , sedangkan pada pasien ini lensa keruh sebagian,terdapat iris
shadow dan fundus refleks.
 ODS Katarak Komplikata Diabetes Melitus disingkirkan karena pada
katarak komplikata diabetes melitus terdapat riwayat DM sedangkan pada
pasien ini tidak tedapat riwayat DM.
DIAGNOSIS BANDING; Presbiopi

 ODS Presbiopi dipertahankan karena pasien berusia >40 tahun dan


mengalami kesulitan saat melihat jarak dekat seperti membaca
dan lebih baik bila dijauhkan.

 ODS Hipermetropia disingkirkan karena pasien tidak mengalami


gejala kabur bila melihat jauh dan lebih kabur lagi saat melihat
dekat.
DIAGNOSIS KERJA

 ODS Glaukoma Primer Sudut Terbuka


 ODS Katarak Immatur
 ODS Presbiopia
Penatalaksanaan; ODS Glaukoma Primer sudut terbuka

 Medikamentosa
 Oral :
 Untuk mengurangi masuknya humor aquos ke dalam mata
 Carbonic Anhidrase Inhibitor
 acetazolamide 250 mg ,1/2-4 tablet/hari

 Topikal :
 A. Untuk mengurangi masuknya humor aquos ke dalam mata
 Beta Blocker
 Beta 1: Betaxolol larutan 0,5%, suspension 0,25%, 12-18 jam, S 1 DD gtt 1 OS
 Beta 1 dan Beta 2 :
 Timolol larutan 0,25 %-0,5%, 1-2x/hari, 12-24 jam, S 2 DD gtt 1 OS
 Levobunolol larutan 0,25% 1-2x/hari, 12-24 jam, S 2 DD gtt OS
Penatalaksanaan; ODS Glaukoma Primer sudut terbuka

 Carbonic Anhidrase Inhibitor


 Dorzolamide 2% 2-3x/hari. 8-12 jam, S 2 DD gtt 1 OS
 Brinzolamide suspensi 1% 2-3/hari, 8-12 jam, S 2 DD gtt 1 OS

 Parenteral : Manitol ( untuk menurunkan TIO saat akan dilakukan


tindakan bedah operatif)
 Operatif : Trabekulopasti Laser
 Non Medikamentosa : -
Penatalaksanaan; ODS Katarak Imatur
 Medikamentosa :
 Oral :-
 Topikal : CaCl anhidrat 0,075 gr, kalium iodide 0,075 gr,
natrium tiosufa 0,00075 gr, fenil merkuri nitrat 0,3 mg
(Catarlent) 3 dd gtt ODS
 Parenteral :-
 Operatif : Ekstraksi Katarak :
 (Usulan)Fakoemulsifikasi : dengan menggunakan gelombang
ultrasonik.

 Non Medikamentosa : -
Penatalaksanaan; Presbiopi

 Presbiopi
 Medikamentosa :
 Oral / sistemik : -
 Topikal : -
 Parenteral : -
 Operatif : -
 Non Medikamentosa : dengan kacamata Sferis +3,00 Dioptri
sesuai dengan umur pasien >= 60 tahun
Komplikasi

 ODS Glaukoma primer sudut terbuka


 -Glaukoma Absolut
 ODS Katarak Imatur
 -Komplikasi Pre Operatif
 Glaukoma sekunder sudut tertutup
 -Komplikasi Post Operatif
 iris tremulans pada operasi katarak dengan afakia.

