Professional Documents
Culture Documents
anesthesia
General anesthesia
Recovery
1
Urutan tindakan anestesia umum
4a_Anesthesia 4
Contoh kasus
4a_Anesthesia 5
Evaluasi pre-op
4-Q + 3-M
4a_Anesthesia 6
Contoh kasus “pasien sesak”
yang ternyata decompensatio cordis
4a_Anesthesia 7
Contoh kasus “pasien sesak”
yang ternyata decompensatio cordis
4a_Anesthesia 8
SERANGAN ASMA AKUT
GEJALA
Nadi Kurang dari 100 100 – 120 Lebih dari 120 Bradikardi
Mencegah kematian
Pengobatan awal
Hirup agonis beta 2 aksi pendek 2-4 semprot, sampai 3 x setiap 20
menit atau nebulizer sekali
Penatalaksanaan eksaserbasi di Rumah (2)
Respons baik Respons tidak lengkap Respons buruk
Eksaserbasi ringan Eksaserbasi sedang Obstruksi berat
• APE >80% prediksi/nilai • APE 50-80% prediksi/nilai • APE < 50% prediksi/nilai
terbaik terbaik terbaik
• Tidak ada mengi/sesak • Mengi dan sesak napas • Mengi dan sesak napas
• Respons terhadap agonis menetap sangat menonjol
2 bertahan > 4 jam • Tambahkan kortikosteroid • Tambahkan kortikosteroid
• Agonis 2 dapat dilanjutkan oral oral
setiap 3-4 jam selama 24-48 • Lanjutkan agonis 2 • Ulangi agonis 2 segera
jam • Jika serangan sangat
• Penderita yang sedang berat / tidak responsif,
menggunakan kortikosteroid hubungi dokter & segera
hirup, dosis didobel untuk 7- pergi ke gawat darurat
10 hari
Hubungi dokter untuk instruksi Hubungi dokter segera (hari Rujuk ke ruang gawat
lebih lanjut ini) untuk instruksi lebih lanjut darurat
Penatalaksanaan eksaserbasi
di rumah sakit
• Eksaserbasi berat asma merupakan
kegawatdaruratan medis yang
mengancam jiwa
• Penanganan harus cekatan dan paling
aman jika dilakukan di rumah sakit
Apa yang dilakukan ?
• Evaluasi pre op yang baik
• Seberapa berat asmanya (jika attack)
• Apa pemicu kekambuhannya
• Apakah operasinya bisa ditunda dulu untuk
memperbaiki asmanya
• Jika emergency bagaimana memberikan bantuan
anestesi nya
• Apakah ada obat anestesi yang bersifat
bronchodilator yang sangat kuat
17
ASA Grades
Airway management
• Mallampati presentations
• McCormack and Lehane grade
• LEMON rule
• 3-3-2
Pasien Diabetes Mellitus
• Terapi Insulin agar Gula Darah Puasa < 150
• Bila terapi semula OAD, di switch ke Insulin
• Evaluasi dan perbaiki target organ yang kena
– PJK ?
– Hipertensi ?
– Hipercholesterol ?
– Nephropathy ?
4a_Anesthesia 22
Pasien hipertensi 180/100
Apa bahaya Hipertensi pada tindakan anestesi dan
operasi
• Obati hingga SBP optimal untuk perfusi organ
(turunkan 15-25%)
• Apakah pasien benar-benar hipertensi atau cemas dan
takut
• Apa yang dimaksud dengan tensi “BASAL”
• Evaluasi dan perbaiki target organ
• Penuhi hidrasi yang adekwat = normovolemia
4a_Anesthesia 23
• Koreksi K dan Natrium
Batuk pilek (Upper Resp Tract Infection)
4a_Anesthesia 24
Peny Jantung Koroner
• Kurangi oxygen demand myocard
– cegah tachycardia
– kendalikan hipertensi
• Kurangi oxygen demand tubuh
– atasi nyeri, demam, gelisah
• Perbaiki coronary vasodilation kalau masih bisa
4a_Anesthesia 25
Puasa
• Tujuan
– Mengosongkan lambung agar tidak ada
sisa makanan yang bisa dimuntahkan
– Mengurangi produksi asam lambung
– Mengurangi risiko aspirasi ke paru
4a_Anesthesia 26
Puasa
• Tatalaksana
– makanan padat / susu terakhir 6 jam pra-anestesia
– khusus untuk operasi usus diperlukan puasa lebih
lama karena perlu sterilisasi usus dengan antibiotika
– air putih / teh manis terakhir 2 jam pra-anestesia
• Anak / bayi mudah dehidrasi, jadi jangan terlalu
lama puasa
– air putih / teh manis terakhir 2 jam pra-anestesia
4a_Anesthesia 27
pasien puasa meski sp 21 jam, 67% lambungnya masih berisi
cairan dalam jumlah yang berbahaya (> 0.4 ml/kg)
jam puasa
25
20
15
10
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
isi lambung ml / kg BB
4a_Anesthesia 28
puasa 6 jam, 71% masih berisi cairan dlm jumlah berbahaya
puasa 10 jam, 75% yang masih berbahaya
jam puasa
25
20
15
10 jam
10
6 jam
5
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5
isi lambung ml / kg BB
4a_Anesthesia 29
Pasien puasa 8 jam, anestesia spinal, muntah 500 cc
4a_Anesthesia 30
Pada bedah darurat, puasa tidak dilakukan
karena menghambat operasi
4a_Anesthesia 31
Pengosongan lambung
• Pasang pipa lambung besar (Fr 18-20)
• Hisap berulang-ulang sampai benar-benar kosong
• Kalau ada, beri antasida > 30 menit pra-anestesia
– Mg-trisilikat (Gelusil biasa, Alumy) 20 cc
4a_Anesthesia 32
4a_Anesthesia 33
Premedication
• The goal of premedication is to have the patient arrive in
the operating room in a calm, relaxed frame of mind
The most commonly used premedication is midazolam, a
short-acting benzodiazepine
• In anticipation of surgical pain, nonsteroidal anti-
inflammatory drugs or acetaminophen can be administered
preemptively.