 ODS Presbiopi
PROGNOSIS
Rujukan

 Dalam kasus ini dilakukan rujukan ke IPD karena dari


pemeriksaan klinis ditemukan kelainan yang
berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya
yaitu Hipertensi.
Edukasi; Glaukoma
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan sudah tidak bisa
kembali seperti sedia kala
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan glaukoma yang
diberikan bukan bertujuan untuk menyembuhkan melainkan untuk
menjaga tekanan bola mata agar tetap normal dan tidak
berkembang menjadi kebutaan.
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pengobatan yang dijalankan
harus dilakukan seumur hidup.
 Menjelaskan agar pasien tetap kontrol rutin agar mencegah
perburukan gejala
 Penyakit ini tidak nyata di pengaruhi oleh emosi
 Minum tidak boleh sekaligus banyak, karena dapat menaikan tekanan
bola mata
 Tekanan darah tinggi lama bila diturunkan dengan cepat akan
mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan
bola mata
 Kontrol rutin tiap 1 bulan ke poli mata
Edukasi; Katarak
 Menjelaskan kepada pasien bahwa penglihatan kabur pada mata
kanan dan kiri disebabkan oleh lensa yang keruh yang disebut katarak.
Dikarenakan pertambahan umur yang dialami oleh pasien.
 Memberi penjelasan bahwa kekeruhan yang ada pada lensa semakin
lama akan semakin berat seiring berjalannya waktu, sehingga
penurunan visus dapat terus terjadi
 Menjelaskan bahwa obat-obatan yang diberikan hanya untuk
mengurangi gejala-gejala yang ada tanpa membantu dalam
perbaikan penglihatan kembali, untuk membantu dalam perbaikan
penglihatan, cara yang dapat dilakukan adalah dengan operasi
 Menjelaskan bahwa bila katarak sudah matang, maka harus dilakukan
operasi supaya penglihatan pasien membaik
Edukasi; Katarak
 Pada pasien dengan katarak imatur dapat dilakukan operasi
dengan phacoemulsifikasi namun bila pasien menolak, dapat
disarankan untuk menunggu hingga katarak ‘matang’ dan
dilakukan operasi EKEK
 Menjelaskan kepada pasien bahwa pada mata kiri maupun kanan setelah
operasi katarak tidak bisa menjamin penglihatan kembali menjadi baik
karena ada penyakit lain yang menyebabkan penglihatannya menurun
yaitu glaukoma.
 Menjelaskan pada pasien apabila pasien dulunya menggunakan
kacamata untuk membaca, dan sekarang bisa membaca tanpa
kacamata itu fase dari penyakit pasien.
 Menjelaskan kepada pasien operasi katarak pada mata kanan bukan
untuk mengembalikan penglihatan pasien, namun untuk menjaga tekanan
bola mata agar tetap normal.
 Pasien diberitahu bahwa sebaiknya dilakukan terapi operasi kombinasi
untuk mengobati katarak dan glaukoma nya, namun operasi akan lebih
kompleks dan lebih mahal
 Kontrol mata secara berkala setiap bulan
Edukasi; Presbiopia

 Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan


kacamata baca apabila membaca agar mata tak
cepat lelah
 Menjelaskan kepada pasien bahwa kacamata yang
digunakan bukan untuk mengurangi kabur akibat proses
katarak melainkan sebagai alat bantu untuk membaca/
melihat jarak dekat.
 Menjelaskan bahwa ukuran kacamata pasien akan
menetap seumur hidup.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI KORPUS SILIARIS
Aliran dan Fisiologi Humor Aquos