• When a history of gastroesophageal reflux exists, H2
blockers and antacids may be administered.
• Drying agents (eg, atropine, scopolamine) are
administered routinely in anticipation hipersecretion and
bradikardi of a endotracheal intubation or surgical
stimulation
Premedikasi
• Tujuan
– memberi sedatif & analgesia agar tenang
• Obat yang dipakai
– sedatif (Valium, Midazolam)
– drying agent (atropin)
– narkotik (pethidin, morfin)
4a_Anesthesia 35
Dosis premedikasi
• Drying agent : atropin
– pasien dewasa 0.25-0.50 mg im 45-60 menit pra-
anestesia
– pasien anak 0.01 mg/kg, maximum 0.5 mg im
39
Anestesia umum
• Siapkan oksigen
• Siap jalan nafas dan alat nafas buatan
• Pasang tensimeter dan pulse oksimeter
• Siapkan jalur infusi intra vena & cairan
• Siap alat dan obat resusitasi
4a_Anesthesia 40
1. Lampu laryngoscope menyala terang putih
2. Ukuran blade sesuai pasien
3. Ada beberapa ukuran ETT, spuit untuk cuff
4. Ada oropharynx, stylet, konektor
4a_Anesthesiaantara ETT ke pipa anestesia
41
Induksi anestesia
• Berikan oksigen 100% selama 5 menit
sebelum induksi dimulai
– denitrogenasi FRC, dari 16% O2 jadi 100%
• thiopental iv (Pentothal) atau propofol
– dipakai jika pasien tidak hipotensi / tidak shock
• ketamin iv / im
– dipakai jika pasien hipotensi / pernah shock
– tidak boleh dipakai jika TIK naik, trauma kepala,
hipertensi
4a_Anesthesia 42
Tindakan anestesia umum
4a_Anesthesia 43
Tindakan anestesia umum
4a_Anesthesia 44
4a_Anesthesia 45
Setelah tube masuk,
tiup cuff, beri oksigen 100%
Selama anestesia,
nafas dibantu
4a_Anesthesia 46
Sistem anestesia
breathing tubes
vaporizer P
canister sodalime
(CO2 absorber)
Flowmeter
oksigen
4a_Anesthesia 47
4a_Anesthesia 48
Setelah anestesia selesai, pasien yang belum sadar baik
mungkin masih harys dibantu nafas buatan
4a_Anesthesia 49
Recovery & Post-op care
pengawasan teliti atas
4a_Anesthesia 50
Posisi dijaga agar
tidak muntah masuk paru
(aspirasi)
MASA RECOVERY
Dijaga agar
waktu gelisah tidak jatuh
Nafas dibantu oksigen
Tekanan darah dipantau
4a_Anesthesia 51
Tambahkan oksigen
4a_Anesthesia 52
Kesadaran
4a_Anesthesia 53
Analgesia
• Nyeri pasca bedah intensitasnya tinggi pada 6 jam
pertama dan bertahan sampai 24 jam sebelum
akhirnya menurun
• Setelah 24 jam nyeri akan banyak berkurang
• Nyeri menyebabkan pembatasan gerak
– gerak nafas menurun = hipoventilasi
– tekanan darah naik, nadi cepat / aritmia
• Ada 2 jenis nyeri :
– nyeri diam
– nyeri pada gerakan
4a_Anesthesia 54
Pilihan analgesia
• Narkotik • Depresi nafas,
– morfin, pethidin, vasodilatasi, hipotensi,
tramadol TIK naik
• NSAID • Menggangu ginjal dan
– ketorolac, ketoprofen, memperpanjang waktu
COX inhibitor perdarahan
• Paracetamol • Overdose merusak
• Metamizol dll liver
• Aspirin • Menambah perdarahan
4a_Anesthesia 55
Postop Nausea Vomiting (PONV)
• Bisa dipicu oleh
– stimulasi pada chemoreceptor trigger zone (CTZ)
– stimulasi pada organ keseimbangan (vestibulair)
– excess serotonin
• Dapat diredam dengan
– anti-histamin : promethazin (phenergan), antistin
– droperidol
– metoclopramide (primperan)
– setron (ondansetron, granisteron)
4a_Anesthesia 56
Jika sudah sadar baik, posisikan ½ duduk
4a_Anesthesia 57
Rawat luka dengan steril
Luka terbuka dirawat dengan antiseptik
4a_Anesthesia 58
Pasien dengan banyak drain harus diperhatikan teliti
4a_Anesthesia 59
URINE
-jumlah
-warna
-kepekatan
4a_Anesthesia 60
CAIRAN LAMBUNG
-jumlah
-warna, pH
4a_Anesthesia 61
WSD-pleura
-jumlah
-tekanan
4a_Anesthesia 62
Kapan pasien kembali ke ruangan?
• Sadar bicara
• Nafas bebas
– tidak ada keluhan sesak
– lega meski tanpa oksigen
• Tekanan darah stabil
– tidak ada perdarahan besar
• Balans cairan harus diawasi terus bersama
pengamatan semua fungsi vital
4a_Anesthesia 63
Kapan pasien boleh pulang ?
4a_Anesthesia 64
?
4a_Anesthesia 65