• Dibentuk dari plasma darah dan disekresikan oleh epitelium siliaris nonpigmentasi.
• Merupakan sumber nutrisi untuk lensa dan kornea,
• Dibentuk dalam mata rata-rata 2-3 mikroliter tiap menit oleh epitelium siliaris
GLAUKOMA PRIMER SUDUT TERBUKA
Etiopatogenesis
 Belum diketahui secara pasti.
 Faktor Risiko dan Predisposisi :
 Herediter. Terjadi peningkatan resiko sekitar 10% mengidap glaukoma
sudut terbuka primer pada orang yang bersaudara.
 Usia. Resiko mengidap penyakit ini meningkat seiring bertambahnya
usia. Penyakit ini lebih sering terjadi pada decade ke-5 dan ke-7.
 Ras. Lebih sering dan lebih berat pada ras kulit hitam dibandingkan
dengan ras kulit putih.
 Miopia. Lebih sering terjadi pada orang miopia daripada orang normal.
 Lebih sering terjadi pada orang dengan DM, Hipertensi, penyakit
kardiovaskuler, merokok, oklusi vena retina, dan penderita tirotoksikosis.
 Patogenesis peningkatan TIO.
 Peningkatan resistensi pada trabekula meshwork.
 Peningkatan produksi dari humor akuos itu sendiri.
Klasifikasi
 Glaukoma Kongenital
 Glaukoma Akuisita
 Glaukoma Primer
 Glaukoma primer sudut terbuka
 Glaukoma primer sudut tertutup
 Glaukoma Sekunder
 Glaukoma sekunder sudut terbuka
 Glaukoma sekunder sudut tertutup
Gejala Klinis
 Biasanya terjadi secara tiba-tiba dan asimptomatik, sampai terjadi penurunan
penglihatan.
 Beberapa pasien mengeluhkan adanya defek lapangan pandang apabila
sudah mencapai stadium lanjut.
 Terjadi kesulitan dalam kemampuan membaca dekat akibat kegagalan
akomodasi karena adanya tekanan pada muskulus siliaris dan suplai darah
sehingga penderita mengganti kaca mata bacanya secara berulang-ulang.
 Terjadi keterlambatan dalam adaptasi gelap.
 Riwayat penggunaan kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
Tanda Klinis
 Pada pemeriksaan penyinaran oblik atau dengan slit-lamp didapatkan bilik
mata depan normal.
 Peningkatan TIO yang dapat diukur dengan tonometri Schiotz, aplanasi
Goldmann dan Non Contact Tonometry (NCT). Peningkatan TIO pada
glaukoma yang disebabkan kortikosteroid biasanya terjadi secara perlahan-
lahan.
 Atrofi optik glaukomatous
 Defek lapangan pandang
Tanda Klinis; Early glaucomatous
changes
 Perubahan cup menjadi lebih oval dibagian vertikal akibat adanya
kerusakan pada jaringan saraf dibagian kutub inferior dan superior.
 Asimetri dari cup (cekungan ) papil saraf optik.
 Cup yang besar (normal 0,3-0,4)
 Perdarahan disekitar papil saraf optik.
 Diskus tampak lebih pucat.
 Atrofi dari papil saraf optik.
Tanda Klinis; Advanced
glaucomatous changes
 Ekskavasi dari cup sampai ke diskus saraf optik
dengan CDR : 0,7 – 0.9
 Penipisan jaringan neuroretinal.
 Adanya pergeseran ke nasal dari pembuluh darah
retina.
 Pulsasi dari arteriol retina mungkin tampak saat TIO
sangat tinggi dan patognomonik untuk glaukoma.
 Lamellar dot sign
DIAGNOSIS BANDING
 Glaukoma Primer Sudut terbuka
 Glaukoma Absolut
 Glaukoma Primer sudut tertutup
 Hipertensi okular
 Glaukoma Tekanan Normal
 Glaukoma Steroid
Diagnosis
Penatalaksanaan
 Medikamentosa
 Oral
 Carbonic Anhidrase Inhibitor
 Topikal
 B-Blocker
 Miotikum
 Parenteral
 Mannitol (Larutan hipertonik)
 Operatif
 Trabekulektomi
 Iridektomi
 Non Medikamentosa : -
Komplikasi dan Prognosis
 KOMPLIKASI
 Berkembang secara perlahan  glaukoma absolut  kemudian terjadi
kebutaan total
 PROGNOSIS
 Apabila obat tetes anti-glaukoma dapat mengontrol TIO pada mata yang
belum mengalami kerusakan glaukomatousa luas  prognosis akan baik
 Apabila proses penyakit terdeteksi secara dini, sebagian besar pasien
glaukoma dapat ditangani dengan baik secara medis.
KATARAK
Anatomi Lensa
Definisi dan Klasifikasi
 Definisi
 Katarak adalah setiap kekeruhan pada lensa. Penuaan
merupakan faktor penyebab katarak yang terbanyak (Riordan-
Eva & Whitcher, 2009).
 Klasifikasi
Kongenital
Senilis

Katarak

Akuisital Traumatika

Komplikata
Klasifikasi berdasar letak kekeruhan
 Katarak Nuklear
 Katarak kortikal
 Katarak subkapsular posterior
Stadium

Insipiens

Immatur

Matur

Hipermatur
Kontroveri dan Manifestasi Klinik
 Kontroversi katarak
 Pasien melihat lebih jelas pada malam hari dibandingkan siang hari di
luar ruangan
 Pasien Presbiop yang menggunakan kacamata, dapat melihat dekat
tanpa kacamata
 Manifestasi Klinik
 Penurunan visus
 Silau
 Perubahan miopik
 Diplopia monocular
 Halo berwarna
 Bintik hitam didepan mata
Diagnosis
 Anamnesis, dari anamnesis didapatakan keluhan pandangan kabur disertai
berkabut dan silau merupakan tanda klinis dari penderita katarak.
 Pemeriksaan visus, menggunakan kartu snellen untuk melihat tajam penglihatan
pasien.
 Pemeriksaan segmen anterior, refleks pupil terhadap cahaya pada katarak masih
normal. Tampak kekeruhan pada lensa terutama bila pupil dilebarkan, berwarna
putih keabu-abuan yang harus dibedakan dengan refleks senil. Diperiksa proyeksi
iluminasi dari segala arah pada katarak matur untuk mengetahui fungsi retina
secara garis besar. Diperiksa juga iris shadow pada pasien yang diduga katarak.
 Pemeriksaan segmen posterior, dapat digunakan oftalmoskop dan slit lamp. Pada
oftalmoskop, sebaiknya pupil dilebarkan. Pada stadium insipien dan imatur
tampak kekeruhan kehitam-hitaman dengan latar belakang jingga, sedangkan
pada stadium matur hanya didapatkan warna kehitaman tanpa latar belakang
jingga atau refleks fundus negatif. Pada slit lamp, dapat dievaluasi luas, tebal dan
lokasi dari katarak.
Penatalaksanaan
 Medikamentosa
 Topikal : CaCl anhidrat 0,075 gr, kalium iodide 0,075 gr, natrium
tiosufa 0,00075 gr, fenil merkuri nitrat 0,3 mg (Catarlent)
 Oral :-
 Parenteral :-
 Operatif :
 Ekstraksi Katarak Intrakapsular
 Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular
 Fakoemulsifikasi
 Small incision cataract surgery

 Non Medikamentosa : -
Komplikasi

 Komplikasi
 Komplikasi Pre Operatif
 Glaukoma sekunder sudut tertutup, terjadi pada katarak intumesen akibat
pencembungan lensa.
 Komplikasi Post Operatif
 iris tremulans pada operasi katarak dengan afakia.
Presbiopi
Definisi dan Etiologi
 Definisi
 Degenerasi lensa sehingga akomodasi melemah/ melambat
 Kelainan refraksi pada mata yang menyebabkan punctum proksimum
mata menjadi jauh
 Etiologi
 Menurunnya daya kontraksi dari otot siliaris sehingga zonulla zinii tidak
dapat mengendur secara sempurna.
 Lensa mata elastisitasnya berkurang pada usia lanjut akibat proses
sklerosis yang terjadi pada lensa mata.
Cara Pemeriksaan

 Pasien duduk dengan jarak 6 meter dari kartu snellen


 Pasien diukur visus jauhnya dengan kartu snellen bila dengan mata
satu per satu, mulai dengan mata kanan dan menutup mata yang
tidak diperiksa.
 Pasien diukur visus dekatnya menggunakan kartu jaeger dengan
menggunakan dioptri yang sesuai dengan umur pasien (1.0 D untuk
usia 40 tahun, +1.5 D untuk usia 45 tahun, +2.0 D untuk usia 50 tahun,
+2.5 D untuk usia 55 tahun,+3.0 D untuk usia 60 tahun) dan target
yang bisa terbaca yaitu pada J6, pemeriksaaan dilakukan satu per
satu mulai dengan mata kanan dan menutup mata yang tidak
diperiksa.
Gejala Klinik

 keluhan saat membaca atau melihat dekat menjadi kabur dan


membaca harus dibantu dengan penerangan yang lebih kuat
(pupil mengecil), serta mata menjadi cepat lelah.
 Keadaan ini bila tidak dikoreksi akan menimbulkan gejala astenopia
yaitu mata lekas lelah, berair, pusing, cepat mengantuk.
 Pemeriksaan presbiopia mempergunakan tes Jaeger.
Diagnosa Banding

 Presbiopi oleh karena degenerasi lensa sehingga akomodasi


menjadi lambat dan perubahan pungtum proksimum
 Hipermetropia oleh karena sinar sejajar jauh jatuh di belakang retina
dan sinar sejajar dekat jatuh lebih jauh di belakang retina
Tatalaksana
 Medikamentosa
 Oral :-
 Topikal :-
 Parenteral :-
 Operatif :-
 Non medikamentosa
 Pada kacamata baca diperlukan koreksi atau penambahan sesuai
dengan bertambahnya usia pasien biasanya adalah :
 +1.0 D untuk usia 40 tahun
 +1.5 D untuk usia 45 tahun
 +2.0 D untuk usia 50 tahun
 +2.5 D untuk usia 55 tahun
 +3.0 D untuk usia 60 tahun
Terima Kasih

You might also like